Perancangan media informasi tentang hewan amfibi dan reptil untuk anak-anak

(1)

(2)

(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Rinaldy Aulia

Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 1 Juli 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bina Muda no. 18 RT/RW 03/17, Cimahi 40512

Telepon : 085723656096

Email : Rinaldy_asao@yahoo.com

PENDIDIKAN

1997-2003 : SDN Cimahi 13

2003-2006 : SMPN 1 Cimahi

2006-2009 : SMAN 1 Cimahi

KEMAMPUAN

1. Kemampuan menggunakan software untuk keperluan ilustrasi, mengedit foto dan video (Adobe Photoshop, Ilustrator, Premiere dan Corel Draw)


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG HEWAN AMFIBI DAN REPTIL UNTUK ANAK-ANAK

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2012-2013

Oleh:

Rinaldy Aulia 51909017

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat-Nya makalah laporan tugas akhir ini dapat tersusun hingga selesai. Adapun tujuan penyusunan makalah laporan tugas akhir ini untuk memenuhi persyaratan kelulusan studi jenjang S1. Makalah laporan tugas akhir ini merupakan hasil penelitian mengenai perancangan media informasi tentang hewan amfibi dan reptil untuk anak-anak.

Tidak lupa ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu diantaranya Deni Albar, M.Ds. selaku pembimbing dalam penyusunan laporan tugas akhir serta para dosen yang turut membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga makalah laporan tugas akhir ini bisa bermanfaat bagi pembaca baik dari kalangan akademik ataupun dari kalangan umum. Mohon maaf apabila makalah ini masih banyak kekurangan.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

LEMBAR HAK EKSKLUSIF ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 2

I.5 Tujuan Penelitian ... 2

BAB II AMFIBI, REPTIL & PENGETAHUAN ANAK TENTANG AMFIBI DAN REPTIL II.1 Klasifikasi Makhluk Hidup ... 4

II.2 Amfibi ... 5

II.3 Reptil ... 9

II.4 Persamaan dan Perbedaan Hewan Amfibi dan Reptil ... 14

II.5 Karakteristik Anak... 15

II.6 Pandangan Anak SD Terhadap Hewan Amfibi dan Reptil ... 18

II.7 Buku ... 19

II.7.1 Jenis Buku ... 19

II.7.2 Bagian Buku ... 20


(8)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan ... 22

III.1.1 Pendekatan komunikasi ... 23

III.1.1.1 Tujuan Komunikasi ... 24

III.1.1.2 Materi Pesan ... 24

III.1.1.3 Pendekatan Visual ... 24

III.1.1.4 Pendekatan Verbal ... 24

III.1.2 Stategi Kreatif ... 25

III.1.3 Strategi Media ... 25

III.1.4 Strategi Distribusi... 27

III.2 Konsep visual ... 28

III.2.1 Format Desain ... 30

III.2.2 Tata Letak (Layout) ... 30

III.2.3 Tipografi ... 31

III.2.4 Ilustrasi ... 33

III.2.5 Warna ... 52

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Media Utama ... 54

IV.1.1 Buku Ilustrasi ... 54

IV.2 Media Pendukung ... 57

IV.2.1 Poster ... 57

IV.2.2 Flyer ... 58

IV.2.3 Rak Buku ... 58

IV 2.4 Gantungan Tas ... 59

IV.2.5 Kaos ... 60

IV.2.6 Kotak Makan ... 61

IV .2.7 Stiker ... 61


(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN ... 65


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bastudin. 2013. Mengenal Anatomi Buku. Http:/bastudin.blogspot.com/ Diakses pada 16 Januari 2013 pukul 10.15

Kay, Ann. 2005. 100 Pengetahuan tentang Reptilia & Amfibi. Diterjemahkan oleh: Endang. Bandung: Pakar Raya.

Kusmana,Suherli.2011.Mengenal Jenis Buku Non Teks. Http://suherlicen tre.blogspot.com/ Diakses pada Kamis, 20 Desember 2012 pukul 15.35. Kusrianto, Adi. 2005. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta:Andi

Offset

Mistar .2008. Panduan Lapangan Amfibi & Reptil di Areal Mawas Propinsi Kalimantan Tengah. Http://www.fobi.web.id/download/224/ Diakses pada Jumat, 14 Desember 2012 pukul 08.59.

Napitu, Posman.2007. Konservasi Satwa Liar. Laporan Lapangan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Polansky, Seken.2011. Herpetofauna. Http://unikonservasifauna.org/ Diakses pada Senin, 17 Desember 2012 pukul 11.13.

Widya,Evie.2010. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar. Http://evie4210.blog spot.com/ Diakses pada Selasa, 15 Januari 2013 pukul 09.30.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Makhluk hidup yang ada di bumi sangat beraneka ragam, maka dibuat klasifikasi makhluk hidup untuk memudahkan dalam mempelajari makhluk hidup tersebut. Pengklasifikasian makhluk hidup dipelajari dalam ilmu taksonomi. Manfaat pengklasifikasian makhluk hidup yaitu dapat memudahkan dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup dan untuk mengetahui kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.

Pada pengklasifikasian makhluk hidup terdapat kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Kelompok tersebut dibagi menjadi lima kelas yaitu amfibi, pisces, reptil, aves dan mamalia. Dari kelima kelas tersebut, amfibi dan reptil mempunyai kekerabatan yang dekat sehingga mengakibatkan kekeliruan dalam mengelompokan hewan amfibi atau reptil. Amfibi dan reptil berada dalam kelompok kelas yang berbeda, maka hewan yang termasuk reptil tidak bisa dikatakan sebagai amfibi. Amfibi merupakan hewan yang hidup di dua habitat dengan kulit yang lembab dan umumnya bernafas dengan dua alat pernafasan. Sedangkan hewan reptil merupakan hewan yang melata, atau merangkak dengan kulit bersisik dan bernafas menggunakan paru-paru.

Idealnya anak-anak sudah memahami pengetahuan tentang hewan amfibi dan reptil secara dasar karena sudah dipelajari dalam pelajaran IPA di SD. Selain mengetahui tentang hewan amfibi dan reptil, idealnya anak-anak dapat juga membedakan antara hewan amfibi dan reptil yang seringkali salah paham dalam pengelompokannya. Faktanya saat ini banyak anak-anak bahkan masyarakat yang keliru dalam mengelompokan hewan yang termasuk hewan amfibi ataupun reptil. Hal ini dikarenakan kurangnya ilustrasi dalam buku teks pelajaran dan kurangnya buku pelengkap pelajaran sekolah tentang amfibi dan reptil.


(12)

Dengan adanya kondisi yang terjadi saat ini yaitu banyak anak yang keliru dalam mengelompokan amfibi dan reptil serta kurang memahami antara hewan amfibi dan reptil secara dasar seperti pengertian, ciri-ciri dan habitatnya, maka dibutuhkan perancangan media yang efektif guna memudahkan penyampaian informasi mengenaihewan amfibi dan reptil.

I.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan fakta diatas, diperoleh masalah-masalah sebagai berikut:

•Anak-anak bahkan masyarakat umum sering keliru membedakan antara hewan amfibi dan reptil.

•Media informasi tentang amfibi dan reptil masih kurang.

•Buku teks pelajaran yang menginformasikan tentang amfibi dan reptil disuguhkan dengan minimnya ilustrasi dan lebih banyak teks yang mengakibatkan anak-anak masih sering keliru dalam mengelompokan amfibi dan reptil.

I.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapat dari identifikasi yang ada yaitu “Bagaimana memberikan informasi yang informatif dan memiliki muatan visual tentang hewan amfibi dan reptil bagi anak-anak?”

I.4. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dibahas hanya menginformasikan tentang pengelompokan hewan amfibi dan reptil secara umum serta pengetahuan tentang pengertian, habitat, makanan dan kebiasaan hewan amfibi dan reptil sebagai pengetahuan dasar . Adapun media informasi dibatasi untuk anak-anak dengan tujuan sebagai pelengkap media belajar.

1.5. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan ini yaitu :

•Memberikan informasi kepada anak-anak bahkan masyarakat umum tentang hewan amfibi dan reptil agar tidak keliru lagi dalam mengelompokannya.


(13)

•Memperbanyak media informasi tentang hewan amfibi dan reptil yang dinilai masih kurang.

•Memberikan informasi dengan media yang kaya akan visual dan menjadikannya sebagai media yang menunjang buku teks pelajaran anak tentang hewan amfibi dan reptil.


(14)

BAB II

AMFIBI, REPTIL & PENGETAHUAN ANAK-ANAK TENTANG AMFIBI DAN REPTIL

II.1 Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi makhluk hidup merupakan cara pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu. Carolus Linnaeus yang merupakan seorang ahli biologi dari Swedia memperkenalkan klasifikasi berdasarkan persamaan struktur pada abad 18. Pengelompokan berdasarkan struktur tubuh. Bila dalam satu kelompok ditemukan perbedaan–perbedaan, maka kelompok tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil sehingga menghasilkan setiap kelompok kecil mempunyai persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada dipermukaan bumi ini dibedakan menjadi dua kelompok dunia kehidupan besar yaitu hewan dan tumbuhan.

