Pengaruh Perubahan Psikologik Terhadap Kebutuhan Seks Fase Menopause Wanita Pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014

(1)

PENGARUH PERUBAHAN PSIKOLOGIK TERHADAP KEBUTUHAN SEKS FASE MENOPAUSE WANITA PEKERJA DUSUN TANI ASLI DESA

KAMPUNG LALANG KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2014

MOLIA MAGHDALENA 135102144

KARYA TULIS ILMIAH

D-IV BIDAN PENDIDIKFAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

PENGARUH PERUBAHAN PSIKOLOGIK TERHADAP KEBUTUHAN SEKS FASE MENOPAUSE WANITA PEKERJA DUSUN TANI ASLI

DESA KAMPUNG LALANG KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2014

ABSTRAK

Molia Mahdalena

Latar Belakang : Menopause adalah berakhinya siklus menstruasi yang terdiagnosis setelah 12 bulan. Asia menjadi wilayah jumlah perempuan bergejala awal menopause tertinggi di dunia. Sindrom premenopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan di Indonesia.

Tujuan Penelitian : Untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

Metode Penelitian : Desain yang digunakan adalah deskriptif analitik. Teknik pengambilan sampel adalah simpel random sampling. Jumlah sampel adalah 49 orang dan menggunakan analisa univariat dan bivariat (chi-square).

Hasil Penelitian : dari 49 responden sebanyak 29 responden (59,2%) berusia 51-54 tahun, berpendidikan rendah sebanyak 32 responden (65,3 % ) dan 30 responden (61,2 %) bekerja sebagai PNS.sebanyak 30 responden (61,2%) mengalami perubahan psikologi maladaptif dan kebutuhan seks menopause wanita pekerja yang tidak terpenuhi sebanyak 28 responden (57,1%). Uji statistik didapat nilai p 0,058 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja.

Kesimpulan : Dari hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa hubungan yang signifikan antara perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja adalah baik. Jadi diharapkan tenaga kesehatan harus memberi pendidikan kesehatan serta konseling mengenai kebutuhan kesehatan reproduksi bagi mereka.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Salbiah, Skp, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi yang besar, baik berupa dukungan moril maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(6)

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhirkata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2014


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ……… ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ……… ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi mahasiswa ... 5

1.4.2 Bagi institusi pendidikan ... 5

1.4.3 Bagi Penelitian lanjut ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause ... 6

2.1.1 Pengertian Menopause ... 6


(8)

2.2.1 Klimaterium (Premenopause)……… 7

2.2.2 Menopause ……… 7

2.2.3 Senium ……….. 7

2.3 Perubahan Psikologi Pada Masa Menopause ……… 8

2.3.1 Gejala-Gejala Menopause ………. 11

2.4 Seksualitas Pada Menopause ………... 13

2.5 Cara mengatasi keluhan menopause ……… 16

2.6 Upaya lain untuk memperlambat dan mengatasi menopause ………. 18

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 19

3.2 Hipotesis ... 20

3.3 Defenisi Operasiosional ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1Desain Penelitian ... 21

4.2Populasi dan Sampel ... 21

4.2.1 Populasi ……….. 21

4.2.2 Sampel 4.3Tempat Penelitian ... 22

4.4Waktu Penelitian ... 22

4.5Pertimbangan etika penelitian ... 22

4.6Instrumen penelitian ... 23

4.7Pengumpulan Data ……… 23


(9)

4.9Prosedur Pengumpulan Data ……… 24

4.10 Pengolahan data ……… 25


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014 ... 23


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 : Lembar hasil Out Data Penelitian

Lampiran 5 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian


(12)

PENGARUH PERUBAHAN PSIKOLOGIK TERHADAP KEBUTUHAN SEKS FASE MENOPAUSE WANITA PEKERJA DUSUN TANI ASLI

DESA KAMPUNG LALANG KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2014

ABSTRAK

Molia Mahdalena

Latar Belakang : Menopause adalah berakhinya siklus menstruasi yang terdiagnosis setelah 12 bulan. Asia menjadi wilayah jumlah perempuan bergejala awal menopause tertinggi di dunia. Sindrom premenopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan di Indonesia.

Tujuan Penelitian : Untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

Metode Penelitian : Desain yang digunakan adalah deskriptif analitik. Teknik pengambilan sampel adalah simpel random sampling. Jumlah sampel adalah 49 orang dan menggunakan analisa univariat dan bivariat (chi-square).

Hasil Penelitian : dari 49 responden sebanyak 29 responden (59,2%) berusia 51-54 tahun, berpendidikan rendah sebanyak 32 responden (65,3 % ) dan 30 responden (61,2 %) bekerja sebagai PNS.sebanyak 30 responden (61,2%) mengalami perubahan psikologi maladaptif dan kebutuhan seks menopause wanita pekerja yang tidak terpenuhi sebanyak 28 responden (57,1%). Uji statistik didapat nilai p 0,058 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja.

Kesimpulan : Dari hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa hubungan yang signifikan antara perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja adalah baik. Jadi diharapkan tenaga kesehatan harus memberi pendidikan kesehatan serta konseling mengenai kebutuhan kesehatan reproduksi bagi mereka.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menopause pada wanita merupakan bagian universal dari keseluruhan proses penuaan yang melibatkan sistem reproduksi dengan hasil akhir seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi. Menopause terjadi beberapa hari pada kehidupan seorang wanita yang meliputi perubahan pada diri wanita yang meliputi perubahan sosial, fisiologis dan psikologis yang terjadi beberapa bulan sampai 1 tahun (Pranoto, 2007 hal. 264).

Terjadinya menopause ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche, makin lambat menopause timbul. Sekarang ini tampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi makin panjang. Walaupun demikian di negara-negara maju menopause tidak bergeser lagi keumur yang muda dan tampaknya batas maksimal telah tercapai (Pinem, 2009 hal. 392).

Usia median menopause yaitu suatu periode tanpa menstruasi adalah 51,3 tahun dan menopause terjadi pada usia 48-55 tahun. Perimenopause terjadi 3-5 tahun sebelum menopause. Pada periode perimenopause level estrogen seseorang tidak dapat diduga, ovarium mulai mengecil dan terjadi penurunan fertilitas (Kusmiran, 2011 hal. 143).

Perubahan-perubahan psikologik maupun fisik ini berhubungan dengan kadar estrogen. Gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, serta timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kesepian, ketakutan keganasan, tidak sabar dll. Perubahan


(14)

psikis ini berbeda-beda bergantung pada kemampuan si wanita untuk menyesuaikan diri (Mubarak, 2012 hal, 324).

Menopause dipersepsikan sebahgai suatu kehilangan dan menimbulkan perasaan tidak berharga. Wanita memiliki keyakinan dalam diri bahwa sebagai wanita sudah merasa tidak sempurna dengan berakhirnya proses menstruasi dan merasa tidak subur lagi. Pandangan budaya dan individual mempengaruhi persepsi wanita berhubungan dengan proses menopause dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari menopause (Kusmiran, 2011 hal. 144).

Perubahan-perubahan psikologik maupun fisik ini behubungan dengan kadar estrogen. Gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik serta timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda bergantung pada kemampuan wanita untuk menyesuaikan diri (Mubarak, 2012 hal. 324).

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan, dan pendidikan. Apabila faktor-faktor di atas cukup baik, akan mempengaruhi beban fisiologis dan psikologik. Faktor lain yaitu wanita yang belum menikah dan wanita karrier, baik yang sudah atau belum berumah tangga, riwayat menarke yang terlambat berpengaruh terhadap keluhan-keluhan klimakterium yang ringan (Mubarak, 2012 hal. 324).

Data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization pada tahun 2007 menunjukkan, setiap tahun sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. Asia menjadi wilayah dengan jumlah perempuan bergejala awal menopause tertinggi di dunia. Sindrom premenopause dialami oleh banyak wanita


(15)

hampir diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan di Indonesia (Proverawati, 2010).

