Peraturan dan Tata Tertib di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan

B. Peraturan dan Tata Tertib di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan

Berdasarkan Pasal 23 ayat 1 Peraturan Pemerintah R.I nomor 27 Tahun 1983 bahwa Kepala Rumah Tahanan Negara atau Kepala Lembaga Pemasyarakatan diberikan wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman yang telah dibuat oleh Menteri Kehakiman. Menurut Bapak Bangsi Tarigan, Kepala Sub Seksi Bimbingan Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan bahwa tata tertib yang harus dilaksanakan setiap narapidana adalah : a. Tata tertib keamanan yaitu narapidana tidak dibenarkan berkelahi, minum- minuman keras, mencuri, menyimpan benda-benda tajam atau benda-benda lain yang dapat membahayakan. b. Tata tertib kerohanianagama berupa keharusan bagi setiap narapidana untuk mengikuti kebaktian atau ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing serta harus saling menghormati antara penganut agama yang satu dengan penganut agama yang lainnya c. Tata tertib makan yaitu setiap narapidana tidak boleh saling berebut dan harus menunggu gilirannya masing-masing, nasi atau makanan lainnya tidak boleh dibagi sebelumnya jangka waktu yang ditetapkan. d. Tata tertib kesehatan yaitu bahwa setiap narapidana demi untuk menjaga kesehatannya diharuskan senam pada setiap pagi kecuali hari minggu, untuk melaporkan orang yang sakit kepada petugas jaga, membersihkan kamar ruangan masing-masing. Universitas Sumatera Utara e. Tata tertib untuk melakukan suatu pekerjaan bahwa setiap narapidana diharuskan untuk melakukan pekerjaan didalam dan diluar tembok Lembaga Pemasyarakatan, kecuali mereka yang tidak sehat badannya atau menurut Keputusan Hakim tidak diwajibkan bekerja. Ad. a. Tata tertib keamanan Dalam prakteknya setiap narapidana tidak dibenarkan berkelahi, minum-minuman keras, mencuri, merokok, menyimpan benda-benda tajam atau benda-benda lain yang dapat membahayakan. Pelaksanaan tata tertib tersebut dimaksud untuk menjaga keamanan dan ketertiban didalam lembaga terserbut. Sanksi atau pelanggaran terhadap tata tertib keamanan adalah dengan memasukkan si narapidana yang melanggar ke sel karantina apabila kesalahan itu untuk ditolerir atau setidak-tidaknya si pelanggar selalu mengulangi kesalahan dalam bidang tata tertib ini. Apabila kesalahan hanya dilaksanakan sekali saja hanya diberikan peringatan oleh petugas Lembaga Pemasyarakatan. Ad. b. Tata tertib kerohanianagama Tata tertib sedemikian mengharuskan setiap narapidana untuk mengikuti kebaktian atau ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Pada pelaksanaannya bagi setiap narapidana dapat mengikuti acara kerohanian yang diberikan oleh pimpinan jemaat atau ustad. Berdasarkan jadwal kegiatan tahun 20082009 dan tata tertib waktu dapat diketahui dari tabel pelaksanaan acara kerohanian sebagai berikut : Tabel 2 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kerohanian di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan 20082009 Universitas Sumatera Utara No Hari Waktu Jam Kegiatan Pelaksanaan 1 Senin 19.00-10.30 10.30-11.00 12.00-13.30 14.00-16.00. Penyuluhan Agama Kristen Penyuluhan Agama Islam Sholat Zhuhur Pembinaan Generasi Muda Pendidikan Agama Kristen YPP II Drs. T. Dhali Munthe Bimpas STT. AS 2 Selasa 09.00-11.00 10.30-12.00 12.00-13.00 Penyuluhan Agama Kristen Penyuluhan Agama Islam Sholat Zhuhur Soli Deo Gloria dan CCA PIA Kota Medan Dra. Junaida 3 Rabu 09.00-11.00 10.30-12.00 12.00-13.00 Pembinaan Generasi Muda Pendidikan Agama Islam Penyuluhan Agama Kristen Sholat Zhuhur Al. Ustad II. AR. Hasby Marwan Rangkuti Bimpas 4 Kamis 09.00-10.30 10.30-12.00 12.00-13.00 Penyuluhan Agama Kristen Penyuluhan Agama Islam Sholat Zhuhur Bethsaida Syakban Lubis SH Bimpas 5 Jumat 09.00-10.30 10.30-12.00 Penyuluhan Agama Kristen Penyuluhan Agama Islam Baitani Minggu I Chairul Anam 6 Sabtu 09.00-11.00 10.30-12.00 12.00-13.00 14.15-16.00 Penyuluhan Agama