Pengklasifikasian makhluk hidup standar Internasional yaitu berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature. Urutan pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut:

Kingdom (Kerajaan) • Divisio (Filum) • Clasis (Kelas) • Order (Ordo) • Familia (Suku) • Genus (Marga) • Spesies (Jenis)

Hewan amfibi dan reptil tentunya sudah diklasifikasikan pada kelompok yang berbeda. Walaupun amfibi dan reptil berada sama-sama berada pada Kingdom Animalia dan Filum Chordata namun berada di kelas yang berbeda.


(15)

II.2. Amfibi

Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang hidup di 2 habitat, yaitu perairan dan daratan. Amfibi memiliki kelembaban kulit yang tinggi sehingga kulitnya relatif licin. Kata amfibi berasal dari kata “amphi” yang berarti ganda dan “bios” yang berarti hidup. Amfibi didefinisikan sebagai hewan-hewan yang dapat hidup di dua habitat. Menurut Mattison seperti yang pernah dikutip oleh Mistar (2008), terdapat 5.359 jenis amfibi yang terbagi atas bangsa yaitu Caudata, Anura dan Gymnophiona. Umumnya ordo anura memiliki siklus kehidupan yang mengalami metamorfosis.

Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang tidak bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Amfibi bertelur di tembat lembab atau berair. Habitat amfibi diantaranya yaitu hutan, kolam, sawah dan danau. Rata-rata amfibi mempunyai kulit basah dan lembut agar oksigen dapat dengan mudah masuk menembus kulit. Sebagian besar amfibi dewasa bernafas menggunakan kulit dan juga melalui paru-paru. Kelembaban kulit amfibi dijaga oleh kelenjar khusus dibawah kulitnya. Banyak amfibi menjaga kelembaban kulitnya dengan selalu berada di dekat air. Sebagian besar amfibi lahir dan tumbuh di air tawar kemudian setelah dewasa berpindah ke daratan kering dan kembali ke air untuk berkembang biak. Sebagian besar amfibi menelurkan telur yang lembut. Telur tersebut bisa berbentuk untaian atau gumpalan yang sangat kecil menyerupai jeli.

Berikut ini adalah tingkatan dari kerajaan hingga kelas dari amfibi dalam pengklasifikasian makhluk hidup:

Kingdom (Kerajaan)

Animalia Divisio (Filum)

Chordata Clasis (Kelas)


(16)

Amfibi Ordo Caudata

Menurut Suprianto seperti yang dikutip oleh Polansky (2011), caudata merupakan ordo amfibi yang memiliki ekor. Jenis ini memiliki tubuh yang panjang, memiliki anggota gerak. Spesies Caudata ada yang bernafas dengan insang dan ada juga yang bernafas dengan menggunakan paru-paru. Salamander yang tidak mempunyai paru-paru maka bernafas menggunakan kulit dan lapisan mulut. Tubuhnya terbagi antara kepala, tubuh dan ekor. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil.

Ada jenis salamander yang tidak pernah dewasa yaitu aksolot. Jadi salamander ini tidak pernah berkembang melebihi tahap larva. Habitat dari salamander adalah di dekat sungai, sungai ataupun kolam. Umumnya salamander memakan serangga.

Gambar II.1 Salamander merupakan hewan amfibi ordo Caudata

Sumber: http://animals.nationalgeographic.com (18/12/2012)

Amfibi ordo Anura

Menurut Suprianto seperti yang dikutip oleh Polansky (2011) pada website “Uni Konservasi Fauna”, anura merupakan amfibi yang tidak berekor pada saat dewasa. Namun pada siklus hidupnya, ordoAnura atau yang lebih dikenal dengan katak ini memiliki ekor saat pada fase berudu. Ordo ini sering dijumpai


(17)

dengan tubuhnya seperti sedang jongkok. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, badan, dan anggota gerak (tetrapoda). Kulitnya cenderung basah karena memiliki kelenjar lendir dibawah kulitnya. Ciri yang paling mencolok adalah tekstur kulitnya, dimana kulit katak lebih halus dari kodok juga bentuk tubuh katak yang lebih ramping daripada kodok.

Kodok dan katak menggunakan kaki belakangnya untuk melompat. Pada pertengahan lompatan, kaki belakang kodok teregang sepenuhnya, kaki depannya ditahan kebelakang, dan kedua matanya tertutup untuk perlindungan.Ketika mendarat , tubuhnya melengkung dan kaki depannya bertindak sebagai rem.

Gambar II.2. Kodok merupakan hewan amfibi ordoAnura

Sumber: http://animals.nationalgeographic.com (18/12/2012)

Kodok termasuk ordo anura yang memiliki perbedaan dengan katak dari bentuk tubuhnya yang lebih ramping dan kakinya yang lebih panjang. Kodok dan katak telah mempunyai indra organ Jacobson di langit-langit mulut sebagai indra pengecap dan pembau dunia luar. Kodok dan katak menggunakan kaki belakang untuk melompat. Katak ataupun kodok mengalami fase metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya. Habitat


(18)

kodok dan katak adalah di sungai, kolam, sawah ataupun hutan tropis. Makanan katak dan kodok adalah serangga.

Gambar II.3. Katak merupakan hewan amfibi ordo Anura

http://3.bp.blogspot.com (10/04/2013)

Amfibi ordo Gymnophiona

Menurut Suprianto seperti yang dikutip oleh Polansky (2011) pada website “Uni Konservasi Fauna”, gymnophiona merupakan amfibi yang tidak memiliki anggota gerak dan beberapa jenis alat geraknya tereduksi secara fungsional. Tubuh menyerupai cacing, bersegmen, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai mata tertutup oleh kulit.

Gambar II.4 Gymnophiona dari India yang merupakan hewan amfibi


(19)

Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Habitat gymnophiona (saesilia) yaitu tepi-tepi sungai atau parit atau di bawah tumpukan batu. Makanan dari adalah serangga dan cacing.

II.3. Reptil

Reptil berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptil merupakan hewan melata yang tubuhnya dilapisi kulit kering atau sisik dan bernafas menggunakan paru-paru . Sebagian besar kelas ini merupakan hewan tetrapoda kecuali bangsa ular-ularan. Kelas ini memiliki ciri khas yaitu tubuh anggota kelas reptil di tutupi oleh sisik atau memiliki sisik dan memiliki jari kaki bercakar kecuali ular. Menurut Mattison seperti yang dikutip oleh Mistar (2008), terdapat lebih dari 8.000 jenis di dunia, terbagi atas 4 ordo yaitu: ordo Testudinates, ordo Rhynchocephalia,ordo Squamata , ordo Crocodylia 

Sebagian besar reptil hidup di habitat panas atau hangat seperti gurun dan padang rumput kering. Namun ada juga reptil yang hidup di dalam rumah seperti cicak. Reptilia hanya membutuhkan sedikit makanan dan air dan tidak menjadikan makanan untuk menghasilkan panas tubuh. Sebagian besar reptil menghabiskan seluruh hidupnya jauh dari air namun masih ada sebagian kecil reptil menghabiskan waktunya di perairan. Walaupun demikian, sebagian besar reptil bertelur di darat. Bayi Reptil menetas dari telur mirip induknya namun berukuran kecil.dan tidak ada proses metamorfosis Berikut ini adalah tingkatan dari kerajaan hingga kelas dari amfibi dalam pengklasifikasian makhluk hidup:

Kingdom (Kerajaan)

Animalia Divisio (Filum)

Chordata Clasis (Kelas)


(20)

Reptil Ordo Testudinates

Testudinates merupakan ordo reptil yang memiliki cangkang sebagai tempat berlindung maupun menjadi bagian tubuhnya. Cangkang tersebut terbagi menjadi 2 yaitu karapaks pada bagian atas dan plastron sebagai perisai dada. Cangkang ini menjadi tameng yang melindungi hewan ini dari pemangsa dan juga dari sengatan matahari. Yang termasuk ke dalam ordo ini adalah segala jenis kura-kura dan penyu.

Gambar II.5 Penyu merupakan hewan reptil dari ordoTestudinates

Sumber: http://animals.nationalgeographic.com (18/12/2012)

Penyu merupakan hewan reptil yang termasuk ordo testudinates. Pada fase berkembang biak, Penyu menuju tepi pantai untuk bertelur. Penyu laut mempunyai cangkang yang ringan dan datar sehingga dapat bergerk dengan lebih mudah di dalam air. Penyu dan kura-kura adalah anggota kuno dari dunia reptil dan mampu bertahan hidup hingga 150 tahun. Habitat kura-kura adalah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sedangkan habitat penyu yaitu di laut dan tepi laut. Makanannya adalah tumbuhan yang hidup di dalam air.


