42
Dalam proses studinya seorang seniman akan terus berusaha menemukan ciri-ciri personal pada karyanya, baik dari konsep penciptaan, teknik dan juga
bentuk karyanya. Sehingga karyanya bisa berdiri sendiri tanpa harus terbayang- bayangi oleh karya seniman yang menginspirasinya. Salah satu seniman yang
memberikan inspirasi dalam proses studi kreatif adalah Erica Hestu Wahyuni dan lukisan anak-anak.
1. Erica Hestu Wahyuni
Erica Hestu Wahyuni, kelahiran Yogyakarta 1 Januari 1971. Bakat seninya sudah terlihat sejak ia duduk di Taman Kanak-kanak. Cat tembok rumahnya tak
pernah putih mulus, selalu penuh dengan coretan tangan Erica kecil. Pengalaman pertama Erica berorganisasi di bidang seni rupa adalah ketika ia bergabung dalam
Sanggar Katamsi di tahun 1981 - 1982. Di sanggar ini Erica banyak menimba ilmu dari Suharto PR dan Harry Wibowo.
Setelah lulus dari SMA Marsudi Luhur,Yogyakarta pada tahun 1989, Erica masuk Institut Seni Indonesia ISI Yogyakarta dan sempat meraih penghargaan
untuk kategori sketsa terbaik dan lukisan cat air. Setelah itu Erica memutuskan untuk menuntut ilmu ke Institut Seni
Surikov di Rusia dan meneruskan pengembaraannya hingga ke Cina. Di dua negara ini Erica mempunyai kesan mendalam. www.arterica.com
Erica Hestu Wahyuni merupakan seniman tanah air yang terkenal dengan lukisan yang bergaya naif.
Sejak laris sebagai pelukis bergaya naif dari sejak tahun 1990-an, Erica seolah telah nyaman dengan gaya tersebut. Dari tahun ke
tahun, karya-karyanya tak memperlihatkan perbedaan yang berarti.
43
Kesetiaan Erica pada gaya melukis seperti ini, memang menjadikan karya- karyanya mudah dikenali: kekanak-kanakan, berwarna cerah, tak mengenal
dimensi ruang, anatomi, volume, dan perspektif. Erica kerap menjadikan berbagai fenomena, mimpi, imajinasi, dan berbagai kota, negara yang pernah dia kunjungi
sebagai sumber inspirasi karyanya.
Gambar 32 : Lukisan Erica Hestu Wahyuni Sumber : http:www.artfront.com.sgartistserica-wahyuni
Bagi pelukis kelahiran Yogyakarta tahun 1971 ini, tidak sulit menuangkan berbagai pikiran dewasanya ke dalam lukisan bergaya sketsa anak-anak. Ia
percaya bahwa setiap individu memiliki jiwa kanak-kanak yang tersembunyi di balik tubuh dewasanya. Dan semangat bermain atau mengolok-olok saat
menciptakan karya menurutnya memiliki peranan penting. Gaya yang dipertahankan dengan mudah membedakan karya Erica dengan karya perupa
lainnya yang bergaya serupa, seperti Eddie Hara dan Heri Dono. Jika lukisan kedua seniornya itu terasa canggih, bermuatan, dan terkesan intelektual, maka
karya Erica lebih terasa ringan dan tanpa beban.