Sistem Pendukung Keputusan dalam Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Pada Perusahaan

(1)

TUGAS AKHIR

LIDYA SYAHFITRI 112406222

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN

KENAIKAN JABATAN KARYAWAN PADA PERUSAHAAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya Komputer

LIDYA SYAHFITRI

112406222

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK INFORMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

PERSETUJUAN

Judul : Sistem Pendukung Keputusan Dalam Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Pada Perusahaan

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Lidya Syahfitri

Nomor Induk Mahasiswa : 112406222

Program Studi : Diploma (D3) Teknik Informatika Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2014

Disetujui oleh

Program Studi D3 Teknik Informatika FMIPA Universitas Sumatera Utara

Ketua, Pembimbing,

Dr. Elly Rosmaini, M.Si. Dra. Normalina Napitupulu, M.Sc. NIP. 19600520 198503 2 002 NIP. 19631106 198902 2 001


(4)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN

KENAIKAN JABATAN PADA PERUSAHAAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebut sumbernya.

Medan, Juni 2014

LIDYA SYAHFITRI 112406222


(5)

Puji dan syukur penulis mengucapkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dan ilmu pengetahuan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Adapun judul dari tugas akhir ini adalah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN KENAIKAN JABATAN

KARYAWAN PADA PERUSAHAAN”

Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Diploma Tiga (D3) Teknik Informatika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang begitu tidak ternilai kepada kedua orang tua yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan segala pengorbanan serta kasih sayang yang tulus, dan telah memberikan banyak dukungan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Ibu Dra. Elly Rosmaini,M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan dosen pembimbing penulis Ibu Dra. Normalina Napitupulu, M.Sc yang selalu memberikan masukan berbentuk kritik dan saran kepada penulis selama pembuatan tugas akhir ini mulai dari awal sampai dengan selesai, Bapak Prof.Dr.Tulus,Vordipl.Math.,M.Si.,Ph.D selaku Ketua Departemen Matematika, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas MIPA, Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Orangtua penulis, yaitu Ayah Alm. Muchlis Koto dan Ibu Marlina, serta kakak dan abang-abang penulis yang selalu memberikan semangat yang luar biasa pada penulis, serta Teman-teman Kom E 2011 yang selalu member motifasi agar tugas akhir ini selesai.


(6)

Pada penulisan tugas akhir ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kesempurnan. Namun penulis menyadari terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan. Demikian tugas akhir ini saya buat. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

“Dengan kepercayan dan berikhtiar, setiap air mata yang terjatuh dalam doa akan bernilai harganya, maka lakukanlah bagian kita dengan ulet dan lihatlah, Allah SWT akan menyelesaikan bagian-Nya yang terkadang tak dapat dinalar oleh kita”

Medan, Juni 2014 Penulis,

LIDYA SYAHFITRI NIM. 112406222


(7)

Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Adanya komitmen karyawan pada perusahaan membuat karyawan merasa mempunyai tanggung jawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbulnya rasa memiliki organisasi. Adanya adanya rasa memiliki yang kuat ini akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi individu atau karyawan, komitmen dari perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu reward dan kepuasan. Reward yang diberikan kepada karyawan dapat berupa kenaikan jabatan bagi karyawan. Kriteria untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan dapat menggunakan kriteria: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja. Penentuan kenaikan jabatan karyawan ini tentunya melibatkan banyak alternatif karyawan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.

Sebuah Perusahaan yang besar juga merasakan perlunya untuk memberikan penghargaan kepada karyawan dengan kinerja terbaik dalam bentuk pemberian kenaikan jabatan karyawan. Pengambilan keputusan untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif merupakan hal yang sulit. Untuk itulah diperlukan sistem pendukung keputusan. Salah satu metode sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan adalah metode Analytical Heriarchy Process (AHP). Metode AHP sangat cocok digunakan untuk pengambilan keputusan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif. Hasil dari perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan jabatan karyawan diharapkan dapat membantu Perusahaan di dalam menentukan kenaikan jabatan karyawan.


(8)

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Metode Penelitian 5 1.6 Sistematika Penulisan 6

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1Sistem Pendukung Keputusan 9

2.1.1 Sistem 9

2.1.2 Sistem Pendukung Keputusan 13

2.2 Metode Analytical Hiearchy Pocess AHP 14

2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process AHP 19 2.3.1 Penyusunan Prioritas 21

2.4 Uji Konsistensi Index Dan Ratio 24

2.5 Diagran Alir 26

2.6 PHP 29

2.7 Penentuan Kenaikkan Jabatan Karyawan 31 2.8 Perhitungan Untuk Metode AHP 32

2.8.1 Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria 32

2.8.2 Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Komitmen 36

2.8.3 Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Kerja Sama 39

2.8.4 Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Hasil Kerja 42

2.8.5 Penilaian Global Priority 46

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa 48


(9)

3.2.3 Diagram Alir Proses Analisa AHP 50 3.2.4 Diagram Hasil Analisa AHP 57 3.2.5 Perancangan User Interface 57 BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Pengertian Implementasi Sistem 62 4.2 Tujuan Implementasi Sistem 62 4.3 Prosedur Penggunaan Website 63 BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan 70

5.2 Saran 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Nomor Judul Halaman Tabel

2.1 Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan 21

2.2 Tabel Skala Saaty 23

2.3 Tabel Nilai Random Indeks 26 2.4 Tabel Simbol-Simbol Diagram Alir 27 2.5 Tabel Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria 33 2.6 Tabel Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom

Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria 33 2.7 Tabel Nilai Bobot Sintesa Untuk Pasangan

Perbandingan Antar Kriteria 35 2.8 Tabel Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Komitmen 36 2.9 Tabel Proses Perkalian Tiap Cell dari Kolom

Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Komitmen 37 2.10 Tabel Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa

Untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif

Dengan Kriteria Komitman 38 2.11 Tabel Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Kerja Sama 39 2.12 Tabel Proses Perkalian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Alternatif Dengan

Kriteria Kerja Sama 40 2.13 Tabel Bobot Prioritas Dan Bobot Sintesa Untuk

Pasangan Perbandingan Antar Alternatif Dengan Kriteria Kerja Sama 41 2.14 Tabel Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Hasil Kerja 43 2.15 Tabel Proses Perkalian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Dengan Kriteria Hasil Kerja 44 2.16 Tabel Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa

Untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif

Dengan Kriteria Hasil Kerja 45 2.17 Tabel Prioritas-Prioritas Lokal dan Prioritas Global Dari Masalah Penentuan Produk 46


(11)

Nomor Judul Halaman Gambar

2.1 Sistem Dan Lingkungan Organisasi 12 2.2 Struktur Hierarki Pada Metode AHP 20 3.1 Site Map Aplikasi Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Metode AHP 49

3.2 Diagram Alir Utama 50

3.3 Diagram Alir Proses Analisa AHP 51 3.4 Diagram Alir Penjumlahan Kolom Matriks

Perbandingan Berpasangan 52 3.5 Diagram Alir Pembagian Tiap Cell Matriks

Perbandingan Berpasangan Dengan Jumlah

Kolomnya 53 3.6 Diagram Alir Perhitungan Eigen Value 54 3.7 Diagram Alir Perhitungan Bobot Prioritas 55 3.8 Diagram Alir Perhitungan Bobot Sintesa 55 3.9 Diagram Alir Pengujian Konsistensi 56 3.10 Diagram Alir Perhitungan BobotPrioritas Global 57

3.11 Rancangan Halaman Home 59

3.12 Rancangan Halaman Input Judul, Kriteria, dan

Alternatif 60 3.13 Rancangan Halaman Analisa AHP Kriteria dan

Alternatif 60 3.14 Rancangan Halaman Hasil Perhitungan 61 3.15 Rancangan Metode 61 4.1 Halaman Home 64 4.2 Halaman Input Judul, Kriteria, dan Alternatif 65 4.3 Halaman Analisab AHP Antar Kriteria 66 4.4 Halaman Analisa AHP Antar Altrnatif Dengan

Kriteria 67

4.5 Halaman Hasil Perhitungan 68


(12)

Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Adanya komitmen karyawan pada perusahaan membuat karyawan merasa mempunyai tanggung jawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbulnya rasa memiliki organisasi. Adanya adanya rasa memiliki yang kuat ini akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi individu atau karyawan, komitmen dari perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu reward dan kepuasan. Reward yang diberikan kepada karyawan dapat berupa kenaikan jabatan bagi karyawan. Kriteria untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan dapat menggunakan kriteria: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja. Penentuan kenaikan jabatan karyawan ini tentunya melibatkan banyak alternatif karyawan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.