(21)

Gambar II.6 Kura-kura merupakan hewan reptil dari ordoTestudinates

Reptil OrdoRhynchocephalia

Rhynchocephalia merupakan ordo reptil yang anggotanya merupakan kadal-kadal purba. Salah satu contohnya adalah tuatara. Hewan ini hanya tersisa dua jenis di dunia dan merupakan spesies endemik di Selandia Baru. Selain itu, kadal ini merupakan bukti peninggalan zaman dinosaurus yang hidup pada 200 juta tahun yang lalu.

Gambar II.7 Tuatara adalah hewan reptil dari ordoRhynchocephalia


(22)

Tuatara nampak mirip dengan kadal biasa, namun terdapat perbedaan yang menyebabkan tuatara tidak digolongkan pada ordo Squamata seperti kadal. Tulang dada tuatara memiliki engsel yang berbeda dengan kadal, tuatara memiliki paruh pada rahang atasnya dan tuatara berumur panjang. Habitat tuatara adalah di hutan. Makanan tuatara adalah serangga.

Reptil Ordo Squamata

Squamata merupakan ordo reptil yang mengalami pergantian kulit atau sisik secara periodik. Tubuhnya ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan tanduk. Squamata sendiri diklasifikasikan menjadi tiga sub-ordo, yaitu Sauria(contohnya kadal, iguana, dsb), Ophidia(bangsa ular-ularan), dan Amphisbaenia (Squamata tak bertungkai, sisik tersusun seperti cincin-cincin. Ordo Squamata seperti ular masih bisa sering ditemukan di pemukiman warga.

Gambar II.8 Ular merupakan hewan reptil dari ordoSquamata

Ular memiliki pendengaran dan penglihatan yang lemah namun kelemahan tersebut dapat ditutupi oleh kelebihan ular yang dapat menemukan mangsa dengan menangkap getaran yang merambat di tanah. Sebagian ular mempunyai lubang-lubang di wajah untuk mendeteksi panas dari mangsanya. Kulit ular tidak tumbuh bersama tubuhnya sehingga ular harus mengganti kulitnya pada saat pertumbuhan.


(23)

Gambar II.9 Kadal Panama dari Irian merupakan hewan reptil

dari ordoSquamata

Kadal biasa ditemukan di pesawahan. Hewan ini berkaki empat dan bersisik seperti hewan reptil lainnya. Jenis kadal yang terkenal di Indonesia adalah Komodo. Komodo merupakan hewan langka dan dilindungi di Indonesia yang berada di Pulau Komodo. Komodo dan biawak berada pada genus yang sama namun berbeda spesies. Habitat ular dan kadal-kadalan yaitu di sawah, hutan tropis ataupun gurun. Ular merupakan hewan pemakan daging seperti kodok, rusa dan ikan. Sedangkan kadal pemakan serangga.


(24)

Reptil Ordo Crocodila

Crocodila merupakan ordo yang mencakup reptil yang berukuran paling besar diantara yang lain. Kulitnya ditutupi oleh sisik sisik dari bahan tanduk yang termodifikasi bentuknya menjadi seperti perisai. Buaya memiliki jantung yang terbagi menjadi 4 ruang. Pola perilakunya yang paling mencolok adalah ordo ini sangat suka berjemur di siang hari untuk menaikkan suhu tubuhnya. Crocodilian termasuk hewan nokturnal, tapi tidak menutup kemungkinan bangsa ini berburu di siang hari. Di habitatnya, buaya dewasa memiliki daerah kekuasaan untuk dirinya sendiri maupun untuk kelompoknya. Ordo ini dibagi menjadi tiga famili, antara lain famili alligatoridae, famili crocodylidae, famili gavialidae.

Gambar II.11 Buaya merupakan hewan reptil dari ordoCrocodila

Aligator termasuk keluarga buaya. Buaya dan aligator memiliki perbedaan dari moncongnya. Buaya memiliki moncong yang lebih memanjang menyerupai huruf V. Sedangkan Aligator memiliki moncong yang relatif pendek dan menyerupai huruf U.

II.4 Persamaan dan perbedaan hewan Amfibi dan Reptil

Hewan Amfibi dan reptil mempunyai beberapa persamaan diantaranya adalah sebagai berikut:


(25)

• Sebagian kecil reptil bisa hidup di dua alam sama seperti amfibi.

• Amfibi dan reptil termasuk herpetofauna. Herpetofauna adalah hewan yang merangkak, merayap atau melata.

• Semua amfibi dan sebagian besar reptil merupakan pemakan daging.

• Sebagian besar memiliki empat kaki dan ada juga yang tidak memiliki kaki sebagai alat gerak.

Hewan Amfibi dan reptil mempunyai beberapa perbedaan diantaranya adalah sebagai berikut:

• Reptil dan amfibi sama-sama diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia, filum Chordata dan sub-filum Vertebrata namun berada dalam kelas yang berbeda. • Sebagian besar amfibi hidup di dalam atau di sekeliling air sedangkan sebagian

besar reptil menghabiskan banyak waktunya di daratan. Meskipun ada reptil yang hidup di air seperti buaya.

• Amfibi mempunyai kulit yang halus dan basah sedangkan reptil mempunyai kulit kering dan bersisik

• Mempunyai siklus hidup yang berbeda karena sebagian besar amfibi bermetamorfosis.

• Sebagian besar amfibi bernafas dengan kulit dan paru paru sedangkan reptil hanya bernafas dengan paru-paru.

• Sebagian besar telur reptil lebih keras dibanding telur amfibi.

• Sebagian besar amfibi bertelur di air sedangkan sebagian besar reptil bertelur di darat.

II.5 Karakteristik Anak

Menurut Darmodjo seperti yang dikutip oleh Widya (2010) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama.


(26)

Menurut Darmodjo seperti yang dikutip oleh Widya (2010) karakteristik anak antara lain:

• Senang bermain,

Maksudnya dalam usia yang masih dini anak cenderung untuk ingin

bermain dan menghabiskan waktunya hanya untuk bermain karena anak masih polos

yang dia tahu hanya bermain maka dari itu agar tidak megalami masa kecil kurang bahagia anak tidak boleh dibatasi dalam bermain.

• Senang bergerak,

Anak senang bergerak maksudnya dalam masa pertumbuhan fisik dan mentalnya anak menjadi hiperaktif lonjak kesana kesini bahkan seperti merasa tidak capek mereka tidak mau diam dan duduk saja menurut pengamatan para ahli anak duduk tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.

• Senang bekerja dalam kelompok

Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia,

anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi dengannorang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelompok tertentu untuk bermain.

• Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung.

Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama.

Jadi dalam pemahaman anak SD semua materi atau pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep awal yang diberikan. Berdasarkan pengalaman ini,


(27)

siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya.

• Anak cengeng

Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing.

• Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.

Pada pendidikan dasar yaitu SD, anak susah dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan metode yang tepat misalnya dengan cara metode ekperimen agar anak dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran yang diberikan.

• Senang diperhatikan

Di dalam suatu interaksi sosial anak biasanya mencari perhatian teman atau gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya. Di sini peran guru untuk mengarahkan perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab atau bertantya dengan guru agar anak lain beserta guru memperhatikannya.

• Senang meniru

Dalam kehidupan sehari hari anak mencari suatu figur yang sering dia lihat dan dia temui kemudian akan ditiru.


(28)

II.6 Pandangan Anak-anak Terhadap Hewan Amfibi dan Reptil

Untuk mengetahui pandangan anak-anak terhadap hewan amfibi dan reptil dilakukan penelitian kepada 30 anak yang berusia 8-12 tahun atau kelas 2-6 SD dengan cara pengisian kuisioner. Berikut ini merupakan table hasil kuisioner yang diberikan kepada 30 anak SD.

Tabel II.1 Tabel Hasil Kuisioner tentang Pandangan terhadap Hewan Amfibi dan Reptil

No Pertanyaan Hasil Jawaban Responden %

1 Pengetahuan anak

mengenai pengertian hewan amfibi dan reptil

27 orang menyatakan tahu 3 orang menyatakan tidak

90% 10%

2 Pengetahuan anak

mengenai hewan yang termasuk amfibi dan reptil

1 orang menjawab benar 29 orang menjawab salah

3% 97%

3 Pengetahuan anak

mengenai ciri-ciri hewan amfibi dan reptil

10 orang menjawab tahu 20 orang menyatakan tidak tahu.

