BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perlindungan Hak Asasi Warga Binaan Pemasyarakatan diatur di dalam Undang- Undang No 39 Tahun 1999 Pasal 52-Pasal 60 tentang hak asasi anak dan Pasal 14
ayat 1 UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang hak asasi manusia terhadap warga binaan pemasyarakatan.
2. Pelaksanaan perlindungan hak asasi warga binaan pemasyarakatan yang dalam pelaksanaannya belum dapat terlaksana secara optimal yaitu sebagaimana diatur
dalam pasal 14 ayat 1 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik di dalam Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Anak yaitu antara lain: a. hak untuk mendapatkan masa pemotongan pidana atau Remisi,
b. hak untuk mendapatkankan barasimilasi, c. hak untuk mendapatkan bebas bersyarat, cuti menjelang bebas.
B. Saran
1. Agar pelaksanaan hak asasi manusia harus dijalankan seoptimal mungkin di dalam kerja lapangan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan yang
diatur di dalam Pasal 14 ayat 1 UU Nomor 12 Tahun 1995. 2. Perlu peninjauan kembali tentang penilaian terhadap prosedur pemberian hak untuk
mendapat remisi, kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga, mendapatkan pembebasan bersyarat dan mendapat cuti menjelang bebas.
Universitas Sumatera Utara
3. Agar sarana dan prasarana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan
perlu ditambah dan dilengkapi serta pelayanan terhadap narapidana perlu ditingkatkan dan diharapkan dapat meningkatkan pendidikan, kesejahteraan dan
ketrampilan. 4.
Perlunya anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah lebih perbesar lagi untuk melengkapi sarana dan prasarana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta
Medan. Agar sarana dan prasarana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan dapat ditambah dan dilengkapi serta juga pelayanan terhadap
narapidana dapat ditingkatkan sehingga diharapkan juga dapat meningkatkan pendidikan, kesejahteraan dan ketrampilan..
5. Agar pihak yang berwenang dalam hal ini Dirjen Pemasyrakatan Hukum dan
Perundang-Undangan RI memberi kelonggaran sserta mempermudah pemberian atas hak-hak narapidana anak, karena hal tersebut mempercepat proses pembinaan kearah
yang lebih profesional. 6. Petugas Lembaga Pemasyarakatan Anak perlu memperhatikan bahwa seorang
narapidana anak itu hanya dijatuhi pidana hilangnya kemerdekaan, dengan demikian narapidana anak harus diperlakukan secara manusiawi dan harus menghilangkan sifat
menindas, maka dalam hal ini diperlukan petugas yang profesional
Universitas Sumatera Utara
BAB II PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA WARGA BINAAN DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN BERDASARKAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
Hak-hak yang merupakan Hak Asasi Manusia Anak yang harus dilindungi.
meliputi : 1. Hak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
2. Hak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. 3. Hak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai dengan
tingkat kecerdasannya dan usianya, dalam bimbingan orang tua. 4. Hak mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri Dalam
hal karena suatu sebab, orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar, maka anak tersebut diasuh atau diangkat sebagai
anak asuh atau anak angkat oleh orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
5. Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.
6. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan bakatnya.
7. Hak memperoleh pendidikan luar biasa bagi anak yang menyandang cacat dan hak mendapatkan pendidikan khusus bagi anak yang memiliki keunggulan.
Universitas Sumatera Utara
8. Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasannya dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai nilai kesusilaan dan kepatutan. 9. Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang
sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.
10.Hak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial bagi anak yang menyandang cacat.
17
g. Perlakuan salah lainnya, yakni perbuatan cabul terhadap anak. Anak wajib dilindungi dari perlakuan:
a.Diskriminasi, yakni perlakuan menbeda-bedakan jenis kelamin, ras, agama, status hukum anak.
b.Eksploitasi, yakni tindakan memperalat dan memeras anak. c.Penelantaran, yakni dengan sengaja mengabaikan perawatan dan pengurusan
anak. d.Kekejaman, yakni tindakan yang keji, bengis, tidak menaruh belas kasihan
anak. e.Kekerasan dan penganiayaan, yakni perbuatan mencederai, melukai anak baik
fisik, mental maupu n sosial. f. Ketidak adilan, yakni kesewenang-wenangan terhadap anak.
