27
E. Problema Kesulitan Belajar
a. Kesulitan Belajar
Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “
Learning Disability
” yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata
disability
diterjemahkan ”kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar. Istilah lain
learning disabilities
adalah
learning difficulties
dan
learning differences
. Ketiga istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang berbeda.
Di satu pihak, penggunaan istilah
learning differences
lebih bernada positif, namun di pihak lain istilah
learning disabilities
lebih menggambarkan kondisi faktualnya. Untuk menghindari bias dan
perbedaan rujukan, maka digunakan istilah Kesulitan Belajar.
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,
kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelaajri, kadang- kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya
tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumlah pada setiap anak
didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar.
Kesulitan belajar dapat diartikan “ kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran atau informasi yang dib
erikan”. b.
Faktor-faktor yang menyebabkan Kesulitan Belajar
28
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu berikut ini:
25
a. Faktor intern faktor dari dalam diri manusia itu sendiri yang meliputi:
Faktor fisiolog
1. Karena sakit
Seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah.
Akibatnya rangsangan yang diterima melalui indranya tidak dapat diteruskan ke otak. Lebih-lebih sakitnya lama, sarafnya
akan bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan tertinggal jauh dalam
pelajarannya. Seorang petugas diagnostik harus memeriksa kesehatan
murid-muridnya, barangkali
sakitnya yang
menyebabkan prestasinya rendah. 2.
Karena faktor kurang sehat Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan
belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, pikiran terganggu.
Karena hal-hal ini, maka penerimaan dan respons pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal
memproses, mengelola, menginterpretasi dan mengorganisasi
25
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar …, hal 78-79
29
bahan pelajaran melalui indranya. Perintah dari otak yang berlangsung kepada saraf motorik yang berupa ucapan, tulisan,
hasil pemikiranlukisan menjadi lemah juga. Karena itu, maka seorang guru atau petugas diagnostik harus meneliti kadar gizi
makanan dari anak.
3. Sebab karena cacat tubuh
Cacat tubuh dibedakan atas : a.
Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, gangguan psikomotor.
b. Cacat tubuh yang tetap serius seperti buta, tuli, bisu,
hilang tanganya dan kakinya. Bagi golongan yang serius, maka harus masuk
pendidikan khusus seperti SLB, bisu, tuli. Bagi golongan yang ringan, masih banyak mengikuti pendidikan umum, asal guru
memperhatikan dan menempuh placement yang cepat. Misalnya; Bagi anak yang kurang mendengar, mereka
ditempatkan pada deretan paling depan, agar suara guru masih keras didengar. Anak yang kurang pendengaranya di sebelah
kiri harus duduk pada meja sebelah kiri, dan anak yang kurang pendengaran di sebelah kanan harus duduk pada meja sebelah
kanan, agar telinga mereka dapat berfungsi dengan baik.
30
Dengan cara ini diharapkan mereka masih dapat mendengar suara-suara guru dan temannya.
b. Faktor psikologi
Apabila digolongkan dirinci faktor rohani itu meliputi: 1.
Inteligensi Anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan segala
persoalan yang dihadapi.Anak yang normal 90-110 dapat menamatkan SD tepat pada waktunya.Mereka yangmemiliki IQ
110-140 dapat digolongkan cerdas, 140 ke atas tergolong genius.Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat
menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Jadi semakin tinggi IQ seseorang akan makin cerdas pula. Mereka yang
mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental
mentally deffective
.Anak inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.Mereka itu digolongkan atas debil, embisil,
ediot. 2.
Bakat Bakat adalah potensikecakapan dasar yang dibawa
sejak lahir.Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda- beda. Seseorang yang berbakat musik mungkin di bidang lain
ketinggalan. Seseorang yang berbakat di bidang teknik tetapi di bidang olahraga lemah.
3. Minat
31
Tidak adanya minat seseorang anak tehadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada
minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai
dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya.
4. Motivasi
Motivasi sebagai faktor inner batin berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar.
Motivasi dapat menentukan nasib baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan
semakin besar kesuksesan belajarnya. 5.