33% 67%

4 Tingkat ketertarikan anak untuk mempelajari hewan amfibi dan reptil

11 orang tertarik 19 orang tidak tertarik

37% 63%

5 Anak yang menyukai buku bergambar

29 orang suka 1 orang tidak suka

97% 3% 6 Anak yang menyukai

buku ilustrasi

29 orang suka 1 orang tidak suka

97% 3%

Kesimpulan dari tabel diatas adalah bahwa banyak anak yang mengetahui amfibi dan reptil namun belum bisa mengelompokan hewan tersebut dengan benar. Anak-anak kurang tertarik untuk mempelajari hewan amfibi dan reptil. Untuk


(29)

menambah daya tarik anak-anak dalam mempelajari hewan amfibi dan reptil yaitu dengan membuat buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil karena anak-anak menyukai buku ilustrasi.

II.7 Buku

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, buku merupakan lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku merupakan media yang dipakai oleh anak-anak sampai orang tua untuk memperoleh informasi. Kini buku sudah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Buku tersebut dikenal dengan E-book.

II.7.1 Jenis Buku

Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional tentang buku-buku pendidikan diungkapkan terdapat empat jenis, yaitu buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku referensi, dan buku panduan pendidik (2004: 4). Klasifikasi ini diperkuat lagi oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 (2) yang menyatakan bahwa “selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran”. Berdasarkan ketentuan di atas maka terdapat empat jenis buku yang digunakan dalam bidang pendidikan, yaitu (1) Buku Teks Pelajaran; (2) Buku Pengayaan; (3) Buku Referensi; dan (4) Buku Panduan Pendidik.

Buku pengayaan, buku referensi dan buku panduan pendidikan merupakan buku nonteks. Buku nonteks pelajaran adalah buku-buku berisi materi pendukung, pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca umum. Contoh dari buku pengayaan yaitu buku pengayaan pengetahuan alam dan buku pengayaan kepribadian seperti novel sedangkan contoh buku referensi berupa kamus, ensiklopedia, dan atlas.


(30)

II.7.2 Bagian Buku

Menurut Putra seperti yang dikutip oleh Bastudin (2013) menyatakan bahwa buku yang lengkap terdiri atas empat bagian, yaitu sampul (cover), pendahulu (preliminaries), isi (text matter) dan penyudah (postliminaries).

Sampul (Cover)

Menurut John Cremer seperti yang dikutip oleh Bastudin (2013) menyebutkan “You sell a book by its cover”. Dengan demikian, peran sampul berpengaruh terhadap penjualan buku. Sampul terdiri dari sampul depan, punggung buku dan sampul belakang.

Sampul Depan

Sampul depan buku biasanya terdiri dari judul, nama penulis, penerbit dan edisi. Bagian yang penting dari sampul buku adalah judul buku. Judul buku memegang peranan penting karena menggambarkan sekilas isi buku. Judul berarti nama yang diberikan untuk menunjukkan sebuah buku. Judul terdiri atas tiga jenis, yaitu judul, judul bab dan sub-bab. Judul umum tampak pada halaman sampul. Judul bab umumnya dapat dilihat di dalam buku.

Punggung Buku

Punggung buku terdiri atas judul buku, nama penulis dan logo penerbit. Penulis tidak perlu membuatnya karena penerbitlah yang akan membuatnya.

Sampul Belakang

Sampul belakang buku berisi sinopsis, logo dan nama penerbit dan barcode. Bagian yang cukup penting dari sampul belakang adalah sinopsis.


(31)

Preliminaries

Preliminaries berisi halaman judul, halaman copyright, halaman persembahan, kata pengantar, prakata (jika ada), dan daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan daftar istilah (jika ada).

Text matter

Bagian isi (text matter) berisi pendahuluan ,judul bab, subbab, dan subsubbab

Postliminaries

Bagian penyudah berisi daftar isi, daftar istilah dan index.

II.8 Kesimpulan dan Solusi

Berdasarkan fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa media yang memberikan pengetahuan mengenai hewan amfibi dan reptil seperti pada buku teks pelajaran dinilai masih kurang efektif. Hal tersebut dikarenakan kurangnya ilustrasi yang dapat memudahkan anak-anak untuk memahami informasi mengenai hewan amfibi dan reptil. Oleh sebab itu masih banyak anak-anak yang belum bisa mengelompokan hewan yang termasuk amfibi atau reptil.

Anak-anak kurang tertarik mempelajari hewan amfibi dan reptil. Maka dibutuhkan media penunjang buku teks pelajaran dalam bentuk buku pengayaan yang berupa buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil agar anak-anak dapat dengan mudah memahami informasi mengenai hewan amfibi dan reptil. Pembuatan buku ilustrasi tersebut idealnya sesuai dengan karakter anak-anak yang tidak kaku dan senang bermain agar anak-anak menajadi lebih tertarik untuk mempelajari hewan amfibi dan reptil.


(32)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi menurut kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Permasalahan yang ditemukan mengenai hewan amfibi dan reptil yaitu pada buku teks pelajaran, informasi disuguhkan dengan minimnya ilustrasi dan lebih banyak teks yang mengakibatkan anak-anak masih sering keliru dalam mengelompokan amfibi dan reptil. Kemudian media untuk menunjang buku teks pelajaran tentang hewan amfibi dan reptil dinilai masih kurang. Dengan demikian dibutuhkan perancangan buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil sebagai media informasi dengan tujuan untuk menginformasikan hewan amfibi dan reptil secara dasar kepada anak-anak sehingga anak-anak dapat mengetahui ciri-ciri dan perbedaan antara hewan amfibi dan reptil. Selain itu anak-anak juga dapat mengelompokan hewan yang termasuk hewan amfibi dan reptil.

Dipilihnya media buku untuk mengatasi permasalahan tersebut dikarenakan anak-anak sudah mengenal media buku. Selain itu, buku dinilai media yang dekat dengan anak dan mudah digunakan tanpa membutuhkan perangkat lain. Adapun pemilihan target audiens dari buku ilustrasi yang interaktif mengenai hewan amfibi dan reptil yang dipandang dari segi demografis, psikografis, dan geografisnya adalah sebagai berikut:

Target Audiens Primer • Demografis

- Usia : Anak-anak usia 8-12 tahun dikarenakan sedang belajar hewan amfibi ataupun reptil.

- Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Pendidikan


(33)

• Psikografis

Menurut Piaget seperti yang dikutip oleh Idayanti (2012) masa sekolah dasar berada pada tahap operasi konkret yang ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan benda-benda dengan ciri yang sama. Kemudian menyusun atau mengasosiasikan angka-angka atau bilangan serta memecahkan yang sederhana.

• Geografis

Pemilihan target audiens berdasarkan geografis ditujukan untuk daerah perkotaan di seluruh Indonesia.

Target Audiens Sekunder • Demografis

- Usia : 5-7 dan 13 tahun ke atas. - Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

• Psikografis

- Orang yang senang membaca buku pengetahuan.

- Orang yang senang menambah wawasan tentang hewan.

• Geografis

Pemilihan target sekunder berdasarkan geografis ditujukan untuk daerah perkotaan dan pedesaan di seluruh Indonesia

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang digunakan dalam strategi perancangan media informasi mengenai hewan amfibi dan reptil adalah melalui buku ilustrasi yang berisi informasi mengenai pengelompokan hewan amfibi dan reptil serta pengetahuan amfibi dan reprtil secara dasar seperti pengertian, ciri-ciri dan habitatnya. Informasi diberikan secara langsung dan jelas. Informasi tentang kelompok hewan amfibi dan reptil di berikan secara terpisah agar anak-anak dapat menerima informasi dengan mudah dan dapat mengelompokannya dengan benar.


(34)

III.1.1.1 Tujuan komunikasi

• Memberikan pengetahuan yang benar atas kekeliruan dalam pengelompokan hewan yang termasuk amfibi dan reptil.

• Memberikan wawasan kepada anak-anak mengenai hewan amfibi dan reptil secara dasar seperti pengelompokan hewan yang termasuk amfibi dan reptil, habitat, jenis makanan dan ciri-cirinya.

III.1.1.2 Materi pesan

Materi yang akan diberikan adalah pengertian dari hewan amfibi dan reptil. Hal ini penting untuk disampaikan karena agar bisa mengelompokan hewan amfibi dan reptil idealnya mengetahui terlebih dahulu pengertian dari hewan amfibi dan reptil. Kemudian hal penting lainnya yang akan diberikan adalah mengenai ciri-ciri, habitat serta makanan dari hewan amfibi dan reptil.

Pada buku ilustrasi ini memuat materi tentang ordo Anura, ordo Gymnophiona dan ordo Caudata dari kelas amfibi. Selain itu, dimuat juga materi tentang ordo Squamata, ordo Testudinates, ordo Rhynchocepalia dan ordo Crocodile dari kelas reptil.