Kristen Penyuluhan Agama Islam Sholat Zhuhur Penyuluhan Agama Kristen Kristen Sabath GBKP H. Mhd Syukri Yusuf Bimpas Advent Minggu I 7 Minggu 09.00-10.30 Kebaktian Agama Kristen Sholat Zhuhur Kebaktian Agama Kristen Sola Gratia Minggu Ganjil ITA Banda baru Minggu Genap Bimpas KTJ. HKBP Minggu Ganjil Pentakosta Minggu Genap Sumber : Sub Seksi Bimpas dan Perawatan Anak Didik Berdasarkan tabel di atas, terdapat jadwal ibadah beragama Kristen dan Islam. Hal ini disebabkan karena sebagian besar warga binaan pemasyarakatan di Lembaga pemasyarakatan beragama Kristen dan Islam. Jika ada warga binaan pemasyarakatan yang beragama Budha dan Hindu, maka ibadah dilakukan seperti kebiasaan sehari-hari di dalam Lembaga Pemasyarakatan di tempat yang telah disediakan. Selain itu narapidana anak harus saling menghormati antara penganut agama yang satu dengan penganut agama yang lainnya. Hal ini sesuai dengan Penerapan dari sila I Universitas Sumatera Utara Pancasila. Pemupukan rasa toleransi antar umat beragam sedemikian diperlukan untuk menggalang persatuan dan kesatuan antar para narapidana anak. Ad.c. Tata tertib makan Ketentuan mengenai tata tertib makan adalah bahwa setiap narapidana tidak boleh saling merebut dan harus menunggu gilirannya masing-masing. Nasi atau makanan lainnya tidak boleh di bagi sebelum jangka waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan jadwal makanan adalah tiga kali satu hari. Makan pagi dilaksanakan pada jam 08.00-08.30 WIB, maka siang pada pukul 13.00-13.30 WIB dan makan sore pada pukul 16.30-17.00 WIB. Ketentuan mengenai jam makan ini berlangsung setiap harinya, kecuali ada kunjungan-kunjungan dari pihak luar ke Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan. Ad.d. Tata tertib kesehatan Pelaksanaannya dilakukan oleh setiap narapidana demi untuk menjaga kesehatannya diharuskan senam pada setiap pagi kecuali hari minggu. Yang dilaksanakan pada pukul 07.30-08.00 Wib setiap hari. Pemeriksaan kesehatan terhadap narapidana dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis pukul 14.00-14.30 WIB. Ad.e. Tata Tertib untuk melakukan suatu pekerjaan Setiap narapidana diharuskan untuk melakukan pekerjaan di dalam dan di luar tembok Lembaga Pemasyarakatan, kecuali mereka yang tidak sehat badannya atau menurut keputusan Hakim tidak diwajibkan bekerja. Dalam prakteknya di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan, narapidana anak tidak diperbolehkan bekerja dengan alasan bahwa narapidana anak belum mencapai umur untuk dapat melaksanakan pekerjaan sebagaimana layaknya dilaksanakan oleh orang dewasa. Universitas Sumatera Utara C .Pelaksanaan Hak Asasi Manusia Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Menurut penjelasan Bapak Bangsi Tarigan, Kepala Sub Seksi Pembinaan dan Perawatan Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan diketahui bahwa hak-hak yang diperbolehkan anak dalam menjalani hukuman adalah : g. Berhak melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. h. Berhak mendapat perawatan jasmani dan rohani. i. Berhak mendapat pendidikan dan pengajaran. j. Berhak mendapat pelayanan kesehatan dan makanan yang layak. k. Berhak menyampaikan keluhan. l. Berhak untuk menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum atau orang tertentu lainnya. Hak Asasi yang dapat dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan terhadap warga binaan pemasyarakatan dikarenakan keterbatasan pembina dan dana yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pelaksanaan hak-hak narapidana anak di lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan adalah sebagai berikut: Ad.a. Berhak melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaaannya Dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan terhadap kesempatan bagi si anak untuk mendapatkan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Selain waktu pelaksanaan ibadah bagi narapidana anak, di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan terdapat fasilitas berupa mesjid dan gereja. Pelaksanaan ibadah bagi narapidana anak yang beragama Hindu dan Budha dilaksanakan di ruang pendidikan untuk melaksanakan ibadahnya. Universitas Sumatera Utara Mengenai buku-buku kerohanian sebagai sarana penunjang pelaksanaan pendalaman rohani tersedia di perpustakaan lembaga pemasyarakatan yang dimaksud. Dalam pelaksanaan sarana tersebut belum dipergunakan oleh narapidana secara maksimal. Penyebab penggunaan sarana itu masih minim menurut Bangkit Tarigan dan pengakuan Freddy narapidana anak adalah kurangnya minat dan keinginan membaca dari para narapidana. Ad.b. Bentuk mendapat perawatan jasmani dan rohani Hak perawatan ini sebenarnya telah terlaksana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan. Hal ini terbukti dengan adanya program wajib mengikuti senam kesegaran jasmani setiap hari dan pemeriksaan kesehatan setiap dua kali seminggu yang dilaksanakan oleh Bimpas. Ad.c. Berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan dilaksanakan melalui program Kejar Paket B. Realisasi pelaksanaan program ini adalah setiap hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat pada jam 14.30-16.00 Wib. Materi yang diajarkan pada Program Kejar Paket B disesuaikan dengan materi pendidikan Sekolah Menengah Lanjutan Pertama, apabila si narapidana telah menyelesaikan program tersebut, si terpidana berhak atas peroleh ijazah. Menurut Bapak Bangsi Tarigan, pelaksanaan program ini mengalami kendala yaitu apabila si terpidana tidak memiliki sama sekali ijazah setingkat sekolah dasar. Telah Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa Program Kerja Paket B hanya diberikan kepada narapidana yang telah menyelesaikan studi Sekolah Dasar. Jalan keluar yang diambil pihak Lembaga Pemasyarakatan adalah menyurati orang tuawali si narapidana untuk mengurus ijazah Sekolah Dasar si narapidana supaya diperbolehkan mengikuti program yang dimaksud. Apabila tidak ada ijazah yang dimaksud, si narapidana diperbolehkan mengikuti program yang dimaksud tanpa memperoleh ijazah. Untuk pelaksanaan Program Kejar Paket B, pihak Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II-A Tanjung Gusta Medan bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional Kota Medan. Ad.d. Berhak mendapat pelayanan kesehatan dan makanan yang layak Pelayanan kesehatan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan dilaksanakan di Poliklinik Lembaga Pemasyarakatan. Pelaksanaan operasional klinik ditangani oleh seorang dokter yang jaga setiap hari Selasa dan Kamis. Apabila seorang narapidana anak sakit saat dokter jaga tidak ada, maka si narapidana anak diperiksakan ke Puskesmas terdekat. Setiap narapidana yang memerlukan rawat inap, maka si narapidana di serahkan ke Rumah Sakit Umum Pringadi Medan sebagai mitra Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan. Daftar menu makanan narapidana anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Universitas Sumatera Utara Medan disesuaikan dengan Keputusan Menteri Kehakiman R.I. Nomor M.02.OM.01.06, TAHUN 1989. Tabel 3 : Daftar Menu Makanan Sehari-hari di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II- A Tanjung Gusta Medan Tahun Anggaran 20082009 Hari Daftar Menu Bagi Narapidana Pagi Siang Sore Senin Nasi Tempe Tumis Toge oseng-oseng buncis Air Putih Nasi Semur Daging Sayur Sup Air Nasi Tempe Sayur Kolak Selasa Nasi Ubi Masak Ikan Asin Tumis Air Putih Nasi Ikan Asin Sayur Lodeh Pisang Nasi Tempe Pecel Rabu Nasi Tempe Bacam Oseng-oseng Kerang Air Nasi Telur Sayur Kol Nasi Tempe Sup Buncis Kamis Nasi Ikan Asin Urab Nasi Telur Sayur Kol Nasi Tempe Sup Universitas Sumatera Utara Ubi Air Buncis Jumat Nasi Ikan Asin Bubur Kacang Ijo Air Nasi Telur Sayur Lodeh Nasi Tempe Sayur Sabtu Nasi Ubi Tempe Pecel Nasi Tempe Sayur Sup Tumis Tempe Pisang Nasi Ikan Asin Urab Minggu Nasi Tempe Tumis Kolak Air Nasi Tempe Sayur Kari Nasi Ikan Asin Sayur Asem Sumber : Sub Seksi Pembinaan dan Perawatan Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan Berdasarkan Tabel di atas, makanan yang diberikan kepada warga binaan pemasyarakatan belum memenuhi gizi yang layak. Pelaksanaan disebabkan karena banyaknya warga binaan pemasyarakatan di dalam Lembaga Pemasyarakatan yang harus diberikan makanan sedangkan dana yang dikeluarkan oleh pemerintah terbatas. Ket : Makanan Alternatif bagi narapidana Pengaturan menu makanan itu dimaksud untuk tetap menjaga stamina dan daya tubuh kesehatan para narapidana anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Dalam pelaksanaannya tidak semua menu makanan tersebut dapat diberikan kepada narapidana dengan alasan keadaan keuangan yang dimiliki perekonomian negara ini sangat rumit atau krisis moneter. Ad.e. Berhak menyampaikan keluhan Dalam suasana kehidupan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak, para narapidana dapat menyampaikan keluhan-keluhannya kepada petugas Lembaga Pemasyarakatan. Keluhan-keluhannya yang kerap diberikan adalah mengenai persoalan- persoalan antara para narapidana di dalam lembaga dan keluhan mengenai kesehatan yang dialami oleh narapidana itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Menurut keterangan yang diperoleh, narapidana dalam mengajukan keluhan tidak selalu harus mengikuti prosedur tertentu. Hal terpenting dalam mengajukan keluhan tersebut adalah bahwa keluhan itu benar terjadi dan perlu mendapat perhatian secara khusus. Ad.f. Berhak untuk menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum atau orang tertentu lainnya. Setiap narapidana dapat menerima kunjungan dari para anggota keluarga sesuai dengan jam tamu yang diberikan oleh petugas lembaga. Jam bertamu ditentukan biasanya dilaksanakan pada saat jadwal kegiatan para narapidana kosong. Jam bertamu terhadap para penasehat hukum dan orang tertentu lainnya dapat dilaksanakan sewaktu-waktu yang dibutuhkan dengan persetujuan kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan. Secara khusus jam bertamu terhadap para tahanan Jaksa yang berada di Blok C dilakukan dengan seizin Kepala Kejaksaan Negeri dan meminta ijin kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak tersebut. Proses jam bertamu terhadap para tahanan yang masih dalam proses pemeriksaan persidangan harus seijin Ketua Pengadilan Negeri dan Persetujuan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan. 1. Hambatan yang dihadapi Para narapidana tidak diperbolehkan bekerja sehingga dengan demikian tidak mungkin seorang narapidana mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan bunyi Pasal 14 ayat 1 Butir g Undang-Undang No. 12 tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan Anak Universitas Sumatera Utara Hak-hak anak sebagaimana diatur dalam pasal 14 ayat 1 butir I,j,k,dan m Undang-Undang No. 12 tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan Anak, tidak dapat dilaksanakan dengan baik yaitu antara lain: a. hak untuk mendapatkan masa pemotongan pidana atau Remisi, b. hak untuk mendapatkan assimilasi, c. hak untuk mendapatkan pembebasan bersyarat. d. hak untuk mendapatkan cuti menjelang bebas. 2. Upaya untuk mengatasi hambatan a. Hak untuk mendapatkan masa pemotongan pidana atau remisi, assimilasi, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas. Hak yang sangat dinantikan oleh setiap narapidana anak di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta adalah mengenai pemotongan masa tahanan namun pada saat sekarang ini menjadi kendala yaitu disebabkan karena selain dari faktor narapidana yang berupa tingkah laku narapidana selama menjalani hukuman juga tidak dapat mendapat perhatian dari orang tua, yang dikenal sebagai syarat substantif. Disamping itu terdapat kendala dalam pemenuhan syarat administratif yang berupa tidak adanya kerjasama dengan instansi lain, misalnya dari kejaksaan yang menerangkan bahwa si anak tidak terlibat tindak pidana yang lain dan surat dari kepala desaLurah yang menerangkan bahwa ada jaminan