Sebuah Perusahaan yang besar juga merasakan perlunya untuk memberikan penghargaan kepada karyawan dengan kinerja terbaik dalam bentuk pemberian kenaikan jabatan karyawan. Pengambilan keputusan untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif merupakan hal yang sulit. Untuk itulah diperlukan sistem pendukung keputusan. Salah satu metode sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan adalah metode Analytical Heriarchy Process (AHP). Metode AHP sangat cocok digunakan untuk pengambilan keputusan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif. Hasil dari perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan jabatan karyawan diharapkan dapat membantu Perusahaan di dalam menentukan kenaikan jabatan karyawan.


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Setiap perusahaan pasti berharap dan senang bila mempunyai karyawan yang mempunyai komitmen tinggi pada perusahaan. Harapan ini wajar karena terdapat pengaruh bagi aspek-aspek kerja lainnya dalam perusahaan.

Komitmen karyawan terhadap perusahaan diasosiasikan dengan tingkat kemauan untuk berbagi dan berkorban bagi perusahaan. Dampaknya adalah para karyawan perushaaan yang paling berkomitmen akan menjadi orang yang paling tinggi memberikan usaha-usaha yang lebih besar secara sukarela bagi kemajuan perusahaan. Karyawan yang benar-benar menunjukkan komitmennya pada tujuan-tujuan dan nilai-nilai perusahaan, mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berpartisipasi demi kemajuan perusahaan.


(14)

Adanya komitmen karyawan pada perusahaan membuat karyawan merasa mempunyai tanggung jawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbulnya rasa memiliki organisasi. Adanya adanya rasa memiliki yang kuat ini akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi individu atau karyawan, komitmen pada perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu reward dan kepuasan.

Reward yang diberikan kepada karyawan dapat berupa kenaikan jabatan bagi karyawan. Menurut Taufiq dan Sugiharto (2011: 286) untuk penetuan kenaikan jabatan karyawan dapat menggunakan kriteria: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja. Penentuan kenaikan jabatan karyawan ini tentunya melibatkan banyak alternatif karyawan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.

Sebagai sebuah perusahaan besar juga merasakan perlunya untuk memberikan penghargaan kepada karyawan dengan kinerja terbaik dalam bentuk pemberian kenaikan jabatan karyawan. Namun, seperti yang telah dinyatakan pada bagian sebelumnya bahwa penentuan kenaikan jabatan karyawan ini merupakan proses yang melibatkan banyak kriteria dan banyak alternatif sehingga dapat menjadi hal yang rumit. Pada tahap inilah dirasakan perlunya suatu Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu pihak manajemen suatu perushaan baik pada level pusat maupun cabang untuk dapat menentukan kenaikan jabatan karyawan.


(15)

Salah satu metode sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan adalah metode Analytical Heriarchy Process (AHP). Metode Analitic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika pada tahun 1970. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang sangat kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keptusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya setiap variabel dan mensitensis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan metode AHP di dalam penentuan kenaikan jabatan

karyawan dengan menggunakan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

DALAM PENENTUAN KENAIKAN JABATAN KARYAWAN PADA PERUSAHAAN”.

1.2.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana rancangan sistem pendukung keputusan dengan metode AHP dalam penentuan kenaikan jabatan karyawan pada Perusahaan.


(16)

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan disebabkan adanya keterbatasan waktu dan pengetahuan peneliti maka masalah pada penelitian ini dibatasi sebagai berikut.

1. Metode Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan adalah metode AHP. 2. Kriteria yang digunakan untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan ini

adalah terdiri dari: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja.

3. Pengisian matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison matrix) untuk tiap kriteria dan alternatif adalah dilakukan berdasarkan persepsi dari pihak manajemen perusahaan.

4. Hasil akhir dari aplikasi adalah berupa nilai bobot global dari tiap karyawan. 5. Perancangan sistem menggunakan bahasa pemrograman PHP.

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam pembuatan tugas akhir ini, tujuan yang ingin dicapai adalah membantu sebuah Perusahaan di dalam menentukan kenaikan jabatan karyawan. Berikut ini tujuan penulis melakukan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Merancang suatu aplikasi berbasis PHP untuk menentukan kenaikan jabatan karyawan dengan menggunakan metode AHP.

2. Membantu pihak Perusahaan di dalam proses menentukan kenaikan jabatan karyawan


(17)

1.5. Metode Penelitian

Untuk menyusun tugas akhir ini, penulis melakukan penerapan metodologi penelitian di dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun metode penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Disini penulis menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan masalah sehingga dapat membantu penyelesaian masalah dalam perancangan aplikasi PHP untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan metode AHP yang benar, serta dalam mendukung tugas akhir ini untuk menyusun landasan teoritis.

2. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan, membaca dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan metode AHP, mempelajari bahasa pemrograman PHP dengan mengunjungi beberapa website yang menyediakan tutorial mengenai pemrograman PHP guna membantu penulis di dalam pembuatan aplikasi ini.


(18)

Penulis melakukan analisa terhadap sistem pendukung keputusan yang akan dirancang sehingga dapat mencapai tujuan penelitian yaitu membantu dalam penentuan kenaikan jabatan karyawan.

4. Melakukan perancangan Aplikasi

Penulis melakukan perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan metode AHP. Bahasa pemrograman yang dipakai adalah bahasa pemrograman PHP.

5. Uji Coba

Mengimplementasikan sistem pendukung keputusan serta melakukan evaluasi terhadap proses implementasi tersebut.

6. Dokumentasi

Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari studi literatur sampai dengan implementasi, serta penarikan kesimpulan dan saran.

1.6. Sistematika Penulisan

Agar dapat memberikan gambaran yang jelas pada penulisan tugas akhir ini, maka penulis membaginya dalam beberapa bab sebagai berikut.


(19)

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori-teori pendukung di dalam penulisan tugas akhir ini. Teori tersebut diperoleh daari berbagai sumber, diantaranya dari buku-buku dan internet mengenai sistem pendukung keputusan, metode AHP, dan bahasa pemrograman PHP.

BAB 3 : PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang perancangan sistem, metode AHP, dan flowchart pengembangan pada aplikasi PHP untuk penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan menggunakan metode AHP.

BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan definisi tentang implementasi sistem, tujuan implementasi sistem, komponen yang dibutuhkan dalam implementasi sistem, pengujian sistem, dan pemeliharaan sistem.


(20)

BAB 5 : PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran-saran dari hasil pembuatan Tugas Akhir ini.


(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1.1 Sistem

Sistem adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Mulyadi, 2008: 2).

Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut:

1. Setiap Sistem terdiri dari unsur-unsur. Misalnya sistem pernapasan terdiri dari suatu kelompok unsur, yaitu hidung, saluran pernapasan, paru-paru, dan darah, unsur-unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut.

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan lainnya dan sifat kerja sama antar unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.


(22)

3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Misalnya sistem pernafasan bertujuan menyediakan oksigen, dan pembuangan carbon dioksida dari tubuh bagi kelangsungan hidup. Unsur sistem tersebut yang berupa hidung, saluran pernafasan, paru-paru, dan darah bekerja sama dengan lainnya dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut di atas.

4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Misalnya sistem pernafasan merupakan salah satu sistem yang ada dalam tubuh, yang merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh. Contoh sistem lain adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah, dan sistem pertahanan tubuh. (Mulyadi, 2008: 2)

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem : (Jogiyanto, 2005:2)

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang


(23)

berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.


