Kata Sapaan Bahasa Batak Toba

angkang doli bagi istri Carles, sedang wanita ini adalah anggi boru bagi Bonar serta istrinya. Sebaliknya di antara istri Bonar dan Carles tidak ada jarak sama sekali, sebab Carles patut memperlakukan istri abangnya itu seolah-olah ibunya, jadi boleh saja ia menyapa dengan ho. Istri Bonar adalah angkang boru bagi Carles, dan pria ini adalah anggi doli bagi istri Bonar. Diantara istri Bonar dan istri Carles biasa saja, tidak ada jarak.

4.2 Kata Sapaan Bahasa Batak Toba

Kata sapaan Bahasa Batak Toba merupakan sapaan yang sering digunakan oleh orang Batak dalam memulai percakapan. Biasanya dalam percakapan akan dimulai dengan kata ‘Horas Lae’. Kata sapaan ini biasanya digunakan untuk memulai percakapan. Dalam masyarakat Batak Toba terdapat 47 kata sapaan. Dari ke-47 kata sapaan itu yang paling banyak ditemukan pada saat pesta perkawinan. Pada saat itulah kata sapaan itu akan digunakan. Menurut Nalom 1999: 3 mengatakan bahwa Dalihan Na Tolu ialah dasar dari kehidupan masyarakat orang Batak. Dalihan Na Tolu artinya tiga dasar dari kehidupan yang harus dipegang oleh masyarakat Batak Toba. Dahulu orang tua memasak membuat tiga batu sebagai pondasi. Bila salah satu dari batu ini tidak ada maka tidak akan seimbang, dari situlah makanya orang tua mengambil tiga buah batu itu sebagai Dalihan Na Tolu. Dalam Dalihan na tolu terdapat tiga dasar yang harus dipegang teguh oleh orang Batak, yaitu: Somba UNIVERSITAS SUMATERA UTARA marhula-hula, Elek marboru, dan manat mardongan Tubu. Hula-hula merupakan bagian yang paling tinggi statusnya dalam masyarakat orang Batak. Orang Batak harus hormat kepada hula-hula karena dianggap doa dari hula-hula akan membawa berkat. Kemudian boru dalam masyarakat Batak tidak boleh dimarahi. Boru memiliki bagian yang sangat penting dalam suatu pesta. Tanpa boru pesta tidak akan berjalan dengan lancar karena yang akan menyiapkan semua kebutuhan yang ada dalam pesta itu adalah tugas dari pihak boru. Selain sebagai pelayan boru juga sebagai penopang, misalnya ada masalah yang terjadi dalam suatu acara disinilah peranan boru untuk menengahi masalah tersebut supaya bisa selesai. Dalam orang Batak, Dongan Tubu harus sependapat, sejalan, tidak boleh ada yang sendiri-sendiri dalam mengambil keputusan. Kita harus menjaga persaudaraan agar tidak terjadi kesalah pahaman. Walaupun dari ketiga ini berbeda statusnya, namun harus berdiri sama tinggi, duduk sama rendah agar terjalin keseimbangan dan harus saling tolong- menolong. Seperti umpasa orang Batak napuran tano-tano, rangging marsiranggangan. Badanta padao-dao, tonditta marsigomgoman artinya, walaupun badan kita telah berjauhan namun jiwa kita saling berpegangan. Di bawah ini, merupakan kata sapaan yang ada di masyarakat orang Batak. 1. Ama amang : panggilan terhadap ayah. 2. Amang boru : panggilan terhadap saudara ayah. 3. Amang bao : panggilan seorang wanita kepada suami Eda- nya. 4. Amang Naposo : panggilan seorang perempuan kepada putra dari laki-laki. 5. Amang tua : panggilan terhadap abang dari ayah pak tua. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6. Amang uda : panggilan terhadap adik dari ayah pak uda. 7. Ampara : panggilan terhadap saudara laki-laki yang semarga. 8. Anak : panggilan terhadap anak laki-laki. 9. Anak Buhabaju : panggilan terhadap anak sulung panggilan untuk anak perempuan. 10. Anak Siampudan: panggilan terhadap anak bungsu. 11. Anak Sihahaan : panggilan terhadap anak sulung. 12. Anak Sipaitonga: panggilan terhadap anak yang lahir sesudah anak sulung dan sebelum anak bungsu. 13. Amang Siadopan: panggilan terhadap suami. 14. Anggi : panggilan terhadap adik istri kita yang laki-laki bagi laki laki. 15. Boru : panggilan terhadap anak perempuan. 16. Bere : panggilan terhadap keponakan. 17. Butet : panggilan terhadap anak perempuan yang belum punya nama. 18. Doli-Doli : panggilan terhadap anak laki-laki yang belum berumah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tangga. 19. Dongan Tubu : panggilan terhadap istri saudara laki-laki kita. 20. Eda : panggilan terhadap kakak adik perempuan suami. 21. Haha : panggilan terhadap abang dan kakak kita baik yang pertama, kedua dan yang ketiga. 22. Hela : panggilan terhadap menantu laki-laki. 23. Hula-Hula : panggilan terhadap semua saudara laki-laki dari pihak istri kita. 24. Inainong : panggilan terhadap ibu. 25. Iboto : panggilan terhadap saudari perempuan. 26. Inang Siadopan : panggilan terhadap istri. 27. Inang Baju Tante: panggilan terhadap saudara perempuan ibu kita yang kedua atau ketiga. 28. Inang Bao : panggilan suami kepada istri dari saudara istri kita. 29. Lae, : panggilan terhadap ipar. 30. Namboru : panggilan terhadap saudari ibu. 31. Nantulang : panggilan terhadap saudari laki-laki ibu. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 32. Namar Baju : panggilan terhadap anak gadis. 33. Nini : panggilan terhadap cucu dari putra. 34. Nono : panggilan terhadap cucu dari putri. 35. Oppung : panggilan terhadap kakek. 36. Oppung Boru : panggilan terhadap nenek. 37. Oppung Bao : panggilan terhadap orang tua ibu. 38. Oppung Doli : panggilan terhadap kakek. 39. Oppung Suhut : panggilan terhadap orang tua ayah. 40. Parumaen : panggilan terhadap menantu perempuan. 41. Pahoppu : panggilan terhadap cucu kita baik anak laki-laki maupun perempuan. 42. Pariban : panggilan terhadap anak laki-laki dari saudara laki-laki ibu Kita bagi perempuan. 43. Simatua Bao : panggilan terhadap mertua laki-laki. 44. Simatua Boru : panggilan terhadap mertua perempuan. 45. Tulang : panggilan terhadap saudara laki-laki ibu. 46. Tunggane : panggilan terhadap suami dari saudara laki-laki istri kita. 47. Ucok : panggilan terhadap anak laki-laki yang belum punya nama. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.3 Analisis Kata Sapaan Bahasa Batak Toba