Faktor kesehatan mental Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek,
tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal
balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik. Demikian juga belajar
yang selalu keras akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan
mental. 6.
Tipe-tipe khusus seseorang belajar
32
Kita mengenal tipe-tipe belajar seorang anak. Ada tipe visual, motoris, dan campuran.
Seseorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik,
gambar. Sebaliknya merasa sulit apabiladihadapkan bahan- bahan dalam bentuk suara, atau gerakan.
Anak yang bertipe auditif, mudah mempelajari bahan yang disajikan dalam bentuk suara ceramah.
Individu yang bertipe motorik, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit
mempelajari bahan yang berupa suara dan penglihatan.
26
b. Faktor esktern faktor dari luar manusia meliputi:
Faktor-faktor non-sosial kluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan
pertama. Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk faktor ini antara lain adalah sebagai
berikut: a.
Faktor orang tua Cara mendidik anak
Orang tua
yang tidakkurang
memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak
26
Abu Ahmad Widodo Supriono, Psikologi Belajar,..........., hal.79-85.
33
memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.
Hubungan orang tua dan anak Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan.
Faktor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak. Yang dimaksud hubungan adalah kasih sayang penuh
pengertian, atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan dan lain-lain. Kasih sayang dari orang tua,
perhatian atau penghargaan kepada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi anak. Kurangnya kasih sayang akan
menimbulkan emosional insecurity. Demikian juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh akan menyebabkan hal yang
serupa. Kasih sayang orang tua dapat berupa: Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk
omong-omong bergurau dengan anak-anaknya. Biasakan orang tua membicarakan kebutuhan keluarga
dengan anak-anaknya. Bimbingan dari orang tua merupakan contoh terdekat
dari anak-anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya.
Suasana rumahkeluarga Suasana rumah yang sangat ramaigaduh, tidak
mungkin anak dapat belajar dengan baik. Anak akan
34
selalu terganggu konsentrasinya, sehingga sukar untuk belajar.
b. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi digolongkan dalam: Ekonomi yang kurang miskin
Keadaan ini akan menimbulkan: - Kurangnya alat-alat belajar.
- Kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua. - Tidak mempunyai tempat belajar yang baik.
Ekonomi yang berlebihan kaya Keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama,
di mana ekonomi keluarga berlimpah ruah. Mereka akan menjadi segan belajar karena ia terlalu banyak bersenang-
senang. c.
Sekolah Yang dimaksud sekolah, antara lain adalah:
Guru Guru dapat menjadi sebab kesulitan belajar, apabila:
a. Guru tidak kualified, baik dalam pengambilan metode
yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang dipegangnya.
b. Hubungan guru dengan murid tidak baik.
35
c. Guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan
anak. d.
Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar.
e. Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan
kesulitan belajar, antara lain: -
Metode mengajar yang mendasarkan diri pada latihan mekanis tidak didasarkan pada pengertian.
- Guru dalam mengajar tidak menggunakan alat
peraga yang memungkinkan semua alat indranya berfungsi.
- Metode mengajar yang menyebabkan murid pasif,
sehingga anak tidak ada aktivitas. -
Metode mengajar tidak menarik, kemungkinan materinya tinggi, atau tidak menguasai bahan.
- Guru hanya menggunakan satu metode saja dan
tidak bervariasi. Faktor alat
Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran tidak baik, terutama pelajaran yang
bersifat praktikum. Kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar. Misalnya,
36
mikroskop, gelas ukuran, teleskop, overhead proyektor, slide, dan lain-lain.
Kondisi gedung Terutama ditunjukan pada ruang kelasruangan
tempat belajar anak. Ruangan harus memenuhi syarat kesehatan seperti:
a. Ruangan harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar
dapat masuk ruangan, sinar dapat menerangi ruanagan. b.
Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor. c.
Lantai tidak becek, licin atau kotor. d.
Keadaan gedung yang jauh dari tempat keramaian pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain sehingga anak
mudah konsentrasi dalam belajarnya. Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik, misalnya: a.
