Analisis Laporan Keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Di Bursa Efek Indonesia

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap Sofyan Syafri, 1998. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.

Keterbatasan Analisis Rasio keuangan http//Dwiernawati.wordpress.com. Diakses pada 7 Juli 2015.10:30.

Lubis, Ade Fatma, dan Adi Syahputra, 2012. Manajemen Keuangan Sebagai Alat

untuk Pengambilan Keputusan, USU Press, Medan.

Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan 1 (Perencanaan, Analisis dan


(2)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan

Tidak terlepas dari fungsinya, manajemen keuangan bisa diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi bisa diartikan sebagai kegiatan utama yang harus dilakukan.oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang-bidang tertentu. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan manajer keuangan adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam mengelola keuangan organisasi atas perusahaan.

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008:7), Laporan Keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan setiap penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula, misalnya seperti bank sebagai dasar atas pemberian kredit akan memerlukan informasi yang berbeda dengan calon investor. Demikian pula dengan pemerintah melalui kantor pajak atau ekonomi akan memerlukan data yang berbeda pula. Sedangkan menurut Lubis dan Syahputra (2013:6), Laporan keuangan adalah laporan yang melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya beberapa periode yang lalu. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantitatifkan dalam menilai moneter.


(3)

2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Kasmir (2008:28), menyatakan bahwa, secara umum ada 5(lima) laporan keuangan:

a. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)

Kasmir (2008:29), menyatakan bahwa “Laporan ini merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu”.

b. Laporan Laba/Rugi

Kasmir (2008:29), menyatakan bahwa “Laporan laba/rugi merupakan

merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu”.

c. Laporan Arus Kas

Kasmir (2008:29), menyatakan bahwa “Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspekyang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas”.

d. Laporan Perubahan Modal

Kasmir (2008:29), menyatakan bahwa “Laporan ini merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini”.

C. Rasio-Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan

Syahyunan, (2013:91), menyatakan bahwa “Rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk melakukan penhitungan rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja,


(4)

Disebut rasio karena pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja. a. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Anaisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya keunggulan tersebut adalah:

1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3) Mengetahui posisi prusahaan ditengah industri lain.

4) Sengat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

5) Menstandarisir size perusahaan.

6) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

7) Lebih mudah melihat tren serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Harahap, (1998:298), menyatakan bahwa, analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio adalah:


(5)

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapatdigunakan untuk kepentingan pemakainya.

b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti:

1) Bahan perhitugan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.

2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio 4) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan

berbeda oleh perusahaan yang berbeda

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

d. Jika data yang tersedia tidak singkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.

e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.

3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Syahyunan (2013:92) penggolongan rasio sebaiknya dilihat sebagai cara pembahasan saja, sebab memang terdapat variasi dalam penggolongan rasio, jenis rasio keuangan ini antara lain:


(6)

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan memakai aktiva lancar. Rasio lancar yang ideal adalah 200%.

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Dengan rasio cepat berarti liquiditas perusahaan diukur dengan menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang liquid, dengan cara tidak mempertimbangkan yang kurang liquid seperti persediaan. Rasio cepat yang ideal adalah 100%.

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva rasio lancar. Rasio kas yang ideal adalah 200%.

b. Rasio Aktivitas

Rasio Ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan


(7)

1. Total Assets Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan jumlah aktiva. Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan

Revenue.

2. Receivable Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan piutang rata-rata. Kemampuan piutang berputar dalam satu periode tertentu.

c. Rasio Profatibilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return On Investment - ROI) yaitu perbandingan antara laba dan biaya setelah bunga dan pajak (Laba Bersih/EAT) dengan total aktiva perusahaan. Return on investment yang baik adalah 100%.

d. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula


(8)

digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan dalam mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

1) Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan jumlah aktiva yang dimiliki.

2) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Totall Debt To Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui financial leverage perusahaan.

D. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemorosotan pada PT Asuransi Multi Artha Guna dilihat dari laporan keuangan selama dua tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca, Laporan Penerima Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2007 hingga 2010.

Adapun Laporan Neraca, Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Dana pada tahun 2007 hingga 2010 dilihat sebagai berikut:


(9)

Tabel 3.1 NERACA

PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2007

(Dalam Jutaan)

Keterangan Per 31 Des

2007 Keterangan

Per 31 Des 2007 ASET

Investasi

- Deposito berjangka - Efek diperdagangkan - Efek tersedia untuk dijual

- Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali

- Pernyataan dalam bentuk saham

Jumlah

- Kas dan bank

Jumlah

- Piutang premi - setelah dikurangi penyihan piutang ragu-ragu sebesar

Rp 2.918.969 ribu tahun 2008 dan Rp 2.172.371 ribu tahun 2007 - Piutang reasuasi – setelah dikurangi

penyusihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.385.793 ribu tahun 2008 dan Rp 1.009.580 ribu tahun 2007

- Piutang pegawai - Aset pajak tangguhan

- Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.302.760 ribu tahun 2008 dan Rp 4.882.225 ribu tahun 2007

- Aset lain-lain – bersih

70.595.930 18.180.776 105.703.000 27.639.749 80.141.947 313.157.402 18.978.280 13.219.641 10.997.079 4.778.497 156.881 3.714.794 11.438.921 2.003.175

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban

- Hutang klaim

- Estimasi klaim retensi sendiri - Premi yang merupakan pendapatan - Hutang reasuransi

- Hutang komisi - Hutang pajak

- Biaya yang masih harus dibayar - Kewajiban imbalan pasca kerja - Pendapatan premi ditangguhkan - Hutang sewa pembiayaan - Hutanglain-lain

Jumlah kewajiban EKUITAS

- Modal ssaham – nilai nominal Rp 100 per saham

Modal - 3.840.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.218.742.000 saham - Tambahan modal disetor – bersih - Selisih transaksi restrukturisasi

ekuitas pengendali

- Laba rugi belum direalisasi dari pemilikan efek tersedia untuk dijual – bersih

- Saldo laba

Jumlah Ekuitas 740.318 17.391.093 78.752.216 6.745.376 460.905 1.478.907 4.430.241 8.383.014 47.102.928 1.155.000 2.920.657 168.902.242 121.874.200 (234.872) 6.963.252 (2.796.500) 64.923.719 196.322.799

JumlahAset 365.225.041 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 365.225.041

Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Arthaguna


(10)

