perubahan penggunaan lahan yang cukup besar. Pada gambar 1. menunjukan lahan
yang digunakan relatif masih sedikit dan gambar 2. menunjukan adanya penggunaan
lahan
yang besar
sehingga lahan
hijaukosong yang tersedia semakin sedikit. Perkembangan pembangunan di Jakarta
sangat pesat
sehingga makin
mempersempit lahan hijau dan sekarang lahan-lahan hijau telah banyak didominasi
dengan bangunan-bangunan dan jalan. 3. Unsur Iklim Perkotaan
3.1. Suhu Udara Rata-rata suhu tahunan di kawasan Urban
perkotaan lebih besar 3
C dibandingkan dengan kawasan pedesaan Rural . Suhu
minimum lebih besar dari 1-2 C dan suhu
maksimum 1-3 C menurut teori Landsberg
1981. Perbedaan ini tergantung pada ukuran fungsi, kedudukkan kota itu sendiri
dan juga iklim makro kota tersebut “Menurut Sunberg 1951 perbedaan suhu
perkotaan urban dan pedesaan rural di sebabkan karena adanya perbedaan dalam
pemakaian energi, penyerapan penukaran bahang latent, golakan dan turbulensi.
”
Materiel perkotaan memantulkan panas lebih besar dan radiasi yang di pantulkan
sebagian besar juga ditahan oleh dinding gedung atap-atap rumah dan lain-lain.
Disamping
itu konduktifitas
materiel perkotaan seperti beton ,batu, aspal dsb
mempunyai kapasitas panas yang sangat tinggi, sehingga panas matahari disimpan
pada siang hari dan di lepas pada malam hari.
Sebaliknya
di pedesaan
yang permukaannya sebagian besar tertutup
tumbuh-tumbuhan yang bertindak sebagai pelindung terhadap panas matahari, pada
malam dan siang hari suhunya lebih rendah dari perkotaan. Hal itu disebabkan karena
banyaknya sumber air dalam tanah basah, genangan, dll sehingga banyak panas di
gunakan
untuk evaporasi
dan evapotranspirasi. Panas yang tersimpan
dalam uap air itu dikenal sebagai panas latent. Kota juga merupakan sumber panas
sebagai hasil
samping dari
aktifitas penduduknya industri, transportasi , rumah
tangga dll . Secara umum suhu di kota lebih tinggi dari
desa , perbedaan ini makin tinggi pada kondisi angin calm. Sebagai contoh yang
kontras antara suhu di kota london dengan desa sekitarnya akan tampak bila kecepatan
angin 6 mdt dan pada cuaca cerah, perbedaan suhu bisa mencapai 6
C namun kecepatan angin bila 11 m dt perbedaan
suhu tersebut akan hilang . Sunberg 1951 di Upsala Swedia
melakukan penelitian tentang peran elemen meteorologi terhadap perbedaan suhu
antara desa dan kota. Hasil penelitian menunjukan bahwa perawanan dan angin
merupakan dua faktor dominan. Secara empiris Sunberg merumuskan perbedaan
suhu tersebut sebagi berikut :
T =
a bn
V
Keterangan : T= Perbedaan suhu desa dan kota C
n = Perawanan dalam persepuluhan v = Kecepatan angin mdt
a,b = Konstanta yang sangat tergantung dari karateristik kota tertentu
di Upsala a=4.6 , b = 0.28 . Menurut Moran et. al. pada tahun 1973 di
jelaskan dalam Owen 1980 tentang faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan
pulau panas yaitu : 1. Sumber-sumber penghasil panas di kota
lebih banyak dari pada di pedesaan berasal dari manusia, kendaraan,
industri dan lain-lain 2. Banyak lahan-lahan bangunan jalan,
gedung, rumah dan lain-lain di kota yang merupakan bahan pemancar
bahangpanas yang
lebih banyak
dibandingkan dengan
tumbuh- tumbuhan, kayu, danau dan sebagainya
di pedesaan. 3. Jumlah badan perairan danau, kolam
dan sebagainya di kota lebih sedikit dari pada di pedesaan.
Adanya perbedaan distribusi suhu antara kota urban dan desa rural melahirkan
istilah “ Urban Heat Land “ menurut Georgi 1974 dan Landsberg 1981 menyatakan
perbedaan ini dapat dideteksi dengan adanya selisih suhu kota dan desa dengan
kecenderungan bahwa suhu kota lebih tinggi menurut Priece 1979. Biasanya perbedaan
suhu ini merupakan fungsi dari jumlah populasi P semakin besar populasinya,
maka tingkat perbedaan suhu akan semakin
besar Landsberg
1981.
Persamaan untuk menentukan T u - r
dalam hubungan dengan populasi diberikan sebagai berikut:
T u - r max = 3.06 log P - 6.78 di Amerika utara
T u - r max = 2.01 log P - 4.04 di Eropa
Dimana : P = Populasi ,
u = Urban kota, r = Rural desa
Menurut sani 1975 hal ini penting harus di ingat bahwa semua persamaan di atas
semata-mata hanya persamaan empiris dan tidak
menjelaskan proses
yang menyebabkan
terjadinya perbedaan
tersebut. Selain itu Ia juga mengingatkan bahwa persamaan-persamaan itu di peroleh
berdasarkan anggapan bahwa hubungan antara nilai perbedaan kota dengan desa
dalam persamaan ini adalah lurus.
Anggapan ini kurang tepat terutama dalam keadaan
angin kencang
atau angin
perlahanan. Oleh karena persamaan - persamaan tersebut tidak boleh digunakan
sebagai alat ramalan ataupun dianggap sebagai pencerminan yang tepat keadaan
yang akan datang. Landsberg 1956 dan
Sani 1975 berpendapat, “Bahwa perbedaan suhu bisa disebabkan oleh
iklim mikro, tofografi, dan kedudukan tempat tersebut
.” Kedudukan ini diperkuat lagi menurut tingkat perkembangan kota
tersebut.
Tabel 1 unsur-unsur iklim dikawasan kota Lansberg 1981 perbandingan kawasan desa.
Unsur iklim Perbandingan kota dengan desa
Hujan :
Jumlah hujan
Jumlah hari hujan 5 mm 5 - 15 lebih banyak
10 lebih banyak Temperatur :
rata-rata tahunan
minimum musim dingin
maksimum musim panas
0.5
- 3.0 C lebih tinggi
1 - 2 C lebih tinggi
1 - 3 C lebih tinggi
Kecepatan angin :
rata-rata tahunan
tiupan yang amat kencang
tenang calm 20 - 30 kurang
10 - 20 kurang 5 - 20 lebih
Kelembaban :
rata-rata
musim dingin
musim panas 6 kurang
2 kurang 8 kurang
3.2. Kecepatan dan Arah Angin 3.2.1 Kecepatan Angin