(24)

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

Berikut adalah gambar Sistem dan lingkungan Organisasi :

Gambar 2.1. Sistem dan Lingkungan Organisasi

Sumber : Decision Support System and Intelligent System (Turban Aronson, 2005:35) Lingkungan Masukan Bahan Mentah Biaya Sumber daya Proses Prosedur Program Peralatan Keluaran Hasil Kerja Konsekuensi Produk Jadi Pembuat Keputusan


(25)

2.1.2 Sistem Pendukung Keputusan

Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan matematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Pada sisi lain, pembuat keputusan sering kali dihadapkan pada kerumitan dan lingkup pengambilan keputusan dengan data yang begitu banyak. Untuk kepentingan itu, sebagian besar pembuat keputusan dengan mepertibangkan rasio manfaat/ biaya, dihadapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan seperangkat sistem yang mampu memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang kemudian disebut dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK). (sutedjo budi, 2006 :175).

Memandang SPK dan penggunaanya sebagai sistem yang menunjang dan mendukung keputusan mudah dilakukan memalui tinjauan relatif atas peranan manusia dan komputer guna mngetahui bidang fungsi masing-masing, keunggulan serta kelemahannya. Tujuan pembentukan SPK yang efektif adalah memanfaatkan keunggulan kedua unsur, yaitu manusia dan perangkat elektronik. Terlalu banyak menggunakan komputer akan menghasilkan pemecahan yang bersifat mekanis, reaksi yang tidak fleksibel, dan keputusan yang dangkal. Sedangkan terlalu banyak manusia akan memunculkan reaksi yang lamban, pemanfaatan data yang serba terbatas, dan kelambanan dalam mengkaji alternatif yang relevan.


(26)

Beberapa Komitmen penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002:23):

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.

2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.

3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.

4. Pandangan dan pembelajaran baru. 5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.

6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja. 7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).

8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.

9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.

10. Meningkatkan produktivitas analisis.

2.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metoda Analytical Hierrchy Process (AHP) dekembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business School di awal tahun 1970, yang digunakan untuk mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan


(27)

suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Disini diperlukan penentuan prioritas dan uji konsistensi terhadap pilihan-pilihan yang telah dilakukan. Dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan multifaktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan.

Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau skala dasar yang mencerminkan kekuatan Hasil Kerja dan preferensi relatif. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. (Kadarsyah, 2005).

Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyederhanakan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagiannya, serta menjadikan variabel dalam suatu hirarki (tingkatan). Masalah yang kompleks dapat diartikan bahwa kr iteria dari suatu masalah yang begitu banyak (multikr iteria),


(28)

struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia.

Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari Hasil Kerja dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Selain itu AHP juga memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan ketergantungan di dalam dan di luar kelompok elemen strukturnya. (Sinaga, 2005:24)

Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari : (Kusrini, 2007:134)

1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan.Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1/k kali lebih penting dari A. 2. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan

perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat.


(29)

3. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna (incomplete hierarchy).

4. Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.

Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan pada langkah- langkah berikut: (Kusrini, 2007:135)

1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

2) Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria–kriteria dan alternaif–alternatif pilihan yang ingin di rangking. 3) Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4) Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.

5) Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual.


(30)

6) Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7) Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen–elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.

8) Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100; maka penilaian harus diulang kembali.

Rasio Konsistensi (CR) merupakan batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang ditetapkan Saaty. Rasio Konsistensi (CR) dirumuskan sebagai perbandingan indeks konsistensi (RI). Angka pembanding pada perbandingan berpasangan adalah skala 1 sampai 9, dimana:

1. Skala 1 = setara antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya

2. Skala 3 = kategori sedang dibandingkan dengan kepentingan lainnya 3. Skala 5 = kategori relatif kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya 4. Skala 7 = kategori amat kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya

5. Skala 9 = kepentingan satu secara ekstrim lebih kuat dari kepentingan lainnya. Prioritas alternatif terbaik dari total rangking yang diperoleh merupakan rangking yang dicari dalam Analytic Hierarchy Process (AHP) ini.


(31)

2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)

Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain: (Kusrini, 2007:133) 1. Decomposition

Pengertian decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh menjadi unsur–unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur–unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai complete dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut complete jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan incomplete kebalikan dari hirarki yang complete yakni tidak semua unsur pada masing-masing jenjang mempunyai hubungan. Pada umumnya problem nyata mempunyai karakteristik struktur yang incomplete. Bentuk struktur dekomposition yakni sebagai berikut.

Tingkat pertama : Tujuan keputusan (Goal) Tingkat kedua : Kriteria – kriteria


(32)

Gambar 2.2. Struktur Hierarki pada Metode AHP

2. Comparison Judgement

Comparative Judgement dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen–elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matrix pairwise comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah (equal importance) sampai dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang paling tinggi (extreme importance).

3. Synthesis of Priority

Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen vektor method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur – unsur pengambilan keputusan.


(33)

4. Logical Consistency

Logical Consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan mengagresikan seluruh eigen vektor yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan.

2.3.1 Penyusunan Prioritas

Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen untuk setiap sub hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasikan dalam bentuk matriks. Contoh, terdapat n objek yang dinotasikan dengan (A1, A2, …, An) yang akan dinilai berdasarkan pada nilai tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj dipresentasikan dalam matriks Pair-wise Comparison. (Kusrini, 2007:134)


(34)

Nilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A1 (baris) terhadap A1 (kolom) yang menyatakan hubungan :

a) Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap kriteria C dibandingkan dengan A1 (kolom) atau

b) Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau

c) Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris) dibandingka n dengan A1 (kolom).

Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada Tabel 2.2.


(35)

(36)

Sambungan Tabel 2.2. Skala Saaty

Model AHP didasarkan pada pair-wise comparison matrix, dimana elemen- elemen pada matriks tersebut merupakan judgement dari decision maker. Seorang decision maker akan memberikan penilaian, mempersepsikan, ataupun memperkirakan kemungkinan dari suatu hal/peristiwa yang dihadapi. Matriks tersebut terdapat pada setiap level of hierarchy dari suatu struktur model AHP yang membagi habis suatu persoalan.

2.4 Uji Konsistensi Index dan Ratio

Salah satu utama model AHP yang membedakannya dengan model – model pengambilan keputusan yang lainnya adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak. Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidakkonsistenan jawaban yang diberikan responden. Namun, terlalu banyak ketidakkonsistenan juga tidak diinginkan.


(37)

Pengulangan wawancara pada sejumlah responden yang sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsistensinya besar. Saaty telah membuktikan bahwa Indeks Konsistensi dari matriks berordo n dapat diperoleh dengan rumus. (Rahmadhani, 2006:126)

Apabila CI bernilai nol, maka pair wise comparison matrix tersebut konsisten. Batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang telah ditetapkan oleh Thomas L. Saaty ditentukan dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yaitu perbandingan indeks konsistensi dengan nilai random indeks (RI) yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh Oak Ridge National Laboratory kemudian dikembangkan oleh Wharton School dan diperlihatkan seperti tabel 2.3. Nilai ini bergantung pada ordo matriks n. Dengan demikian, Rasio Konsistensi dapat dirumuskan sebagai berikut :


(38)

Tabel 2.3 Nilai Random Indeks (RI)

Bila matriks pair–wise comparison dengan nilai CR lebih kecil dari 0,100 maka ketidakkonsistenan pendapat dari decision maker masih dapat diterima jika tidak maka penilaian perlu diulang.

2.5. Diagram Alir

Diagram Alir (Flowchart) adalah serangkaian bagan-bagan yang menggambarkan alir program. Flowchart memiliki bagan-bagan yang melambangkan fungsi tertentu (Effendy, O. U., 2005: 86).

Flowchart selalu diawali dan diakhiri oleh bagan terminator. Aliran selalu dari atas ke bawah, satu demi satu langkah. Tidak ada proses yang dikerjakan bersamaan, semua dikerjakan satu persatu. Proses yang dilakukan komputer sebenarnya hanya ada 3 proses: input, proses data dan output. Dengan demikian,


(39)

ketika ada suatu masalah yang akan diselesaikan dengan suatu software, maka hal yang perlu diidentifikasi adalah input, proses data dan output.