Tabel 3.2 LABA RUGI

PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2007

(Dalam Jutaan)

Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Artha Guna

Keterangan Per 31 Desember 2007

PENDAPATAN UNDERWIRITING

Pendapatan premi - Premi bruto - Premi reasuransi

- Kenaikan remi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan underwriting

Beban Underwriting

Beban klaim - Klaim bruto - Klaim resuransi

- Kenaikan (penurunan) estimasi klaim reterensi sendiri - Jumlah beban klaim

Beban komisi neto

Jumlah beban underwriting Hasil underwriting

Hasil investasi Beban usaha Laba usaha

Penghasilan lain-lain – bersiLaba sebelum pajak Beban pajak

Laba bersih

Laba per saham dasar ( dalam rupiah penuh)

213.838.285 (19.310.292) (14.280.673) 180.247.320 107.729.531 (10.139.148) (4.440.623) 93.149.234 58.499.474 151.649.234 28.598.086 23.057.563 (33.378.548) 18.277.101 1.270.492 19.547.593 (258.117) 19.289.476 15,94


(11)

Tabel 3.3 NERACA

PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2008

(Dalam Jutaan)

Keterangan Per 31 Des

2008 Keterangan

Per 31 Des 2008 ASET

Investasi

- Deposito berjangka - Efek diperdagangkan - Efek tersedia untuk dijual

- Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali

- Pernyataan dalam bentuk saham

Jumlah

- Kas dan bank

Jumlah

- Piutang premi - setelah dikurangi penyihan piutang ragu-ragu sebesar

Rp 2.918.969 ribu tahun 2008 dan Rp 2.172.371 ribu tahun 2007 - Piutang reasuasi – setelah dikurangi

penyusihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.385.793 ribu tahun 2008 dan Rp 1.009.580 ribu tahun 2007

- Piutang pegawai - Aset pajak tangguhan

- Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.302.760 ribu tahun 2008 dan Rp 4.882.225 ribu tahun 2007

- Aset lain-lain – bersih

197.375.800 16.869.605 33.502.500 68.000.000 79.467.478 395.900.193 13.219.641 13.219.641 7.542.586 1.047.580 136.372 3.794.220 12.583.055 3.116.590

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban

- Hutang klaim

- Estimasi klaim retensi sendiri - Premi yang merupakan pendapatan - Hutang reasuransi

- Hutang komisi - Hutang pajak

- Biaya yang masih harus dibayar - Kewajiban imbalan pasca kerja - Pendapatan premi ditangguhkan - Hutang sewa pembiayaan - Hutanglain-lain

Jumlah kewajiban EKUITAS

- Modal ssaham – nilai nominal Rp 100 per saham

Modal - 3.840.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.218.742.000 saham - Tambahan modal disetor – bersih - Selisih transaksi restrukturisasi

ekuitas pengendali

- Laba rugi belum direalisasi dari pemilikan efek tersedia untuk dijual – bersih

- Saldo laba

Jumlah Ekuitas 882.907 31.323.720 85.719.314 8.384.176 804.191 5.602.316 7.076.343 9.985.868 63.136.825 735.000 1.831.594 215.482.254 121.874.200 (234.872) 6.963.252 (1.497.500) 94.752.903 221.857.983

JumlahAset 437.340.237 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 437.340.237

Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Arthaguna


(12)

Tabel 3.4 LABA RUGI

PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2008

(Dalam Jutaan)

Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Artha Guna

Keterangan Per 31 Desember 2008

PENDAPATAN UNDERWIRITING

Pendapatan premi - Premi bruto - Premi reasuransi

- Kenaikan remi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan underwriting

Beban Underwriting

Beban klaim - Klaim bruto - Klaim resuransi

- Kenaikan (penurunan) estimasi klaim reterensi sendiri - Jumlah beban klaim

Beban komisi neto

Jumlah beban underwriting Hasil underwriting

Hasil investasi Beban usaha Laba usaha

Penghasilan lain-lain – bersiLaba sebelum pajak Beban pajak

Laba bersih

Laba per saham dasar ( dalam rupiah penuh)

238.719.697 (24.421.412) (6.967.098) 207.331.187 101.914.300 (4.118.176) 13.932.627 111.728.751 53.963.881 165.692.632 41.638.555 28.596.649 (40.062.117) 30.173.087 3.648.503 33.821.590 (3.992.406) 29.829.184 24,48


(13)

Tabel 3.5 NERACA

PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2009

(Dalam Jutaan)

Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Arthaguna

Keterangan Per 31 Des

2009 Keterangan

Per 31 Des 2009 ASET

Investasi

- Deposito berjangka - Efek diperdagangkan - Efek tersedia untuk dijual

- Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali

- Pernyataan dalam bentuk saham

Jumlah

- Kas dan bank

Jumlah

- Piutang premi - setelah dikurangi penyihan piutang ragu-ragu sebesar

Rp 2.918.969 ribu tahun 2008 dan Rp 2.172.371 ribu tahun 2007 - Piutang reasuasi – setelah dikurangi

penyusihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.385.793 ribu tahun 2008 dan Rp 1.009.580 ribu tahun 2009

- Piutang pegawai - Aset pajak tangguhan

- Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.302.760 ribu tahun 2008 dan Rp 4.882.225 ribu tahun 2009

- Aset lain-lain – bersih

307.298.600 18.494.454 49.263.174 8.000.000 8.346.560 463.402.792 8.929.352 8.929.352 8.839.180 970.506 53.730 4.772.490 13.414.879 5.941.405

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban

- Hutang klaim

- Estimasi klaim retensi sendiri - Premi yang merupakan pendapatan - Hutang reasuransi

- Hutang komisi - Hutang pajak

- Biaya yang masih harus dibayar - Kewajiban imbalan pasca kerja - Pendapatan premi ditangguhkan - Hutang sewa pembiayaan - Hutanglain-lain

Jumlah kewajiban EKUITAS

- Modal ssaham – nilai nominal Rp 100 per saham

Modal - 3.840.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.218.742.000 saham - Tambahan modal disetor – bersih - Selisih transaksi restrukturisasi

ekuitas pengendali

- Laba rugi belum direalisasi dari pemilikan efek tersedia untuk dijual – bersih

- Saldo laba

Jumlah Ekuitas 69.250 39.295.286 88.404.601 7.445.701 3.520.738 4.014.684 13.651.337 13.964.946 61.531.415 1.320.675 1.063.593 234.513.120 121.874.200 (234.872) 6.963.252 (736.822) 143.945.455 271.811.213


