Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

73 orang dan karakter pemimpin “revolusioner” serta “menarik” masing-masing dipilih oleh 11 39,3 orang. Sedangkan karakter “nasionalis” dipilih oleh 8 28,6 orang, kar akter “sederhana” dipilih oleh 7 25,0 orang, 6 21,4 orang memilih karakter humoris dan hanya 5 17,8 orang saja yang masing- masing memilih karakter “beriman” dan “adil”.

C. Pembahasan

Menurut Sunindhia 2003, pemimpin merupakan seseorang yang diberikan kepercayaan untuk memberikan arahan kepada masyarakat dalam sistem tertentu. Dan dalam melaksanakan tugas-tugas serta tanggung jawab kepemimpinannya, setiap pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat yang merupakan karakteristik pemimpin Burns, 1978. Peneliti sendiri menilai benar bahwa responden mahasiswa yang merupakan bagian dari masyarakat perlu memberi sumbangan pemikiran dalam memilih karakteristik pemimpin yang dapat memberi kemajuan pembangunan di kota Medan menjadi lebih baik dan terarah. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada bagian analisa data penelitian bahwa secara keseluruhan responden yang diteliti menyatakan bahwa mereka lebih dominan memilih karakter pemimpin yang “bermoral”. Dalam hal ini telah dilakukan pengkategorian responden berdasarkan jenis kelamin, usia, status tempat tinggal dan lama tinggal. Maka dari itu dapat dilihat bahwa pada umumnya masyarakat sangat membutuhkan sosok pemimpin yang bermoral. Hasil ini sesuai dengan kutipan kalimat dari artikel online bahwa pemimpin dengan moral yang baik, dapat melakukan yang terbaik bagi masyarakatnya untuk memunculkan 74 perubahan demi perubahan, serta lebih dapat memikirkan rakyatnya daripada kepentingan pribadinya Tempo Interaktif, 2005. Hal tersebut dapat diaplikasikan di Kota Medan sendiri, secara khusus, saat ini sosok seorang pemimpin yang memiliki moral bernar-benar dibutuhkan. Artinya pemimpin yang ada bukan pemimpin yang hanya bisa prihatin dengan kondisi-kondisi masyarakat, namun bisa lebih peduli dan peka untuk bersama- sama mengatasi keterpurukan masyarakat dan menyelesaikan masalah yang kini tengah dialami kotanya Tempo Interaktif, 2005. Fenomena yang dapat dilihat saat ini kebanyakan wakil rakyat yang seharusnya menjadi wakil dari rakyat dan menjadi panutan bagi masyarakat, kini malah hanya berdiam diri dengan segala keinginan pribadinya, sehingga banyak rakyat yang terlantar dengan pemimpin yang ada saat ini Sumutpos, 2010. Jika kondisi tersebut dihubungkan dengan penelitian ini, maka hal yang wajar bila mahasiswa Universitas Sumatera Utara secara keseluruhan, menekankan bahwa mereka benar-benar membutuhkan pemimpin yang bermoral baik. Sejalan dengan teori yaitu pemimpin yang berkarakter moral sebagai keunggulan karakter, mampu menilai situasi dan kondisi secara realistis dan memiliki hati nurani agar menjadi panutan oleh orang- orang yang dipimpinnya Yukl, 1998. Kesimpulannya, secara keseluruhan mahasiswa khususnya di Universitas Sumatera Utara lebih menekankan pada perbaikan moralitas seorang pemimpin kedepannya agar dapat memajukan wilayah di Kota Medan. 75 Pada penelitian lain dikemukakan bahwa karakter seorang pemimpin yang utama menurut masyarakat Eropa yaitu pemimpin yang jujur Posser dan James, 1996. Hal ini sebenarnya menurut asumsi peneliti tidaklah berbeda jauh karena jujur merupakan aspek yang dapat dinilai dari sisi moralitas seorang pemimpin. Serta jika ditilik dalam mengatasi persoalan masyarakatnya, dimana pemimpin yang jujur tentulah mampu berterus terang, terhindar dari penyelewengan dan tidak akan memanipulasi dana-dana pembangunan yang seharusnya dapat digunakan untuk kemajuan kotanya malah dipakai untuk kepentingan pribadinya Kompasiana, 2012. Penelitian ini juga telah dibandingkan pada keseluruhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi PEMA Universitas Sumatera Utara, mereka lebih sering terlibat dalam setting organisasi terutama yang menyangkut tentang kepemimpinan dan menuntut untuk lebih peduli atau memberikan perhatian khusus pada masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Sesuai dengan hasil penelitian, mahasiswa-mahasiswa tersebut menginginkan seorang pemimpin yang dapat menjadi panutan secara moral. Tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral yakni menghargai siapa saja, bersikap santun, tidak suka konflik, dan perkataan serta perilakunya mampu dijadikan contoh Suarausuonline, 2012. Pemimpin bermoral yang sesuai harapan kalangan mahasiswa bukan hanya mau tetapi juga harus mampu dalam banyak hal melihat kondisi di sekitar, serta harus benar-benar menjadi pencerah kehidupan masyarakat sehingga ketika ia memimpin dapat memenuhi harapan semua pihak Nurcahaya, 2010. 76 Dari hasil penelitian ini, peneliti juga melakukan analisa dengan mencoba membandingkan perspektif mahasiswa mengenai karakter pemimpin dominan pada mahasiswa yang tidak tergabung dalam organisasi PEMA. Dan uniknya ditemukan bahwa jika ditinjau dari usia 18-20 tahun yang menjadi pilihan karakter dominan adalah kreatif. Artikel di Suaramerdeka 2013 menyatakan bahwa pada rentang usia tersebut mereka tergolong usia pemilih pemula dalam praktik pemilu, yang masih berfikir secara kreatif dalam mengutarakan ide-ide mereka demi kemajuan kota, sehingga menginginkan pemimpin yang juga bisa sama kreatifnya dengan segala inovasi mampu membuat perubahan dan cerdas mencari terobosan baru dalam menciptakan kota yang berkembang. Purwadi 2008 mengatakan bahwa dalam praktik pemilu, kaum pemilih pemula usia 17 tahun untuk pertama kalinya menggunakan hak pilih. Berdasarkan penelitiannya, dituliskan bahwa pemilih pemula memiliki karakteristik unik ingin bebas mengekspresikan aspirasi secara langsung dalam menentukan pemimpin yang dianggap dan memenuhi kualifikasi yang diinginkan, seperti kecerdasannya, kreatifitasnya, kapabilitasnya yang dianggap penting sebagai syarat menjadi pemimpin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilih pemula ini akan lebih memilih karakter pemimpin yang kreatif, khususnya yang tergabung dalam keorganisasian dalam hal ini organisasi PEMA. Namun peneliti belum dapat menyimpulkan sebab terjadinya hal tersebut. 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakter dan urutan karakter pemimpin yang dipilih oleh keseluruhan mahasiswa USU adalah bermoral, kreatif, berani, kharisma, netral, motivator, berpengaruh, jujur, beriman, humoris, adil, menarik, sederhana, nasionalis dan revolusioner. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada karakteristik pemimpin kota Medan dalam perspektif Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang tergabung dalam organisasi PEMA maupun yang belum tergabung dalam organisasi PEMA antara lain bermoral, kreatif, berani, netral, kharisma, berpengaruh, motivator, jujur, beriman, humoris, adil, sederhana, menarik, revolusioner, serta nasionalis. 3. Terdapat karakter dominan pada pemimpin Kota Medan yang menjadi perspektif mahasiswa Universitas Sumatera Utara jika digolongkan pada mahasiswa yang tergabung dalam organisasi PEMA maupun belum tergabung dalam organisasi PEMA yaitu karakter bermoral. 4. Terdapat faktor-faktor lain yang mengelompokkan pilihan karakter para mahasiswa, seperti jenis kelamin, rentang usia, status tempat tinggal dan lama tinggal. 68