Saat ini, Umur Harapan Hidup (UHH) perempuan Indonesia adalah 67 tahun. Perempuan Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 11% pada tahun 2005 dan naik lagi sebesar 14% pada tahun 2015. Meningkatnya jumlah penduduk sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat (Pranoto, 2007 hal. 264).

Saat ini di Negara maju, angka harapan hidup sudah semakin tinggi, akibatnya makin banyak wanita yang mengalami menopause, meski banyak yang berusia lebih dari 75 tahun, usia rata-rata menopause ialah 50-51 tahun. Beberapa faktor juga dapat mempercepat terjadinya menopause, di antaranya merokok, histerektomi, carrier fragile X, kelainan autoimun dan akibat tinggal di dataran tinggi (Pranoto, 2007 hal. 264).

Penelitian sering menunjukkan bahwa terkadang tenaga kesehatan mempunyai anggapan bahwa manula tidak aktif secara seksual dan tidak membutuhkan pendidikan serta konseling mengenai kebutuhan kesehatan reproduksi bagi mereka. Faktanya beberapa manula masih aktif secara seksual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan selalu mempertimbangkan bahwa kehidupan seksual penting dalam hidup. Beberapa penelitian menunjukkan banyak manula. Usia 50 tahun masih aktif secara seksual (Kusmiran, 2011 hal. 145).


(16)

Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kesehatan perlu memperhatikan kebutuhan kesehatan reproduksi bagi manula. Hasil survey aktivitas seksual manula di Amerika Serikat pada manula usia 60 tahun ke atas menunjukkan aktivitas seksual yang tinggi bagi manula laki-laki dibandingkan manula perempuan (Kusmiran, 2011 hal. 145).

Seorang wanita akan meninggalkan usia reproduksi dan tidak demikian dengan laki-laki. Proses ini pasti akan berdampak pada perubahan akan kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi. Usia median dari menopause yaitu suatu periode tanpa menstruasi adalah 51,3 tahun dan menopause dapat terjadi pada usia 48-55 tahun. Perimenopause dapat terjadi 3-5 tahun sebelum menopause (Kusmiran, 2011 hal. 145).

Pada periode perimenopause level estrogen seorang wanita tidak dapat diduga, ovarium makin mengecil dan terjadi penurunan fertilitas. Menopause menunjukkan suatu keadaan berhentinya menstruasi. Sebelum seorang perempuan memasuki menopause akan mengalami perubahan fisik dalam tubuhnya, yaitu produksi hormon menurun, menstruasi tidak teratur dan keadaan fertilitas diganti dengan infertilitas. Menjelang memasuki masa menopause, banyak perempuan mengalami sejumlah gejala klinis dan psikologis yang mengganggu aktivitas sehari-hari serta menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup dan rasa percaya diri (Kusmiran, 2011 hal. 145).

Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Pengaruh Perubahan Psikologik Terhadap Kebutuhan Seks Pada Fase Menopause Wanita Pekerja Di Desa Kampung Lalang Tahun 2014.


(17)

1.2Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang diambil sebagai berikut “Pengaruh Perubahan Psikologik Terhadap Kebutuhan Seks Pada Fase Menopause Wanita Pekerja Di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014”.

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi perubahan psikologik fase menopause wanita pekerja di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

b. Untuk mengindentifikasi kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa

Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi mahasiswa agar lebih mengenal tentang Pengaruh perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks pada fase menopause wanita pekerja.


(18)

1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan masukan kepustakaan dan informasi serta dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pengaruh perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks pada fase menopause wanita pekerja.

1.4.3 Bagi peneliti lanjut

Sebagai bahan masukan, perbandingan dan tambahan informasi bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama, serta sebagai bahan pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Menopause

2.1.1 Pengertian Menopause

Menopause adalah setelah masa berakhirnya siklus menstruasi yang terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause natural terjadi 51,4 tahun untuk Negara industri, secara umum terjadi pada usia 40-58 tahun. Menopause dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, merokok, pengangkatan ovarium dan kemoterapi (Kusmiran, 2011 hal. 145).

Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Mens yang mempunyai arti siklus menstruasi dan pause kata latin memiliki arti berhentinya proses. Karena berhentinya menstruasi mempengaruhi hanya beberapa hari dalam kehidupan seorang wanita, maka akan sangat berguna untuk memandang menopause secara lebih luas, sebagai suatu periode waktu. Wanita menemukan dirinya dalam perubahan. Hal ini menujukkan periode saat terjadi perubahan social fisiologis, atau psikologis. Fase yang dapat berlngsung selama beberapa bulan sampai lebih dari satu dekade. Perubahan psikologis termasuk serangkaian perubahan hormon dan klinis yang menunjukkan penurunan fungsi ovarium (Pranoto, 2007 hal. 264).

Menopause merupakan peristiwa alami yang terjadi pada setiap wanita. Peristiwa alami tersebut dipengaruhi konteks budaya yang berbeda dan persepsi individual. Beberapa suku bangsa terentu sehingga mudah dirawat oleh keluarga sendiri Pada masyarakat pada umumnya, usia dewasa memiliki penghargaan yang tinggi dibandingkan usia lanjut khususnya wanita yang memiikil keyakinan dalam diri bahwa


(20)

sebagai wanita sudah merasa tidak sempurna dengan berakhirnya proses menstruasi dan merasa tidak subur lagi. Pandangan budaya dan individual mempengaruhi persepsi wanita berhubungan dengan proses menopause dan gejala yang ditimbulkan dari menopause (Kusmiran, 2011 hal.143).

2.2Periode Menopause

Menurut Mubarak (2012) ada tiga periode menopause yaitu fase Klimaterium (Premenopause), Menopause dan Senium.

2.2.1 Klimaterium (Premenopause)

Periode klimakterium (Premenopause) merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif banyak. Premenopause merupakan bagian dari masa klimakterium yang terjadi sebelum menopause (Pranoto, 2007 hal. 263).

Perubahan perimenopause dan proses penuaan itu diantaranya seperti perubahan pola perdarahan, hot flash, gangguan tidur, perubahan atropik, perubahan psikologi, perubahan berat badan, perubahan kulit, seksualitas dan perubahan fungsi tiroid (Varney, 2006).

2.2.2 Menopause

Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila sesudah menopause disebut paska menopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.


(21)

2.2.3 Senium

Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon. Bagian-bagian tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan wanita seharusnya tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause seperti sebelumnya. Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang berbeda umur yang umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an, sementara wanita-wanita lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50-an.

2.3Perubahan Psikologi Pada Masa Menopause

Selama beberapa decade, menopause telah dikaitkan dengan masalah psikologis. Informasi pada aspek psikologis menopause menyorot tentang masalah morbiditas, patologi dan terapi medis. Wanita yang mencari bantuan medis untuk gejala menopause sangat berbeda dengan wanita yang usia dan status menopause sama yang tidak mencari bantuan, tetapi lebih cenderung melaporkan distress. Mempunyai efek negatif terhadap kesehatan mental (Varney, 2006 hal. 309).

Beberapa wanita menemukan perubahan membuat menopause menjadi masa-masa yang sulit. Sangat sulit bagi dokter untuk memutuskan apakah gejala depresi, keletihan, dan insomnia disebabkan perubahan hormon atau gangguan emosional yang dalam, karena wanita tersebut melihat sekelilingnya dan tidak seperti apa yang dia lihat. Anak-anaknya tumbuh dan atau meninggalkan rumah keluarga. Harapan masa muda dan


(22)

keinginannya lenyap ke dalam kehidupan rutin. Suaminya kelihatan menemukan minat baru, meninggalkannya sendirian. Taman-temannya pun mengalami masalah yang serupa dan terus mengeluh seperti dirinya (Llewellyn, 2009 hal. 418).