(14)

Tabel 3.6 LABA RUGI

PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2009

(Dalam Jutaan)

Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Artha Guna

Keterangan Per 31 Desember 2008

PENDAPATAN UNDERWIRITING

Pendapatan premi - Premi bruto - Premi reasuransi

- Kenaikan remi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan underwriting

Beban Underwriting

Beban klaim - Klaim bruto - Klaim resuransi

- Kenaikan (penurunan) estimasi klaim reterensi sendiri - Jumlah beban klaim

Beban komisi neto

Jumlah beban underwriting Hasil underwriting

Hasil investasi Beban usaha Laba usaha

Penghasilan lain-lain – bersiLaba sebelum pajak Beban pajak

Laba bersih

Laba per saham dasar ( dalam rupiah penuh)

244.674.572 (23.663.072) (2.685.287) 218.326.213 102.645.573 (3.994.054) 7.971.566 106.623.085 51.348.465 157.971.550 60.354.663 33.607.929 (41.693.550) 52.269.042 2.634.124 54.903.166 (5.710.614) 49.192.552 40,36


(15)

Tabel 3.7 NERACA

PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2010

(Dalam Jutaan)

Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Arthaguna

Keterangan Per 31 Des

2010 Keterangan

Per 31 Des 2010 ASET

Investasi

- Deposito berjangka - Efek diperdagangkan - Efek tersedia untuk dijual - Pernyataan dalam bentuk saham

Jumlah

- Kas dan bank

Jumlah

- Piutang premi - setelah dikurangi penyihan piutang ragu-ragu sebesar

Rp 3.717.230 ribu tahun 2010 dan Rp 3.769.014 ribu tahun 2009 - Piutang reasuasi – setelah dikurangi

penyusihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 447.301 ribu tahun 2010 dan Rp 450.000 ribu tahun 2009

- Piutang pegawai - Aset pajak tangguhan

- Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 12.280.419 ribu tahun 2010 dan Rp 8.121.110 ribu tahun 2009

- Aset lain-lain – bersih

433.314.730 2.041.501 11.764.632 63.362.311 609.483.174 11.317.664 11.317.664 3.753.087 295.988 68.512 5.488.726 11.206.040 8.107.536

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban

- Hutang klaim

- Estimasi klaim retensi sendiri - Premi yang merupakan pendapatan - Hutang reasuransi

- Hutang komisi - Hutang pajak

- Biaya yang masih harus dibayar - Kewajiban imbalan pasca kerja - Pendapatan premi ditangguhkan - Hutang sewa pembiayaan - Hutanglain-lain

Jumlah kewajiban EKUITAS

- Modal ssaham – nilai nominal Rp 100 per saham

Modal - 3.840.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.218.742.000 saham - Tambahan modal disetor – bersih - Selisih transaksi restrukturisasi

ekuitas pengendali

- Laba rugi belum direalisasi dari pemilikan efek tersedia untuk dijual – bersih

- Saldo laba

Jumlah Ekuitas 32.605 35.295.734 104.955.688 5.946.800 4.900.652 7.295.062 12.942.939 16.312.293 100.643.756 639.975 13.797.676 303.391.928 143.664.488 (234.872) 5.449.502 (1.222.215) 15.000.000 203.307.896 350.964.799


(16)

Tabel 3.8 LABA RUGI

PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember 2010

(Dalam Jutaan)

Keterangan: Angka dalam table dinyatakan dalam jutaan Rupiah, dan lebih penyederhanaan. Sumber: www.idx.co.id Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia PT Asuransi Multi Artha Guna

Keterangan Per 31 Desember 2010

PENDAPATAN UNDERWIRITING

Pendapatan premi - Premi bruto - Premi reasuransi

- Kenaikan remi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan underwriting

Beban Underwriting

Beban klaim - Klaim bruto - Klaim resuransi

- Kenaikan (penurunan) estimasi klaim reterensi sendiri - Jumlah beban klaim

Beban komisi neto

Jumlah beban underwriting Hasil underwriting

Hasil investasi Beban usaha Laba usaha

Penghasilan lain-lain – bersiLaba sebelum pajak Beban pajak

Laba bersih

Laba per saham dasar ( dalam rupiah penuh)

290.659.55 (28.459.348) (16.551.087) 245.649.120 120.935.681 (11.526.893) (3.370.552) 106.038.236 55.008.874 161.047.110 84.602.010 29.999.157 (48.920.830) 65.680.337 2.115.748 67.786.085 (8.433.644) 59.362.441 48,17


(17)

E. Analisis Rasio Keuangan

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, dapat dianalisis beberapa rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

═ 3,86

═ 380

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2007, perusahaan mampu membayar setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 3,86 aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2008, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan Rp 380 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar mengalami penurunan pada tahun 2008.

═ 403


(18)

═ 4,09

Berdasarkan perhitungan rasio lancer pada tahun 2009, perusahaan mampu membayar setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 4,03 aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2010, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan Rp 4,09 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar mengalami penurunan pada tahun 2010.

b. Rasio Kas (Cash Ratio)

═ 0,041

═ 0,032

Berdasarakan perhitungan rasio kas pada tahun 2007 hingga 2008 terjadi penurunan rasio. Meskipun rasio kas mengalami penurunan tetapi perusahaan masih dalam keadaan liquit

═ 0,018

═ 0,0 18


(19)

Berdasarakan hitungan rasio kas pada tahun 2009 hingga 2010 terjadi penurunan rasio, meskipun rasio kas mengalami penurunan tetapi perusahaan masih dalam keadaan liquit.

Tabel 3.9 Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2007 dan 2008

No Rasio-Rasio Liquiditas 2007 2008 Perbandingan 1 Rasio Lancar (Current

Ratio) 3,86 3,80 0,60 (-)

2 Rasio Kas (Cash Ratio) 0,041 0,032 0,09 (-)

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari kedua komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan liquid, hal ini ditunjukkan terjadinya peningkatan rasio baik rasio lancar maupun rasio kas setiap tahunnya. Secara keseluruhan dapat disimpulkan perusahaan dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

Tabel 3.10 Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2009 dan 2010

No Rasio-Rasio Liquiditas 2009 2010 Perbandingan 1 Rasio Lancar (Current

Ratio)

4,03 4,09 0,06 (+)

3 Rasio Kas (Cash Ratio) 0,018 0,018 0

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari kedua komponen rasio liquiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan liquid, hal ini ditunjukkan terjadinya peningkatan rasio baik rasio lancar maupun rasio kas setiap tahunnya. Maka secara keseluruhan dapat disimpulkan perusahaan dapat melunasi


(20)

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. a. Total Asset Turnover

═ 0,49 kali

═ 0,47 kali

Berdasarkan perhitungan total asset turnover, pada tahun 2007 menghasilkan total asset turnover 0,49 kali dan tahun 2008 menghasilkan total

asset turnover 0,47 kali. Pada tahun 2007 total asset turnover lebih rendah

dibandingkan pada tahun 2008 dari total aktiva yang dimiliki perusahaan.

═ 0,41 kali ═ 0,37 kali

Berdasarkan perhitungan total asset turnover, pada tahun 2009 menghasilkan total asset turnover 0,41 kali dan tahun 2010 menghasilkan total

asset turnover 0,37 kali. Pada tahun 2009 total asset turnover lebih tinggi


(21)

b. Receivable Turnonver

═ 11,31 kali

═ 23,75 kali

Berdasarkan perhitungan receivable turnover pada tahun 2007 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 11,31 kali dari piutang rata-rata dan pada tahun 2008 perusahaan mampu menghasilkan 23,75 kali dari piutang rata-rata. Artinya, terjadi kenaikan pada tahun 2008 sebesar 12,44 kali daripada tahun 2008 dan perusahaan cukup efektif dalam menggunakan sumber-sumber perusahaan.

═ 22,24 kali ═ 59,65 kali

Berdasarkan perhitungan receivable turnover pada tahun 2009 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 22,24 kali dari piutang rata-rata dan pada tahun 2010 perusahaan mampu menghasilkan 59,65 kali dari piutang rata-rata. Artinya, terjadi kenaikan pada tahun 2010 sebesar 31,41 kali daripada tahun 2019 dan perusahaan cukup efektif dalam menggunakan sumber-sumber


(22)

Tabel 3.11 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2007 dan 2008

No Rasio-Rasio Aktivitas 2007 2008 Perbandingan 1 Total Asset Turnover 0,49 kali 0,47 kali 0,02 (+) 2 Receivable Turnover 11,31 kali 23,75 kali 12,44 (+)

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan efektif dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Terlihat pada rasio total asset turnover dan

receivable turnover yang mengalami kenaikan pada tahun 2008. Tabel 3.12

Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2009 dan 2010

No Rasio-Rasio Aktivitas 2009 2010 Perbandingan 1 Total Asset Turnover 0,41 kali 0,37 kali 0,04 (-)

2 Receivable Turnover 22,24 kali 59,65 kali 37,41 (+)

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dilihat bahwa total aset turnover 2009 – 2010 mengalami penurunan 0,04. Sedankan pada rasio receivable turnover mengalami kenaikan 37,41 maka perusahaan cukup efektif dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan.


(23)

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Pengembalian/imbalan atas investasi (return on investment- ROI)

═ 5,26%

═ 6,82%

Berdasarkan perhitungan return on investment pada tahun 2007 sebesar 5,26%. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam perusahaan menghasilkan laba keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 5,26. Dan pada tahun 2008 return on investment sebesar 6,82% atau terjadi peningkatan sebesar Rp 1,56 dari tahun 2007.

═ 9,71%

═ 9,07%

Berdasarkan perhitungan return on investment pada tahun 2009 sebesar 9,71%. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam


(24)

pada tahun 2010 return on investment sebesar 9,07% atau terjadi peningkatan sebesar Rp 9,07 dari tahun 2010.

Tabel 3.13 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2007 dan 2008

No Rasio Profitabilitas 2007 2008 Perbandingan

pengembalian/imbalan atas investasi (return on investment-ROI)

5,26% 6,82% 1,56 (+)

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa perusahaan mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2007 dengan tahun 2008 terjadi peningkatan rasio sebesar 1,56%.

Tabel 3.14 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2009 dan 2010

No Rasio Profitabilitas 2009 2010 Perbandingan Pengembalian/Imbalan atas

Investasi (Return On Investment-ROI)

9,71% 9,07% 0,64 (-)

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini menurun. Hal ini dapat diihat dari perbandingan rasio tahun 2009 dengan tahun 2010 terjadi penurunan rasio sebesar 0,64%.

4. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula


(25)

digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

═ 46,11%

═ 49,27%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang pada tahun 2007, 46,11% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal pinjaman (hutang). Sedangkan pada tahun 2008, 49,27% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang).

═ 46,31%

═ 46,36%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang pada tahun 2009, 46,31% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal pinjaman (hutang). Sedangkan pada tahun 2010, 46,36% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang).


(26)

═ 86,03%

═ 97,12%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2007, 86,03% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2008, 97.12% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri.

═ 86,27%

═ 86.44%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2009, 86,27% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2014, 86,44% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri.

Tabel 3.15 Rasio Leverage Akhir Tahun 2007 dan 2008

No Rasio-Rasio Aktivitas 2007 2008 Perbandingan


(27)

2 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt To

Equity Ratio)

86,03% 97,12% 11,09 (+)

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dilihat dari persentase Debt Ratio dan Total Debt To Equity Ratio bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) baik dan menunjukkan angka yang semakin meningkat pada tahun 2008.

Tabel 3.16 Rasio Leverage Akhir Tahun 2009 dan 2010

No Rasio-Rasio Aktivitas 2009 2010 Perbandingan

1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 46,31% 46,36% 0,04 (+)

2 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt To

Equity Ratio)

86,27% 86,44% 0,17 (+)

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Dilihat dari persentase Debt Ratio dan Total Debt To EquityRatio bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) baik dan menunjukkan angka yang semakin meningkat pada tahun 2010.


(28)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan

dan saran-saran yang dianggap sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan liquid, artinya perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Hal ini didukung oleh membaiknya kinerja perusahaan yang mengalami kenaikan setiap tahunnya yang dilihat dari rasio liquiditas.

2. Jika dilihat dari rasio Aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan baik, dapat dilihat dari perbandingan tahun 2007 hingga 2010 yang mengalami kenaikan tetapi harus ditingkatkan lagi.

