Effisiensi Termal Pengujian Performansi

Gambar 4.4 Grafik SFC vs putaran mesin Dari hasil perhitungan dan grafik diatas dapat dilihat besarnya Specific Fuel Consumption SFC untuk masing-masing perhitungan, untuk bahan bakar premium SFC terendah terjadi pada pembebanan pengemudi 60 kg 2562 rpm yaitu sebesar 224,28 grkWh sedangkan SFC tertinggi terjadi pada pembebanan 70 kg dan 90 kg 5371 rpm dan 5387 rpm yaitu sebesar 285,36 grkWh. Untuk pertamax plus SFC terendah terjadi pada pembebanan pengemudi 60 kg dan 70 kg 3514 rpm dan 3515 rpm yaitu sebesar 268,11 grkWh sedangkan SFC tertinggi terjadi pada pembebanan 60 kg 5005 rpm yaitu sebesar 330,84 grkWh. Konsumsi bahan bakar spesifik dipengaruhi oleh putaran mesin, semakin tinggi putaran mesin mesin maka konsumsi bahan bakar spesifik juga akan meningkat atau sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh laju aliran bahan bakar yang akan semakin besar pada putaran mesin tinggi.

4.1.5 Effisiensi Termal

Berikut data hasil perhitungan effisiensi termal pada mesin otto dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus. Tabel 4.9 Hasil perhitungan effisiensi termal terhadap putaran dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus Universitas Sumatera Utara Jenis Beban Pengemudi N η termal Bahan Bakar kg rpm Hasil Perhitungan Premium 60 2170 36,96 ± 1,92 2562 37,27 ± 1,92 3370 32,51 ± 1,92 4360 30,20 ± 1,92 5208 29,87 ± 1,92 5953 30,00 ± 1,92 70 2180 35,59 ± 1,92 2581 36,16 ± 1,92 3389 31,90 ± 1,92 4377 29,78 ± 1,92 5371 29,29 ± 1,92 6029 30,12 ± 1,92 90 2260 34,93 ± 1,92 2668 34,50 ± 1,92 3497 31,91 ± 1,92 4452 30,25 ± 1,92 5387 29,29 ± 1,92 6187 29,77 ± 1,92 Pertamax plus 60 2133 26,92 ± 1,92 2485 27,06 ± 1,92 3514 31,18 ± 1,92 4340 27,15 ± 1,92 5005 25,27 ± 1,92 6000 25,88 ± 1,92 70 2222 27,00 ± 1,92 2585 26,17 ± 1,92 3515 31,18 ± 1,92 4377 27,14 ± 1,92 5215 26,07 ± 1,92 6097 26,53 ± 1,92 90 2244 26,42 ± 1,92 2630 25,60 ± 1,92 3489 30,27 ± 1,92 4484 27,13 ± 1,92 5262 26,19 ± 1,92 6159 25,99 ± 1,92 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10. Perbandingan persen galat effisiensi termal terhadap putaran dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus Premium Pertamax plus Galaterror 36,96 26,92 27,16 37,27 27,06 27,39 32,51 31,18 4,09 30,20 27,15 10,10 29,87 25,27 15,40 30,00 25,88 13,73 35,59 27,00 24,14 36,16 26,17 27,63 31,90 31,18 2,26 29,78 27,14 8,87 29,29 26,07 10,99 30,12 26,53 11,92 34,93 26,42 24,36 34,50 25,60 25,80 31,91 30,27 5,14 30,25 27,13 10,31 29,29 26,19 10,58 29,77 25,99 12,70 Gambar 4.9 Grafik effisiensi termal vs putaran mesin Universitas Sumatera Utara Dari hasil perhitungan dan grafik dibawah dapat dilihat besarnya effisiensi termal untuk masing-masing perhitungan, untuk bahan bakar premium effisiensi termal terendah terjadi pada pembebanan pengemudi 70 kg dan 90 kg 5371 rpm dan 5387 rpm yaitu sebesar 29,29 sedangkan effisiensi termal tertinggi terjadi pada pembebanan 60 kg 2562 rpm yaitu sebesar 37,27 . Untuk pertamax plus effisiensi termal terendah terjadi pada pembebanan pengemudi 60 kg 5005 rpm yaitu sebesar 25,27 sedangkan effisiensi termal tertinggi terjadi pada pembebanan 60 kg dan 70 kg 3514 rpm dan 3515 rpm yaitu sebesar 31,18 . Ada beberapa hal yang sangat mempengaruhi tinggi rendahnya effisiensi termal dari suatu mesin diantaranya adalah perbandingan antara bahan bakar dan udara AFR semakin tinggi AFR maka effisiensi akan meningkat dimana laju aliran bahan bakar akan semakin kecil namun keadaan ini akan sangat mempengaruhi suhu dari ruang bakar yang diakibatkan dari gas oksigen yang berlebih, semakin tinggi kadar oksigen di ruang bakar maka akan semakin tinggi temperatur yang ditimbulkan. Selain itu nilai kalor bahan bakar dan rasio kompresi juga sangat mempengaruhi effisiensi termal.

4.2 Pengujian Emisi Gas Buang