Uraian Umum Pedoman Perencanaan Beban Yang Diperhitungkan Metode Perhitungan

6

BAB II DASAR PERENCANAAN

II.1 Uraian Umum

Tujuan utama dari struktur adalah memberikan kekuatan pada suatu bangunan. Struktur bangunan dipengaruhi oleh beban mati dead load berupa berat sendiri, beban hidup live load berupa beban akibat penggunaan ruangan dan beban khusus seperti penurunan pondasi, tekanan tanah atau air, pengaruh temperatur dan beban akibat gempa. Suatu beban yang bertambah dan berkurang menurut waktu secara berkala disebut beban bergoyang, beban ini sangat berbahaya apabila periode penggoyangannya berimpit dengan periode struktur dan apabila beban ini diterapkan pada struktur selama kurun waktu yang cukup lama, dapat menimbulkan lendutan. Lendutan yang melampaui batas yang direncanakan dapat merusak struktur bangunan tersebut.

II.2 Pedoman Perencanaan

Dalam perencanaan, pedoman yang digunakan antara lain: 1. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SK SNI T-15- 1991-03 2. Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung SNI-1729- 1989F 7

II.3 Peraturan Perencanaan

Apabila kita akan merencanakan suatu bangunan, sudah tentu kita harus memperhatikan serta memperhitungkan segala aspek yang berhubungan dengan bangunan tersebut. Disamping segi teknis yang menjadi landasan utama dalam merencanakan suatu bangunan, segi-segi lainnya tidak bisa kita tinggalkan atau kita abaikan begitu saja. Faktor fungsi, ekonomi, sosial, lingkungan, dan sebagainya tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan segi teknis konstruksi dalam perencanaan suatu bangunan. Dengan kata lain, jika kita merencanakan suatu bangunan, kita dituntut dalam hal kesempurnaan bangunan itu sendiri. Untuk memenuhi hal tersebut, kita harus berpedoman pada syarat-syarat yang telah ditentukan baik dari segi teknis itu sendiri maupun dari segi lainnya.

II.3.1 Peraturan Perhitungan Konstruksi

a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBBI 1984 b. Struktur Beton Bertulang Indonesia SK SNI T-15-1991-03 c. Peraturan Pembebanan Indonesia PPI 1981 d. Perencanaan Gempa Indonesia 1983 8

II.3.2 Dasar Perhitungan Konstruksi

a. Konstruksi diperhitungkan terhadap pembebanan sementara. b. Perhitungan mekanika pada konstruksi plat dan konstruksi balok anak sesuai SK SNI T-15-1991-03. c. Perhitungan pada struktur portal bangunan dengan menggunakan metode Cross. d. Perhitungan konstruksi perencanaan pondasi sesuai dengan hasil penyelidikan tanah oleh laboratorium.

II.3.3 Spesifikasi Teknik

a. Mutu beton fc’ = β5 MPa b. Mutu tulangan baja fy = 240 MPa

II.3.4 Tuntutan dan Ketentuan Umum Perencanaan

Tuntutan atau ketentuan umum dalam perencanaan gedung yang harus kita perhatikan antara lain: a. Konstruksi harus aman, kokoh, kuat, baik terhadap pengaruh cuaca, iklim maupun terhadap pengaruh lainnya. b. Bangunan harus benar-benar dapat berfungsi menurut penggunaannya. c. Ditinjau dari segi biaya, bangunan harus seekonomis mungkin dengan catatan tidak boleh mengurangi kekuatan konstruksi, sehingga tidak membahayakan bangunan dan keselamatan pengguna bangunan. 9 d. Dengan merencanakan bangunan ini kita usahakan jangan sampai membahayakan atau merugikan lingkungan, baik ketika masih dalam taraf pengerjaan maupun setelah bangunan itu digunakan atau selesai dikerjakan.

II.4 Beban Yang Diperhitungkan

Pembebanan diperhitungkan sesuai dengan fungsi bangunan yang direncanakan. Perencanaan beban hidup maupun beban mati didasarkan pada tata cara pembebanan untuk bangunan rumah dan gedung SNI-1729-1989F. Besaran beban yang diperhitungkan adalah: A. Beban mati D  Beton bertulang = 2500 kgm 3  Dinding setengah bata = 250 kgm 3  Adukan setengah bata = 21 kgm 2  Penutup lantai = 24 kgm 2  Eternit = 11 kgm 2  Penggantung = 7 kgm 2 B. Beban hidup L  Pada plat lantai = 400 kgm 2  Pada tangga bordes = 300 kgm 2  Beban angin = 40 kgm 2 10

II.5 Metode Perhitungan

1. Perhitungan plat dan balok berdasarkan standar tata cara perhitungan struktur beton yaitu SK SNI T-15-1991-03 dan dasar-dasar perencanaan beton bertulang Ir. Gideon H. K. M Eng, 1994. Sedangkan untuk perhitungan tulangan dilakukan dengan cara teori kekuatan terbatas. 2. Perhitungan konstruksi rangka atap dianalisa dengan menggunakan metode Cremona untuk menentukan gaya-gaya yang bekerja pada setiap batangnya. 3. Perhitungan portal utama yang terdiri dari balok dan kolom dianalisa dengan menggunakan Metode Cross. Adapun dasar perhitungan konstruksi untuk portal utama dan elemen- elemen yang lain seperti plat balok tangga dan lainnya menggunakan SKSNI T-15-1991-03. 11

BAB III PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP

III.1 Dasar Perencanaan Atap direncanakan dari struktur baja yang dirakit di tempat atau di proyek. Perhitungan struktur rangka atap didasarkan pada panjang bentangan jarak kuda –kuda satu dengan yang lainnya. Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban yang bekerja, yaitu meliputi beban mati, beban hidup, dan beban angin. Setelah diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan perhitungan dan perencanaan dimensi serta batang dari kuda –kuda tersebut. Semua perencanaan tersebut berdasarkan pembebanan atap, meliputi: a. Beban mati, terdiri dari: 1. Berat sendiri penutup atap 2. Berat sendiri gording 3. Berat sendiri kuda –kuda 4. Berat plafond b. Beban hidup yang besarnya diambil paling menentukan diantara dua macam beban berikut: 1. Beban terpusat dari seorang pekerja besar minimumnya 100 kg 2. Beban air hujan yang besarnya dihitung dengan rumus: 40 – 0,8 α dimana α = sudut kuda–kuda. Keterangan lainnya: L = jarak antar kuda –kuda. c. Beban rangka diambil minimal 25 kgm 2 , dengan ketentuan: 1. Angin tekan untuk α 65 O , dikalikan koefisien 0,02 α - 0,4.