3. Jika dilihat dari rasio profitabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba/keuntungan yang terus meningkat untuk 3 (tiga) tahun yakni 2007 sebesar 5,26%, 2008 sebesar 6,82%, dan 2009 sebesar 9,71%, meskipun pada tahun 2010 mendapatkan laba 9,07% perusahaan mengalami penurunan keuntungan sebesar 0,64%.

4. Jika dilihat dari rasio leverage, dapat dilihat bahwa kondisi perusahaan kurang baik dalam melunasi hutang, dapat dilihat dari perbandingan tahun 2007 hingga 2010 yang terus mengalami kenaikan.


(29)

B. Saran

1. Jika dilihat dari rasio likuiditas penulis disarankan agar perusahaan terus meningkatkan keuntungan agar perusahaan tetap berada dalam keadaan liquid seperti tahun-tahun yang dianalisis oleh penulis, guna menjamin pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tepat waktu.

2. Jika dilihat dari rasio aktivitas kinerja perusahaan cukup baik, maka diminta agar mempertahankan kinerja perusahaan agar perusahaan menjadi lebih baik ditahun berikutnya.

3. Jika dilihat dari rasio profitabilitas penulis disarankan agar perusahaan mampu mempertahankan kinerja seperti tahun-tahun 2007 hingga 2009 dimana perusahaan berhasil mendapatkan laba yang terus meningkat, dan memperbaiki kinerja pada tahun 2010 dimana perusahaan mengalami penurunan 0,64% dari tahun 2009.

4. Jika dilihat dari rasio leverage perusahaan kurang baik dalam melunasi hutang, maka dari itu diminta perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.


(30)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT. Asuransi Multi Artha Guna atau disebut Asuransi AMAG didirikan pada tanggal 14 Nopember 1980. Setelah berkiprah selama 25 tahun, pada tanggal 23 Desember 2005, Asuransi AMAG dicatat sebagai perusahaan terbuka menjadi PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Dalam kurun waktu tersebut Asuransi MAGNA telah berkembang dengan konsisten dan kini memiliki jaringan layanan di 2(dua) kantor cabang yaitu Surabaya dan Bandung serta 17 kantor pemasaran yang tersebar luas di berbagai kota di Indonesia.

Dalam manajemen yang stabil didukung oleh eksekutif dan staf yang profesional serta berkualitas, Asuransi AMAG dari tahun ke tahun mencatat pertumbuhan pendapatan premi yang konstan. Di tengah persaingan yang semakin tajam dan ketat, Asuransi AMAG berhasil membukukan pendapatan laba bersih yang selalu meningkat. Hal ini dimungkinkan dengan diterapkannya kebijakan „prudent underwriting‟ serta pengelolaan investasi yang baik.

Kesehatan keuangan tercermin dari angka RBC (Risk Base Capital) yang jauh melampaui 120% yang disyaratkan oleh Pemerintah. Asuransi AMAG tetap berkomitmen untuk memenangkan persaingan melalui peningkatan pelayanan menyeluruh dan tepat waktu kepada nasabah sesuai dengan motto “Kami menghargai komitmen kami”. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Asuransi AMAG, antara lain: Paninvest Tbk (30,19%), Dana Pensiun karyawan Panin Bank (13,98%) dan Bank Panin Tbk (11,68%).


(31)

PT Asuransi Multi Artha Guna adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dibidang asuransi kerugian termasuk usaha reasuransi kerugian. Jenis asuransi yang disediakan PT Asuransi Multi Artha Guna meliputi asuraansi umum, asuransi kesehatan, asuransi properti/rumah, asuransi perjalanan/travel, asuransi kerugian, asuransi mobil/asuransi kendaraan, asuransi pengangkutan dan lain-lain.

Pada tanggal 9 Desember 2005, Asuransi AMAG memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan penawaran umum secara perdana Asuransi AMAG kepada masyarakat sebanyak 240.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100,- per saham serta harga penawaran Rp 105,- disertai dengan waran sebanyak 240.000.000 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta sekarang Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Desember 2005. Setiap pemegang 1 (satu) waran berhak membeli satu saham perusahaan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp100,- per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 23 Desember 2006 sampai dengan 22 Desember 2010. Bila waran tidak dilaksanakan sampai dengan masa berlaku habis, maka waran menjadi kadaluarsa.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT Asuransi Multi Artha Guna:

Menjadi Prusahaan penyedia solusi resiko yang terkemuka dan profesional. Misi PT Asuransi Multi Artha Guna:


(32)

2. Menjadi perusahaan yang mengutamakan pelayanan dan memberikan layanan prima serta lebih efisien dari pesaing.

3. Menjalankan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip underwriting yang hati-hati dan wajar, berkembang secara terarah dan menguntungkan sehingga meningkatkan nilai bagi “stakelorders”.

4. Menyediakan lingkungan kerja yang baik termasuk pelatihan/ pengembangan dan fasilitas yang tinggi serta kepuasan bekerja.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menunjukkan hubungan pada suatu organisasi atau perusahaan antara bagian yang satu dan bagian yang lain dalam melaksanakan fungsi dan tugas-tugas yang dibebankan terhadap suatu jabatan tertentu untuk menjamin kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu, struktur organisasi dilandasi dengan adanya pembagian tugas dari tiap satuan kerja pada organisasi tersebut dan setiap pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat mengelola organisasi dengan baik, pemikiran manusia yang semakin berkembang dan meningkatkan persaingan yang semakin tajam. Dalam keadaan seperti ini suatu organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang berkualitas. Struktur organisasi PT Asuransi Multi Artha Guna dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(33)

Sumber : PT. Asuransi Multi Artha Guna


(34)

D. Job Description

Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang 1. Komisaris Presiden

Wewenang :

a. Mengesahkan anggaran dan pendapatan operasional tahunan perusahaan. b. Mengkoordinir setiap perubahan-perubahan situasional yang berpengaruh

terhadap perusahaan.

c. Berwenang untuk mengambil keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.

d. Bertanggungjawab atas keputusan-keputusan yang telah diambil. e. Berwenang menandatangani proyek bernilai besar.

f. Mengevaluasi dan melaksanakan kebijakan umum perusahaan.

2. Komisaris Audit

Wewenang :

a. Mengkoordinir setiap perubahan-perubahan situasional yang berpengaruh terhadap perusahaan.

b. Berwenang untuk mengambil keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.

c. Bertanggungjawab atas keputusan-keputusan yang telah diambil. d. Mengevaluasi dan melaksanakan kebijakan umum perusahaan.