Ketidakteraturan haid mungkin secara bawah sadar meningkatkan kecemasannya bahwa daya tarik seksual dan fisiknya berkurang. Dia menjadi tua dan ditolak, dia mencapai akhir dari kehidupan. Psikiatris menemukan, banyak wanita pada masa menopause melampaui 3 tahap sebelum menyesuaikan dengan kehidupan barunya. Pertama adalah perasaan cemas paling menonjol. Biasanya periode ini cukup singkat. Dilanjutkan dengan periode yang mungkin berlansung berbulan-bulan, ketika gangguan depresi dan perubahan suasana hati yang lainnya muncul. Ketiga, merasa ditolak oleh semua orang. Semua anggapannya itu tidak benar kelak, wanita akan memasuki tahap penyesuaian ulang. Semua kesedihan dari bulan-bulan sebelumnya, tinggal sebagai mimpi buruk (Llewellyn, 2009 hal. 419).

Hilangnya libido dapat dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk peningkatan depresi. Peranan dalam kehidupan sosial sangat penting bagi lansia, terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan pensiun atau hilangnya jabatan dan pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan lansia dalam pendekatan holistik, sebenanya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spritual dalam kehidupan lansia (Mubarak, 2012 hal. 328).

Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang,


(23)

cemas, dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual.

Menurut (Mubarak, 2012 hal. 328), beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda gejala dari menopause adalah sebagai berikut :

a. Daya ingatan menurun.

Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal sederhana.

b. Timbul kecemasan. Banyak wanita yang mengeluh bahwa setelah menopause, mereka menjadi pencemas.

Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya jika dulu biasa pergi sendirian pergi sendirian ke luar kota, sekarang merasa cemas dan khawatir. Hal itu sering diperkuat oleh larangan oleh anak-anaknya. Kecemaasn pada wanita lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang cemas dan khawatir.

c. Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan dengan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggungdan marah terhadap sesuatu yang sebelumya dianggap tidak menganggu. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap tidak mengganggu. Perasaannya menjadi sangat sensitive terhadap sikap dan perilaku orang-orang


(24)

disekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.

d. Mengalami stress

Ketegangan perasaan atau selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan social, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Jika tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit. Ditingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bias diramalkan. Perbedaan suasana hati dan emosi dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari reaksi marah sampai akhirnya ke hal-hal yang lebih sulit untuk dikendalikan.

e. Depresi

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kemampuan untuk

bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, atau sedih karena kehilangan daya tarik.

2.4Gejala-Gejala Menopause (Mubarak, 2012 hal. 324)

a. Faktor Psikis

Perubahan-perubahan psikologik maupun fisik ini berhubungan dengan kadar estrogen. Gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah berkurangnyaa konsentrasi dan kemampuan akademik, serta timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kesepian, ketakutan keganasan, tidak sabar dan lain-lain.


(25)

Perubahan psikis ini berbeda-beda bergantung pada kemampuan seorang wanita untuk menyesuaikan diri.

b. Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor di atas cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis dan psikologik.

c. Budaya dan lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah terbukti sangat mempengaruhi wanita dalam penyesuaian diri dengan fase klimakterium

d. Fakor lain

Wanita yang belum menikah dan wanita karier, baik yang sudah atau belum berumah tangga, riwayat menarke yang terlambat berpengaruh terhadap keluhan-keluhan klimakterium yang ringan. Tanda dan gejela menopause mempunyai ciri-ciri khusus, baik tanda dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun karena perubahan psikologis. Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat (Proverawati, 2009).

Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan


(26)

kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium (Proverawati, 2009).

Beberapa keluhan fisik yang merupakan gejala menopause (Aqila, 2010) :

a. Ketidakteraturan siklus haid

Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur. Perdarahan seperti ini terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala peralihan.

b. Kekeringan vagina

Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada vagina. Yang lebih parah lagi adalah rasa sakit saat berhubungan seksual, dikarenakan perubahan pada vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi vagina. Intercourse yang teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit pada saat kencing (Aqila, 2010).


(27)

2.5Seksualitas Pada Menopause

Fungsi seksual yang memuaskan adalah bagian integral kesehatan dan kesejahteraan wanita diusia berapapun. Banyak mitos tentang seks dan proses penuaan. Selama bertahun–tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua usia wanita, minat seks dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas wanita yang mengalami menopause alami tidak melaporkan penurunan dalam hasrat seksual, kesenangan erotis atau orgasme (Varney, 2006 hal. 310).

Menurut (Kusmiran, 2011 hal. 145), Adapun seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas. Diantaranya adalah dimensi biologis, dimensi Sosial, dimensi kultural moral.

A. Dimensi biologis

Berdasarkan dimensi ini, seksualitas erat dengan bagaimana manusia menjalani fungsi seksual, sesuai dengna identitas jenis kealmin nya dan bagaimana dianmika aspek-aspek psikologis (kogisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu sendiriserta bagaimana dampak psikologis dari keberfungsian seksualitas dalam kehidupan manusia. Misalnya bagaimana seseorang berperilaku sebagai seorang laki-laki atau perempuan, bagaimana seseorang mendapatkan kepuasan psikologis dan perilaku yang dihubungkan dengan identitsa peran, jenis kelamin, serta bagaimana perilaku seksualnya.


(28)

b. Dimensi sosial

Dimensi sosial melihat bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia, bagaiamana seseorang beardaptasi atau menyesuaikan diri dengan tuntutan peran dari lingkungan social serta bagaimana sosialisasi peran dalam kehidupan manusia.

c. Dimensi kultural moral

Dimensi ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai budaya dan moral mempunyai penilaain terhadap seksualitas. Misalnya dinegara Timur orang belum eksprensif mengungkapkan seksulitas berbeda dengan Negara barat umumnya menjadi hak asasi manusia. Berbeda dengan moralitas islam misalnya menganggap bahwa seksualitas sepenuhnya adalah hak Tuhan, sehingga penggunaaan dan pemanfaatannya dilandasi pada norma-norma agama yang sudah mengatur kehidupan seksuaitas manusia secara lengkap.

Mitos dalam masyarakat berasumsi bahwa kaum lansia tidak tertarik rangsangan seksual antara ketetarikan dan masa muda dan seksualitas dengan cinta yang romantis atau fertilitas. Seks dapat dinikmati untuk berbagai alasan, seperti alasan menurunkan ketegangan, perbaikan tidur sebagai penyaluran emosi dan untuk perasaan intimasi (Varney, 2006 hal. 309).

Sesudah masa transisi menopause, fungsi seksual anda bisa berubah. Walaupun gairah seksual menurun baik untuk pria maupun wanita dengan bertambahnya usia, umumnya terjadi penurunan gairah seksual cenderung menurun baik untuk pria maupun wanita dengan bertambahnya usia, umumnya terjadi penurunan gairah pada wanita di


(29)

usia 40-an dan 50-an, yaitu pada saat tingkatan estrogen menurun. Pada masa ini diperlukan waktu yang cukup lama untuk dapat terangsang. Lapisan kulit dan jaringan vagina menipis dan mengering, sehingga hal ini dapat membuat rasa tidak nyaman dan sakit saat berhubungan seksual (Sulistyawati, 2012 hal. 187).

Pandangan terbaru yang menyebabkan wanita dan praktisi menyerah adalah bahwa sejak terjadi penurunan kadar estrogen pada wanita, atau setidaknya tidak menyenangkan. Hal ini terus berlanjut dengan ide bahwa wanita yang telah melewati masa reproduksinya berpotensi kehilangan keinginan dan hasrat seksual. Waktu yang diperlukan untuk terangsang lebih lama pada wanita dan pria sering proses penuaaan. Meningkatkan waktu pemanasan sering kali diperlukan (Varney, 2006 hal. 309).

Hal ini berdampak pada sebagian wanita yang kurang dapat menikmati hubungan seksual. Akan tetapi bagi sebagian wanita lagi, mereka justru menikmati kebebasan melakukan hubungan seksual. Akan tetapi bagi sebagian wanita lagi, mereka justru menikmati kebebasan melakukan hubungan seksual tanpa merasa takut akan hamil, tidak harus memakai KB, merasa nyaman dengan tubuh mereka dan justru semakin mesra dengan pasanagn mereka. Pada umumnya wanita yang menikmati seks di usia mudanya tetap merasa puas dan tidak mengalami masalah dalam hubungan seks pada saat menopause dan pascamenopause (Sulistyawati, 2012 hal. 188).