III.1.1.3 Pendekatan visual

Pendekatan visual yang digunakan adalah menggunakan gambar yang menyerupai bentuk aslinya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan anak-anak untuk mengenali hewan yang diilustrasikan. Namun terdapat bagian-bagian dari objek yang dirubah seperti bentuk mata yang lebih besar dan pemilihan warna yang lebih cerah namun masih masuk akal. Perubahan-perubahan itu dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan karakter anak yang tidak kaku dan senang bermain. Dengan demikian anak dapat dengan mudah menerima informasi berupa visual yang akan disampaikan.

III.1.1.4 Pendekatan verbal

Bahasa verbal yang digunakan adalah bahasa Indonesia dikarenakan target dari medianya merupakan anak-anak Indonesia. Adapun bahasa Indonesia yang


(35)

digunakan adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak baku karena media mengenai hewan amfibi dan reptil ini dikemas untuk anak-anak. Bahasa dalam kajian ilmu biologi dipakai seminimal mungkin agar anak-anak mudah mengerti

III.1.5 Strategi Kreatif

Pendekatan kreatif pada buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil yaitu dibuatnya tokoh untuk menuntun anak-anak dalam mengelompokan hewan amfibi dan reptil serta menerangkan penjelasan-penjelasan dari amfibi dan reptil secara dasar seperti pengertian, ciri-ciri dan habitatnya. Adapun tokoh yang memakai kostum hewan reptil atau amfibi, dirancang sesuai dengan karakter anak yang suka meniru. Kemudian anak yang memakai kostum tersebut dapat menjadi penanda bahwa penjelasan yang dijelaskan oleh tokoh tersebut, berhubungan dengan ilustrasi yang terdapat di halaman selanjutnya. Di dalam buku ilustrasi tersebut terdapat elemen-elemen visual yang bertujuan untuk memudahkan pembaca untuk memgelompokan hewan amfibi dan reptil serta untuk menciptakan sebuah tema tentang hewan amfibi dan reptil.

Buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil memiliki alur cerita mulai dari seorang anak berpetualang di dalam hutan kemudian menemukan hewan amfibi dan reptil. Pada bagian akhir terdapat permainan yang disesuaikan dengan karakter anak yang suka bermain.

III.1.3 Strategi Media

Adapun strategi media yang dirancang adalah sebagai berikut:

Media utama

• Media yang akan digunakan adalah buku pengayaan berupa buku ilustrasi yang berisi tentang hewan amfibi dan reptil untuk menunjang buku teks pelajaran serta memperkaya pengetahuan khususnya tentang amfibi dan reptil.


(36)

Media pendukung • Poster

Poster digunakan sebagai media promosi agar media informasi tentang hewan amfibi dan reptil dapat diketahui oleh calon konsumen. Poster sudah sering digunakan sebagai media promosi. Dengan demikian, poster dinilai tepat untuk mempromosikan buku ilustrasi tersebut.

Flyer

Flyer digunakan untuk memberikan informasi atas keberadaan buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil. Flyer juga sudah sering digunakan sebagai media promosi. Dengan adanya media Flyer maka diharapkan informasi akan adanya buku ilustrasi tersebut bisa sampai pada masyarakat.

• Rak buku

Rak buku digunakan untuk memberikan informasi keberadaan buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil saat berada di toko buku. Rak buku yang didesain khusus sesuai dengan desain buku ilustrasi juga bisa menarik perhatian orang yang berada di sekitar rak buku tersebut. Rak buku tersebut juga dapat membedakan buku ilustrasi tentang hewan amfibi dengan buku yang lainnya.

• Gantungan tas

Gantungan tas khusus untuk promosi diberikan sebagai bonus pembelian kaos. Sedangkan gantungan tas untuk dijual didistribusikan sepanjang tahun. Gantungan tas bisa menjadi daya tarik untuk dilihat karena gantungan tas selalu bergoyang saat tas digendong oleh anak. Dengan demikian ada materi pesan yang bisa tersampaikan kepada orang yang melihatnya.

• Botol minum

Botol minum merupakan kontak poin anak karena botol minum sering dibawa anak ke sekolah. Pada botol minum tersebut dapat diberikan informasi tentang hewan amfibi dan reptil dengan cara menempelkan gambar yang memuat materi


(37)

informasi tersebut. Dengan demikian informasi tentang hewan amfibi dan reptil yang berada di botol minum tersebut dapat tersampaikan dengan baik.

• Kotak makan

Anak-anak SD masih diberikan bekal makan siang oleh orang tuanya sehingga bisa menjadi kontak poin anak dan akan efektif untuk mengingatkan materi pesan yang akan disampaikan kepada anak. Dengan cara menempelkan gambar yang memuat informasi tentang amfibi dan reptil, maka informasi tersebut dapat diingat terus oleh anak-anak. Oleh karena itu, kotak makan dijadikan media pendukung dari perancangan media tentang hewan amfibi dan reptil..

• Kaos

Kaos menjadi salah satu media yang efektif dalam menyampaikan materi pesan yang akan disampaikan karena anak menggunakan kaos sebagai pakaiannya dalam kegiatan bermain. Anak-anak dapat melihat informasi tentang amfibi dan reptil yang terkandung di dalam gambar pada kaos tersebut dengan waktu yang lama. Sehingga informasi tersebut dapat tersampaikan dengan baik.

• Stiker

Stiker dapat menjadi kontak poin anak saat ditempatkan di ruangan bermain anak atau di barang milik anak seperti lemari atau buku. Stiker diberikan sebagai bonus pembelian. Pada stiker tersebut terkandung informasi untuk bisa mengelompokan hewan amfibi dan reptil dengan benar.

III.1.4 Strategi Distribusi

Produksi dan pendistribusian buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil akan bekerja sama dengan pihak PT Zikrul Kids. Proses pendistribusiannya akan dilakukan sepanjang tahun utamanya pada saat tahun ajaran baru. Hal tersebut bertujuan untuk menambah angka penjualan. Pendistribusiannya dilakukan di toko-toko buku besar yang ada di Indonesia. Buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil diprediksi akan dijual dengan harga Rp 40.000. Poster didistribusikan ke toko buku yang menjual produk tersebut dan sekolah-sekolah. Flyer


(38)

diserbarkan di toko buku yang menjual buku ilustrasi tersebut. Buku Ilustrasi, botol minum, kotak makan, gantungan kunci, kaos dan stiker didisribusikan dalam satu paket.

Adapun jadwal pendistribusiannya sebagai berikut:

Tabel III.1 Jadwal pendistribusian buku ilustrasi

Poster dan flyer akan didistribusikan selama tiga bulan dari bulan Juli sampai bulan September. Poster dan Flyer tersebut digunakan sebagai media untuk promosi. Awal pendistribusian adalah bulan Juli karena pada bulan ini merupakan tahun ajaran baru sekolah. Dengan demikian pada bulan ini dapat dijadikan momentum pendistribusian.

III.2 Konsep Visual

Konsep visual ditampilkan dengan illustrasi menggunakan vektor dan menggunakan gaya gambar kartun. Digunakannya gaya gambar kartun karena gaya gambar kartun dinilai dekat dengan anak karena sifatnya yang lebih bermain. Warna didominasi warna-warna hijau dan biru serta terdapat gradasi warna. Penggunaan warna tersebut untuk memperkuat suasana hutan serta pantai yang


(39)

menjadi latar di dalam buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil. Adapun warna yang gelap, hal tersebut ditujukan untuk member kesan kedalaman gambar.

Gambar III.1 Referensi penggambaran karakter hewan Sumber: picturefordesign.com

Latar tempat digambarkan dengan suasana hutan yang dirancang sedemikian rupa sehingga terlihat kedalaman gambarnya. Latar tempat hutan dipilih karena mayoritas hewan amfibi dan reptil habitatnya berada di dalam hutan. Selain hutan, terdapat latar pantai sebagai habitat penyu.

Gambar III.2 Referensi visual latar Sumber: freedesignfile.com (20/042013)


(40)

III.2.1 Format Desain

Format desain dari buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil untuk media komputer yaitu dengan bidang kerja berukuran 28cm x 18,5cm .

Gambar III.3 Ukuran buku ilustrasi dalam keadaan tetutup

Gambar III.4 Ukuran buku ilustrasi dalam keadaan terbuka

III.2.2 Tata Letak (Layout)

Menurut Tom Lincy seperti yang dikutip oleh Adi Kusrianto (2006) ada 5 prinsip utama desain yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan kesatuan. Kelima hal ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil.

Pada bagian cover, area ilustrasi dibuat lebih luas karena buku ini merupakan buku ilustrasi yang menitik beratkan pada gambar dibandingkan tulisan. Judul


(41)

diletakan di sisi kanan atas dapat menjadi pusat perhatian karena diletakan di atas dengan ukuran yang cukup besar.

Gambar III.5 Tata letak cover buku ilustrasi “Mengenal Amfibi & Reptil”

Penjelasan diletakan di halaman sebelah kiri sedangkan ilustrasi diletakan disebelah kanan agar memudahkan pembaca. Pembaca dapat mencerna terlebih dahulu penjelasannya kemudian dapat melihat ilustrasinya disebelah kanan. Sub-judul diletakan di sudut anan atas karena area tersebut merupakan area paling awal untuk membaca sebuah bacaan di suatu halaman.