(35)

3. Presiden Direktur

Wewenang :

a. Melakukan perencanaan strategi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memimpin jalannya operasional perusahaan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Menetapkan kebijakan-kebijakan operasional dan kuantitas operasional, sehubungan dengan operasional perusahaan.

c. Berwenang untuk mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan perusahaan.

d. Bertanggungjawab atas keputusan-keputusan yang telah diambil. e. Mengevaluasi dan melaksanakan kebijakan umum perusahaan.

4. Internal Audit

Tugas dan tanggung jawab :

a. Memeriksa laporan keuangan yang telah dibuat oleh bagian keuangan. b. Memberi laporan keuangan yang telah benar kepada pimpinan atau direktur. c. Bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan pada laporan keuangan

perusahaan.

5. Sekretaris Perusahaan

Tugas dan tanggung jawab :

a. Mewakili direktur apabila direktur berhalangan hadir. b. Membawakan laporan-laporan untuk direktur.


(36)

6. Keuangan, Administrasi, Claim

Divisi ini bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan, administrasi dan

claim perusahaan yang meliputi seluruh kegiatan keuangan berupa analisis arus

masuk dan keluarnya uang. Divisi ini membawahi dua bagian, yaitu : a. Bagian Finance, Accounting dan Claim

Bagian ini bertugas untuk mengontrol semua transaksi penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan serta membuat anggaran keuangan perusahaan. Bagian ini juga bertugas dalam mengontrol dana, mengelola semua akuntansi yang ada, membuat laporan akuntansi secara teratur, mencatat pembukuan, mengaudit keuangan dan akuntansi, serta menangani masalah pajak. Fungsi dan tugasnya :

1) Mengatur pengeluaran-pengeluaran perusahaan serta melaksanakan pembayaran seperti pembayaran hutang, gaji pegawai maupun pembayaran pajak negara.

2) Melaksanakan penagihan atas piutang perusahaan.

3) Mengatur penggunaan dana yang ada dan pencarian dana yang dibutuhkan oleh perusahaan.

4) Membuat pencatatan dan pelaporan atas penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan.

5) Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan dalam sistem dan prosedur akuntasi.

6) Menyusun laporan keuangan yang dibutuhkan oleh direktur seperti neraca dan laporan laba-rugi.


(37)

7) Membuat laporan yang berhubungan dengan perhitungan dan pembayaran pajak perusahaan.

b. Bagian General Affair dan HRD/Admin Fungsi dan tugas :

1) Mengevaluasi kualitas dan kuantitas sumber daya manusia secara umum. 2) Mengkoordinasikan fungsi penyeleksian karyawan.

3) Menyusun rencana peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia didalam perusahaan.

4) Mengkoordinasikan pengajuan pembayaran hak-hak karyawan ke bagian keuangan (gaji, tunjangan karyawan, uang lembur, dan lain-lain ).

7. Teknik, Marketing, IT

Divisi ini bertanggungjawab untuk menentukan dan merumuskan perincian pelaksanaan kebijakan perusahaan serta melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Divisi ini membawahi dua bagian yaitu :

a. Bagian Underwriting & Reassurance, IT

Divisi ini bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan dengan IT. Fungsi dan tugas :

1) Melaksanakan dan mengkoordinasikan fungsi yang berhubungan dengan implementasi teknologi informasi di dalam perusahaan.

2) Melaksanakan dan mengkoordinasikan fungsi dan tugas ke setiap seksi untuk setiap proyek yang ada.

3) Menyiapkan laporan-laporan yang telah ditetapkan sehubungan dengan aktivitas pekerjaan yang dilakukan.


(38)

4) Melaksanakan pemeliharaan server dan memperbaiki kerusakaan yang terjadi.

5) Melakukan back-up data harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. b. Bagian Business Development & Public Relation

Fungsi dan tugas :

1) Menyusun rencana kegiatan pemasaran. 2) Menyusun anggaran pemasaran

3) Mengusulkan strategi pemasaran mengenai apa yang akan dilakukan, serta rencana dan strategi promosi apa yang akan digunakan dalam melakukan pemasaran produk.

4) Mengevaluasi hasil pemasaran.

5) Mengikuti perkembangan pasar dan perusahaan pesaing.

6) Mempertahankan segmentasi pasar yang sudah ada dan mengembangkan strategi pemasaran sehingga memperluas segmentasi pasar.

8. Operasi Jaringan

Divisi ini bertugas mengatur jaringan-jaringan perusahaan, baik intra perusahaan maupun antar perusahaan. Tugas dan wewenang:

a. Mengatur agar hubungan antar perusahaan pusat dan cabang dapat terhubung dengan baik.

b. Menjaga dan memelihara tiap server yang ada di setiap perusahaan.

E. Kegiatan Terkini Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua. Begitu juga


(39)

pada PT Asuransi Multi Artha Guna mempunyai visi menjadi perusahaan yang mengutamakan pelayanan dan memberikan layanan prima serta lebih efisien dari pesaing. Perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kinerja yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat.

Jadi kinerja terkini yang dijalankan perusahaan sesui dengan visi dan misinya dan disesuaikan dengan sasaran perusahaan, yaitu:

1. Menghasilkan laba pemasukan bagi negara.

2. Memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang menggunakan jasa layanan asuransi agar masyarakat mau menggunakan layanan jasa asuransi.

3. Memberikan fungsi sosial dengan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat.

4. Memenuhi permintaan masyarakat yang ingin menggunakan jasa layanan asuransi.


(40)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami persaingan yang cukup ketat di segala bidang, baik dalam bidang industri maupun jasa. Persaingan tersebut salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat, munculnya pesaing-pesaing baru yang berpotensi dalam mengembangkan produk-produk yang beraneka ragam dan berkualitas.

Oleh karena itu, perusahaan terus dituntut untuk dapat terus meningkatkan aktivitasnya agar mampu bersaing dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pada dasarnya yang bertanggung jawab dalam mengelola aktivitas perusahaan adalah pihak manajemen.