Respons seksual mengalami perlambatan yang sama seperti proses fisiologis lain di dalam tubuh. Penting untuk mengingatkan wanita dan pasangannya bawa perubahan tidak selalu merupakan bencana tetapi justru dapat menciptakan kesenangan yang tidak terduga. Wanita sebaiknya ditanyai mengenai perubahan vagina, termasuk kelembapan


(30)

atau kekeringan, gatal, atau nyeri dan juga lebih banyak tentang apapun yang ingin ditanyakan. Jika wanita pernah mengalami histerektomi, ia mungkin mempunyai pertanyaan lain dan memerlukan waktu untuk menghubungkan dengan penyesuaian seksual. Pertimbangan lain bagi wanita adalah tidak ada pasangan seksual karena bercerai atau meninggal (Varney, 2007 hal. 311).

Bagi beberapa wanita, hal ini berarti menggali hubungan lain dengan pasangan yang baru atau memuaskan hubungan kebutuhan seksuanya sendri dengan masturbasi atau fantasi. Pada beberapa kondisi tidak adanya pasangan seksual berarti kehidupan dengan kemunduran tingkat aktivitas seksual (Varney, 2007 hal. 311)

2.6 Cara mengatasi keluhan menopause

Menurut Mubarak, 2012 hal. 333 berbagai keluhan fisik opada wanita yang mengalami menopause dapat diatasi dengan pemberian obat yang bersifat mengganti hormone estrogen. Pemberian obat ini digunakan untuk memulihkan sel-sel yang mengalami kemunduran. Prinsip pengbatan menopause adalah memberikdimulaian estrogen dari luar atau dikenal dengan hormon replacement theraphy (HRT) atau istilahnya dalam bahasa Indonesia adalah Terapi Sulih Hormon (TSH). Sebelum pemberian estrogen dimulai, perlu diketahui persyaratan-persyaratan seperti tekanan darah normal, tidak ada kelainan atau keganasan pada serviks dan payudara, tidak ada pembesaran uterus, hati dan kelenjar tiroid normal dan tidak ada terdapat varises.


(31)

Prinsip dasar pemberian TSH adalah sebagai berikut :

a. Pada wanita yang memiliki uterus, pemberian estrogen harus selalu dikombinasikan dengan progesterone. Tujuan penambahan progesteron adalah untuk mencegah kanker endometrium.

b. Pada wanita tanpa uterus maka cukup pemberian estrogen saja dan diberikan secara kontinu (tanpa istirahat)

c. Pada wanita perimenopause yang masih haid dan masih tetap menginginkan haid, TSH diberikan secara sekuensial. Sementara bagi yang tidak ingin haid diberikan kontinu.

d. Jenis estrogen yang digunakan adalah estrogen dan progesterone yang alamiah.

e. Pemberian selalu dimulai engan dosis rendah.

f. Dapat dikombinasikan dengan androgen atau diberikan dengan TSH yang memiliki sifat androgenik.

Jenis estrogen alamiah yang banyak diguanakan adalah estrol, dikenal dengan merk dagang ovestin buatan pabrik organon. Tersedia dalam bentuk tablet 1 mg, tablet 2 mg, dank rim 1 mg/gram untuk pemakaian local d vulva/vagina. Cara pemberian TSH bisa dengan oral, transdermal, semprot hidung, implant, pervaginam, sublingual dan intramuskular. Efek samping pemberian TSH sebagian besar diakibatkan karena dosis estrogen yang tinggi. Keluhan seperti nyeri payudara, peningkatan berat badan, keputihan dan sakit kepala serta perdarahan


(32)

2.7Upaya lain untuk memperlambat dan mengatasi menopause

Menurut Mubarak, 2012 hal. 338 datangnya masa menopause tidak perlu cemas. Karena selain dapat diatasi dengan terapi hormone pengganti, kehadiran menopause ternyata dapat diperlambat dengan mengatur dan memulai kehidupan yang lebih sehat. Adapun persiapan-persiapan yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut :

a. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah dan sayuran

b. Berolahraga teratur

c. Makanan yang baik dan bergizi

d. Melakukan hobi

e. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda dan alkohol.

f. Menghindari rokok

g. Tetaplah berkarya dan usahakan dapat memberikan manfaat bagi orang lain

h. Berfikirlah bahwa menopause itu adalah sesuatu yang wajar

i. Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan dan sosial

j. Bersilaturrahmi denagn teman bersama untuk bertukar fikiran

k. Mengkomunikasikan masalah dengan pasangan


(33)

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kelanjutan dari kerangka teori atau landasan teori yang disesuaikan dengan tujuan khusus penelitihaan yang akan dicapai yakni sesuai dengan apa yang telah ditulis dalam rumusan masalah.artinya hal ini lebih difokuskan untuk memudahkan di dalam menyusun hipotesis, yang pasti harus dijawab, bukan yang mungkin akan dijawab. Apakah jawaban hipotesis, nantinya terbukti atau tidak, keduanya adalah hasil penelitian yang menjadi tujuan penelitian tersebut.

Variabel independent Variabel dependent

Skema 1. Skema kerangka konsep 3.2Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (h0) yaitu tidak ada pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita

pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014. Perubahan Psikologik :

1. Berkurangnya tenaga dan gairah 2. Berkurangnya konsentrasi 3. Perubahan emosi

Kebutuhan seks pada menopause 1. Dimensi Biologis

2. Dimensi Sosial


(34)

3.3Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Perubahan psikologik

Suatu perubahan mental yang meliputi berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi, dan perubahan emosi pada wanita pekerja menopause Kuesioner dengan 10 pertanyaan wawancar a 1. Mal adaptif = 1-5 2. Adaptif = 6-10 Nominal

2. Kebutuhan seks pada menopause

Suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kebutuhan seks yang meliputi dimensi biologis, dimensi social, dan dimensi cultural moral pada wanita pekerja menopause

Kuesioner dengan 10 pertanyaan

wawancara 1.Tidak terpenuhi

= 1-5

2.Terpenuhi

= 6-10


(35)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain analitik murni dengan pendekatan cross sectional dimana penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor resiko atau paparan dengan penyakit (Hidayat, 2010 hal. 50).

4.2Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2010 hal. 68). Populasi dalam penelitian ini adalah 45 menopause ≤ 1 tahun wanita pekerja diluar rumah di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik yang digunakan adalah total sampling (sampling jenuh). Cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2010 hal. 68).. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil.


(36)

Sampel dari penelitian ini yaitu 45 menopause ≤ 1 tahun wanita pekerja diluar rumah Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

4.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah peneliti sebelumnya telah melakukan survei awal dan ditemukan adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden yaitu tentang pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun

4.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari November 2013 – Juni 2014. Dalam kurun waktu tersebut akan dilakukan pengambilan dan pengolahan data yang meliputi penelusuran kepustakaan, pengajuan judul, bimbingan dan seminar proposal sampai sidang KTI.

A.Etika Penelitian

Peneletian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin kepala desa Kp. Lalang Dusun Tani Asli Medan Sunggal.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu :


(37)

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden peneltian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian pada responden, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

B.Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini adalah alat untuk memperoleh data dari suatu penelitian. Pada variabel independen peneliti memperoleh data secara primer yaitu dengan wawancara menggunakan lembar cheklist, Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner terdiri dari data demografi wanita menopause pekerja yang berisi tentang 10 pertanyaan yang menggambarkan pengaruh perubahan psikologik dan 10 pertanyaan


(38)

tentang kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

Peneliti memperlihatkan dan menjelaskan instrumen analitik yaitu dalam bentuk selembar kertas kepada responden dan diisi ke dalam lembar instrumen dengan wawancara menggunakan lembar checklist, yang berisi nama, umur, pekerjaan dan kuesioner berisi 10 pernyataan berupa 5 pernyataan maladaptif dan 5 pernyataan adaptif serta tentang perubahan psikologi wanita menopause pekerja dengan 10 pernyataan tentang kebutuhan seks wanita menopause yang terpenuhi 5 pernyataan dan tidak terpenuhi 5 pernyataan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli

Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014. Dengan nilai jawaban ya = 1, tidak = 0, kemudian dikategorikan maladaptif 1-5, dan adaptif 6-10,

terpenuhi 1-5 dan tidak terpenuhi 6-10.

