Dari rumus
tersebut semakin
besar kekasaran permukaan bumi maka semakin
angin itu akan semakin lambat daya kecepatannya.
3.2.2 Arah Angin
Definisi arah angin adalah dari mana angin berasal atau dari mana angin bertiup. Angin
perkotaan biasanya tidak stabil. Komposisi bangunan di perkotaan merubah pola angin
baik dengan cara mekanik maupun termal
Cara mekanik : Keadaan kota yang mana angin di hambat oleh gedung-
gedung yang
akan menimbulkan
turbulensi dan sebagainya.
Cara termal : Perbedaan suhu antara kota dengan pedesaan.
Pada umumnya bangunan di perkotaan akan menghambat kecepatan dan arah
angin sehingga mempertinggi turbulensi dan merubah arah angin. Pada lorong-lorong
tertentu angin bertiup kencang. Namun pada tempat-tempat
lain terdapat
kantung- kantung dengan angin calm, pada sebuah
kota dapat terbentuk sirkulasi angin mirip angin daratlaut. Lihat gambar 3 dibawah
ini, karena suhu tidak segera disebarkan yaitu terhambat
oleh gedung-gedung maka akan dapat menimbulkan hal sirkulasi seperti angin
lautdarat. Pola sirkulasi atmosfer secara umum di
suatu kota menyerupai bentuk kubah debu. Menurut hepotesa sistem angin di kawasan
kota bermula dari kondisi kota yang panas, kemudian
gelembung udara
terangkat keatas, kemudian juga angin sejuk dari luar
kota bertiup ke arah perkotaan Landsberg 1981 .
3.3. Kelembaban
Definisi Kelembaban kelembaban relatif adalah perbandingan jumlah uap air yang
ada dalam satuan volume udara dengan massa uap air yang di perlukan untuk
menjadi jenuh pada temperatur yang sama. Secara umum kelembaban di daerah
perkotaan lebih kering dibandingkan dengan di daerah pedesaan yaitu 6 lebih kering
dari pada daerah pedesaan. Landsberg 1981.
Menurut Zanella 1976 dan Landsberg 1981 kota Parma yang mempunyai
penduduk 170.000 mempunyai panas yang terjadi sebagai akibat dari aktifitas manusia
pada siang hari maupun pada malam hari atau di dalam klimatologi dikenal dengan
istilah “heat is land “ rata-rata 1.4 C dan
kelembaban rata-rata 5 dibandingkan dengan
lapangan udara. Perbedaan kelembaban maksimum
7 pada bulan Januari dan 3 pada bulan Juli sampai September.
Menurut Oke 1974 menyatakan bahwa di atmosfer juga terjadi neraca air dalam
bentuk lengas yaitu : As = C + E - P - Ac
Dimana :
As =
Perubahan kelengasan
atmosfer netto C = Lengas yang di lepaskan oleh
pembakaran E = Evaporasi
P = Presipitasi Ac = Polutan lengas horizontal netto
Apabila kota P meningkat, C meningkat, E menurun sedangkan Ac sulit ditentukan.
Menurut Sani
1975 kecenderungan
kelembaban yang lebih rendah tidak hanya disebabkan oleh suhu yang tinggi di kota
semata-mata akan tetapi juga disebabkan limpasan air run off yang cepat. Selain itu
kurangnya tumbuh-tumbuhan yang ada, menyebabkan penguapan yang terjadi
berbeda dengan dikawasan desa.
3.4. Awan
Awan berasal dari gelembung udara yang mengandung uap air naik hingga mencapai
ketinggian tertentu, dimana suhu udara dan kerapatan gelembung udara yang naik sama
dengan suhu dan kerapatan lingkungannya, sehingga tidak dapat naik lagi. Awan
biasanya menjadi petunjuk yang baik dari keadaan cuaca.
Perawanan dinyatakan dalam istilah luas total langit tertutup awan, dalam persepuluh
110 atau persen . Kawasan nol 0 menunjukan
langit cerah,
sedangkan kawasan 10 atau 100 menunjukan langit
tertutup awan.
Awan dibedakan menjadi 3 jenis menurut ketinggiannya yaitu :
a.
Awan rendah : dibawah 2.000 meter
b.
Awan menengah : antara 2.000 sampai 6.000 meter
c.
Awan tinggi : lebih dari 6.000 meter. Awan
yang terbentuk
di perkotaan
umumnya awan-awan konvektif karena adanya aliran udara naik sebagai akibat
turbulensi.
3.5. Curah Hujan