Pertanyaan Penelitian Permasalahan Penelitian

jasmani jika ditinjau dari perspektif sosialisasi, di mana setiap orang disiapkan untuk melakoni fungsinya masing-masing. Pada dasarnya dalam proses sosialisasi ada pihak yang lebih berperan seperti keluarga, dan juga media. Studi ini lebih tertarik pada keluarga, karena persoalan ini terkait dengan pembentukan diri anak sejak awal terjadi pada kalangan keluarga. Pengalihan nilai dan pembentukan sikap sekaligus, bahkan bisa juga terjadi proses pengawetan yang berlaku secara turun temurun. Kondisi ini sangat kentara terjadi di Indonesia, yang dikenal dengan budaya patriarkat yang lebih banyak mengunggulkan laki-laki sebagai pembuat keputusan. Meskipun demikian secara empirik tampaknya peranan media, termasuk juga peranan klub olahraga dan penilaian usia dini penting mendapat perhatian, meski pihak keluargalah terutama ayah atau ibu bahkan sibling saudara sekandung sangat kuat pengaruhnya, seperti unit analisis angkat besi, di mana internal motivation yang tinggi terjadi akibat dari keberhasilan tiga kakak kandungnya dalam prestasi olahraga. Dalam proses sosialisasi seperti di atas dapat terbangun ekspektasi, di samping nilai ekonomi, sehingga lebih kompleks kelihatannya pada olahraga kompetitif dalam memilih sebagai keputusan untuk jalan hidup. Dari banyak bukti-bukti yang ada di lapangan, munculnya atlet yang dibesarkan oleh keluarga, cenderung menunjukkan indikasi bahwa pihak orang tua ayah atau ibu memegang peranan. Namun demikian peranan lembaga pendidikan formal juga memberikan pengaruh positif, karena tersusun kurikulum yang terencana untuk pendidikan jasmani. Pengaruh faktor lain seperti media masa yang menonjolkan atlet sebagai modeling ikut serta memutuskan agar anak melakukan olahraga.

2. Pertanyaan Penelitian

Dari beberapa identifikasi permasalahan pokok yang dapat diungkap adalah kecilnya peluang para wanita Indonesia dalam melakukan aktivitas, khususnya aktivitas olahraga yang terkait dengan masalah pola asuh, budaya, sosial, ekonomi, dan agama. Secara umum keberadaan para wanita di Indonesia masih terbilang kelompok ’nomor dua’ dibandingkan dengan laki-laki. Indonesia yang memiliki budaya majemuk yang dipedomani sebagai aturan kehidupan penggunanya, seringkali memperkuat kelanggengan bias gender, sehingga sampai sekarang Indonesia masih menghadapi persoalan kesetaraan gender yang belum terpecahkan. Keterbatasan peran perempuan di sektor publik sebagai akibat dominansi laki-laki, di mana budaya mengisyaratkan bahwa laki-lakilah yang bertanggungjawab dalam memenuhi nafkah keluarganya, sedangkan para perempuan cukup betanggung jawab atas seluruh pekerjaan di rumah. Kendala sosial budaya yang secara umum dirasakan para wanita, selanjutnya menimbulkan kendala lain sebagai dampaknya, yakni terbentuknya kesenjangan sosial di antara gender. Akibatnya terlihat kesenjangan pada bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, gizi, pekerjaan, pengupahan, pengambil keputusan, politik, hukum, dan banyak lagi. Pokok permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini, dicoba untuk dicarikan solusi dengan pendekatan Qualitative Research, yang seyogianya menurut analisa sementara peneliti bahwa prospek kesetaraan gender masih berpeluang untuk diupayakan melalui pendekatan budaya dan agama. Untuk mempermudah pengelompokan permasalahan, peneliti merumuskan masalah tersebut dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pola asuh di lingkungan keluarga dan sosialisasi dalam kelangsungan keterlibatan atlet muda wanita dalam suatu cabang olahraga, terutama dalam cabang olahraga prestasi yang mengundang citra olahraga laki-laki? 2. Bagaimana proses rekrutmen dan pembinaan anak wanita usia dini ke dalam olahraga prestasi? 3. Bagaimana dampak partisipasi wanita dalam olahraga prestasi terutama ditinjau dari perspektif perubahan sifat-sifat psikologis dan sosial-ekonomi ?

D. Tujuan Penelitian