Penjelasan Istilah D IPS 0808284 Chapter1

17 Desvian Bandarsyah, 2014 Pengembangan pendekatan hermeneutika model gadamer dalam pembelajaran sejarah studi fenomenologis pada mahasiswa Program studi pendidikan sejarah uhamka dan unj Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilakukan melalui pengembangan pendekatan dan metode pembelajaran, belum sampai pada eksplorasi filosofis-teoretis-praktis yang bersifat kesejarahan, sehingga mahasiswa terjebak pada pola berpikir instrumental-mekanikal dalam memandang realitas yang dihadapinya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh: 1. pakar pendidikan sejarah dan ilmu-ilmu sosial sebagai bahan informasi rujukan filosofis, teoretis, dan kontekstual dalam mengembangkan paradigma pembelajaran sejarah dan ilmu-ilmu sosial; 2. Praktisi pendidikan sejarah sebagai bahan informasi dan rujukan konsep pragmatik dalam mengembangkan pembelajaran sejarah pada setiap jenjang, terutama di perguruan tinggi.

F. Penjelasan Istilah

Untuk memudahkan pemahaman dalam kajian tulisan ini, peneliti sebelumnya akan memberikan penjelasan istilah secara konseptual yang ada dalam judul tersebut, yakni: Pertama ; “pengembangan”, dimaksudkan sebagai tindakan dalam melakukan aktivitas, dalam hal ini pembelajaran sejarah. Pengembangan sebagai upaya untuk menerapkan model hermeneutika dalam pembelajaran sejarah, karena selama ini hermeneutika dikenal dan diterapkan dalam konteks pemahaman terhadap teks, maka penelitian ini bermaksud menerapkan hermeneutika model Gadamer ke dalam pembelajaran sejarah, untuk itu dilakukan 18 Desvian Bandarsyah, 2014 Pengembangan pendekatan hermeneutika model gadamer dalam pembelajaran sejarah studi fenomenologis pada mahasiswa Program studi pendidikan sejarah uhamka dan unj Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu modifikasi sesuai dengan konteks pembelajaran yang mengandung kepentingan penanaman nilai dan keilmuan, bukan sebagai konteks keilmuan yang bebas nilai. Istilah hermeneutika model Gadamer mengacu kepada paradigma efistemologi ilmu-ilmu kemanusiaan yang pendekatan tidak bersifat posivistik- dualistik-mekanistik yang bebas nilai, melainkan pendekatan yang terikat dengan nilai sebagai sebagai kebenaran dengan memperhatikan aspek intuisi dan imajinasi dalam menangkap konteks realitas sebagai kebenaran. Dengan demikian, penelitian ini juga menggunakan istilah fenomenologi sebagai efistemologi dalam menangkap realitas yang sarat dengan nilai tersebut. Kedua ; “hermeneutika”, diartikan sebagai proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti. Batasan umum ini selalu dianggap benar, baik hermeneutika dalam pandangan klasik maupun dalam pandangan modern Palmer, 1969: 3. Gadamer 2004: 197 memaknai hermeneutika sebagai disiplin klasik yang berkaitan dengan seni dalam memahami teks. Pada kenyataannya, hermeneutika kemudian dipahami sebagai perspektif yang komprehensif meliputi persoalan kompleks. Pemahaman memberikan pada kesadaran hermeneutika sebagai bagian dari proses menghadirkan makna, di mana arti dari semua pernyataan dari teks dibentuk dan disempurnakan. Hermeneutika mengarah pada penafsiran dengan ekspresi yang penuh makna dan dilakukan dengan sengaja oleh manusia, dan melakukan interpretasi atas interpretasi yang telah dilakukan oleh pribadi atau kelompok manusia 19 Desvian Bandarsyah, 2014 Pengembangan pendekatan hermeneutika model gadamer dalam pembelajaran sejarah studi fenomenologis pada mahasiswa Program studi pendidikan sejarah uhamka dan unj Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terhadap situasi mereka sendiri. Setiap peristiwa atau karya memiliki makna dari interpretasi para pelaku atau pembuatnya. Karya yang merupakan interpretasi atas sesuatu tersebut selanjutnya menghadapi pembaca atau pengamatnya dan ditangkap dengan interpretasi dan diinterpretasi pula. Atau menurut istilah Gadamer dalam menjelaskan karya, bahwa setiap karya akan selalu diciptakan kembali oleh pengamat atau pembacanya, yaitu mendapatkan makna baru yang dicipta oleh pengamatnya penghayatnya tersebut. Ketiga ; “Model Gadamer”, adalah pola yang digagas oleh Hans-Georg Gadamer 1900-2002, di mana dalam penyajian pendekatan hermeneutiknya menekankan pada: 1 Teksnarasi sejarah sebagai sesuatu yang bersifat seni; Dalam penelitian ini „seni‟ yang dimaksud adalah sesuatu yang tidak terikat oleh daya nalar yang logis-rasional, melainkan dapat bersifat imajinatif dan intuitif. 2 hermeneutika dalam sejarah lebih menyerupai permainan di mana subjeknya adalah “permainan” itu sendiri bukan pemainnya. Dalam penelitian ini permainan yang dimaksud adalah suatu kesepakatan antara dosen dan mahasiswa tentang aturan main dalam pengkajian narasi kesejarahan, sehingga mahasiswa dapat merasakan manfaat praktis dari pendekatan hermeneutika model Gadamer melalui pemahaman karya, menjiwai karya, memahami bahasa, dan jiwa jaman yang terkandung di dalam teks sejarah, yang menuntun mahasiswa untuk memperoleh kebermaknaan dalam mempelajari sejarah. 