18
17
Darwan Prinst, 2001, Buku II, Loc.cit
Penangkapan penahanan dan pidana penjara bagi anak dapat dilakukan apabila
sesuai dengan hukum yang berlaku dan dilakukan sebagai upaya terakhir. Hak anak yang diberikan sebagai pelaku tindak kekerasan atau pidana adalah dirahasiakan identitasnya
serta mendapat bantuan hukumbiaya. Anak yang dirampas kebebasannya mempunyai hak :
a. mendapat perlakuan manusiawi. b. ditempatkan dan dipisahkan dari orang dewasa.
c. memperoleh bantuan hukum dan biaya. d. membela diri.
18
www.google.com , Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Jam 13.00, Tanggal 13 Mei 2009
Universitas Sumatera Utara
e. dirahasiakan identitasnya.
19
j. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran. Anak berhak memperoleh perlindungan khusus
, perlindungan khusus adalah
perlindungan yang diberikan kepada: a. Anak dalam situasi darurat, yaitu anak yang menjadi pengungsi, korban
kerusuhan, korban bencana alam, dan anak dalam situasi konflik bersenjata.
b. Anak yang berhadapan dengan hukum. c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi.
d. Anak tereksploitasi secara ekonomi dan atau seksual. e. Anak yang diperdagangkan.
f. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika
dan zat adiktif lainnya napza. g. Anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan.
h. Anak korban kekerasan baik fisik dan atau mental. i. Anak yang menyandang cacat.
20
Hak Asasi Manusia Narapidana Anak yang diatur di dalam Undang-Undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia dalam pasal 52-66.
A. Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
21
1. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan
Negara. Berikut isi
ketentuan pasal-pasal dari Undang-Undang No 39 tahun 1999 Tentang HAM :
1. Pasal 52
2. Hak anak adalah Hak Asasi Manusia dan untuk kepentingan hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.
19
Ibid,
20
Ibid,
21
Darwin Prinst, Buku II, Loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
Hak Anak adalah hak asasi manusia sejak dalam kandungan mendapat perlindungan dari orang tuanya maupun dari walinya, masyarakat dan negara dan
dilindungi oleh hukum 2. Pasal 53
1. Setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup, mempertahankan hidup,
dan meningkatkan taraf kehidupannya. 2.
Setiap anak sejak kelahirannya, berhak atas suatu nama dan status kewarganegaraan.
Yang dimaksud dengan “suatu nama” adalah nama sendiri, dan nama orang tua kandung dan atau nama keluarga dan atau nama marga.
3. Pasal 54 Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan,
pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya Negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya
diri, kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelaksanaan hak Anak yang cacat fisik dan atau mental atas biaya
Negara diutamakan bagi kalangan yang tidak mampu. Anak yang memiliki cacat fisik atau mental berhak mendapatkan penghidupan
yang layak yang dibiayai oleh Negara dan lebih diutamakan kepada anak-anak yang taraf kehidupannya tidak mampu.
4. Pasal 55 Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi
sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya dibawah bimbingan orang tua dan atau wali.
Anak diberikan hak untuk beribadah dan memeluk agamanya sesuai dengan kemampuan intelektualitasnya dan usianya dan di bawah bimbingan orang tuanya.
Universitas Sumatera Utara
5. Pasal 56 1.
Setiap anak berhak untuk mengetahui siapa orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oeh orang tuanya sendiri.
2. Dalam hal orang tua anak tidak mampu membesarkan dan memelihara anaknya
dengan baik dan sesuai dengan undang-undang ini maka anak tersebut boleh diasuh atau diangkat sebagai anak oleh orang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Anak berhak mendapatkan pengakuan yang sah siapa yang menjadi orang tuanya atau siapa yang mengasuhnya
6. Pasal 57 1.
Setiap anak berhak untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan, dan dibimbing kehidupannya oleh orang tua atau walinya sampai dewasa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.
