2. Bagaimana proses rekrutmen dan pembinaan anak wanita usia dini ke dalam olahraga
prestasi? 3.
Bagaimana dampak partisipasi wanita dalam olahraga prestasi terutama ditinjau dari perspektif perubahan sifat-sifat psikologis dan sosial-ekonomi ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Ingin menyingkap bentuk pola pengasuhan di lingkungan keluarga dalam kaitannya dengan proses sosialisasi anak wanita usia dini dalam kerangka budaya patriarkhat.
2. Untuk mengungkap proses rekrutmen dan pembinaan anak wanita usia dini dalam
olahraga prestasi 3.
Untuk menyingkap dampak partisipasi anak wanita dalam olahraga prestasi ditinjau dari perubahan sifat-sifat psikologis dan sosial-ekonomi.
F. Kerangka Berfikir
Untuk menyelami proses sosialisasi ke dalam olahraga dan rangkaian perubahan pada pelaku wanita, beberapa pokok pikiran dikembangkan sebagai berikut.
1. Tatanan gender dipahami sebagai bagaimana masyarakat di organisasi di seputar peranan,
tanggung jawab, kegiatan, dan kontribusi wanita dan pria, yang berarti kesemuanya terkait dengan peranan yang diharapkan, diperkenankan, dan di dorong berkenaan dengan
apa yang dilakukan oleh wanita dan pria dalam konteks yang berbeda-beda. Karena itu bias gender yang lebih mengedepankan laki-laki dalam semua bidang kehidupan,
termasuk dalam olahraga merupakan konstruksi masyarakat pendukungnya, sehingga
tatanan gender ini bukanlah sesuatu yang menetap dan membatu, melainkan sesuatu yang memang manantang dan dapat diubah.
2. Kesetaraan gender dalam olahraga yang dimaksud dalam studi ini adalah penerapan
prinsip inklusif, kesejajaran, persamaan hak, dan kesempatan berolahraga, dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing pria dan wanita sesuai dengan
kodratnya. Prinsip kesetaraan gender bukanlah persamaan antara pria dan wanita, karena dalam kegiatan olahraga, yang pada dasarnya juga sebagai bagian dari budaya, sama
sekali tidak dapat diabaikan norma dan kepatutan budaya. 3.
Olahraga merupakan alat ampuh untuk memberdayakan wanita dan kesempatan untuk mengungkapkan kesetaraan, karena melakukan olahraga dapat terjadi proses re-negoisasi
dan penataan ulang tatanan gender yang lebih adil dan bersahabat. 4.
Keluarga merupakan wahana utama dari proses sosialisasi anak ke dalam olahraga, yang berawal dari pengalihan nilai, pemberian kesempatan, dan dukungan untuk menekuni
olahraga.
G. Pembatasan Masalah