3. Orang tua, suami, atau istri yang lahir di Kecematan Tapanuli Tengah.
4. Sehat jasmani atau rohani.
5. Berstatus sosial menengah ke bawah.
6. Dapat berbahasa Indonesia dan berbahasa Batak Toba.
Adapun kata sapaan yang ada di suatu daerah karena adanya hubungan kekerabatan yang timbul dari perkawinan. Dalam masyarakat Batak Toba terdapat beberapa kata sapaan
yang biasanya dipakai di dalam masyarakat diantaranya: a.
Amaamang : digunakan sebagai panggilan untuk ayah.
b. Ina inong
: digunakan sebagai panggilan untuk ibu. c. Oppung
: digunakan sebagai panggilan orang tua dari orang tua kita.
d. Tulang : digunakan sebagai panggilan terhadap saudara
laki-laki ibu. e. Amang Simatua : digunakan sebagai panggilan terhadap ayah dari
istri kita. f. Inang Simatua
: digunakan sebagai panggilan terhadap ibu dari istri kita.
g. Hela : digunakan sebagai panggilan terhadap suami anak
kita. h.
Parumaen : digunakan sebagai panggilan terhadap istri anak
Kita. Contoh-contoh diatas merupakn sebagian dari kata sapaan yang biasanya digunakan
dalam masyarakat Batak Toba.
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Metode yang digunakan pada tahap analisis data dalam penelitian ini adalah metode agih Sudaryanto,1993:13-15. Metode agih adalah metode yang memadankan
sesuatu dengan objek yang berasal dari bahasa itu sendiri. Teknik dasarnya adalah teknik ganti yaitu mengganti konteks yang mendukung data itu dengan konteks yang berbeda dari
data tersebut Sudaryanto,1993:36. Misalnya: - Tulang
- nungnga lao tu Jakarta.
Ito ni oma - “
nungnga lao tu Jakarta. Paman
Dengan demikian dapat ditentukan kata yang akan dianalisis, kata sapaan pada kalimat di atas adalah “ Tulang “ yang artinya “ Paman . Selanjutnya teknik yang digunakan
adalah Teknik sisip yaitu penambahan konteks kata di tengah kalimat itu sendiri Sudaryanto,1993:64.
sudah pergi ke Jakarta”.
Misalnya: - Tulang - Tulang,
nungnga lao tu Jakarta. suami ni boru Siregar i
- “ Paman, suami boru Siregar itu telah pergi ke Jakarta. nungnga lao tu Jakarta.
Dari contoh di atas, ditemukan suatu penambahan kata yang sesuai dengan konteksnya yang ditempatkan setelah kata yang sebelumnya, “Suami ni boru Siregar i”.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran Data Awal
1. Ama amang
: ayah
2. Inainong
: ibu
3. Oppung
: kakek
4. Anak
: putra
5. Boru
: putri
6. Lae
: ipar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Haha, anggi
: saudara semarga
8. Iboto : saudari
9. Tulang : saudara laki-laki ibu
10. Nantulang : saudari laki-laki ibu
11. Amang Boru : saudara ayah
12. Namboru : saudari ibu
13. Bere : keponakan
14. Simatua Bao : mertua laki-laki
15. Simatua Boru : mertua perempuan
16. Hela : menantu laki-laki
17. Parumaen : menantu perempuan
18. Amang Bao : panggilan seorang wanita kepada suami Eda-nya
19. Eda : kakak adik perempuan suami
20. Inang Bao : panggilan seorang pria kepada istri Tunggane-nya
21. Tunggane : saudara laki-laki istri
22. Amang Naposo : panggilan seorang perempuan kepada putra dari saudaranya laki-laki
23. Amang Tua : abang dari ayah pak tua
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24. Amang Uda : adik dari ayah pak uda
25. Amang Boru : suami nambou, ipar ayah yang kawin dengan kakak adik
perempuan ayah 26. Ampara
: saudara laki-laki yang semarga 27. Anak Buhabaju : anak sulung panggilan untuk anak perempuan
28. Anak Siampudan : anak bungsu 29. Anak Sihahaan
: anak sulung 30. Anak Sipaitonga : anak yang lahir sesudah anak sulung dan sebelum anak bungsu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
4. 1 Sistem Kekerabatan
Dalam bahasa Batak ada anak lelaki dan perempuan. Anak lelaki disebut
anak, sedangkan anak perempuan disebut boru. Lelaki langsung memakai marganya sesudah nama kecilnya, tetapi perempuan dengan sebutan boru. Misalkan si suami bernama AVino
dari marga Gorat Pasaribu nama lengkapnya ialah Vino Gorat. Misalkan istrinya bernama Lis dari marga Batubara maka namanya yang lengkap ialah Lis boru Batubara.
Ama dalam bahasa Batak adalah ayah, dan Ina adalah ibu. Kedua kata ini menjadi amang dan inang dalam vokatif kata panggilan, yaitu istilah-istilah yang digunakan oleh
anak-anak menyapa orang tua mereka, demikian pula istri atau suami masing-masing anak itu menyapa mertua mereka.
Pada bagan yang tertera di atas, B Bonar dan C Carles adalah sama-sama lelaki, sedangkan D Dora dan E Ester sama-sama perempuan. Istilah-istilah sapaan hanya boleh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA