Replacement Cost Contoh Agenda TOT OK

76 lingkungan yang kurang baik dapat digunakan sebagai perkiraan minimum dari manfaat yang diperoleh untuk memelihara maupun memperbaiki lingkungan. Kelebihan pendekatan ini antara lain bisa digunakan untuk menilai manfaat kegunaan tidak langsung indirect use benefit pada kondisi dimana data biofisik sulit diperoleh. Namun demikian pendekatan ini bisa saja menimbulkan overstate penilaian yang berlebih atas willingness to pay jika yang tersedia hanya indikator-indikator fisik semata.

b. Shadow Project

Shadow project pada dasarnya metode yang sama dengan replacement cost. Hanya dalam pendekatan ini investasi di bidang lain digunakan sebagai acuan atau tolok ukur dari turunnya produktifitas akibat kerusakan lingkungan. Misalnya jika produksi perikanan turun akibat man- grove yang dikonversi menjadi kebutuhan lain, maka pada prinsipnya investasi alternatif misalnya dengan membuka tambak, bisa menggantikan untuk mengukur produksi yang turun tersebut.

c. Preventive Expenditure

Preventive Expenditure atau sering juga disebut Defensive Expenditure secara umum merujuk pada metode yang menggunakan pengukuran biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya degradasi lingkungan. Metode ini berguna untuk mengukur indirect use value dimana teknologi pencegahan kerusakan lingkungan sudah tersedia.

d. Relocation Cost

Relocation Cost sebenarnya merupakan variasi lain dari teknik replacement cost. Metode ini dibangun dengan pemikiran bahwa individu yang merasa terancam dengan kondisi lingkungan yang memburuk akan bermigrasi relokasi ke tempat lain. Biaya relokasi ini bisa menjadi acuan untuk mengukur hilangnya manfaat benefit akibat menurunnya kualitas lingkungan. Pendekatan ini berguna bagi penilaian yang melibatkan relokasi masal seperti pembangunan waduk. Namun kelemahan pendekatan ini antara lain bisa menimbulkan understate karena bisa saja manfaat yang diperoleh di lokasi baru jauh lebih rendah dari lokasi asal.

e. Benefit Transfer

Masalah utama yang dihadapi negara berkembang seperti Indonesia dalam menilai dampak lingkungan adalah sedikitnya data yang tersedia dan biaya untuk melakukan penelitian secara komprehensif. Menghadapi permasalahan ini salah satu solusi yang diusulkan adalah dengan menilai perkiraan benefit dari tempat lain dimana sumberdaya tersedia kemudian benefit tersebut di transfer untuk memperoleh perkiraan yang kasar mengenai manfaat dari lingkungan. Metode ini kemudian disebut dengan metode benefit transfer. Secara prinsip diakui pendekatan ini perlu dilakukan secara hati-hati karena banyaknya kelemahan yang terkandung di dalamnya. Ini dikarenakan belum adanya protokol kesepakatan untuk menggunakan metode ini, tidak seperti halnya metode CVM yang telah diadopsi dengan protokol yang sama. Berbagai pertimbangan perlu dipikirkan secara matang sebelum teknik ini dilaksanakan. Pertimbangan ini menyangkut biaya dan manfaat dengan mengadopsi teknik benefit transfer tersebut serta desain dan koleksi data untuk keperluan studi ditempat lain data asal. Krupnick 1993 menulis secara lebih detail kapan dan dalam situasi yang bagaimana ben- efit transfer bisa dilakukan dan kapan tidak. Ia menyebutkan misalnya, benefit transfer sulit dilakukan untuk sumberdaya alam wetland seperti mangrove dan sejenisnya karena nilai yang diperoleh akan sangat tergantung pada tempat dan karakteristik populasi. Krupnick menyatakan bahwa benefit transfer bisa saja dilakukan jika sumberdaya alam tersebut memiliki ekosistem yang sama baik dari segi tempat maupun karakteristik pasar market character- istic. 77 DAFTAR PUSTAKA Barbier, E. B. Acreman, M. C. and Knowler, D. 1996. Economic Valuation of Wetlands : A guide for Policy Makers and Planners. Ramsar Convention Bureau, Gland, Switzerland. Barton, D. N. 1994. Economic Factors and Valuation of Tropical Coastal Resources. SMR Report 14 1994. University I. Bergen. Norway. Bell, F and A. Cruz-Trinidad. 1966. Options for Mangrove Management in the Gulf of Guayaquil, Equador. In. A. Cruz-Trinidad ed Valuation of Tropical Coastal Resources: Theory and Aplication of Linear Programming. ICLARM, Manila Philippine. Clawson, M. and Knetsh, J. 1996. Economic of Outdoor Recreation. John Hopkins University. Press. Baltimore. Davis, R. 1963. Recreation Planning as an Economic Problem. Natural Resource Journal. 3. 239-249. Dixon, J.A., R.A. Carpenter, L.A. Fallon, P.B. Sherman, and S. Manipomoke. 1988. Economic Analy- sis of the Enviromental Impact of Development Projects. Third ed., London : Earthscan Dupuit, J. 1952. ‘On the Measurement of the Utility of Public Works’, reprinted in International Eco- nomic Papers, No. 2, London : Macmillan. Eckstein, O. 1958. Water-Resources Development : The Economic of Project Evaluation. Cambridge, Mass : Harvard University Press. Fauzi, A., 1999. Teknik Valuasi Ekosistem Magrove. Bahan pelatihan”Management for mangrove forest rehabilitation. Bogor, Oktober 1999. Fauzi, A., 2000. Valuasi Ekonomi Wilayah Pesisir. Makalah pelatihan “Pengelolaan Wilayah Pesisir Pulau-pulau Kecil, Proyek kerjasama IPB-New Guinea University of Technology, Bogor 20-25 Maret 2000 Griliches, Z. 1971. Price Indexes and Quality Change. Cambridge MA : Harvard University Press. Hammonnd, R. J. 1958. Benefit-Cost Analysis and Water Pollution Control. Standford, Calif. : Stanford University Press. Hufschmidt, M. M., D. E. James., A. D. Meister., B. T. Bower and J. A. Dixon. 1983. Environment, Natural Systems and Development : An Economic Valuation Guide. Johns Hopkins University. Press. Baltimore. Krutila, J. 1967. Conservation Reconsidered. American Economic review. 57, 787-796. Krutilla, J., and O. Eckstein. 1958. Multiple Purpose River Development : Studies in Applied Economic Analysis. Baltimore : Johns Hopkins Press. Lancaster, K. J. 1966.”A New Approach to Consumer Theory” Journal of Political Economy 74 : 132-157 McKean, R. Efficiency in Government through System Analysis. New York : Wiley, 1958. Mishan, E. J. Cost-Benefit Analysis. New York : Praeger, 1976. Rosen, S. 1974. “Hedonic Prices and Implicit Markets : Product Differentiation in Pure Competition” Journal of Political Economy 82 : 34-55. Ruitenbeek, H.J. 1992. Mangrove Management: An economic Analysis of Management Options with a focus on Bintuni Bay, Irian Jaya. EMDI Enviromental Report No. 8 Wood, S., and Trice, A. 1958. Measurement of Recreational Benefits. Land Economics 34, 195-207.