Bahan-bahannya terlalu tinggi. b.
Pembagian bahan tidak seimbang kelas 1 banyak pelajaran dan kelas-kelas di atasnya sedikit pelajaran.
c. Adanya pendataan materi. Hal-hal itu akan membawa
kesulitan belajar
bagi murid-murid.
Sebaliknya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak, akan
membawa kesuksesan dalam belajar. Waktu skolah dan disiplin kurang
37
Apabila sekolah masuk sore, siang, malam, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk
menerima pelajaran. Di samping itu, pelakasanaan disiplin yang kurang, misalnya murid-murid liar. Sering terlambat
datang, tugas yang diberikan tidak dilaksanakan, kewajiban dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali. Lebih-lebih lagi
gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam pelajaran.
Faktor-faktor social 1.
Faktor media massa dan lingkungan sosial Faktor media massa meliputi: bioskop, TV, surat kabar,
majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita. Hal-hal itu akan menghambat belajar apabila anak terlalu banyak waktu
yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa akan tugasnya belajar.
2. Lingkungan sosial teman bergaul.
- Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat
masuk dalam jiwa anak. -
Lingkungan tetangga. Corak kehidupan tetangga, misalnya suka main judi, minum arak, mengangur, pedagang, tidak
suka belajar, akan mempengaruhi anak-anak yang bersekolah.
38
- Aktivitas dalam masyarakat. Terlalu banyak berorganisasi,
kursus ini dan itu, akan menyebabkan belajar anak menjadi terbengkalai.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab kesulitan belajar itu karena:
a. Sebab-sebab individual, artinya tidak ada dua orang yang mengalami
kesulitan belajar itu sama persis penyebabnya, walaupun jenis kesulitannya sama.
b. Sebab-sebab yang kompleks, artinya seorang mengalami kesulitan
belajar karena sebabnya bermacam-macam. Menurut para ahli pendidikan, hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor yang terdapat di dalam diri peserta didik itu sendiri yang disebut dengan faktor
internal.Dan faktor yang terdapat di lua diri peserta didik yang disebut dengan eksternal.
Faktor internal atau faktor yang terdapat di dalam diri peserta didik itu sendiri antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik.
2. Kurangnya bakat khusus untuk suatu situasi belajar tertentu.
3. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar, tanpa motivasi yang
besar peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar.
39
4. Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi peserta didik pada
waktu tertentu dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar, misalnya: konflik yang dialaminya, kesedihan dan lain sebagainya.
5. Faktor jasmaniah yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti
gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya.
6. Faktor hereditas bawaan yang tidak mendukung kegiatan belajar,
seperti buta warna, kidal, trepot, cacat tubuh dan lain sebagainya. Adapun faktor yang terdapat di luar diri peserta didik faktor
eksterenyang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah: a.
Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar peserta didik.
b. Situasi dalam keluarga mendukung situasi belajar peserta didik, seperti
rumah tangga yang kacau
broken home
, kurangnya perhatian orang tua karena sibuk dengan pekerjaannya, kurangnya kemampuan orang
tua dalam memberi pengarahan dan lain sebagainya. c.
Situasi lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang
kurang memadai, gangguan kebudayaan, film, bacaan, permainan elektronik
play station
dan sebagainya.
27
Dari uraian diatas, kiranya dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa pada dasarnya ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan
27
Hellen, Bimbingan dan Konseling dalam Islam …, hal 130-132
40
belajar siswa, yakni faktor yang terdapat dalam diri siswa itu sendiri faktor intern dan faktor yang ada di luar diri siswa faktor ekstern baik
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun masyarakat sekitar. Dengan mengetahui latar belakang kesulitan siswa, akan memberikan
kemudahan bagi guru dalam membantu mengatasi kesulitan belajar siswa tersebut, serta akan memberikan suatu pemahaman bahwa meskipun siswa
itu memiliki kesulitan yang relatif sama, akan memiliki latar belakang yang berbeda. Dengan demikian bantuan yang diberikanpun akan
cenderung berbeda pula.
F. Gejala Kesulitan Belajar