Gambar III.6 Tata letak isi buku ilustrasi “Mengenal Amfibi & Reptil”

III.2.3 Tipografi

Menurut Lazlo Moholy seperti yang dikutip oleh Adi Kusrianto (2006) bahwa tipografi adalah alat komunikasi. Oleh karena itu, tipografi harus bisa berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat, jelas dan terbaca. Pemilihan


(42)

font pada buku ilustrasi ini disesuaikan dengan tema cerita dan konsep buku ilustrasi , maka untuk buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil untuk anak-anak dipilih jenis-jenis font yang memiliki karakter lucu dan memiliki ciri dari amfibi dan reptil.

Judul buku ilustrasi

Font yang dipakai adalah font custom yang dibuat secara khusus untuk buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil. Kata “mengenal” pada judul buku ilustrasi “Mengenal Hewan Amfibi & Reptil” menggunakan font Comic Neue Sans. Sedangkan tulisan amfibi & reptil pada judul buku ilustrasi “Mengenal Hewan Amfibi & Reptil” tidak menggunakan font yang sudah ada melainkan menggunakan font yang didesain khusus untuk memenuhi nilai estetika.

Berikut ini merupakan bagian dari perancagan tipografi judul buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil:

Gambar III.7 Tipografi pada judul buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil

Isi teks

Font yang digunakan pada bagian isi teks pada halaman adalah font “Comic Nueu Sans”. Font ini dipilih karena mempunyai karakter yang lucu dan tidak formal. Font ini tidak mempunyai sudut yang tajam. Maka sesuai dengan karakter anak-anak.


(43)

Gambar III.8 font “comic neue sans” Sumber:dafont.com (20/042013)

III.2.4 Illustrasi

Gaya illustrasi yang digunakan pada buku ilustrasi hewan amfibi dan reptil lebih menyadur pada gaya gambar kartun. Mata hewan dibuat lebih besar dan mengubah sesuatu yang tajam menjadi tumpul. Gaya gambar ini dinilai lebih cocok untuk anak-anak karena tidak bersifat formal dan lebih menyenangkan.

a. Studi Karakter

Pada buku ilustrasi mengenal hewan amfibi dan reptil terdapat seorang tokoh anak yang senang berpetualang. Nama tokoh tersebut adalah Amrep. Nama tersebut diambil dari singkatan amfibi dan reptil. Amrep memakai baju safari dan menggunakan teropong untuk berpetualang.

Gambar III.9 Contoh perancangan karakter untuk buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil


(44)

Hewan amfibi dan reptil yang digambarkan menggunakan gaya gambar kartun dengan mata yang bulat dan besar. Ciri-ciri dari hewan amfibi dan reptil tidak dihilangkan karena dari ciri-ciri tersebut berperan penting dalam mengelompokan hewan amfibi dan reptil. Adapun contoh studi karakter yang dibuat dari hewan amfibi dan reptil sebagai berikut:

• Karakter Kodok

r

Gambar III.10 Studi karakter kodok

• Karakter Salamande

Gambar III.11 Studi karakter salamander

• Karakter Buaya


(45)

• Karakter kura-kura

r

Gambar III.13 Studi karakter kura-kura

• Karakter Tuatara

Gambar III.14 Studi karakter tuatara

• Karakter Ula

Gambar III.15 Studi karakter ular

b. Studi Lokasi

Setting Lokasi yang akan digunakan pada buku ilustrasi ini adalah habitat mayoritas amfibi dan reptil yaitu di daerah yang banyak pepohonan dan terdapat air untuk kelangsungan hidupnya yakni hutan. Pemilihan setting lokasi ini dimaksudkan agar pembaca mengetahui bagaimana habitat dari mayoritas hewan amfibi dan reptil. Selain hutan, ada juga latar pantai untuk melengkapi. Adapun contoh studi latar yang dibuat sebagai berikut


(46)

• Latar hutan

i

i

Gambar III.16 Studi latar hutan

• Latar Hutan yang dilewati aliran sunga

Gambar III.17 Studi latar hutan yang dilewati aliran sungai

• Latar Panta


(47)

• Sungai di dalam hutan

Gambar III.19 Studi latar sungai di tengah hutan dan berbatu

c. Ilustrasi pada buku

Didalam cover buku Ilustrasi “Mengenal Amfibi & Reptil” terdiri dari judul buku, logo penerbit dan ilustrasi mengenai seorang tokoh yang bernama Amrep sedang menemukan hewan-hewan amfibi dan reptil. Pakaian yang dipakai Amrep adalah baju safari dan membawa teropong. Teropong sebagai penanda bahwa Amrep merupakan seorang petualang. Latar yang dipakai adalah latar hutan karena hutan merupakan habitat dari kebanyakan hewan amfibi dan reptil.

Gambar III.20 Tampilan cover buku ilustrasi.

Pada halaman belakang cover depan buku ilustraisi dibuat latar hijau dengan pengulangan gambar kodok, salamander kura-kura dan buaya untuk mendukung buku ilustrasi ini yang bertema amfibi dan reptil. Dibuat pengulangan agar dapat


(48)

menarik perhatian. Halaman ini dibuat serupa dengan halaman belakang cover depan agar mendapatkan unsur keseimbangan pada buku ilustrasi ini.

Gambar III.21 Tampilan halaman belakang cover depan

Pada halaman 1 disediakan tempat untuk menuliskan nama pemilik agar tidak tertukar dengan milik temannya. Terdapat gambar pohon, bebatuan,langit serta rumput untuk mendukung tema yang berada di alam. Judul buku ilustrasi ditempatkan di tengah halaman.


(49)

Pada halaman 2 terdapat editorial dan tahun terbit serta nama penerbit yang diletakan di sudut kiri bawah. Pada halaman ini diletakan judul serta ilustrasi langit, awan buaya, kodok dan kura-kura serta rerumputan untuk mendukung tema dari buku ilustrasi ini yaitu hewan amfibi dan reptil yang habitatnya berada di alam bebas. Pada halaman ini didominasi warna hijau dan biru.

Gambar III.23 Tampilan halaman 2

Pada halaman 3, daftar isi ditulis di atas kayu yang terdapat di daerah padang rumput untuk mendukung tema dari buku ilustrasi ini. Karena hewan amfibi dan reptil hidup di alam bebas. Digambarkan juga langit biru yang menandakan pada saat itu cuaca sedang cerah.


(50)

Pada halaman 4 terdapat seorang tokoh yang memperkenalkan dirinya dengan menggunakan pakaian untuk berpetualang serta membawa teropong. Dia berada di hutan karena hutan merupakan habitat sebagian hewan amfibi dan reptil. Dituliskan kata perkenalan di sudut kanan atas untuk memberikan informasi kepada pembaca bahwa halaman ini merupakan halaman perkenalan.

Gambar III.25 Tampilan halaman 4

Pada halaman 5 terdapat penjelasan singkat tentang amfibi dan reptil. Halaman ini dibuat dengan latar hutan dan terdapat buaya dan kodok. Hal tersebut untuk memberikan informasi bahwa buku ini akan menjelaskan hewan amfibi dan reptil.


(51)

Pada halaman 6 terdapat penjelasan tentang hewan amfibi ordo Anura. Pada

Gambar III.27 Tampilan halaman 6

Pada halaman 7 terdapat ilustrasi tentang hewan amfibi ordo Anura. Ilustrasi

ada halaman ilustrasi bagian anura, terdapat kodok yang melompat dan halaman ini terdapat tokoh Amrep yang memakai kostum kodok. Hal tersebut dibuat untuk menandakan ada hubungan antara penjelasan dengan ilustrasi yang ada di halaman selanjutnya. Kemudian terdapat rumput yang digunakan sebagai bingkai untuk memberikan suasana alam. Latar hijau yang ditambahkan lingkaran-lingkaran kuning dibuat dari referensi kulit kodok.

dibuat berdasarkan sebagian isi yang terkandung di dalam penjelasan. Selalu ada Amrep yang memandu anak-anak untuk menjelaskan ilustrasi tersebut.

P

bangkong di sekitar genangan air. Amrep melihat dari kejauhan menggunakan teropongnya. Terdapat rerumputan dan kumbang kecil pada halaman ini untuk memberikan informasi bahwa latar tersebut berada di alam.


(52)

Gambar III.28 Tampilan halaman 7

Pada halaman 8 terdapat penjelasan tentang hewan amfibi ordo Caudata dengan latar yang dipakai yaitu warna hijau. Terdapat foto salamander dan tokoh amrep yang memakai kostum salamder agar pembaca tahu bahwa yang sedang dibahas adalah salamder yang merupakan hewan dari ordoCaudata.Pada body text diberi latar transparan putih agar lebih terlihat jelas. Rerumputan yang menjadi bingkai berfungsi untuk mewakili elemen yang ada di alam.


