Pengembangan kurikulum
curriculum development
adalah suatu kegiatan sistematis, terencana terdiri atas kegiatan pengembangan ide kurikulum
curriculum idea
, dokumen kurikulum
curriculum construction
, implementasi kurikulum
curriculum implementation
, dan evaluasi kurikulum
curriculum evaluation
. Keempat dimensi pengembangan kurikulum ini saling terkait dan merupakan suatu kesatuan keseluruhan proses pengembangan.
Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa. Jadi bagaimana strateginya agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Walaupun kurikulum merupakan sejumlah program, namun program itu harus menyentuh kepentingan pembelajaran peserta didik. Intinya kurikulum itu
hidup apabila terjadi upaya pembelajaran dari peserta didik guru perlu didorong untuk terus menyempurnakan strategi tersebut.
Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang dialami oleh siswa yang membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan produktivitas belajar.
Strategi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga sampai evaluasi perlu didukung oleh sumber daya yang memadai. Pengelolaan kurikulum ditinjau dari kurun waktu bisa hort term dan long
term yang penting ada keterkaitan, komprehensif, dan keberlanjutan antara satu program dengan program berikutnya. Dengan demikian, pengertian dari pengelolaan kurikulum adalah merupakan
upaya mengoptimalkan pengalaman-pengalaman belajar siswa secara produktif. Tahapan pelaksanaan kurikulum meliputi: 1 perencanaan, 2 pengorganisasian dan
koordinasi, 3 pelaksanaan, serta 4 pengendalian. Dinas pendidikan KabupatenKota dan propinsi memiliki peran dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik
daerah serta segala potensi yang dimilikinya, sehingga kurikulum yang dikembangkan Daerah Tingkat I dan daerah Tingkat II dan berlaku pada wilayah tersebut. Kurda merupakan bagian dari
Kurikulum 2013. Kurda berupa mata pelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah daerah.
C. Manajemen Implementasi Kurikulum
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para penyusun kurikulum makro atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan
tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum mikro yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan dan pihak-pihak lain yang terkait
dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam
melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum disetiap jenis dan jenjang pendidikanpersekolahan. Dengan posisinya yang penting tersebut, maka dalam penyusunan dan
pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses penyelengaraan pendidikan, sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan
pembelajaran secara efektif dan efisien. kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaan¬nya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah MBS dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan
memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar masyarakat merasa memiliki sekolah. Sehingga terbentuk sinerjik antara sekolah dengan masyarakat untuk
mewujudkan program-program sekolah. Dengan demikian keterlibatkan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu dan mengontrol
implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum,
menentuk¬an prioritas
kurikulum, melaksanakan
pembelajaran, menilai
kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun
pada pemerintah. Manajemen kurikulum dan pembelajaran diarahkan agar proses pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang telah dirumuskan. Guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum agar proses belajar mengajar memiliki makna yang mendalam pada diri siswa dan
guru. Kepala sekolah juga bertanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran serta melakukan supervisi dalam pelaksanaannya.
Kepala sekolah bekerja keras dan bertanggung jawab dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap perbaikan dan pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Untuk
ketercapaian program kurikulum dan pembelajaran yang efektif, kepala sekolah bersama guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan,
catur wulan dan bulanan. Sedangkan program mingguan atau satuan pelajaran satpel, wajib dipahami dan didalami guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Agar proses belajar
mengajar berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah-langkah dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah perlu diperhatikan. Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah
melalui empat tahap yaitu: a perencanaan, b pengorganisasian dan koordinasi, c pelaksanaan, dan d pengendalian.
D. Penelitian Yang Relevan