Irma Yunia Andriani, 2012 Implementasi Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Partisipasi Keaktifan Siswa Dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Di Sekolah Dasar : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Darmaga IV Kelas IV Desa Sindangsari Kecamatan
Kasomalang Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Dari uraian tentang nilai post test diatas dapat disimpulkan bahwa dari 35 siswa kelas IV yang mendapat nilai tertinggi yaitu ada 1 orang
siswa 2,86, yang mendapat nilai terendah yaitu 3 orang siswa 8,57, dan yang mendapat nilai diantara nilai tertinggi dan terendah
yaitu 31 orang siswa 88,57, sedangkan nilai rata-rata post test adalah 57,71.
c. Analisis dan Refleksi
1 Analisis
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Darmaga IV pada tindakan pertama dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir, peneliti melakukan analisis yang didasari oleh pengamatan yang dilakukan. Hasil analisis yang didapat adalah sebagai
berikut : a
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun pada tahap perencanaan tindakan siklus 1 belum secara utuh
menggambarkan skenario model pembelajaran dengan pendekatan inquiry learning.
b Guru belum menguasai model pembelajaran dengan pendekatan
inquiry learning sehingga sering terjadi kesalahan dan grogi dalam
Irma Yunia Andriani, 2012 Implementasi Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Partisipasi Keaktifan Siswa Dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Di Sekolah Dasar : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Darmaga IV Kelas IV Desa Sindangsari Kecamatan
Kasomalang Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
melakukan tindakan pembelajaran. Proses belajar mengajar menjadi kaku dan monoton tidak sesuai dengan skenario yang direncanakan.
c Karena guru belum menguasai model pembelajaran dengan
pendekatan inquiry
learning mengakibatkan
siswa belum
terkondisikan untuk aktif dalam pembelajaran. d
Dalam penggunaan media belum optimal seperti gambar dan peta yang disediakan oleh guru karena murid masih memerlukan
bimbingan dari guru dalam menggunakan media. Dari hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inquiry belum sepenuhnya berhasil pada tindakan pertama siklus 1 sehingga masih
memerlukan tindakan pelaksanaan dan observasi yang lebih lanjut.
2 Refleksi
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat pada saat proses pembelajaran ditemukan beberapa kekurangan dan
kelemahan pada saat melakukan kegiatan pembelajaran setelah menggunakan pendekatan inquiry dalam pelaksanaan tindakan kelas
pada tindakan pertama siklus pertama. Sesuai dengan apa yang terlihat dari refleksi, maka diperoleh beberapa temuan yang harus diperbaiki,
antara lain :
Irma Yunia Andriani, 2012 Implementasi Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Partisipasi Keaktifan Siswa Dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Di Sekolah Dasar : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Darmaga IV Kelas IV Desa Sindangsari Kecamatan
Kasomalang Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
a Perlu perbaikan pada RPP sehingga sesuai dengan skenario
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan inquiry learning.
b Guru harus mempelajari dan memahami model pembelajaran dengan
pendekatan inquiry learning secara seksama dan mendalam agar lebih menguasai model dan pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan dalam menyampaikan bahan ajar. c
Mengkondisikan siswa untuk aktif menyampaikan pertanyaan, idegagsan, jawaban, sanggahan dan aktifitas positif lainnya dengan
cara memberikan stimulus dalam bentuk pernyataan ataupun pertanyaan selama proses pembelajaran berlangsung.
d Dalam penggunaan alatmedia siswa lebih diberikan bimbingan agar
bias menggunakan mediaalat dengan benar dan optimal.
2. Tindakan Kedua