Beberapa prinsip yang harus ditaati dalam membuat flowchart (Effendy, O. U., 2005: 86):

1. Tidak ada bagan yang menggantung.

2. Percabangan hanya ada 2 dengan indikasi Ya dan Tidak. Ya untuk menyatakan bahwa kondisi dipenuhi, Tidak untuk menyatakan sebaliknya. 3. Selalu diawali dengan Mulai dan Selesai atau Start dan Stop dengan bagan

terminator.

4. Memanfaatkan konektor yang sesuai jika flowchart akan dibagi menjadi beberapa bagian.

5. Gunakan bahasa sederhana pada bagan yang digunakan. Tabel 2.4 Simbol-Simbol Diagram Alir (Flowchart)

Simbol Nama Keterangan

Dokumen

Dokumen tersebut dapat dipersiapkan dengan tulisan tangan atau dicatat dengan komputer.

Beberapa tembusan dari satu dokumen

Digambarkan dengan cara menumpuk simbol dokumen dan mencetak nomor dokumen di bagian depan sudut kanan atas.

Input/Output

Fungsi input dan output apapun didalam bagan alir program, juga digunakan dalam mewakili


(40)

jurnal dan buku besar dalam bagan alir dokumen.

Pemrosesan dengan computer

Biasanya menghasilkan perubahan atas data atau informasi.

Simbol Nama Keterangan

Proses manual

Pelaksanaan pemrosesan yang dilakukan secara manual.

N

File

File dokumen secara manual disimpan. Huruf yang ditulis di dalam simbol menunjukkan urutan pengaturan file secara N = numeris, A = Alfabetis, D = Tanggal.

Arus dokumen atau proses

Arah pemrosesan atau arus dokumen.

Off-page connector

Suatu penanda masuk dari atau keluar ke halaman lain.

Keputusan


(41)

Terminal

Titik awal, akhir atau pemberhentian dalam suatu proses.

Off-page connector

Suatu penanda untuk menunjukkan sambungan dari bagan alir yng terputus di halaman yang masih sama.

Persiapan

Simbol yang digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari suatu proses.

Sumber: (O.U.Effendy, 2005: 87) 2.6. PHP

PHP (Personal Home Page) adalah skrip bersifat sever side yang ditambahkan ke dalam HTML. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan kedalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server side berarti pengerjaan skrip dilakukan di server, baru kemudian hasilnya di kirimkan ke browser. (Kustiyahningsih dan Anamisa, 2011:8).

Untuk penulisan tag PHP terdiri dari empat style, yaitu 1. <? php

script php ?>

2. <?

script php ?>


(42)

3. <%

Script php %>

4. <script language = “php”> script php

</script>

Cara penulisan skrip PHP ada dua macam, yaitu Embedded Script dan Non Embedded Script.

Embedded Script yaitu script PHP yang disisipkan diantara tag-tag HTML. Contohnya :

<html> <head>

<title>Embedded Script</title> </head>

<body> <? php

echo “Selamat menggunakan PHP”;

?> </body> </html>

Non Embedded Script yaitu script program PHP murni. Termasuk tag HTML yang disisipkan dalam script PHP. Contohnya :


(43)

<?php

echo “<html>”; echo “<head>”;

echo “<title>Non Embedded Script</title>”; echo “</head>”;

echo “<body>”;

echo “<p> Selamat menggunakan PHP</p>’; echo “</body>”;

echo “</html>”;

?>

2.7. Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan. Setiap perusahaan pasti berharap dan senang bila mempunyai karyawan yang mempunyai komitmen tinggi pada perusahaan. Harapan ini wajar karena terdapat pengaruh bagi aspek-aspek kerja lainnya dalam perusahaan.

Komitmen karyawan terhadap perusahaan diasosiasikan dengan tingkat kemauan untuk berbagi dan berkorban bagi perusahaan. Dampaknya adalah para karyawan perushaaan yang paling berkomitmen akan menjadi orang yang paling


(44)

tinggi memberikan usaha-usaha yang lebih besar secara sukarela bagi kemajuan perusahaan. Karyawan yang benar-benar menunjukkan komitmennya pada tujuan-tujuan dan nilai-nilai perusahaan, mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berpartisipasi demi kemajuan perusahaan.

Adanya komitmen karyawan pada perusahaan membuat karyawan merasa mempunyai tanggung jawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbulnya rasa memiliki organisasi. Adanya adanya rasa memiliki yang kuat ini akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi individu atau karyawan, komitmen pada perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu reward dan kepuasan.

Reward yang diberikan kepada karyawan dapat berupa kenaikan jabatan bagi karyawan. Menurut Taufiq dan Sugiharto (2011: 286) untuk penetuan kenaikan jabatan karyawan dapat menggunakan kriteria: komitmen, manajemen, kerjasama, dan hasil kerja. Penentuan kenaikan jabatan karyawan ini tentunya melibatkan banyak alternatif karyawan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan.

2.8 Perhitungan untuk Metode AHP

2.8.1 Perbandingan berpasangan antar kriteria


(45)

Tabel 2.5. Perbandingan berpasangan antar kriteria

Kriteria Komitmen Kerja Sama Hasil Kerja

Komitmen 1 2 4

Kerja Sama 0.5 1 2

Hasil Kerja 0.25 0.5 1

Setelah Diperoleh Matriks Perbandingan Berpasangan maka langkah – langkah untuk menghitung bobot lokal dan Pengujian inkonsistensi adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Normalisasi Matriks a. Menjumlahkan Tiap Kolom

Komitmen = 1 + 0.5 + 0.25 = 1.75 Kerja Sama = 2+ 1 +0.5 = 3.5 Hasil Kerja = 4 + 2 + 1 = 7

b. Tiap Cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (a)

Adapun proses pembagian tiap Cell dari kolom dengan hasil (a) dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Proses Pembagian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria

Kriteria Komitmen Kerja Sama Hasil Kerja Komitmen 1 / 1.75 = 0.571 2 / 3.5= 0.571 4 / 7= 0.571 Kerja Sama 0.5 / 1.75 = 0.285 1 / 3.5 = 0.285 2 / 7 = 0.285 Hasil Kerja 0.25 / 1.75 = 0.142 0.5 / 3.5 = 0.142 1 / 7 = 0.142


(46)

2. Menghitung Eigen Vektor / Bobot a. Menghitung Eigen value

Untuk menghitung Eigen Value caranya adalah sebagai berikut: Komitmen = (1* 2 * 4) ^ (1/3) = 1.998

Kerja Sama = (0.5* 1 * 2) ^ (1/3) = 1

Hasil Kerja = (0.25 * 0.5 * 1) ^ (1/3) = 0.5003 +

3.4983

b. Menghitung Bobot Prioritas

Untuk menghitung Menghitung bobot prioritas caranya adalah sebagai berikut: Komitmen = 1.998 / 3.4983 = 0.571

Kerja Sama = 1 / 3.4983 = 0.285 Hasil Kerja = 0.5003 / 3.4983 = 0.142

Berdasarkan pada hasil perhitungan, diketahui bahwa Komitmen merupakan kriteria terpenting di dalam menentukan jenis produk yang akan diproduksi.

c. Menghitung bobot sintesa

Untuk menghitung bobot sintesa caranya adalah sebagai berikut. Komitmen = (0.571 + 0.571 + 0.571) = 1.713

Kerja Sama = (0.285 + 0.285 + 0.285) = 0.855 Hasil Kerja = (0.142 + 0.142 + 0.142) = 0.426

Adapun hasil perhitungan bobot prioritas dan bobot sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Kriteria dapat dilihat pada Tabel berikut:


(47)

Tabel 2.7. Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Kriteria

Bobot Prioritas Bobot Sintesa

Komitmen 0.571 1.713

Kerja Sama 0.285 0.855

Hasil Kerja 0.142 0.426

3. Menghitung nilai eigen maksimum (maks)

Pengecekan apakah matrik konsisten atau tidak konsisten -> Penjumlahan dari (bobot sintesa / bobot prioritas)

Komitmen = (1.713/ 0.571) = 3 Kerja Sama = (0.855/ 0.285) = 3 Hasil Kerja = (0.426/ 0.142) = 3 + 9

maks = (x) / jumlah kriteria = 9 / 3 = 3 4. Menguji Konsistensi

CI = (maks – jumlah kriteria) / (jumlah kriteria –1) = (3– 3) / (3-1) = 0

CR = CI / IR = 0 / 0.58 = 0

Karena Nilai Ratio Konsistensi < 0.1 maka matrik diatas konsisten

Kita Peroleh Hasil bobot tiap kriteria sebagai berikut :


(48)

2.8.2. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen

Tabel 2.8. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen Komitmen Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3

Karyawan1 1 3 6

Karyawan2 0.333 1 3

Karyawan3 0.1667 0.333 1

Setelah diperoleh perbandingan berpasangan antar kriteria, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan bobot prioritas dengan cara sebagai berikut:

1. Menghitung Normalisasi Matriks a. Menjumlahkan Tiap Kolom

Karyawan1 = 1 + 0.333 + 0.1667 = 1.4997 Karyawan2 = 3 + 1+ 0.333 = 4.333

Karyawan3 = 6 + 3 + 1= 10

b. Tiap Cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (a)

Adapun proses pembagian tiap Cell dari kolom dengan hasil (a) dapat dilihat pada Tabel 2.9.