C.Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan yaitu :

1. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara Medan.

2. Mengajukan surat izin penelitian kepada kepala desa Kp. Lalang Dusun Tani Asli Medan Sunggal, Setelah memperoleh izin selanjutnya peneliti meminta persetujuan untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Setelah respondent bersedia, peneliti kemudian mengisi lembar kuesioner data demografi


(39)

(inisial) melalui wawancara seperti pengambilan data primer, peneliti menanyakan kepada responden. Setelah data terkumpul lalu dilakukan pengolahan data dengan bantuan program computer dengan uji chi-square untuk membandingkan pengaruh perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks pada fase menopause wanita pekerja menemui responden untuk menandatangani informed consent, pengumpulan data dimulai, peneliti memberikan instrument responden yang terdiri dari kuesioner.

Setelah data terkumpul lalu dilakukan pengolahan data dilakukan dengan bantuan program komputer dengan uji statistik chi-square untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja.

D.Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua lembar cheklist apakah data sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program komputer yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase tiap variabel yang diteliti. Analisa univariat dilakukan dalam penelitian ini untuk


(40)

mengetahui pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji Pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji chi-square mengetahui pengaruh ibu hamil perokok pasif terhadap berat badan lahir rendah. Taraf

signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas

(p) < 0.05 maka H0 ditolak dan apabila nilai (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak.

4.8 Validitas dan Realibilitas

Pada variabel independent peneliti menggunakan data primer sejumlah satu pertanyaan yang menanyakan wanita pekerja menopause mengalami perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks atau tidak, maka valid atau tidak valid. Pertanyaan tersebut harus ditanyakan kepada responden.

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, yakni data yang bersifat kategori akan dicari frekuensi dan persetase. Sedangkan data yang bersifat numerik akan dicari mean, median dan standart deviasi. Hasil dibuat dalam bentuk tabel.


(41)

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistic uji chi-square untuk mengestimasi atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan pada penelitian.


(42)

. BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks pada fase menopause wanita pekerja di dusun tani asli desa kampung lalang kecamatan medan sunggal tahun 2014 sebanyak 49 responden, yang kemudian dinilai dengan menggunakan instrument kuesioner.

5.1.1 Analisis Univariat

Merupakan analisis data yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian ke dalam tabel distribusi frekuensi.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pengaruh Perubahan Psikologik Terhadap Kebutuhan Seks Fase

Menopause Wanita Pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan

Sunggal tahun 2014 (n = 49)

Karakteristik Frekuensi(f) Persentase(%) Umur

51-54 Tahun 29 59,2

55-58 Tahun 20 40,8

Pendidikan

Rendah 32 65,3

Tinggi 17 34,7

Pekerjaan

PNS 30 61,2

Non PNS 19 38,8

Dari tabel tersebut diketahui sebagian besar responden berusia 51-54 tahun (59,2%). Sebanyak 65,3 % berpendidikan rendah dan mayoritas responden (61,2 %) PNS.


(43)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian Pengaruh Perubahan Psikologik Terhadap Kebutuhan Seks Fase Menopause Wanita Pekerja

Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal

tahun 2014 (n = 49)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) Perubahan Psikologi

Fase Menopause

Maladaptif 30 61,2

Adaptif 19 38,8

Kebutuhan Seks fase menopause Wanita pekerja

Terpenuhi 21 42,9

Tidak terpenuhi 28 57,1

Dari tabel tersebut sebagian besar responden mengalami perubahan psikologi fase menopause maladaptif (61,2 %). Dan kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja yang tidak terpenuhi sebanyak 57,1 %.

Tabel 5.3

Analisis Chi-Square Pengaruh Perubahan Psikologik Terhadap Kebutuhan Seks Fase Menopause Wanita Pekerja

Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal

tahun 2014 (n = 49)

Perubahan Psikologi

Kebutuhan Seks Fase Menopause

Nilai p RP Adaptif Maladaptif

f % f %

Terpenuhi 16 76,2 14 50

0,058 3,2


(44)

Dari tabel diatas didapatkan hasil mayoritas perubahan psikologi yang terpenuhi dengan kategori adaptif dengan frekuensi 16 responden (76,2%) dan maladaptif dengan frekuensi 14 responden (50%).

5.1 Pembahasan

5.1.1 Interpretasi hasil dan diskusi hasil

Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang “pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks pada fase menopause wanita pekerja di dusun tani asli desa kampung lalang kecamatan medan sunggal tahun 2014”.

a. Perubahan psikologik wanita pekerja di dusun tani asli desa kampung lalang kecamatan medan sunggal tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.2 bahwa dari 49 responden sebagian besar responden mengalami perubahan psikologi fase menopause maladaptif (61,2 %) mayoritas 30 responden dan minoritas adaptif 38,8 % yaitu 19 responden.

Dari 49 responden tersebut mayoritas responden berusia 51-54 tahun (59,2%) Sebanyak 65,3 % berpendidikan rendah ((belum tamat SD-SMP) dan yang

berpendidikan tinggi (SMA/SMK-PT) minoritas 34,7 % sebanyak 17 responden. Tidak hanya itu, perubahan ini seringkali mempengaruhi keadaan psikis seorang wanita. Keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh sosial budaya, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Keluhan fisik maupun psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang bersangkutan termasuk

perkembangan psikisnya (Kronenberg, 1990; Utian, 2005). Selain itu, bisa


(45)

masa menopause, beberapa wanita menyambutnyadengan biasa. Mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya.

Sesuai pendapat notoadmodjo (2003) yang mengatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Pensidikan merupakan upaya berperilaku dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran pada sekelompok orang atau individu. Proses pendidikan itu sendiri di dalamnya mencakup pengembangan tindakan atau perilaku. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia dalam membuka fikiran atau menerima hal-hal baru dan berfikir secara alami (Notoadmodjo, 2003 ).

Perananatau aktifitas warga yang berpendidikan sering menjadi ukuran

tentang maju dan berkembangnya kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya pendidikan adalah proses untuk membentuk seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan

melakukan analisis terhadap apa yang dihadapinya. Pendidikan setingkat

SMA/sederajat merupakan pendidikan tingkat menengah dimana tingkat pendidikan ini diharapkan seseorang akan cukup memiliki kemampuan untuk menerima

informasi dan pengetahuan yabg berhubungan dengan biologi reproduksi manusia. Dari 49 responden tersebusalah satu faktor mayoritas responden berprofesi PNS 61,2 % dan minoritas non PNS (IRT, Swasta) 38,8 % sebanyak 19 responden. Sesuai pendapat Hurlock yang mengatakan bahwa pekerjaan seseorang akan

berpengaruh terhadap pola sikap yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan juga berpengaruh terhadap tingkat social ekonomi dan tingkat social ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, semakin baik pekerjaan maka diharapkan tingkat kesehatannya juga semakin baik.