Dalam manajemen yang stabil didukung oleh pimpinan dan staf yang profesional serta berkualitas, PT asuransi Multi Artha Guna dari tahun ke tahun mencatat pertumbuhan pendapatan premi yang konstan. Di tengah persaingan yang semakin tajam dan ketat, PT Asuransi Multi Artha Guna berhasil membukukan pendapatan laba bersih yang selalu meningkat. Hal ini dimungkinkan dengan diterapkannya kebijakan „prudent underwriting‟ serta

pengelolaan investasi yang baik. Kesehatan keuangan tercermin dari angka RBC (Risk Base Capital) yang jauh melampaui 120% yang disyaratkan oleh pemerintah.


(41)

Dalam PT Asuransi Multi Artha Guna ini juga diperlukan perencanaan dan perlunya menganalisis laporan keuangan dengan mengetahui anggaran pemasukan maupun pengeluaran. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna, akan sangat membutuhkan suatu laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata dan mendasari angka-angka tersebut.

Laporan keuangan yang disusun perusahaan seperti neraca, daftar laba rugi, laporan laba yang ditahan dan laporan keuangan lainnya memegang peranan sangat penting dalam suatu prusahaan. Pentinggnya laporan keuangan tersebut tidak hanya sebagai sumber informasi tentang posisi keuangan tetapi laporan keuangan juga ditunjukan untuk menilai prestasi PT Asuransi Multi Artha Guna, mengetahui sampai dimana keberhasilan perkembangan perusahaan, apakah ada peningkatan ataukah penurunan dari periode sebelumnya. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan PT Asuransi Multi Artha Ghuna dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti keseluruhan.


(42)

pihak-tersebut adalah manajer/pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan/pemegang saham, investor, kreditor, dan pemerintah. Bagi pemilik perusahaan fungsi laporan keuangan adalah untuk melihat berapa keuntungan atau kerugian yang ada dan dialami oleh perusahaan tersebut, bagi pemegang saham fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan, bagi investor fungsi laporan keuangan adalah untuk membantu menentukan apakah perusahaan harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut, bagi kreditor fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi hutang beserta bunganya dan kegunaan laporan keuangan bagi pemerintah adalah untuk mengetahui pendapatan negara dalam hal pajak.

Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT ASURANSI MULTI ARTHA GUNA DI BURSA EFEK INDONESIA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat suatu masalah yaitu: Bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna bila dilihat dari analisis rasio – rasio keuangan (likuiditas, aktivitas,

leverage, dan profitabilitas untuk periode 2007 hingga 2010?

C. TujuanPenelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna yang ditinjau dari sudut likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas untuk periode


(43)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai acuan yang jelas bagi perusahaan dan pertimbangan bagi perusahaan untuk dapat mengembangkan kualitas pelayanan jasa di masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti baik secara teori maupun aplikasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi Tugas Akhir bagi peneliti selanjutnya.


(44)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. ASURANSI MULTI

ARTHA GUNA DI BURSA EFEK INDONESIA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

AHMAD FARIQ

122101185

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(45)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul

“Analisis Laporan Keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Di Bursa Efek Indonesia “ sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Diploma III Jurusan Manajeman Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan moril maupun materil dari banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.


(46)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 5

A. Sejarah Perusahaan... 5

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 6

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 7

D. Job Description ... 9

E. Kegiatan Terkini Perusahaan ... 13

BAB III PEMBAHASAN

... 15

A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan ... 15

B. Laporan Keuangan ... 15

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 15

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 16

C. Rasio-Rasio Keuangan ... 16

1. Pengertian Rasio Keuangan ... 16

2. Keterbatasan Analisis Keuangan ... 17

3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 18

D. Penyajian Laporan Keuangan ... 21

E. Analisis Rasio Keuangan ... 30

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

... 41

A. Kesimpulan ... 41

B.Saran ... 42


(47)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 3.1 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2007 ... 22 Tabel 3.2 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2007 ... 23 Tabel 3.3 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2008 ... 24 Tabel 3.4 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2008 ... 25 Tabel 3.5 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2009 ... 26 Tabel 3.6 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2009 ... 27 Tabel 3.7 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2010 ... 28 Tabel 3.8 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2010 ... 29 Tabel 3.9 Rasio Liquiditas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2007 dan 2008 ... 32 Tabel 3.10 Rasio Liquiditas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2008 dan 2010 ... 32 Tabel 3.11 Rasio Aktivitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2007 dan 2008 ... 35 Tabel 3.12 Rasio Aktivitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2009 dan 2010 ... 35 Tabel 3.13 Rasio Profitabilitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir

Tahun 2007 dan 2008 ... 37 Tabel 3.14 Rasio Profitabilitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir

Tahun 2009 dan 2010 ... 37 Tabel 3.15 Rasio Leverage PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2007 dan 2008 ... 39 Tabel 3.16 Rasio Leverage PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun


(48)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman


(49)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami persaingan yang cukup ketat di segala bidang, baik dalam bidang industri maupun jasa. Persaingan tersebut salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat, munculnya pesaing-pesaing baru yang berpotensi dalam mengembangkan produk-produk yang beraneka ragam dan berkualitas.

Oleh karena itu, perusahaan terus dituntut untuk dapat terus meningkatkan aktivitasnya agar mampu bersaing dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pada dasarnya yang bertanggung jawab dalam mengelola aktivitas perusahaan adalah pihak manajemen.

Dalam manajemen yang stabil didukung oleh pimpinan dan staf yang profesional serta berkualitas, PT asuransi Multi Artha Guna dari tahun ke tahun mencatat pertumbuhan pendapatan premi yang konstan. Di tengah persaingan yang semakin tajam dan ketat, PT Asuransi Multi Artha Guna berhasil membukukan pendapatan laba bersih yang selalu meningkat. Hal ini dimungkinkan dengan diterapkannya kebijakan „prudent underwriting‟ serta

pengelolaan investasi yang baik. Kesehatan keuangan tercermin dari angka RBC (Risk Base Capital) yang jauh melampaui 120% yang disyaratkan oleh pemerintah.


(50)

Dalam PT Asuransi Multi Artha Guna ini juga diperlukan perencanaan dan perlunya menganalisis laporan keuangan dengan mengetahui anggaran pemasukan maupun pengeluaran. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna, akan sangat membutuhkan suatu laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata dan mendasari angka-angka tersebut.