bagi si narapidana anak untuk mendapatkan hak tersebut. Hal ini dapat terlihat dari minimnya perolehan hak tersebut bagi narapidana anak yang terdapat dalam tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4 : Memperoleh Hak Remisi, berassimilasi, pembebasan bersyarat dan Cuti Menjelang Bebas Tahun 2007-2009 di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan. NO Jenis Hak Tahun Jumlah 2007 2008 2009 1 Remisi 78 60 - 138 2 Assimilasimengunjungi Keluarga - 19 7 26 3 Pembebasan Bersyarat - 18 15 33 4 Cuti Menjelang Bebas 3 61 2 67 Sumber : Sub Seksi Pemasyarakatan dan perawatan Anak Didik Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa penerimaan hak sebagaimana dimaksud adalah sangat sedikit yaitu 264 orang. Hal ini kurang proporsional bila dibandingkan jumlah narapidana yang saat ini di dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak berjumlah 850 orang. Solusinya bahwa orang tua atau rekan kerabat si narapidana anak harus memberikan perhatian khususnya mengenai kunjungan kepada si anak tersebut dan juga memantau perilaku narapidana anak di dalam Lembaga Pemasyarakatan karena dengan napi berprilaku baik Lembaga Pemasyarakatan menilai bahwa narapidana tersebut dapat memperoleh remisi, pembebasan bersyarat, maupun cuti menjelang bebas. Syarat pemberian hak tersebut wewenang dari Lembaga Pemasyarakatan Anak yang kemudian dilaporkan ke Menteri Kehakiman. 2. Pendidikan Di Lembaga Pemasyarakatan Anak kelas IIA Tanjung Gusta, mengenai pendidikan ini sangat mencemaskan karena dalam standar pendidikan secara umum harus mempunyai kriteria yaitu: a. Ruangan yang terang Universitas Sumatera Utara b. Ventilasi sirkulasi udara c. Buku-buku sedangkan di Lembaga Pemasyarakatan Anak kelas IIA Tanjung Gusta tidak terlaksana terkhususnya disebabkan mengenai buku pelajaran, dimana tidak mungkin seorang napi anak untuk membeli buku pelajaran, sesuai dengan Standar Kurikulum Pendidikan Nasional, oleh sebab itu peran pemerintah sangat menonjol yaitu seperti: memberikan bantuan dana kepada Lembaga Pemasyarakatan Anak kelas IIA Tanjung Gusta, Namun melihat situasi dari negara yang masih mengalami krisis moneter maka tidak dapat dimungkinkan bantuan dana tersebut, sehingga masalah pendidikan tetap menjadi hak asasi anak yang belum tercapai di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Tanjung Gusta Medan . Solusinya yaitu hubungan Lembaga Pemasyarakatan dengan masyarakat setempat harus lebih dipererat supaya masyarakat dapat berperan aktif dalam memberikan bantuan terkhususnya mengenai bantuan buku atau mengenai masalah pendidikan yang telah disebutkan diatas. 3. Kesehatan Masalah kesehatan yang menjadikan masalah pokok Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan yang disebutkan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan anak yaitu:Bp. Siswanto Noto Suwarno adalah mengenai over kapasitas, yaitu kapasitas atau daya tampung ruangan atau sel penjara yang melebihi batas tampung suatu ruangan. Sehingga menimbulkan banyak resiko yang terutama yaitu didalam ruangan tersebut para napi anak yang semula ruangan hanya mampu menampung 8 orang menjadi 20 Universitas Sumatera Utara orang, sehingga segala aktivitas napi anak mulai dari tempat tidur yang sama,berkeringat dan beraktivitas bersama-sama. Oleh sebab itu banyak menimbulkan banyak penyakit khususnya menimbulkan penyakit kulit bahkan sampai menimbulkan penyakit dalam karena terjadi pencemaran makanan. Solusinya yaitu terutama peran pemerintah untuk memberikan bantuan untuk menanggulanginya dan juga peran masyarakat setempat pun menjadi harapan karena menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan, karena semakin banyak jumlah narapidana anak Di Lembaga Pemasyarakatan Anak kelas IIA Tanjung Gusta maka jumlah bangunan dan ruangan pun perlu ditambah oleh sebab itu peran pemerintah dan masyarakat sangat membantu baik dari materi dan imateri. Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan