9 rencana. Adapun langkah-langkah dalam analisis debit rencana adalah sebagai
berikut : a. Menentukan Daerah Aliran Sungai DAS beserta luasnya dan STA penakar
hujan di sekitarnya. b. Menentukan luas pengaruh daerah stasiun-stasiun penakar hujan.
c. Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan yang ada.
d. Menganalisis curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun. e. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana di
atas pada periode ulang T tahun. f. Menghitung debit andalan dimana merupakan debit minimum sungai yang
dipergunakan untuk keperluan irigasi. g. Menghitung kebutuhan air di sawah yang dibutuhkan untuk tanaman.
h. Menghitung neraca air yang merupakan perbandingan antara debit air yang tersedia dengan debit air yang dibutuhkan untuk keperluan irigasi.
2.3 PENENTUAN DEBIT BANJIR RENCANA
Pemilihan banjir rencana untuk bangunan air adalah suatu masalah yang sangat bergantung pada analisis statistik dari urutan kejadian banjir baik berupa
debit air di sungai maupun hujan. Dalam pemilihan suatu teknik analisis penentuan banjir rencana tergantung dari data-data yang tersedia dan macam dari
bangunan air yang akan dibangun Soewarno, 1995.
2.3.1 Curah Hujan Daerah
Data curah hujan dan debit merupakan data yang paling fundamental dalam perencanaan pembuatan bendung. Ketetapan dalam memilih lokasi dan
peralatan baik curah hujan maupun debit merupakan faktor yang menentukan kualitas data yang diperoleh. Analisis data hujan dimaksudkan untuk
mendapatkan besaran curah hujan dan analisis statistik yang diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir rencana. Data curah hujan yang dipakai untuk
perhitungan debit banjir adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran sungai pada
10 waktu yang sama. Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu
rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik
tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan area dan dinyatakan dalam mm Sosrodarsono, 2003.
Untuk memperoleh data curah hujan, maka diperlukan alat untuk mengukur yaitu penakar hujan dan pencatat hujan. Data curah hujan diperoleh
dari stasiun-stasiun sekitar lokasi bendung dimana stasiun hujan tersebut masuk dalam DAS.
2.3.2 Perencanaan Daerah Aliran Sungai DAS
Daerah Aliran Sungai catchment area, basin, watershed adalah semua daerah dimana semua airnya yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir menuju
ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan. Aliran air tersebut tidak hanya berupa air permukaan yang mengalir di dalam alur sungai, tetapi termasuk juga aliran di
lereng-lereng bukit yang mengalir menuju alur sungai sehingga daerah tersebut dinamakan daerah aliran sungai. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas
topografi, yang berarti ditetapkan berdasarkan air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan berdasarkan air bawah tanah karena permukaan air tanah selalu
berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan pemakaian Sri Harto, 1993.
2.3.3 Analisis Curah Hujan Rencana