(53)

Pada halaman 9 terdapat ilustrasi tentang hewan amfibi ordo Caudata. Digambarkan salamander yang sedang berada di akar phohon yang menjulur ke genangan air di hutan. Tokoh utama Amrep dimunculkan pada genangan air agar kemunculan amrep disini memiliki perbedaan dengan ilustrasi lainnya. Pada ilustrasi ini difokuskan kepada salamander yang memakan cacing. Terdapat juga batu sebagai pelengkap suasana latar yang berada di hutan.

Gambar III.30 Tampilan halaman 9

Pada halaman 10 terdapat penjelasan tentang hewan amfibi ordo Gymnophiona. Pada halaman ini terdapat foto saesilia dan tokoh yang memakai kostum saesilia. Hal ini ditujukan untuk memberikan informasi kepada pembaca bahwa halaman ini membahas tentang saesilia.


(54)

Gambar III.31 Tampilan halaman 10

Pada halaman 11 terdapat ilustrasi tentang hewan amfibi ordo Gymnophiona. Digambarkan saesilia yang sedang berada di sekitar sungai yang ada di hutan. Terdapat dedaunan, batang pohon, batu dan tanah sebagai unsur yang terdapat di hutan. Amrep sebagai tokoh utama muncul sambil melihat saesilia dengan menggunakan teropongnya.

Gambar III.32 Tampilan halaman 11

Pada halaman 12 terdapat penjelasan tentang hewan reptil ordo Squamatta. Pada halaman ini dimunculkan foto komodo dan ular sebagai hewan yang termasuk di


(55)

ordo ini. Terdapat tokoh yang memakai kostum ular berfungsi untuk memberitahukan kepada pembaca bahwa halaman ini membahas tentang ular. Latar yang dipakai untuk menjelasankan hewan reptil berbeda dengan latar yang dipakai di halaman penjelasan hewan amfibi. Hal ini ditujukan sebagai pembeda antara kedua kelompok. Latar yang dipakai untuk menjelaskan hewan reptil yaitu menggunakan tekstur sisik ular. Digunakannya tekstur ular karena untuk mewakili ciri hewan reptil yang bersisik.

Gambar III.33 Tampilan halaman 12

Pada halaman 13 terdapat ilustrasi tentang hewan reptil ordo Squamata. digambarkan ular sedang berada di atas pohon. Sisik ular diperlihatkan untuk memberitahukan kepada pembaca bahwa ciri-ciri dari hewan reptil itu memilki sisik. Tokoh yang bernama Amrep meneropong ular tersebut dari bawah. Di dekat tokoh tersebut, ada seekor kadal.


(56)

Gambar III.34 Tampilan halaman 13

Pada halaman 14 terdapat penjelasan tentang hewan reptil ordo Crocodila. Latar pada halaman penjelasan hewan reptil ordo Crocodila dibuat dari referensi sisik ular. Hal ini dapat menjadi pembeda antara halaman hewan reptil dan amfibi. Terdapat foto buaya untuk memberikan informasi mengenai wujud buaya secara nyata dan jelas dan terdapat tokoh yang memakai kostum buaya untuk menarik perhatian anak-anak.


(57)

Pada halaman 15 terdapat ilustrasi tentang hewan reptil ordo Crocodila. Pada halaman ini digambarkan dua ekor buaya yang sedang berada di sungai yang ada di hutan. Seekor buaya yang sedang berenang di sungai memberikan informasi bahwa buaya juga bisa hidup di air. Amrep meneropong kedua buaya tersebut dari jauh. Ilustrasi ini didominasi warna hijau karena hutan tropis identik dengan warna hijau.

Gambar III.36 Tampilan halaman 15

Pada halaman 16 terdapat penjelasan tentang hewan reptil ordo Testudinates. Pada halaman ini terdapat foto kura-kura dan penyu agar pembaca dapat mengetahui bentuk kura-kura dan penyu secara nyata. Pada halaman ini terdapat tokoh yang memakai kostum kura-kura untuk memberikan informasi bahwa bahasan yang sedang dijelaskan salah satunya adalah tentang kura-kura. Latar yang digunakan memakai latar yang sama dengan semua halaman penjelasan hewan reptil.


(58)

Gambar III.37 Tampilan halaman 16

Pada halaman 17 terdapat ilustrasi tentang hewan reptil ordo Testudinates. Pada halaman ini digambarkan dua ekor penyu yang sedang menepi ke pantai. Amrep berada di pantai dan melihatnya. Hal ini untuk menginformasikan bahwa penyu juga bisa hidup di dua habitat yaitu di laut dan di darat. Selain itu, digambarkan pohon kelapa untuk mendukung suasana pantai. Pada ilustrasi ini juga terdapat dua ekor burung yang terbang untuk mendukung suasana pantai yang indah.


(59)

Pada halaman 18 terdapat penjelasan tentang hewan reptil ordo Rhyncocephalia. Pada halaman initerdapat foto tuatara agar pembaca dapat mengetahui bentuk asli dari tuatara. Di halaman ini menggunakan latar yang sama dengan latar penjelasan hewan reptil lainnya. Seperti halaman penjelasan lainnya, di halaman ini digambarkan tokoh yang memakai kostum. Karena halaman ini menjelaskan tentang tuatara maka tokoh tersebut digambarkan dengan menggunakan kostum tuatara agar sesuai dengan yang dibahas di halaman ini.

Gambar III.39 Tampilan halaman 18

Pada halaman 19 terdapat ilustrasi tentang hewan reptil ordo Rhyncocephalia. Pada halaman ini digambarkan seekor tuatara yang sedang berada di atas batu. Pada saat itu Amrep menemukan tuatara tersebut dan mendekatinya. Latar yang dipakai adalah latar hutan pada sore hari.


(60)

Gambar III.40 Tampilan halaman 19

Pada halaman 20 merupakan halaman permainan. Dituliskan kata “permainan” di sudut kanan atas untuk menginformasikan bahwa halaman ini adalah halaman permainan. Permainan ini adalah permainan mencari jalan untuk menemukan hewan amfibi. Pengilustrasian pada halaman ini disesuaikan dengan tema secara keseluruhan. Latar memakai warna hijau. Digambarkan pepohonan, batu, kolam serta rerumputan pada jalan yang akan ditelusuri oleh Amrep untuk mendukung suasana alam.


(61)

Pada halaman belakang back cover digambarkan saesilia, ular, tuatara dan penyu untuk mewakili hewan reptil dan amfibi. Digambarkannya hewan-hewan tersebut untuk mendukung tema dari buku tersebut yaitu tentang amfibi dan reptil. Latar memakai warna hijau agar sesuai dengan halaman lainnya yang didominasi warna hijau.

Gambar III.42 Tampilan halaman belakang back cover

Pada Halaman back cover digambarkan pepohonan, sungai, tanah dan langit untuk memberikan Susana hutan. Karena hutan merupakan habitat dari sebagian besar hewan amfibi dan reptil. Pada halaman ini terdapat judul buku dan sinopsis untuk menginformasikan isi yang ada didalam buku ini. Pada halaman ini terdapat barcode logo penerbit dan alamat penerbit.


(62)

Gambar III.43 Tampilan halaman back cover

III.2.5 Warna

Warna merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan

penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih gembira, mood atau semangat. (Adi Kusrianto,2006,h.46)

Warna yang dipakai adalah warna-warna dingin seperti hijau dan biru untuk menggambarkan suasana alam yang sejuk. Adapun teknik pewarnaan yang dilakukan adalah dengan teknik pewarnaan digital menggunakan software adobe illustrator.

Mode warna yang dipakai adalah CMYK karena mode warna tersebut digunakan untuk media yang dicetak menggunakan pigmen warna. Pemilihan teknik vektor juga mengacu pada teknik pewarnaan yang sering digunakan pada illustrasi untuk anak-anak.


(63)

Contoh warna yang dipakai adalah sebagai berikut:


(64)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utama yang digunakan adalah buku pengayaan berupa buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil. Buku ilustrasi ini dibuat untuk melengkapi buku teks pelajaran anak-anak. Dengan demikian, pembuatan media utama berupa buku ilustrasi ini disesuaikan untuk anak-anak.

IV.1.1 Buku Ilustrasi

Pada media utama buku ilustrasi mengenal amfibi dan reptil ini, digunakan pada kertas ukuran custom, yaitu 28 cm x 18,5 cm. Jenis kertas yang digunakan adalah jenis artpaper 230 gram untuk bagian cover sedangkan untuk bagian isi menggunakan kertas artpaper 180 gram.