(49)

Tabel 2.9. Proses Perkalian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen

Komitmen Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3

Karyawan1 1/1.4997= 0.6668 3 / 4.333= 0.692 6/10 = 0.6 Karyawan2 0.333/1.4997 = 0.222 1/4.333=0.230 3/10= 0.3 Karyawan3 0.1667/1.4997=0.111 0.333/4.333=0.076 1/10 = 0.1

2. Menghitung Eigen Vektor / Bobot a. Menghitung Eigen value

Untuk menghitung Eigen Value caranya adalah sebagai berikut. Karyawan1 = (1* 3 * 6 ) ^ (1/3) = 2.618

Karyawan2 = (0.333 * 1 * 3 ) ^ (1/3) = 0.999 Karyawan3 = (0.1667 * 0.333 * 1 ) ^ (1/3) = 0.381 + 3.998 b. Menghitung Bobot Prioritas

Untuk menghitung Menghitung bobot prioritas caranya adalah sebagai berikut:

Karyawan1 = 2.618 / 3.998 = 0.654 Karyawan2 = 0.999 / 3.998 = 0.249 Karyawan3 = 0.381 / 3.998 = 0.095


(50)

Berdasarkan pada hasil perhitungan, diketahui bahwa untuk kriteria Komitmen maka Karyawan2 memiliki bobot prioritas paling tertinggi. Kemudian disusul dengan Karyawan1, dan Karyawan3.

c. Menghitung bobot sintesa

Untuk menghitung bobot sintesa caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (0.6668 + 0.692 + 0.6) = 1.9588

Karyawan2 = (0.222 + 0.230 + 0.3) = 0.752 Karyawan3 = (0.111 + 0.076 + 0.1) = 0.287

Adapun hasil perhitungan bobot prioritas dan bobot sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen dapat dilihat pada,

Tabel 2.10. Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Komitmen

Komitmen Bobot Prioritas Bobot Sintesa

Karyawan1 0.654 0.9588

Karyawan2 0.249 0.752

Karyawan3 0.095 0.287

3. Menghitung nilai eigen maksimum (maks)

Pengecekan apakah matrik konsisten atau tidak konsisten -> Penjumlahan dari (bobot sintesa / bobot prioritas)

Karyawan1 = (1.9588 / 0.654) = 2.985 Karyawan2 = (0.752 / 0.249) = 3.02


(51)

Karyawan3 = (0.287/ 0.095) = 3.021 +

9.036 maks = (x) / jumlah kriteria = 9.036/ 3= 3.012

4. Menguji Konsistensi

CI = (maks – jumlah kriteria) / (jumlah kriteria –1) = (3.012-3) / (3-1) = 0.006

CR = CI / IR = 0.006/ 0.58= 0.01

Karena Nilai Ratio Konsistensi < 0.1 maka matrik diatas konsisten.

2.8.3. Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama

Tabel 2.11. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama Kerja Sama Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3

Karyawan1 1 5 2

Karyawan2 1/5 1 0.4

Karyawan3 ½ 1/0.4 1

Setelah diperoleh perbandingan berpasangan antar kriteria, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan bobot prioritas dengan cara sebagai berikut:

1. Menghitung Normalisasi Matriks a. Menjumlahkan Tiap Kolom


(52)

Karyawan2 = 5 + 1+2.5 = 8.5 Karyawan3 = 2 + 0.4 + 1 = 3.4

b. Tiap Cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (a)

Adapun proses pembagian tiap Cell dari kolom dengan hasil (a) dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Proses Perkalian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama

Kerja Sama Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3 Karyawan1 1/ 1.7 = 0.588 5/8.5 = 0.588 2/3.4 = 0.588 Karyawan2 0.2/1.7

=0.117

1/8.5 = 0.117 0.4/3.4 = 0.117

Karyawan3 0.5/1.7=0.294 2.5/8.5=0.294 1/3.4 = 0.294

2. Menghitung Eigen Vektor / Bobot a. Menghitung Eigen value

Untuk menghitung Eigen Value caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (1 * 5 * 2) ^ (1/3) = 2.152

Karyawan2 = (0.2 * 1 * 0.4) ^ (1/3) = 0.431 Karyawan3 = (0.5 * 2.5 * 1 ) ^ (1/3) = 1.077 + 3.660 b. Menghitung Bobot Prioritas


(53)

Karyawan1 = 2.152 / 3.660 = 0.588 Karyawan2 = 0.431 / 3.660 = 0.117 Karyawan3 = 1.077 / 3.660= 0.294

Berdasarkan pada hasil perhitungan, diketahui bahwa untuk kriteria Kerja Sama maka bobot prioritas yang tertinggi dimiliki oleh Karyawan1, kemudian disusul dengan Karyawan2, dan Karyawan3.

c. Menghitung bobot sintesa

Untuk menghitung bobot sintesa caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (0.588 + 0.588 + 0.588) = 1.764

Karyawan2 = (0.117 + 0.117+ 0.117) = 0.351 Karyawan3 = (0.294 + 0.294 + 0.294) = 0.882

Adapun hasil perhitungan bobot prioritas dan bobot sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama dapat dilihat pada Tabel 2.13.

Tabel 2.13. Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Kerja Sama

Kompetensi Bobot Prioritas Bobot Sintesa

Karyawan1 0.588 1.764

Karyawan2 0.117 0.351

Karyawan3 0.294 0.882


(54)

3. Menghitung nilai eigen maksimum (maks)

Karyawan1 = (1.764/ 0.588) = 3 Karyawan2 = (0.351 / 0.117) = 3 Karyawan3 = (0.882 / 0.294) = 3 +

9 maks = (x) / jumlah kriteria = 9/3 = 3

4. Menguji Konsistensi

CI = (maks – jumlah kriteria) / (jumlah kriteria –1) = (3-3) / (3-1) = 0

CR = CI / IR = 0 / 0.58 = 0

Karena Nilai Ratio Konsistensi < 0.1 maka matrik diatas tidak konsisten.

2.8.4 Penilaian Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap masing-masing alternatif Produk berdasarkan kriteria Hasil Kerja. Penilaian responden terhadap masing-masing alternatif berdasarkan kriteria Hasil Kerja ditunjukkan dalam tabel 2.14.


(55)

Tabel 2.14. Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja Hasil Kerja Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3

Karyawan1 1 4 2

Karyawan2 ¼ 1 0.5

Karyawan3 ½ 1/0.5 1

Setelah diperoleh perbandingan berpasangan antar kriteria, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan bobot prioritas dengan cara sebagai berikut:

1. Menghitung Normalisasi Matriks a. Menjumlahkan Tiap Kolom

Karyawan1 = 1 + 0.25 + 0.5 = 1.75 Karyawan2 = 4 + 1 + 2 = 7

Karyawan3 = 2+ 0.5 + 1= 3.5

b. Tiap Cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil (a)

Adapun proses pembagian tiap Cell dari kolom dengan hasil (a) dapat dilihat pada Tabel 2.15.

