Kriteria tentang Kenaikan Kelas Mutasi peserta didik Pendidikan Kecakapan Hidup BAB. V. PENUTUP

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMA Jateng 2016 Page 23 sebagai aktualisasi mata pelajaran yang dirancang oleh guru mata pelajaran untuk dilaksanakan kepada pembina pramuka dan dilaksanakan pada kegiatan kepramukaan, wajib 120 menit perminggu. d. Gugus Depan untuk peserta didik yang berminat, lihat pedomanperaturan pelaksanaan ekstrakurikuler dan Kepramukaan

13. Kriteria Kelulusan

Berisi tentang kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi penanganan peserta didik yang tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah, dengan memperhatikan ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan melalui uji pencapain kompetensi mengacu kepada Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar Penilaian. Permendikbud No 57 tahun 2015 regulasi ini tiap tahun ada perubahan karena Menteri selalu mengeluarkan ketika akan ujian Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan. Kriteria kelulusan pada KTSP tahun berjalan mengacu pada Permendikbud tentang Kelulusan Tahun sebelumnya, dan apabila ada perubahan akan mengikuti ketentuan kelulusan tahun yang terbaru.

14. Kriteria tentang Kenaikan Kelas

Kriteria kenaikan kelas sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 12CKepTu2008 Tentang Bentuk Dan Tata Cara Penyusun Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah SDMISDLB, SMPM.TsSMPLB, Dan SMAMASMKSMALB

15. Penjurusan.

Penjurusan yang diatur dalam SK Dirjen Mandikdasmen Departemen Pendidikan Nasional Nomor 12CKEPTU2008, pada Lampiran Penulisan LHB, BAB I, Butir E, sebagai berikut:

a. Waktu penentuan dan pelaksanaan penjurusan

1 Penentuan penjurusan bagi peserta didik untuk program IPA, IPS dan Bahasa dilakukan mulai akhir semester 2 dua kelas X. 2 Pelaksanaan KBM sesuai program jurusan, dimulai pada semester 1 satu kelas XI.

b. Kriteria penjurusan program

Penentuan penjurusan program dilakukan dengan mempertimbangkan potensi, minat dan kebutuhan peserta didik, yang harus dibuktikan dengan hasil prestasi akademik yang sesuai dengan kriteria nilai yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Apabila terjadi perbedaan antara potensiminat dengan nilai akademik seorang peserta didik, maka guru harus mengkaji dan melakukan perbaikan dalam memberikan layanan belajar kepada yang bersangkutan. 1 Potensi dan Minat Peserta Didik Untuk mengetahui potensi dan minat peserta didik dapat dilakukan melalui angket kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi potensi, minat, dan bakat. Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMA Jateng 2016 Page 24 2 Nilai akademik Peserta didik yang naik ke kelas XI dan akan mengambil program tertentu yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Sosial IPS atau Bahasa: boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 tiga mata pelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program tersebut lihat Struktur Kurikulum. c. Satuan pendidikan dapat menambah kriteria penjurusan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan setiap satuan pendidikan.

16. Mutasi peserta didik

Pindah Sekolah sebagaimana yang diatur dalam SK Dirjen Mandikdasmen Departemen Pendidikan Nasional NOMOR : 12CKEPTU2008, pada Lampiran Penulisan LHB, BAB I, Butir F, sebagai berikut : a. Sekolah harus memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah: 1 Antarsekolah pelaksana KTSP; 2 Antara sekolah pelaksana Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 dengan sekolah pelaksana KTSP. b. Untuk pelaksanaan pindah sekolah masuk atau keluar lintas Provinsi dan KabupatenKota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi dan KabupatenKota. c. Sekolah dapat menentukan persyaratan pindahmutasi peserta didik sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah, antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut: 1 Menyesuaikan bentuk laporan hasil belajar LHB dari sekolah asal sesuai dengan bentuk rapor yang digunakan di sekolah tujuan. 2 Melakukan tes atau program matrikulasi bagi siswa pindahan. Pengaturan mutasi peserta didik antar satuan pendidikan diatur oleh satuan pendidikan masing- masing dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

17. Pendidikan Kecakapan Hidup

Berisi tentang bagaimana penerapan pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan di sekolah. Dapat berupa implementasi dari mata pelajaran pada domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan, atau pembiasaan yang dilakukan di sekolah.

7. BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN

1. Pengertian Kalender Pendidikan. 2. Dasar Hukum Kalender Pendidikan yang berlaku pada tahun pelajaran berjalan. 3. Berisi tentang kalender pendidikan dan rencana time schedule kegiatan yang akan dilaksanakan, dan disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMA Jateng 2016 Page 25 Pendidikan setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik kegiatan sekolah, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi. 4. Rencana Kegiatan atau jadwal memuat antara lain; kegiatan awal tahun, minggu efektif Proses Pembelajaran, Ujian, Ulangan, hari libur, PPDB, MOPDB , dll 5. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan Contoh kalender pendidikan terlampir. 6. Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.

a. Permulaan Tahun Ajaran

Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan Waktu Pelajaran yaitu dimulai pada setiap awal tahun pelajaran, dengan kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru MOPDB bagi kelas X.

b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

1 Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan, 2 Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah. 3 Dengan berpedoman kepada Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor: 4200067522015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan pada Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Tengah, maka perlu diupayakan penyelenggaraan pendidikan dengan waktu belajar 5 hari dalam seminggu.

c. Pengaturan Waktu Libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel ini. Tabel : Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMA Jateng 2016 Page 26 NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN 1. Minggu efektif belajar Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan 2. Jeda antar semester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II 3. Libur akhir tahun pelajaran Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran 4. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat menga-turnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu 5. Hari libur umumnasional Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah 6. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing- masing 7. Kegiatan khusus sekolahmadras ah Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang diprogram-kan secara khusus oleh sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

8. BAB. V. PENUTUP

Berisi pernyataan sebagai penutup pada Dokumen KTSP Lampiran-Lampiran a. Silabus dan RPP b. Hasil analisis keterkaitan kompetensi dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian; c. Laporan Hasil Analisis Konteks Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMA Jateng 2016 Page 27 Terkait dengan struktur kurikulum 2006 SMA ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan terkait dengan mata pelajaran berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006.

I. Struktur Kurikulum SMA Kelas X :

Semester 1 Semester 2

A. MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Fisika 2 2 7. Biologi 2 2 8. Kimia 2 2 9. Sejarah 1 1 10. Geografi 1 1 11. Ekonomi 2 2 12. Sosiologi 2 2 13. Seni Budaya 2 2 14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 16. KeterampilanBahasa Asing 2 2

B. MUATAN LOKAL

2 2

C. PENGEMBANGAN DIRI

2 2 Jumlah 38 38 = setara dengan 2 jam pelajaran Alokasi Waktu Komponen

a. Mata Pelajaran

Mata Pelajaran di kelas X sebanyak 16 mata pelajaran. Masing-masing alokasi waktu jam pelajaran adalah minimal lihat table. 1. Sekolah tidak diperkenankan mengurangi mata pelajaran yang jumlahnya 16; 2. Sekolah tidak diperkenankan mengganti mata pelajaran yang sudah ditetapkan oleh Pusat 3. Sekolah tidak boleh mengurangi jam pelajaran minimal masing-masing mata pelajaran tersebut, dan diperbolehkan menambah maksimal 4 jam per minggu. Pada tabel struktur kurikulum kelas X, untuk mata pelajaran ke-16 sekolah memilih mata pelajaran Keterampilan atau Bahasa Asing.