Teknis Produksi Media

Teknis pengerjaan media utama buku ilustrasi ini menggunakan penggambaran secara manual pada awalnya. Dalam pengerjaanya menggunakan media kertas A4 80 gram dan pencil 2b. Penggambaran manual hanya berupa sketsa kasar saja karena penyempurnaan gambar lebih mudah dilakukan saat proses digital dengan tools yang tersedia.

Gambar IV.1 Sketsa kasar

Setelah selesai menggambar sketsa kasar, gambar tersebut di scan. Tahap berikutnya merupakan tahap digitalisasi menggunakan software adobe ilustrator


(65)

cs3 karena perancangan ilustrasi berupa vektor. Trace gambar skesta kasar yang telah dibuat. Untuk mempercepat proses penggambaran secara digital, gambar dapat diduplikasikan dari gambar yang sudah dibuat. Seperti gambar mata pada hewan reptil dan amfibi, semuanya memiliki bentuk yang sama karena diduplikasi dari satu mata yang dibuat. Kemudian daun-daun pohon pun diduplikasi agar proses penggambaran lebih cepat. Proses digitalisasi menggunakan vektor dapat mempermudah dalam mengubah bentuk dan warna. Jadi setelah menduplikasi dari objek yang sudah dibuat, objek tersebut dapat diubah sesuai perancangan. Objek yang dibuat tidak menggunakan outline akantetapi menggunakan gelap terang dan gradasi warna untuk membuat kedalaman gambar..

Gambar IV.2 Proses digitalisasi sketsa

Lakukan hal yang sama untuk semua ilustrasi yang akan dibuat. Setelah semua sudah didigitalisasi kemudian semua halaman mulai dari cover hingga backcover di print menggunakan mesin printer laser pada kertas artpaper. Untuk finishing dijilid softcover dengan laminasi glossy agar terlihat lebih menarik.


(66)

Gambar IV.3 Hasil produksi

Adapun tampilan buku ilustrasi saat dibuka yaitu sebagai berikut:

Gambar IV.4 Tampilan buku saat dibuka

Ukuran: 28 cmx 18,5 cm dalam keadaan tertutup

er 210 gram untuk cover Material: Artpaper 180 gram untuk isi dan Artpap


(67)

IV.2 Media Pendukung

promosi buku ilustrasi ini, digunakan poster sebagai media

Gambar IV.5 Poster

eknis Produksi

ssy paper t

IV.2.1 Poster Untuk media

informasi telah terbitnya buku ilustrasi ini. Informasi tambahan yang ditampilkan pada poster ini adalah bonus yang akan didapatkan setelah membeli buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil yaitu berupa stiker. Media promosi ini ditujukan untuk orang tua yang akan membelikan anaknya produk buku ilustrasi ini.

T

Ukuran: A2 Material: Glo


(68)

IV.2.2 Flyer

an untuk memberilan informasi tentang keberadaan buku ilustrasi

Gambar IV.6 Flyer Teknis Produksi

paper 180 gram.

V.2.3 Rak buku

n untuk menandakan keberadaan buku ilustrasi tentang hewan Flyer digunak

Flyer ini akan disebar di sekitar toko buku. “Mengenal Amfibi dan Reptil”. Berikut ini adalah contoh tampilan flyer yang digunakan.

Ukuran: A6 Material: Art

Teknis produksi: Cetak offset

I

Rak buku digunaka

amfibi dan reptil. Rak buku ini akan ditempatkan di toko buku. Penempatan rak buku bisa diletakan di atas meja yang ada di toko buku.


(69)

Gambar IV.7 Rak buku

Teknik produksi

Ukuran: panjang=29 lebar=15 tinggi=36 Material: Artpaper dan infraboard

Teknis produksi: Cetak offset dan pengeleman.

IV.2.4 Gantungan tas

Gantungan tas dijadikan media promosi juga sebagai merchandise dengan desain yang berbeda. Pada gantungan tas media promosi memberikan persuasi agar membeli buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil.


(70)

Gambar IV.9 Gantungan tas untuk merchandise

Teknis Produksi Ukuran: diameter 6cm.

Material: plastic hitam, kaleng gress dan ring rantai Teknis produksi: Press

IV.2.5 Kaos

Kaos digunakan untuk media pendukung. Diharapkan dengan adanya media kaos yang dipakai anak. Anak selalu ingat tentang hewan amfibi dan reptil.

Gambar IV.10 Kaos sebagai merchandise


(71)

Ukuran: S

Material: Cottoncombed 30s Teknis produksi: DTG

IV.2.6 Kotak Makan

Anak-anak tidak jarang membawa kotak makan ke sekolah. Maka dari itu kotak makan dijadikan media pendukung sebagai merchandise. Kotak makan ini disesain untuk anak-anak. Kotak makan yang diproduksi adalah berwarna biru karena biru bisa dipakai oleh laki-laki ataupun perempuan.

Gambar IV.11 Kotak makan sebagai merchandise

Teknis produksi.

Ukuran: panjang=18cm lebar=13cm tinggi=6cm Material: plastic dan stiker vinil

Teknis produksi: Cetak offset untuk stikervinil

IV.2.7 Stiker

Stiker yang dibuat untuk kepentingan promosi. Terdapat dua macam yaitu stiker dengan karakter buaya dan kodok. Karena kedua hewan tersebut sudah dikenali anak-anak.


(72)

Gambar IV.12 Stiker untuk promosi

Kemudian ada juga stiker yang digunakan untuk bonus pembelian buku iluistrasi.

Gambar IV.13 Stiker untuk gimmick

Teknik Produksi Ukuran: 7cm x 5 cm. Material: stiker vinil

Teknis produksi: cetak offset

IV.2.8 Botol Minum.


(73)

Gambar IV.14 Botol minum Teknik Produksi

Ukuran: tinggi=17cm dan diameter=7cm Material: plastic dan stiker vinil


(1)

IV.2.2 Flyer

an untuk memberilan informasi tentang keberadaan buku ilustrasi

Gambar IV.6 Flyer Teknis Produksi

paper 180 gram.

V.2.3 Rak buku

n untuk menandakan keberadaan buku ilustrasi tentang hewan Flyer digunak

Flyer ini akan disebar di sekitar toko buku. “Mengenal Amfibi dan Reptil”. Berikut ini adalah contoh tampilan flyer yang digunakan.

Ukuran: A6 Material: Art

Teknis produksi: Cetak offset

I

Rak buku digunaka

amfibi dan reptil. Rak buku ini akan ditempatkan di toko buku. Penempatan rak buku bisa diletakan di atas meja yang ada di toko buku.


(2)

Gambar IV.7 Rak buku

Teknik produksi

Ukuran: panjang=29 lebar=15 tinggi=36 Material: Artpaper dan infraboard

Teknis produksi: Cetak offset dan pengeleman.

IV.2.4 Gantungan tas

Gantungan tas dijadikan media promosi juga sebagai merchandise dengan desain yang berbeda. Pada gantungan tas media promosi memberikan persuasi agar membeli buku ilustrasi mengenai hewan amfibi dan reptil.


(3)

Gambar IV.9 Gantungan tas untuk merchandise

Teknis Produksi Ukuran: diameter 6cm.

Material: plastic hitam, kaleng gress dan ring rantai Teknis produksi: Press

IV.2.5 Kaos

Kaos digunakan untuk media pendukung. Diharapkan dengan adanya media kaos yang dipakai anak. Anak selalu ingat tentang hewan amfibi dan reptil.

Gambar IV.10 Kaos sebagai merchandise


(4)

Ukuran: S

Material: Cottoncombed 30s Teknis produksi: DTG

IV.2.6 Kotak Makan

Anak-anak tidak jarang membawa kotak makan ke sekolah. Maka dari itu kotak makan dijadikan media pendukung sebagai merchandise. Kotak makan ini disesain untuk anak-anak. Kotak makan yang diproduksi adalah berwarna biru karena biru bisa dipakai oleh laki-laki ataupun perempuan.

Gambar IV.11 Kotak makan sebagai merchandise

Teknis produksi.

Ukuran: panjang=18cm lebar=13cm tinggi=6cm Material: plastic dan stiker vinil

Teknis produksi: Cetak offset untuk stikervinil

IV.2.7 Stiker

Stiker yang dibuat untuk kepentingan promosi. Terdapat dua macam yaitu stiker dengan karakter buaya dan kodok. Karena kedua hewan tersebut sudah dikenali anak-anak.


(5)

Gambar IV.12 Stiker untuk promosi

Kemudian ada juga stiker yang digunakan untuk bonus pembelian buku iluistrasi.

Gambar IV.13 Stiker untuk gimmick

Teknik Produksi Ukuran: 7cm x 5 cm. Material: stiker vinil

Teknis produksi: cetak offset

IV.2.8 Botol Minum.


(6)

Gambar IV.14 Botol minum Teknik Produksi

Ukuran: tinggi=17cm dan diameter=7cm Material: plastic dan stiker vinil