20 Desvian Bandarsyah, 2014 Pengembangan pendekatan hermeneutika model gadamer dalam pembelajaran sejarah studi fenomenologis pada mahasiswa Program studi pendidikan sejarah uhamka dan unj Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keempat ; “pembelajaran sejarah” adalah sebuah corak wacana intelektual yang kritis dan rasional. Ia bukan semata-mata wacana yang menggunakan ilustrasi dengan kisah yang bersumber pada masa lalu, sehingga sebagai bahan pembelajaran, sejarah tidak menjadi kering dan monoton, sebagai bahan pembelajaran sejarah menjadi menarik karena memberikan berbagai informasi berharga. Sebagai kajian ia perlu dibarengi dengan pemikiran kritis yang akan memberikan pemahaman jernih dan mendalam terhadap masa silam. Dalam hal ini pembelajaran sejarah dapat memunculkan satu pemikiran rasional yang menghubungkan peristiwa masa lalu dengan realitas masa sekarang dan perspektif masa yang akan datang, sehingga kesinambungan sejarah sebagai suatu kontinuitas yang mengalir dipahami mahasiswa dengan lebih baik lagi. Oleh karena itu pembelajaran sejarah yang menampilkan sejarah sebagaimana adanya dan tidak diikuti dengan proses pengolahan materi yang memadai serta tidak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan nalar interpretatif melalui kemampuan berpikirnya akan mengakibatkan mahasiswa tidak memiliki wawasan yang memadai dalam memahami sejarah bangsanya secara utuh. Selanjutnya kondisi yang demikian ini menjadikan mahasiswa berada pada pihak yang dirugikan dalam proses pembelajaran sejarah yang berlangsung. Berkaitan dengan kajian fenomenologi, istilah fenomenologi mengacu pada ide filosofis teroretis Edmund Husserl 1889-1938, seorang filosof aliran 21 Desvian Bandarsyah, 2014 Pengembangan pendekatan hermeneutika model gadamer dalam pembelajaran sejarah studi fenomenologis pada mahasiswa Program studi pendidikan sejarah uhamka dan unj Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu fenomenologi. Sesuai dengan namanya, fenomenologi merupakan ilmu logos mengenai gejala yang tampak phenomenon . Dalam hal ini, fenomenologi merupakan sebuah pendekatan filsafat yang berpusat pada analisis terhadap gejala yang dihadapi kesadaran manusia. Fenomenologi merupakan studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran, atau cara memahami suatu objek atau peristiwa dengan mengalaminya secara sadar. Namun, Husserl menawarkan fenomenologi untuk memahami keteraturan sistemik dalam persepsi dan pemahaman melalui kepastian terhadap pengetahuan dunia objektif sebagai realitas, yaitu dengan cara menerima apa yang sebenarnya terlihat dalam fenomena, dan menggambarkannya secara jujur. Sebagai salah satu aliran filsafat, Husserl menginginkan fenomenologi dapat melahirkan ilmu yang lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia, sehingga fenomenologi berkembang tidak hanya sebagai salah satu aliran filsafat, juga menjadi salah satu varian dalam pendekatan penelitian kualitatif dalam payung paradigma interpretatif yang memperkaya epistemologi ilmu dalam riset yang ditetapkan dalam berbagai disiplin ilmu sosial. Fenomenologi, dengan demikian, secara sederhana dapat dipandang sebagai sikap hidup yang mengajarkan individu untuk selalu membuka diri terhadap berbagai informasi, tanpa cepat-cepat menilai, menghakimi, atau mengevaluasi berdasarkan prakonsepsi kita sendiri. Kita berdialog dengan fenomena yang kita hadapi. Kita mem biarkan fenomena ini “membuka 22 Desvian Bandarsyah, 2014 Pengembangan pendekatan hermeneutika model gadamer dalam pembelajaran sejarah studi fenomenologis pada mahasiswa Program studi pendidikan sejarah uhamka dan unj Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mulutnya, bercerita tentang dirinya: kita bertanya, mendengarkan, dan menangkap pola serta maknanya. Sebagai metode ilmiah, fenomenologi menunjukkan jalan perumusan ilmu pengetahuan melalui tahap-tahap tertentu, di mana suatu fenomena yang dialami manusia menjadi subjek kajiannya. Penelitian ini membatasi pada fenomenologi sebagai studi dalam penelitian ilmu- ilmu sosial. Dalam penelitian ini, fenomenologi bertindak sebagai efistemologi yang memberikan ruang bagi mahasiswa untuk memahami gejala kesejarahan dalam kehidupannya. Fenomenologi memberikan perspektif yang menjadikan realitas sosial yang dihadapi mahasiswa dalam kesehariannya dapat dihubungkan dengan realitas masa lampau dalam teks sejarah, sehingga diharapkan pemahaman sejarah mahasiswa tidak hanya mengakar pada masa lampau, tetapi juga memiliki visi pemahaman dalam konteks kekinian.

G. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu