65 C
= konstanta = 1,30 C
1
= fungsi phd dan H
1
hd C
2
= faktor koreksi untuk permukaan hulu Faktor koreksi C
1
disajikan dalam Gambar 2.18 dan sebaiknya dipakai untuk
berbagai tinggi bendung di atas dasar sungai.
Gambar 2.17 Faktor Koreksi untuk Selain Tinggi Energi Rencana pada
Bendung Mercu Ogee Menurut Ven Te Chow, 1959, Berdasarkan Data USBR dan WES
Sumber : KP-02 Bangunan Utama
2.5.10 Tinggi Air Banjir di Hilir Bendung
Perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
2 1
3 2
1 I
R n
V
..................................................................................2.38
h h
m b
A .
.
2
1 .
2 m
h b
P
P A
R
Perhitungan h dengan coba-coba. Robert J Kodoatie, 2002. hal 127
66 Elevasi muka air di hilir bendung = elevasi dasar hilir + h
2.5.11 Tinggi Air Banjir di Atas Mercu
Persamaan tinggi energi di atas mercu H
1
menggunakan rumus debit bendung dengan mercu bulat, yaitu :
2 3
1
. .
. 3
2 .
3 2
. H
Be g
C Q
d
........................................................................2.39
dimana : Q = debit m
3
det C
d
= koefisien debit g = percepatan gravitasi mdet
2
Be = lebar efektif bendung m H
1
= tinggi energi di atas mercu m
Gambar 2.18 Elevasi Air di Hulu dan Hilir Bendung
2.5.12 Kolam Olak
Kolam olak adalah suatu bangunan berupa olak di hilir bendung yang berfungsi untuk meredam energi yang timbul di dalam aliran air superkritis yang
melewati pelimpah. Faktor pemilihan tipe kolam olak :
Tinggi bendung PU Pengairan, Hal :80
67
Keadaan geoteknik tanah dasar misalnya jenis batuan, lapisan, kekerasan tekan, diameter butir dsb.
Jenis angkutan sedimen yang terbawa aliran sungai.
Keadaan aliran yang terjadi di bangunan peredam energi seperti aliran tidak sempurnatenggelam, loncatan air lebih rendah atau lebih tinggi.
Tipe kolam olak : a. Berdasarkan Bilangan Froude, kolam olak dikelompokan sebagai berikut :
1. Untuk Fr 1,7 tidak diperlukan kolam olak. Pada saluran tanah bagian
hilir harus dilindungi dari bahaya erosi. 2. Bila 1,7 Fr
2,5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara efektif. Kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan
baik. 3. Jika 2,5 Fr
4,5 maka loncatan air tidak terbentuk dan menimbulkan gelombang sampai jarak yang jauh di saluran. Kolam olak yang digunakan
untuk menimbulkan turbulensi olakan yakni tipe USBR tipe IV. 4. Untuk Fr
4,5 merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam ini pendek. Kolam olak yang sesuai adalah kolam USBR tipe III.
b. Kolam Olak Tipe Bak Tenggelam Jika kedalaman konjungsi hilir dari loncat air terlalu tinggi dibanding
kedalaman air normal hilir, atau kalau diperkirakan akan terjadi kerusakan pada lantai kolam yang panjang akibat batu-batu besar yang terangkut lewat
atas bendung, maka dapat dipakai peredam energi yang relatif pendek tetapi dalam.
Kolam olak tipe bak tenggelam telah digunakan pada bendung-bendung rendah dan untuk bilangan-bilangan Froude rendah. Bahan ini diolah oleh
Institut Teknik Hidrolika di Bandung untuk menghasilkan serangkaian perencanaan untuk kolam dengan tinggi energi rendah ini. Dapat dihitung
dengan rumus :
68
3
2
g q
c
h
……………..........……………………………….……....….. 2.40 dimana :
hc = kedalaman air kritis m q = debit per lebar satuan m
3
dt.m g = percepatan gravitasi 9,81 mdt
Gambar 2.19 Kolam Olak Tipe Bak Tenggelam
c. Kolam Vlughter