(46)

Keluarga memberikan dampak yang berarti pada wanita menopause, sebab bila sosial ekonomi rendah dapat berakibat rendahnya kemampuan keluarga untuk menyediakan makanan yang bergizi. Keadaan mi mengakibatkan gizi jelek pada keluarga

Khususnya Meningkatnya tanggung jawab keluarga disertai dengan

berkurangnya prospek ekonomi, mengakibatkan wanita harus melakukan tindakan untuk mendukung mereka dan keluarga. Meningkatnya tanggung jawab sebagai dampak rendahnya sosial ekonomi, mengakibatkan wanita harus melakukan aktifitas untuk mendukung ekonomi keluarga. diperkirakan lebih dari seperempat sampai

sepertiga rumah tangga di dunia, wanitanya harus ikut bekerja untuk menopang ekonomi keluarga. Hal ini berdampak terhadap penundaan pemenuhan beberapa kebutuhan untuk memelihara kesehatan karena harus memprioritaskan terhadap

pemenuhan kebutuhan keluarga yang lebih penting (Wade, 2007).

b. Kebutuhan seks wanita menopause pekerja di dusun tani asli desa kampung lalang kecamatan medan sunggal tahun 2014

Kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja yang tidak terpenuhi sebanyak 57,1 % sebanyak 28 responden dan yang terpenuhi 42,9 % yaitu 21 responden. Pada saat wanita memasuki usia menopouse maka wanita mengalami penurunan jumlah kadar hormon estrogen dalam darah. Seperti kita ketahui secara definisi bahwa menopause adalah berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya, keadaan yang demikian

dipahami oleh sebagian masyarakat kita terutama para generasi tua bahwa pada keadaan menopause, wanita sudah tidak boleh melakukan hubungan seks.

Mitos yang demikian ini di sisi lain di pahami oleh para wanita bahwa sperma yang masuk melalui vaginanya tidak akan dapat keluar lagi sehingga dapat


(47)

menyebabkan penyakit busung, juga karena penurunan kadar estrogen dan progesteron tadi maka akan terjadi sulitnya keluar cairan vagina ataupun hanya sedikit mengeluarkan cairan yang dapat berfungsi sebagai rubrikan tersebut sehingga akan menyebabkan rasa nyeri yang sangat pada saat penetrasi sehingga baik suami ataupun istri tersebut

merasakan tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seks.

Hal ini pula lah yang di jadikan dasar bagi para laki-laki untuk menjustifikasi kebolehannya melakukan hubungan seks ekstra marital dengan wanita lain ataupun menikah lagi. Kebanyakan orang di atas usia 45 tahun berpikir demikian. Mereka mengatakan sangat puas dengan kehidupan seks mereka. Tiga puluh satu persen dari mereka baru menyatakan terkadang puas dan tidak puas. Sisanya, 23% pria dan 14% wanita mengatakan mereka tidak puas.

Para ahli mengatakan, kehidupan seks berusia lebih tua, kerapkali lebih mengambil manfaat dari pengalaman dan kepercayaan seksual. Berdasarkan hubungan yang telah sangat lama berjalan, umumnya kualitas hubungan telah meningkat baik dari segi kepercayaan dan keintiman. Seiring bertambahnya usia, hasrat seksual biasanya menurun. Hal ini berlaku pada pria dan wanita, kendati wanita dua sampai tiga kali lebih berpotensi dibanding pria. Jika hal ini terjadi, kuncinya ada pada hormon yang menurun karena beberapa perubahan. Selain, masalah seperti konflik dengan pasangan, masalah medis, dan isu budaya juga memainkan peran. Namun selama seseorang sehat, masalah-masalah tambahan seharusnya tak terlalu signifikan sebagai pengganggu.

Berdasarkan fakta yang dihimpun dari sebuah penelitian, ada sekitar 35% pria berusia di atas 50 tahun yang bercinta hanya beberapa kali dalam sebulan. Fakta ini mendukung pernyataan jika aktivitas seksual pria dapat menurun ketika beranjak


(48)

dewasa. Namun menurut penelitian oleh Kinsey Institute, banyak pria berusia matang tetap aktif secara seksual. Sekitar 25% pria berusia di atas 50 tahun mengatakan dirinya memiliki hubungan seksual beberapa kali dalam sebulan, 10 % mengatakan memiliki hubungan intim dua hingga 3 kali seminggu. Pada wanita di atas 50 tahun, sekitar 20% mengatakan mereka memiliki hubungan seks beberapa kali dalam sebulan.

Dan sekitar 7% mengatakan mereka berhubungan seks 2 hingga 3 kali seminggu. Estrogen bukanlah satu-satunya hormon yang menurun pasca menopause. Hormon lain pada wanita seperti progesteron dan testosteron juga menurun. Penurunan estrogen dan progesteron sendiri menyebabkan gairah seks wanita menjadi lebih rendah.

Di sisi lain, juga bisa menyebabkan vagina menjadi kering karena kemampuan pelumasan yang menurun, ini juga menyebabkan sensasi seksual berkurang dan potensi orgasme menurun. Pada satu titik, wanita dapat mengalami hubungan seksual yang menyakitkan. Sedangkan penurunan kadar testosteron pada wanita menyebabkan penampilan yang menjadi lebih tua. Kendati hal ini tak terkait langsung dengan menopause namun pada penelitian lebih lanjut, kondisi ini juga mengurangi hasrat seksual pada beberapa wanita.

c. Untuk mengindentifikasi pengaruh perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara perubahan

psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja. Dari hasil penelitian, mayoritas responden yang mengalami perubahan psikologi yang terpenuhi dengan


(49)

kategori adaptif dengan frekuensi 16 (76,2%) dan maladaptif dengan frekuensi 14 (50%).

Hal ini dibuktikan dengan uji statistik chi square pada tingkat signifikan α = 0,05 (95%), maka didapatkan ρ < α (0,000 < 0,05) berarti H0 ditolak. Hal ini secara statistik

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengaruh Periode perubahan tersebut dapat juga disebut sebagai klimakterium atau sering disebut dengan perubahan dalam hidup atau masa transisi (Papalia, Olds, dan Feldman, 1998).

Dari tabel 5.3 didapatkan hasil mayoritas perubahan psikologi yang terpenuhi dengan kategori adaptif dengan frekuensi 16 responden (76,2%) dan maladaptif dengan frekuensi 14 responden (50%). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sebagian besar wanita pekerja menopause mengalami perubahan psikologi terhadap kebutuhan seksnya. Kecemasan merupakan bentuk perasaan

khawatir, gelisah, dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan. Setiap individu mempunyai keyakinan dan harapan yang berbeda-beda, karena perbedaan tersebut maka tidak ada dua individu yang akan memberikan reaksi yang sama, meskipun tampaknya seakan-akan bereaksi dengan cara yang sama. Situasi yang membuat cemas adalah situasi yang mengandung maasalah tertentu yang akan memicu rasa cemas dalam diri individu.

Hampir semua kaum ibu mengalami suasana hati depresif dan melenkolis. Sebab utamanya ialah karena ingin mengingkari dan memprotes proses biologis mengarah pada ketuaan yang ditandai dengan datangnya menopause. Perubahan-perubahan yang terjadi diinterpretasikan menjadi sesuatu hal yang menakutkan karena kaum ibu tersebut memiliki pengetahuan mengenai menopause yang sangat kurang. Dan terdapat berbagai


(50)

faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi menopause pada ibu. Faktor tersebut diantaranya adalah kepercayaan diri dari sisi internal serta dukungan keluarga sebagai faktor eksternal. Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresi lendir.

Istilah menopause berarti berakhirnya atau berhentinya masa menstruasi. Tetapi, berkahirnya menstruasi itu hanya merupakan salah satu rangakaian gejala yang

menandakan perubahan secara perlahan-lahan masa reproduksi, yang diakibatkan karena bertambahnya usia. Selain itu, gejala adanya perubahan endokrin, fisik maupun psikis yang terjadi pada waktu berakhirnya masa reproduksi seorang wanita. Mungkin juga diikuti oleh berkurangnya aktivitas seksual yang normal pada laki-laki. Biasanya disebut dengan klimakterium.

5.1.2 Keterbatasan penelitian

Pada penelitian ini cara menganalisa data hanya untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan dependent tanpa menilai seberapa erat hubungan tersebut dan variabel manakah yang paling mempengaruhi serta seberapa berpengaruh variabel tersebut.

5.1.3 Implikasi untuk asuhan kebidanan atau pendidikan bidan

a. Hasil penelitian ini memberi informasi bagi pelayanan kebidanan sebagai sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama dalam hal pengaruh perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja


(51)

b. Sebagai penelitian dan sumber informasi untuk penelitian berikutnya dan penelitian yang sama. Semua ilmu diharapkan mampu diimplikasikan dalam masyarakat.