Tabel 2.15. Proses Perkalian Tiap Cell dari Kolom Untuk Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja

Hasil Kerja Karyawan1 Karyawan2 Karyawan3 Karyawan1 1/1.75=0.571 4/7=0.571 2/3.5=0.571 Karyawan2 0.25/1.75=0.142 1/ 7=0.142 0.5/3.5=0.142 Karyawan3 0.5/1.75=0.285 2/7=0.285 1/ 3.5=0.285


(56)

2. Menghitung Eigen Vektor / Bobot a. Menghitung Eigen value

Untuk menghitung Eigen Value caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (1 * 4 * 2) ^ (1/3) = 1.998

Karyawan2 = (0.25 * 1 * 0.5) ^ (1/3) = 0.5003 Karyawan3 = (0.5 * 2 * 1 ) ^ (1/3) = 1 + 3.498 b. Menghitung Bobot Prioritas

Untuk menghitung Menghitung bobot prioritas caranya adalah sebagai berikut:

Karyawan1 = 1.998 / 3.4983 = 0.571 Karyawan2 = 0.5003 / 3.4983= 0.142 Karyawan3 = 1 / 3.4983 = 0.285

Berdasarkan pada hasil perhitungan, diketahui bahwa untuk kriteria Komitmen maka bobot prioritas yang tertinggi dimiliki oleh Karyawan1, kemudian disusul dengan Karyawan2, dan Karyawan3.

c. Menghitung bobot sintesa

Untuk menghitung bobot sintesa caranya adalah sebagai berikut: Karyawan1 = (0.571 + 0.571 + 0.571) = 1.713

Karyawan2 = (0.142 + 1.42 + 1.42) = 0.426 Karyawan3 = (0.285 + 0.285 + 0.285) = 0.855


(57)

Adapun hasil perhitungan bobot prioritas dan bobot sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja dapat dilihat pada Tabel 2.16.

Tabel 2.16. Nilai Bobot Prioritas dan Bobot Sintesa untuk Pasangan Perbandingan Antar Alternatif dengan Kriteria Hasil Kerja

Kompetensi Bobot Prioritas Bobot Sintesa

Karyawan1 0.571 1.713

Karyawan2 0.142 0.426

Karyawan3 0.285 0.855

3. Menghitung nilai eigen maksimum (maks)

Karyawan1 = (1.713 / 0.571) = 3 Karyawan2 = (0.426 / 0.142) = 3 Karyawan3 = (0.855 / 0.285) = 3 +

9 maks = (x) / jumlah kriteria = 9/ 3 = 9

4. Menguji Konsistensi

CI = (maks – jumlah kriteria) / (jumlah kriteria –1) = (3-3) / (3-1) = 0


(58)

Karena Nilai Ratio Konsistensi < 0.1 maka matrik diatas tidak konsisten.

2.8.5. Penilaian Global Priority

Tahap terakhir dilakukan penilaian untuk mengetahui nilai global priority masing-masing alternatif, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tabel 2.17. berikut menunjukkan nilai prioritas lokal dan prioritas global untuk permasalahan penentuan Produk dalam kaitannya dengan pemilihan Produk.

Tabel 2.17. Prioritas – Prioritas Lokal dan Prioritas Global dari Masalah Penentuan Produk

Kriteria Komitmen Kerja Sama Hasil Kerja Prioritas Global

Bobot prioritas 0.571 0.285 0.142

Karyawan1 0.654 0.249 0.095 0.6238

Karyawan2 0.588 0.117 249 0.1967


(59)

(60)

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisa

3.1.1 Analisa Aplikasi yang Akan Dibangun

Adapun aplikasi yang akan dibangun adalah aplikasi yang mampu melakukan perhitungan kinerja karyawan secara metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Oleh karena itu, penulis mengajukan usulan aplikasi yang akan dibangun sebagai berikut:

1. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis website, sehingga tidak memerlukan sumber daya komputer yang terlalu besar ataupun aplikasi khusus untuk menjalankannya. Hanya diperlukan aplikasi web browser seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, dan lainnya.

2. Aplikasi ini memungkinkan user dalam hal ini PT. Telkom untuk mengubah dan menambah jumlah kriteria yang digunakan selama menggunakan metode AHP ini.

3. Aplikasi yang dirancang akan memiliki halaman: Home, Perhitungan Baru, Metode, dan Pustaka Perhitungan.

4. Aplikasi ini hanya memproses perhitungan secara metode AHP (Analytical Hierarchy Process).


(61)

3.2 Perancangan

3.2.1 Perancangan Site Map

Site map/peta situs adalah informasi yang berisi mengenai URL-URL yang ada pada sebuah situs seperti sebuah peta yang nantinya akan berguna untuk memudahkan mesin pencari seperti google untuk menemukan/mengindeks URL situs tersebut. Adapun perancangan site map untuk aplikasi penentuan kenaikan jabatan karyawa metode AHP dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Site Map Aplikasi Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Metode AHP

3.2.2 Diagram Alir Sistem Perhitungan Metode AHP

Dalam diagram alir ini digambarkan alur jalan semua proses perhitungan metode AHP. Proses ini diawali dengan penginputan judul, kriteria, dan alternatif, kemudian proses selanjutnya adalah proses analisa metode AHP untuk kriteria dan alternatif. Dan yang terakhir adalah proses hasil analisa AHP.


(62)

Gambar 3.2 Diagram Alir Utama

3.2.3. Diagram Alir Proses Analisa AHP

Diagram alir ini menggambarkan algoritma untuk proses analisa AHP. Gambaran umum algoritma pada proses ini dapat dilihat pada Gambar 4.3. Proses ini diawali dengan melakukan perbandingan berpasangan pada tiap-tiap kriteria/alternatif.


(63)

(64)

Setelah perbandingan berpasangan dilakukan, kemudian proses selanjutnya adalah proses perhitungan nilai bobot. Proses perhitungan nilai bobot dimulai dengan proses normalisasi matriks perbandingan berpasangan, yaitu dengan menjumlahan tiap kolom dari matriks perbandingan berpasangan lalu tiap cell pada matriks tersebut dibagi dengan jumlah kolomnya masing-masing yang didapat sebelumnya. Gambaran umum mengenai proses normalisasi matriks perbandingan berpasangan berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.


(65)

Gambar 3.5 Diagram Alir Pembagian Tiap Cell Matriks Perbandingan Berpasangan dengan Jumlah Kolomnya

Kemudian proses ini dilanjutkan dengan mencari nilai eigen, kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai bobot prioritas dan sintesa. Gambaran umum algoritma untuk menghitung nilai bobot prioritas dan sintesa ini dapat dilihat pada gambar 3.6. sampai gambar 3.8.


(66)

(67)

Gambar 3.7 Diagram Alir Perhitungan Bobot Prioritas


(68)

Pada proses analisa AHP ini juga terdapat proses untuk menghitung nilai konsistesi rasio dari perbandingan berpasangan yang telah dilakukan. Nilai konsistensi rasio ini yang nantinya menentukan kelayakan/ketidakkonsistensinan dari skala perbandingan yang kita masukkan. Gambaran umum algoritma untuk menghitung nilai konsistensi rasio ini dapat dilihat pada Gambar 3.9.


(69)

3.2.4. Diagram Hasil Analisa AHP

Setelah semua kriteria dan alternatif diberi bobot, proses selanjutnya yaitu menghitung nilai bobot total/global tiap alternatif. Gambaran umum mengenai algoritma proses hasil analisa AHP dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Diagram Alir Perhitungan Bobot Prioritas Global

3.2.5 Perancangan User Interface

User interface/antarmuka pengguna merupakan bentuk tampilan grafis yang berhubungan langsung dengan pengguna (user). Antarmuka pengguna berfungsi


(70)

untuk menghubungkan antara pengguna dengan sistem operasi. Rancangan sistem ini akan ditujukan ke 3 jenis pengguna, keseluruhan interface disediakan melalui halaman website yang sama dan masing-masing pengguna akan memiliki kelebihan-kelebihan, antara lain:

1. Pengguna bebas/free user, hanya bisa melakukan perhitungan metode AHP tanpa bisa menyimpan perhitungan tersebut.

2. Pengguna terdaftar/active user, bisa melakukan perhitungan metode AHP dan menyimpan perhitungan tersebut, dan juga disediakan halaman profil saya dimana pengguna bisa mengisi keterangan tentang dirinya dan halaman perhitungan saya dimana pengguna dapat melihat kembali perhitungannya atau menghapusnya.