Laporan keuangan yang disusun perusahaan seperti neraca, daftar laba rugi, laporan laba yang ditahan dan laporan keuangan lainnya memegang peranan sangat penting dalam suatu prusahaan. Pentinggnya laporan keuangan tersebut tidak hanya sebagai sumber informasi tentang posisi keuangan tetapi laporan keuangan juga ditunjukan untuk menilai prestasi PT Asuransi Multi Artha Guna, mengetahui sampai dimana keberhasilan perkembangan perusahaan, apakah ada peningkatan ataukah penurunan dari periode sebelumnya. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan PT Asuransi Multi Artha Ghuna dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti keseluruhan.

Hasil analisis laporan keuangan ini akan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu. Adapun pihak-pihak-pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan


(51)

tersebut adalah manajer/pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan/pemegang saham, investor, kreditor, dan pemerintah. Bagi pemilik perusahaan fungsi laporan keuangan adalah untuk melihat berapa keuntungan atau kerugian yang ada dan dialami oleh perusahaan tersebut, bagi pemegang saham fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan, bagi investor fungsi laporan keuangan adalah untuk membantu menentukan apakah perusahaan harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut, bagi kreditor fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi hutang beserta bunganya dan kegunaan laporan keuangan bagi pemerintah adalah untuk mengetahui pendapatan negara dalam hal pajak.

Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul

“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT ASURANSI MULTI ARTHA GUNA DI BURSA EFEK INDONESIA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat suatu masalah yaitu: Bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna bila dilihat dari analisis rasio – rasio keuangan (likuiditas, aktivitas,

leverage, dan profitabilitas untuk periode 2007 hingga 2010?

C. TujuanPenelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna yang ditinjau dari sudut likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas untuk periode


(52)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai acuan yang jelas bagi perusahaan dan pertimbangan bagi perusahaan untuk dapat mengembangkan kualitas pelayanan jasa di masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti baik secara teori maupun aplikasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi Tugas Akhir bagi peneliti selanjutnya.


(1)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 3.1 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2007 ... 22 Tabel 3.2 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2007 ... 23 Tabel 3.3 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2008 ... 24 Tabel 3.4 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2008 ... 25 Tabel 3.5 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2009 ... 26 Tabel 3.6 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2009 ... 27 Tabel 3.7 Neraca PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2010 ... 28 Tabel 3.8 Laba Rugi PT Asuransi Multi Artha Guna Per 31 Desember

2010 ... 29 Tabel 3.9 Rasio Liquiditas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2007 dan 2008 ... 32 Tabel 3.10 Rasio Liquiditas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2008 dan 2010 ... 32 Tabel 3.11 Rasio Aktivitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2007 dan 2008 ... 35 Tabel 3.12 Rasio Aktivitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2009 dan 2010 ... 35 Tabel 3.13 Rasio Profitabilitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir

Tahun 2007 dan 2008 ... 37 Tabel 3.14 Rasio Profitabilitas PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir

Tahun 2009 dan 2010 ... 37 Tabel 3.15 Rasio Leverage PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun

2007 dan 2008 ... 39 Tabel 3.16 Rasio Leverage PT Asuransi Multi Artha Guna Akhir Tahun


(2)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami persaingan yang cukup ketat di segala bidang, baik dalam bidang industri maupun jasa. Persaingan tersebut salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat, munculnya pesaing-pesaing baru yang berpotensi dalam mengembangkan produk-produk yang beraneka ragam dan berkualitas.

Oleh karena itu, perusahaan terus dituntut untuk dapat terus meningkatkan aktivitasnya agar mampu bersaing dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pada dasarnya yang bertanggung jawab dalam mengelola aktivitas perusahaan adalah pihak manajemen.

Dalam manajemen yang stabil didukung oleh pimpinan dan staf yang profesional serta berkualitas, PT asuransi Multi Artha Guna dari tahun ke tahun mencatat pertumbuhan pendapatan premi yang konstan. Di tengah persaingan yang semakin tajam dan ketat, PT Asuransi Multi Artha Guna berhasil membukukan pendapatan laba bersih yang selalu meningkat. Hal ini dimungkinkan dengan diterapkannya kebijakan „prudent underwriting‟ serta

pengelolaan investasi yang baik. Kesehatan keuangan tercermin dari angka RBC (Risk Base Capital) yang jauh melampaui 120% yang disyaratkan oleh pemerintah.


(4)

Dalam PT Asuransi Multi Artha Guna ini juga diperlukan perencanaan dan perlunya menganalisis laporan keuangan dengan mengetahui anggaran pemasukan maupun pengeluaran. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna, akan sangat membutuhkan suatu laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata dan mendasari angka-angka tersebut.

Laporan keuangan yang disusun perusahaan seperti neraca, daftar laba rugi, laporan laba yang ditahan dan laporan keuangan lainnya memegang peranan sangat penting dalam suatu prusahaan. Pentinggnya laporan keuangan tersebut tidak hanya sebagai sumber informasi tentang posisi keuangan tetapi laporan keuangan juga ditunjukan untuk menilai prestasi PT Asuransi Multi Artha Guna, mengetahui sampai dimana keberhasilan perkembangan perusahaan, apakah ada peningkatan ataukah penurunan dari periode sebelumnya. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan PT Asuransi Multi Artha Ghuna dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti keseluruhan.


(5)

pihak-tersebut adalah manajer/pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan/pemegang saham, investor, kreditor, dan pemerintah. Bagi pemilik perusahaan fungsi laporan keuangan adalah untuk melihat berapa keuntungan atau kerugian yang ada dan dialami oleh perusahaan tersebut, bagi pemegang saham fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan, bagi investor fungsi laporan keuangan adalah untuk membantu menentukan apakah perusahaan harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut, bagi kreditor fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi hutang beserta bunganya dan kegunaan laporan keuangan bagi pemerintah adalah untuk mengetahui pendapatan negara dalam hal pajak.

Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT ASURANSI MULTI ARTHA GUNA DI BURSA EFEK INDONESIA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat suatu masalah yaitu: Bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna bila dilihat dari analisis rasio – rasio keuangan (likuiditas, aktivitas,

leverage, dan profitabilitas untuk periode 2007 hingga 2010?

C. TujuanPenelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna yang ditinjau dari sudut likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas untuk periode 2007 hingga 2010.


(6)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai acuan yang jelas bagi perusahaan dan pertimbangan bagi perusahaan untuk dapat mengembangkan kualitas pelayanan jasa di masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti baik secara teori maupun aplikasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi Tugas Akhir bagi peneliti selanjutnya.