(52)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

1. Hasil penelitian dari 49 responden di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014 diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 51-54 tahun (59,2%). Sebanyak 65,3 % berpendidikan rendah dan mayoritas responden (61,2 %) PNS.

2. Hasil penelitian dari 49 responden di Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014 Dari tabel 5.2 tersebut sebagian besar responden mengalami perubahan psikologi fase menopause maladaptif (61,2 %). Dan kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja yang tidak terpenuhi sebanyak 57,1 %.

3. Mayoritas responden Dari tabel diatas didapatkan hasil mayoritas perubahan psikologi yang terpenuhi dengan kategori adaptif dengan frekuensi 16 responden (76,2%) dan maladaptif dengan frekuensi 14 responden (50%).

B. Saran

1. Bagi Bidan

Diharapkan dapat digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan terutama untuk perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja.


(53)

2. Bagi Peneliti

Diharapkan karya tulis ilmiah ini peneliti dapat menerapkan ilmu metodelogi penelitian dan menambah pengetahuan tentang perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menambah dan meneruskan penelitian pada aspek yang lebih luas lagi terutama dalam menggali semua hal yang berhubungan tentang perubahan psikologi terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson,L, Rita & Atkonson,Richard.R 1993. Pengantar Psikologi I. Jakarta. Batam: Interaksara.

Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Durand, V, M, dan David H. Barlow. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Greenberger dan Padesky. 2004. Manajemen Pikiran Metode Ampuh Menata Pikiran Untuk Mengatasi Depresi, kemarahan, Kecemasan, dan Perasaan Merusak Lainnya. Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.

Kartono. 1986. Psikologi Wanita: Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Jilid 2. Bandung: Alumni.

Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional. Nevid, J, S, dkk. 2003. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Noveri dan Emi. 2008. “Hidup Sehat Di Masa Menopause”. Jurnal Sultan Agung, Juni-Agustus, XXXVIII (112): 45-53.

O’ Brien, P. 1994. Menghadapi Masa Menopause Dengan Penuh Kebahagiaan. Alih Bahasa: Rita, S. S. Jakarta: Binarupa Akasara.

Priest, R, 1994. Bagaimana Cara Mencegah Dan Mengatasi Stres Dan Depresi. Semarang: Dahara Prize.

Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: Eleks Media Komputindo.

Syahraini, Karyono, Rohmatun. 2007. “Kecerdasan Emosional Dan Kecemasan

Pramenopause Pada Wanita Di Rw IV dan XI Kelurahan Gebang Sari Semarang”. Jurnal Psikologi Proyeksi, Februari, II (01): 29-39.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson,L, Rita & Atkonson,Richard.R 1993. Pengantar Psikologi I. Jakarta. Batam: Interaksara.

Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(55)

Durand, V, M, dan David H. Barlow. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Greenberger dan Padesky. 2004. Manajemen Pikiran Metode Ampuh Menata Pikiran Untuk Mengatasi Depresi, kemarahan, Kecemasan, dan Perasaan Merusak Lainnya. Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.

Kartono. 1986. Psikologi Wanita: Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Jilid 2. Bandung: Alumni.

Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional. Nevid, J, S, dkk. 2003. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Noveri dan Emi. 2008. “Hidup Sehat Di Masa Menopause”. Jurnal Sultan Agung, Juni-Agustus, XXXVIII (112): 45-53.

O’ Brien, P. 1994. Menghadapi Masa Menopause Dengan Penuh Kebahagiaan. Alih Bahasa: Rita, S. S. Jakarta: Binarupa Akasara.

Priest, R, 1994. Bagaimana Cara Mencegah Dan Mengatasi Stres Dan Depresi. Semarang: Dahara Prize.

Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: Eleks Media Komputindo.

Syahraini, Karyono, Rohmatun. 2007. “Kecerdasan Emosional Dan Kecemasan

Pramenopause Pada Wanita Di Rw IV dan XI Kelurahan Gebang Sari Semarang”. Jurnal Psikologi Proyeksi, Februari, II (01): 29-39.


(56)

Lampiran 1

LEMBARPERSETUJUANMENJADIRESPONDEN

Pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014.

Saya yang bernama Molia Maghdalena / 135102144 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh perubahan psikologik terhadap kebutuhan seks fase menopause wanita pekerja Dusun Tani Asli Desa Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2014. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon agar menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangi lembar persetujuan ini sebagai bukti sukarela.

Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga jika Ibu tidak bersedia menjadi responden bisa menghubungi saya. Identitas pribadi responden dan semua informasi yang responden berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Januari 2014


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

Lampiran 6

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Psikologi fase menopause Kebutuhan seks fase menopause

49 100.0% 0 .0% 49 100.0%

Psikologik fase menopause Kebutuhan seks fase menopause Crosstabulation

Count

Kebutuhan seks fase menopause

Total terpenuhi tidak terpenuhi

Psikologi fase menopause

Maladaptif 16 14 30 adaptif 5 14 19

Total 21 28 49

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Psikologifasemenopause (Maladaptif / adaptif) 3.200 .919 11.145 For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = terpenuhi 2.027 .889 4.618 For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = tidak terpenuhi .633 .397 1.011


(62)

Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan

Psikologifaseme nopause

Kebutuhan seks fase menopause

N Valid 49 49 49 49 49

Missing 0 0 0 0 0

Mean 1.41 1.35 1.39 1.39 1.57

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 51-54 29 59.2 59.2 59.2

55-58 20 40.8 40.8 100.0

Total 49 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid rendah 32 65.3 65.3 65.3

tinggi 17 34.7 34.7 100.0

Total 49 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PNS 30 61.2 61.2 61.2

Non PNS 19 38.8 38.8 100.0


(63)

Psikologik fase menopause

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Maladaptif 30 61.2 61.2 61.2

adaptif 19 38.8 38.8 100.0

Total 49 100.0 100.0

Kebutuhanseksfasemenopause

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid terpenuhi 21 42.9 42.9 42.9

tidak terpenuhi 28 57.1 57.1 100.0

Total 49 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Psikologifasemenopause *

Kebutuhanseksfasemeno pause


(64)

Psikologifasemenopause * Kebutuhanseksfasemenopause Crosstabulation Kebutuhanseksfasemenopaus e Total terpenuhi tidak terpenuhi Psikologifasemenopaus e

Maladaptif Count 16 14 30

Expected Count 12.9 17.1 30.0

% within

Psikologifasemenopaus e

53.3% 46.7% 100.0%

% within

Kebutuhanseksfasemen opause

76.2% 50.0% 61.2%

adaptif Count 5 14 19

Expected Count 8.1 10.9 19.0

% within

Psikologifasemenopaus e

26.3% 73.7% 100.0%

% within

Kebutuhanseksfasemen opause

23.8% 50.0% 38.8%

Total Count 21 28 49

Expected Count 21.0 28.0 49.0

% within

Psikologifasemenopaus e

42.9% 57.1% 100.0%

% within

Kebutuhanseksfasemen opause


(65)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Psikologifasemenopause (Maladaptif / adaptif)

3.200 .919 11.145

For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = terpenuhi 2.027 .889 4.618 For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = tidak

terpenuhi

.633 .397 1.011

N of Valid Cases 49

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Psikologifasemenopause * Kebutuhanseksfasemenopaus

e

49 100.0% 0 .0% 49 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 3.467a 1 .063

Continuity Correctionb 2.452 1 .117 Likelihood Ratio 3.569 1 .059

Fisher's Exact Test .081 .058

Linear-by-Linear Association

3.396 1 .065

N of Valid Cases 49

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.14. b. Computed only for a 2x2 table


(66)

(67)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson,L, Rita & Atkonson,Richard.R 1993. Pengantar Psikologi I. Jakarta. Batam: Interaksara.

Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Durand, V, M, dan David H. Barlow. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Greenberger dan Padesky. 2004. Manajemen Pikiran Metode Ampuh Menata Pikiran Untuk Mengatasi Depresi, kemarahan, Kecemasan, dan Perasaan Merusak Lainnya. Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.

Kartono. 1986. Psikologi Wanita: Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Jilid 2. Bandung: Alumni.

Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional. Nevid, J, S, dkk. 2003. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Noveri dan Emi. 2008. “Hidup Sehat Di Masa Menopause”. Jurnal Sultan Agung, Juni-Agustus, XXXVIII (112): 45-53.

O’ Brien, P. 1994. Menghadapi Masa Menopause Dengan Penuh Kebahagiaan. Alih Bahasa: Rita, S. S. Jakarta: Binarupa Akasara.

Priest, R, 1994. Bagaimana Cara Mencegah Dan Mengatasi Stres Dan Depresi. Semarang: Dahara Prize.

Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: Eleks Media Komputindo.

Syahraini, Karyono, Rohmatun. 2007. “Kecerdasan Emosional Dan Kecemasan

Pramenopause Pada Wanita Di Rw IV dan XI Kelurahan Gebang Sari Semarang”. Jurnal Psikologi Proyeksi, Februari, II (01): 29-39.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson,L, Rita & Atkonson,Richard.R 1993. Pengantar Psikologi I. Jakarta. Batam: Interaksara.

Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(68)

Durand, V, M, dan David H. Barlow. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Greenberger dan Padesky. 2004. Manajemen Pikiran Metode Ampuh Menata Pikiran Untuk Mengatasi Depresi, kemarahan, Kecemasan, dan Perasaan Merusak Lainnya. Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.

Kartono. 1986. Psikologi Wanita: Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Jilid 2. Bandung: Alumni.

Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional. Nevid, J, S, dkk. 2003. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Noveri dan Emi. 2008. “Hidup Sehat Di Masa Menopause”. Jurnal Sultan Agung, Juni-Agustus, XXXVIII (112): 45-53.

O’ Brien, P. 1994. Menghadapi Masa Menopause Dengan Penuh Kebahagiaan. Alih Bahasa: Rita, S. S. Jakarta: Binarupa Akasara.

Priest, R, 1994. Bagaimana Cara Mencegah Dan Mengatasi Stres Dan Depresi. Semarang: Dahara Prize.

Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: Eleks Media Komputindo.

Syahraini, Karyono, Rohmatun. 2007. “Kecerdasan Emosional Dan Kecemasan

Pramenopause Pada Wanita Di Rw IV dan XI Kelurahan Gebang Sari Semarang”. Jurnal Psikologi Proyeksi, Februari, II (01): 29-39.


(69)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Psikologifasemenopause (Maladaptif / adaptif)

3.200 .919 11.145

For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = terpenuhi 2.027 .889 4.618 For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = tidak

terpenuhi

.633 .397 1.011

N of Valid Cases 49

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Psikologifasemenopause * Kebutuhanseksfasemenopaus

e

49 100.0% 0 .0% 49 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 3.467a 1 .063

Continuity Correctionb 2.452 1 .117 Likelihood Ratio 3.569 1 .059

Fisher's Exact Test .081 .058

Linear-by-Linear Association

3.396 1 .065

N of Valid Cases 49

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.14. b. Computed only for a 2x2 table


(1)

Psikologifasemenopause * Kebutuhanseksfasemenopause Crosstabulation Kebutuhanseksfasemenopaus

e

Total terpenuhi

tidak terpenuhi Psikologifasemenopaus

e

Maladaptif Count 16 14 30

Expected Count 12.9 17.1 30.0

% within

Psikologifasemenopaus e

53.3% 46.7% 100.0%

% within

Kebutuhanseksfasemen opause

76.2% 50.0% 61.2%

adaptif Count 5 14 19

Expected Count 8.1 10.9 19.0

% within

Psikologifasemenopaus e

26.3% 73.7% 100.0%

% within

Kebutuhanseksfasemen opause

23.8% 50.0% 38.8%

Total Count 21 28 49

Expected Count 21.0 28.0 49.0

% within

Psikologifasemenopaus e

42.9% 57.1% 100.0%

% within

Kebutuhanseksfasemen opause


(2)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Psikologifasemenopause (Maladaptif /

adaptif)

3.200 .919 11.145

For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = terpenuhi 2.027 .889 4.618 For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = tidak

terpenuhi

.633 .397 1.011

N of Valid Cases 49

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Psikologifasemenopause * Kebutuhanseksfasemenopaus

e

49 100.0% 0 .0% 49 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 3.467a 1 .063

Continuity Correctionb 2.452 1 .117 Likelihood Ratio 3.569 1 .059

Fisher's Exact Test .081 .058

Linear-by-Linear Association

3.396 1 .065

N of Valid Cases 49

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.14. b. Computed only for a 2x2 table


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson,L, Rita & Atkonson,Richard.R 1993. Pengantar Psikologi I. Jakarta. Batam: Interaksara.

Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Durand, V, M, dan David H. Barlow. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Greenberger dan Padesky. 2004. Manajemen Pikiran Metode Ampuh Menata Pikiran

Untuk Mengatasi Depresi, kemarahan, Kecemasan, dan Perasaan Merusak Lainnya.

Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.

Kartono. 1986. Psikologi Wanita: Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Jilid 2. Bandung: Alumni.

Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional. Nevid, J, S, dkk. 2003. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Noveri dan Emi. 2008. “Hidup Sehat Di Masa Menopause”. Jurnal Sultan Agung, Juni-Agustus, XXXVIII (112): 45-53.

O’ Brien, P. 1994. Menghadapi Masa Menopause Dengan Penuh Kebahagiaan. Alih Bahasa: Rita, S. S. Jakarta: Binarupa Akasara.

Priest, R, 1994. Bagaimana Cara Mencegah Dan Mengatasi Stres Dan Depresi. Semarang: Dahara Prize.

Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: Eleks Media Komputindo.

Syahraini, Karyono, Rohmatun. 2007. “Kecerdasan Emosional Dan Kecemasan

Pramenopause Pada Wanita Di Rw IV dan XI Kelurahan Gebang Sari Semarang”. Jurnal Psikologi Proyeksi, Februari, II (01): 29-39.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson,L, Rita & Atkonson,Richard.R 1993. Pengantar Psikologi I. Jakarta. Batam: Interaksara.

Baziad, A. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(5)

Durand, V, M, dan David H. Barlow. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Greenberger dan Padesky. 2004. Manajemen Pikiran Metode Ampuh Menata Pikiran

Untuk Mengatasi Depresi, kemarahan, Kecemasan, dan Perasaan Merusak Lainnya.

Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.

Kartono. 1986. Psikologi Wanita: Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Jilid 2. Bandung: Alumni.

Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional. Nevid, J, S, dkk. 2003. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Noveri dan Emi. 2008. “Hidup Sehat Di Masa Menopause”. Jurnal Sultan Agung, Juni-Agustus, XXXVIII (112): 45-53.

O’ Brien, P. 1994. Menghadapi Masa Menopause Dengan Penuh Kebahagiaan. Alih Bahasa: Rita, S. S. Jakarta: Binarupa Akasara.

Priest, R, 1994. Bagaimana Cara Mencegah Dan Mengatasi Stres Dan Depresi. Semarang: Dahara Prize.

Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: Eleks Media Komputindo.

Syahraini, Karyono, Rohmatun. 2007. “Kecerdasan Emosional Dan Kecemasan

Pramenopause Pada Wanita Di Rw IV dan XI Kelurahan Gebang Sari Semarang”. Jurnal Psikologi Proyeksi, Februari, II (01): 29-39.


(6)

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Psikologifasemenopause (Maladaptif /

adaptif)

3.200 .919 11.145

For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = terpenuhi 2.027 .889 4.618 For cohort Kebutuhanseksfasemenopause = tidak

terpenuhi

.633 .397 1.011

N of Valid Cases 49

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Psikologifasemenopause * Kebutuhanseksfasemenopaus

e

49 100.0% 0 .0% 49 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 3.467a 1 .063

Continuity Correctionb 2.452 1 .117 Likelihood Ratio 3.569 1 .059

Fisher's Exact Test .081 .058

Linear-by-Linear Association

3.396 1 .065

N of Valid Cases 49

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.14. b. Computed only for a 2x2 table