Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC

Gambar 4.3 Grafik AFR vs putaran mesin Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat besarnya AFR untuk masing-masing pengujian, untuk bahan bakar premium AFR terendah terjadi pada pembebanan pengemudi 60 kg 2170 rpm yaitu sebesar 21,6 sedangkan AFR tertinggi terjadi pada pembebanan 70 kg dan 90 kg 6029 rpm dan 6187 rpm yaitu sebesar 13,1. Untuk pertamax plus AFR terendah terjadi pada pembebanan pengemudi 60 kg 2133 rpm yaitu sebesar 19 sedangkan AFR tertinggi terjadi pada pembebanan 90 kg 6159 rpm yaitu sebesar 12. Semakin tinggi putaran dan beban mesin, maka semakin kecil perbandingan udara dan bahan bakar. Ini disebabkan karena pada putaran dan beban maksimal terjadi proses pembakaran yang sangat cepat dimana diperlukan bahan bakar dengan jumlah besar, sehingga diperlukan udara yang besar pula untuk mengimbangi bahan bakar tadi pada keadaan ideal perbandingan udara dan bahan bakar adalah 14,7. Untuk kesemua hasil pengujian besarnya nilai AFR mengalami kecenderungan penurunan seiring kecepatan kendaraan dan pembebanan pengemudinya.

4.1.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC

Universitas Sumatera Utara Berikut data hasil perhitungan konsumsi bahan bakar spesifik SFC pada mesin otto dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus. Tabel 4.7 Hasil perhitungan SFC terhadap putaran dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus Jenis Beban Pengemudi N SFC Bahan Bakar kg rpm grkWh Hasil Perhitungan Premium 60 2170 226,16 ± 1,92 2562 224,28 ± 1,92 3370 257,11 ± 1,92 4360 276,75 ± 1,92 5208 279,84 ± 1,92 5953 278,65 ± 1,92 70 2180 234,86 ± 1,92 2581 231,18 ± 1,92 3389 262,02 ± 1,92 4377 280,67 ± 1,92 5371 285,36 ± 1,92 6029 277,51 ± 1,92 90 2260 239,30 ± 1,92 2668 242,30 ± 1,92 3497 261,98 ± 1,92 4452 276,28± 1,92 5387 285,36 ± 1,92 6187 280,77± 1,92 Pertamax plus 60 2133 310,47 ± 1,92 2485 308,94 ± 1,92 3514 268,11 ± 1,92 4340 307,93 ± 1,92 5005 330,84 ± 1,92 6000 322,98 ± 1,92 70 2222 309,61 ± 1,92 2585 319,35± 1,92 3515 268,11± 1,92 4377 307,96 ± 1,92 5215 320,66 ± 1,92 6097 315,1± 1,92 90 2244 316,38± 1,92 2630 326,49± 1,92 Universitas Sumatera Utara 3489 276,11± 1,92 4484 308,11± 1,92 5262 319,15 ± 1,92 6159 321,65 ± 1,92 Tabel 4.8 Perbandingan persen galat SFC terhadap putaran dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus Premium Pertamax plus Galaterror 226,16 310,47 37,28 224,28 308,94 37,75 257,11 268,11 4,28 276,75 307,93 11,27 279,84 330,84 18,22 278,65 322,98 15,91 234,86 309,61 31,83 231,18 319,35 38,14 262,02 268,11 2,32 280,67 307,96 9,72 285,36 320,66 12,37 277,51 315,1 13,55 239,3 316,38 32,21 242,3 326,49 34,75 261,98 276,11 5,39 276,28 308,11 11,52 285,36 319,15 11,84 280,77 321,65 14,56 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik SFC vs putaran mesin Dari hasil perhitungan dan grafik diatas dapat dilihat besarnya Specific Fuel Consumption SFC untuk masing-masing perhitungan, untuk bahan bakar premium SFC terendah terjadi pada pembebanan pengemudi 60 kg 2562 rpm yaitu sebesar 224,28 grkWh sedangkan SFC tertinggi terjadi pada pembebanan 70 kg dan 90 kg 5371 rpm dan 5387 rpm yaitu sebesar 285,36 grkWh. Untuk pertamax plus SFC terendah terjadi pada pembebanan pengemudi 60 kg dan 70 kg 3514 rpm dan 3515 rpm yaitu sebesar 268,11 grkWh sedangkan SFC tertinggi terjadi pada pembebanan 60 kg 5005 rpm yaitu sebesar 330,84 grkWh. Konsumsi bahan bakar spesifik dipengaruhi oleh putaran mesin, semakin tinggi putaran mesin mesin maka konsumsi bahan bakar spesifik juga akan meningkat atau sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh laju aliran bahan bakar yang akan semakin besar pada putaran mesin tinggi.

4.1.5 Effisiensi Termal