3. Administrator, secara umum administrator memiliki kelebihan sama seperti pengguna terdafatar namun administrator dapat melihat dan menghapus semua perhitungan dari semua pengguna yang terdaftar.

Perancangan user interface pada aplikasi website ini dapat dibagi menjadi 5 bagian yaitu: Home, Perhitungan Baru, Metode, dan Pustaka Perhitungan. Adapun rancangan user interface dapat dilihat pada Gambar 3.11 sampai 3.15.


(71)

A. Perancangan Halaman Home

Halaman home berfungsi sebagai halaman utama bagi pengguna untuk mengantarkan pengguna mengetahui apa maksud dan tujuan dari aplikasi website ini.

Gambar 3.11 Rancangan Halaman Home

B. Perancangan Halaman Perhitungan Baru

Halaman perhitungan baru berfungsi sebagai halaman tempat perhitungan metode AHP berlangsung. Halaman perhitungan baru terdiri dari beberapa halaman lagi yaitu halaman input judul, kriteria dan alternatif, halaman analisa AHP kriteria dan alternatif, dan halaman hasil perhitungan.


(72)

Gambar 3.12 Rancangan Halaman Input Judul, Kriteria, dan Alternatif


(73)

Gambar 3.14 Rancangan Halaman Hasil Perhitungan

C. Perancangan Halaman Metode

Halaman metode berfungsi sebagai halaman yang berisi semua teori-teori tentang metode AHP.


(74)

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1. Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, menginstall, dan memulai menggunakan sistem yang baru atau sistem yang diperbaiki.

4.2. Tujuan Implementasi Sistem

Adapun tujuan dari implementasi sistem adalah sebagai berikut.

1. Menyelesaikan desain sistem yang ada di dalam dokumen desain sistem yang disetujui.

2. Menulis, menguji, serta mendokumentasikan program dan prosedur yang diperlukan oleh dokumen desain sistem yang disetujui.

3. Memastikan bahwa pemakai dapat mengoperasian sistem baru dan melatih pemakai.

4. Memperhitungkan bahwa sistem memenuhi permintaan user yaitu dengan menguji sistem secara menyeluruh.


(75)

5. Memastikan bahwa konversi ke sistem baru berjalan secara benar dengan membuat rencana, mengontrol, dan melakukan instalasi baru secara benar.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan implementasi sistem adalah:

1. Menyelesaikan desain sistem.

2. Mendapatkan software dan hardware.

3. Menulis, menguji, mengontrol, dan mendokumentasikan program. 4. Menyelesaikan manual pemakai.

5. Mendapatkan persetujuan.

4.3. Prosedur Penggunaan Website

Halaman home adalah halaman utama dari aplikasi website ini. Pada halaman ini diuraikan tentang konsep pengambilan keputusan secara metode AHP, apa itu AHP ? dan beberapa link yang berhubungan dengan AHP serta sedikit biodata tentang penulis.


(76)

(77)

Halaman perhitungan baru adalah halaman dimana perhitungan metode AHP berlangsung. Cara kerja dari halaman ini adalah sebagai berikut:

1. Pada saat menu perhitungan baru diklik, maka akan muncul halaman dimana pengguna diminta untuk menginput judul dari perhitungan yang akan dilakukan, kriteria-kriteria apa saja yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan alternatif, dan alternatif-alternatif apa saja yang menjadi pilihannya. Tombol +/- dibawah form kriteria dan alternatif digunakan untuk menambah/mengurangi jumlah dari kriteria/alternatif. Klik tombol proses untuk melanjutkannya ke tahap analisa AHP untuk kriteria. Halaman ini tidak akan terproses selama masih ada textbox yang masih kosong/belum terisi.

Gambar 4.2 Halaman Input Judul, Kriteria, dan Alternatif

2. Setelah halaman input judul, kriteria, dan alternatif terproses, maka halaman analisa AHP untuk kriteria akan muncul. Pada halaman ini, pengguna diminta mengisi perbandingan


(78)

berpasangan antar masing-masing kriteria. Form pengisian tersebut dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan pengisian.

Gambar 4.3 Halaman Analisa AHP Antar Kriteria

Pengisian dilakukan dengan mengisikan angka desimal pada textbox yang aktif. Misalkan Kriteria 1 adalah ¼ kali lebih disukai dari kriteria 2 maka angka 0.25 diisi pada textbox (1,2) dan berdasarkan aksioma reciprocal maka angka 4 akan dengan sendirinya terisi pada posisi transpose yaitu textbox (2,1). Dan juga nilai-nilai lainnya seperti jumlah, bobot prioritas, dan nilai konsistensi akan terisi dengan sendirinya sesuai dengan perhitungan metode AHP. Usahakan nilai CR (konsistensi rasio) tidak lebih besar dari 0,1 agar matriks tetap konsisten.

Hal yang sama akan dilakukan terhadap alternatif. Masing-masing alternatif akan dibandingkan pada kriteria satu per satu. Setelah selesai maka halaman hasil analisa AHP akan muncul dengan pilihan mana yang merupakan pilihan terbaik.


(79)

Gambar 4.4 Halaman Analisa AHP Antar Alternatif dengan Kriteria

3. Halaman hasil analisa menampilkan hasil yang berupa nilai akhir setelah masing-masing bobot alternatif dibandingkan dengan bobot kriteria. Alternatif dengan angka paling besar keluar sebagai pilihan terbaik yang akan pengguna pilih berdasarkan perhitungan AHP. Klik link tampilkan semua perhitungan untuk menampilkan semua perhitungan dari perhitungan kriteria hingga perhitungan alternatif. Dan bagi pengguna terdaftar, klik tombol simpan perhitungan untuk menyimpannya.


(80)

Gambar 4.5 Halaman Hasil Perhitungan

Halaman metode adalah halaman dimana teori-teori tentang AHP berada. Bagi pengguna yang ingin belajar tentang AHP dapat mengakses halaman ini.


(81)

(82)

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan metode AHP, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Pembuatan suatu aplikasi penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan metode AHP, dapat membantu pihak Perusahaan di dalam proses penentuan kenaikan jabatan karyawan.

2. Metode AHP sangat cocok digunakan untuk pengambilan keputusan yang melibatkan multi kriteria dan multi alternatif.

3. Aplikasi penentuan kenaikan jabatan karyawan dengan metode AHP sangat bergantung pada persepsi dan intuisi dari pengguna ketika mengisi matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison matrix).


(83)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil implementasi yang telah dilakukan dan agar aplikasi dapat digunakan dengan baik, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.

1. Perlu dipastikan bahwa pengguna sudah memahami konsep pengisian matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison matrix) sehingga hasil perhitungan dengan metode AHP dapat akurat dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

2. Pada saat ini aplikasi hanya dapat melakukan perhitungan dengan metode AHP yang memiliki 5 alternatif dan 5 kriteria. Pengembangan ke depan diharapkan agar aplikasi dapat menghitung jumlah alternatif dan jumlah kriteria yang lebih banyak.