Setiap anak berhak untuk mendapatkan orang tua angkat atau wali berdasarkan putusan pengadilan apabila kedua orang tua telah meninggal dunia atau karena
suatu sebab yang sah tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai orang tua.
Anak berhak memperoleh untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan, dan dibimbing kehidupannya oleh orang tua sampai dewas dan jika orang
tuanya tidak mampu melakukan kewajibannya terhadap anak, maka anak tersebut berhak untuk mendapatkan orang tua angkat atau wali.
Pasal 58 1
Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual
selama dalam pengasuhan orang tua atau walinya, atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuh anak tersebut.
2 Dalam hal orang tua, wali, atau pengasuh anak melakukan segala bentuk
penganiayaan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual termasuk pemerkosaan, dan atau pembunuhan terhadap anak yang
seharusnya dilindungi maka harus dikenakan pemberatan hukum.
Anak berhak memperoleh perlindungan hukum terhadap semua perbuatan yang dapat mengancam hidup si anak.
Pasal 59
Universitas Sumatera Utara
1 Setiap anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orang tuanya secara bertentangan
dengan kehendak anak sendiri, kecuali jika ada alasan dan aturan hukum yang sah yang menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi
anak.
2 Dalam keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, hak anak untuk tetap
bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara tetap dengan orang tuanya tetap dijamin oleh undang-undang.
Pasal ini berkaitan dengan perceraian orang tua anak, atau dalam hal kematian salah seorang dari orang tuanya, atau dalam hal kuasa asuh orang tua dicabut, atau bila
anak disiksa atau tidak dilindungi atau ketidakmampuan orang tuanya. Pasal 60
1 Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya. 2
Setiap anak berhak mencari, menerima, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya demi mengembangkan dirinya sepanjang sesuai
dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatuhan.
Pendidikan yang dimaksud mencakup pendidikan tata krama dan budi pekerti. Pasal 61
Setiap anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya
demi pengembangan dirinya. Anak berhak melakukan hubungan interaksi dengan anak-anak yang sebayanya
seperti bermain, berekreasi dan berkreasi sesuai minat, bakat dan tingkat kecerdasannya. Pasal 62
Setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jasmani sosial secara layak, sesuai dengan kebutuhan fisik dan mental spiritualnya.
Anak berhak memperoleh kesehatan. Pasal 63
Universitas Sumatera Utara
Setiap anak berhak untuk tidak dilibatkan di dalam peristiwa peperangan, sengketa bersenjata, kerusuhan sosial dan peristiwa lain yang mengandung unsur
kekerasan. Anak berhak mendapatkan perlindungan dari kekerasan.
Pasal 64 Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi
ekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat menggangu pendidikan, kesehatan fisik, moral, kehidupan sosial, dan mental
spritualnya. Anak mendapatkan perlidungan hukum terhadap tindakan memperalat atau
memeras anak dan tidak boleh dipekerjakan layaknya seperti orang yang dewasa. Pasal 65
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi dan pelecehan seksual, penculikan, perdagangan anak, serta dari berbagai bentuk
penyalahgunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Anak mendapatkan perlindungan dari setiap kegiatan eksploitasi, pelecehan
seksual, penculikan, perdagangan anak, serta dari berbagai bentuk penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat-zat adiktif lainnya.
Pasal 66 1
Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
2 Hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat dijatuhkan untuk pelaku
tindak pidana yang masih anak. 3
Setiap anak berhak untuk tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum. 4
Penangkapan, penahanan, atau pidana penjara anak hanya boleh dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilaksanakan sebagai upaya
terakhir.
Universitas Sumatera Utara
5 Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak mendapatkan perlakuan secara
manusiawi dan dengan memperhatikan kebutuhan pengembangan diri sesuai dengan manusianya dan harus dipisahkan dari orang dewasa, kecuali demi
kepentingannya.
Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku. Dan
setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk membela diri dan memperoleh keadilan di depan Pengadilan Anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang yang
tertutup untuk hukum. Setiap anak memiliki kedudukan yang sama di dalam pengadilan tanpa
membedakan harkat dan martabat anak tersebut.
B. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Lembaga Pemasyarakatan