(1)

</table> <br><br>

<a href="index.php?p=result&mode=advance" class="link" style="padding:5px 0;">Tampilkan Semua Perhitungan</a><br>

<?php

if($_SESSION[user]!="") { if($opsave!="false") {

?>

<input type="submit" name="submit" value="Simpan Perhitungan" style="padding:5px 10px;"><br>

<?php }

else { ?>

<a href="index.php?p=home" class="link" style="padding:5px 0;">Kembali ke Home</a><br>

<?php }

} ?> </form> </div> <script>

y=parseInt(<?php echo $_SESSION[ncrt]; ?>); z=parseInt(<?php echo $_SESSION[nalt]; ?>); $(document).ready(function() {

calculate(); });

function calculate() {

var hasil = new Array(); for(i=1;i<=z;i++) {

hasil[i]=0;

for(j=1;j<=y;j++) { id1="bpcrt"+j; id2="bpalt"+j+i;

temp=parseFloat(document.getElementById(id1).innerHTML)*parseFloat(document.getElement ById(id2).innerHTML);

hasil[i] += temp; }

id="hasil"+i;

document.getElementById(id).innerHTML=parseFloat(hasil[i].toFixed(4)); id="hasil1"+i;

document.getElementById(id).value=parseFloat(hasil[i].toFixed(4)); }


(2)

for(i=1;i<=z;i++) {

if(temp<=hasil[i]) { temp=hasil[i]; result=i; }

}

id="result"+result;

document.getElementById(id).style.background="#66CCFF"; }

</script>

13. Review.php <?php

$query=mysql_query("select * from perhitungan where id_calc='$_GET[id]'"); $d=mysql_fetch_array($query);

?>

<div id="center">

<h1><?php echo $d[title] ?></h1>

<h3 style="margin-bottom:5px;">Hasil Perhitungan</h3> <table id="tabel">

<tr style="background:#FFCC00;">

<td style="background:white;">Kriteria</td> <?php

for($i=1;$i<=$d[ncrt];$i++) {

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='crt$i'");

$d1=mysql_fetch_array($query1);

echo "<td align='center'>$d1[value]</td>"; }

?>

<td align="center" style="background:#66CCFF;">Bobot Prioritas</td> </tr>

<?php

for($i=1;$i<=$d[ncrt];$i++) { echo "<tr>";

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='crt$i'");

$d1=mysql_fetch_array($query1);

echo "<td style='background:#FFCC00;'>$d1[value]</td>"; for($j=1;$j<=$d[ncrt];$j++) {

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='valcrt$j$i'");

$d1=mysql_fetch_array($query1);

echo "<td align='center'>$d1[value]</td>"; }


(3)

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='bpcrt$i'");

$d1=mysql_fetch_array($query1);

echo "<td align='center'><span style='font:bold 13px Arial;'>$d1[value]</span></td>"; echo "</tr>";

} ?> <tr>

<td colspan="<?php echo $d[ncrt]+2; ?>" style="border:none; padding:10px 0;"> <div id="cr" style="float:right; padding-left:20px;">CR = <?php

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='crcrt'"); $d1=mysql_fetch_array($query1); echo $d1[value]; ?></div>

<div id="ci" style="float:right; padding-left:20px;">CI = <?php

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='cicrt'"); $d1=mysql_fetch_array($query1); echo $d1[value]; ?></div>

<div id="evmax" style="float:right; padding-left:20px;">&lambda;max = <?php $query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='evmaxcrt'"); $d1=mysql_fetch_array($query1); echo $d1[value]; ?></div>

</td> </tr> </table> <br> <?php

for($x=1;$x<=$d[ncrt];$x++) { ?>

<table id="tabel">

<tr style="background:#FFCC00;">

<td style="background:white;"><?php $query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='crt$x'"); $d1=mysql_fetch_array($query1); echo $d1[value]; ?></td>

<?php

for($i=1;$i<=$d[nalt];$i++) {

$query2=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='alt$i'");

$d2=mysql_fetch_array($query2);

echo "<td align='center'>$d2[value]</td>"; }

?>

<td align="center" style="background:#66CCFF;">Bobot Prioritas</td> </tr>

<?php

for($i=1;$i<=$d[nalt];$i++) { echo "<tr>";

$query2=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='alt$i'");

$d2=mysql_fetch_array($query2);

echo "<td style='background:#FFCC00;'>$d2[value]</td>"; for($j=1;$j<=$d[nalt];$j++) {


(4)

$query2=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='valalt$d1[value]$j$i'");

$d2=mysql_fetch_array($query2);

echo "<td align='center'>$d2[value]</td>"; }

$query2=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='bpalt$d1[value]$i'");

$d2=mysql_fetch_array($query2);

echo "<td align='center'><span style='font:bold 13px Arial;'>$d2[value]</span></td>";

echo "</tr>"; }

?> <tr>

<td colspan="<?php echo $d[nalt]+2; ?>" style="border:none; padding:10px 0;"> <div id="cr" style="float:right; padding-left:20px;">CR = <?php

$query2=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and

name='cralt$d1[value]'"); $d2=mysql_fetch_array($query2); echo $d2[value]; ?></div> <div id="ci" style="float:right; padding-left:20px;">CI = <?php

$query2=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and

name='cialt$d1[value]'"); $d2=mysql_fetch_array($query2); echo $d2[value]; ?></div> <div id="evmax" style="float:right; padding-left:20px;">&lambda;max = <?php $query2=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and

name='evmaxalt$d1[value]'"); $d2=mysql_fetch_array($query2); echo $d2[value]; ?></div> </td>

</tr> </table> <br> <?php } ?>

<form method="post" action=""> <table id="tabel">

<tr style="background:#FFCC00;">

<td rowspan="2" style="background:white;"></td> <?php

for($i=1;$i<=$d[ncrt];$i++) {

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='crt$i'");

$d1=mysql_fetch_array($query1); echo "<td align='center'>$d1[value]</td>";

} ?>

<td rowspan="2" style="background:#66CCFF;">Result</td> </tr>

<tr> <?php


(5)

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='bpcrt$i'");

$d1=mysql_fetch_array($query1); echo "<td align='center'><div id='bpcrt$i'>$d1[value]</div></td>"; }

?> </tr> <?php

for($i=1;$i<=$d[nalt];$i++) { echo "<tr>";

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='alt$i'");

$d1=mysql_fetch_array($query1); echo "<td style='background:#FFCC00;'>$d1[value]</td>"; for($j=1;$j<=$d[ncrt];$j++) {

$query1=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='crt$j'");

$d1=mysql_fetch_array($query1);

$query2=mysql_query("select * from variabel where id_calc='$_GET[id]' and name='bpalt$d1[value]$i'");

$d2=mysql_fetch_array($query2); echo "<td align='center'><div id='bpalt$j$i'>$d2[value]</div></td>"; }

echo "<td align='center'><span id='hasil$i' style='font:bold 13px Arial;'>Hasil</span></td>";

echo "<input type='hidden' name='hasil$i' id='hasil1$i' value=''>"; echo "</tr>";

} ?> </table> <br><br>

<a href="javascript:history.back()" class="link" style="padding:5px 0;">Kembali</a><br> </form>

</div> <script>

y=parseInt(<?php echo $d[ncrt]; ?>); z=parseInt(<?php echo $d[nalt]; ?>); $(document).ready(function() {

calculate(); });

function calculate() {

var hasil = new Array(); for(i=1;i<=z;i++) {

hasil[i]=0;

for(j=1;j<=y;j++) { id1="bpcrt"+j;


(6)

id2="bpalt"+j+i;

temp=parseFloat(document.getElementById(id1).innerHTML)*parseFloat(document.getElement ById(id2).innerHTML);

hasil[i] += temp; }

id="hasil"+i;

document.getElementById(id).innerHTML=parseFloat(hasil[i].toFixed(4)); id="hasil1"+i;

document.getElementById(id).value=parseFloat(hasil[i].toFixed(4)); }

} </script>

14. Right.php <div id="right">

<h2>Link Terkait</h2> <ul class="linkterkait">

<li><a href="http://people.revoledu.com/kardi/tutorial/AHP/index.html" target="_blank" class="link">AHP Tutorial by Kardi Teknomo, PhD.</a></li>

<li><a href="http://www.boku.ac.at/mi/ahp/ahptutorial.pdf" target="_blank" class="link">An Illustrated Guide to the ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS</a></li>

<li><a href="http://www.cityofeagle.org/vertical/Sites/%7B78557FDD-14BE-414E-8624-C15ED40E9C6A%7D/uploads/%7B85436A40-9869-4F45-B0CA-6B2539A26C81%7D.PDF"

target="_blank" class="link">What is the Analytical Hierarchy Process (AHP)? What is its purpose? How does it work?</a></li>

<li><a href="http://www.facebook.com/AHPforDecisionMaking" target="_blank" class="link">AHP Page at Facebook</a></li>

<li><a href="http://www.123ahp.com/Default.aspx" target="_blank" class="link">123ahp my choice, my decision</a></li>

<li><a href="http://bangded.blogspot.com/2011/04/penerapan-metode-ahp.html" target="_blank" class="link">Penerapan Metode AHP</a></li>

</ul>

<h2>&nbsp;</h2> </div>