26
III. BUKU PERSYARATAN
3.1. Nama Indikasi geografis yang dimohonkan
Nama indikasi geografis yang dimohonkan adalah :
KOPI ARABIKA KALOSI ENREKANG 3.2. Nama barang yang dilindungi oleh Indikasi geografis
Nama barang yang dilindungi oleh indikasi geografis adalah : 1. Kopi Biji Beras Green bean
2. Kopi Sangrai 3. Kopi Bubuk
3.3. Uraian mengenai karakteristik dan kualitas Kopi Arabika Kalosi Enrekang
Kopi kalosi dihasilkan dari tanaman kopi Arabika yang ditanam di lereng pegunungan Latimojong di Enrekang dengan ketinggian antara
1.000 – 2.000 m dpl dengan jenis tanah Podsolik dan memiliki udara yang
dingin dan kering. Karakteristik kawasan Enrekang dijelaskan lebih rinci dibagian D deskripsi lingkungan geografis, sangat mendukung budidaya
tanaman kopi Arabika yang menghasilkan cita rasa yang sangat khas. Kopi Arabika di Enrekang terdiri dari varietas Lini S-288, Lini S-795
dominan, Arabusta, Hibrido de timor, Catimmor Kartika I II, Tipika serta varietas lokal terbentuk dari persilangan varietas-varietas kopi yang
juga terdapat di Enrekang. Tanaman kopi ditanam di bawah tanaman penaung, dan dikombinasikan dengan tanaman lain. Sebagian kopi telah
dikelola secara organik dan telah mendapat sertifikat organik.
27 Hutan Primer dan Kawasan Lindung hampir mencakup 35 dari
seluruh kawasan Enrekang, saat ini diperkirakan sekitar 45 dari total kawasan dikembangkan sebagai perkebunan campuran yang sebagian
besarnya ditanami tanaman kopi dan jenis tanaman lain seperti Kakao.
3.3.1. Sifat Fisik
Biji Kopi Arabika Kalosi Enrekang yang diperdagangkan adalah : 1. Biji kopi berasgreen bean. Mutu I dengan nilai cacat fisik kurang dari 8
per 100 gram menurut Standar Nasional Indonesia SNI dan standar Specialty Coffee Association of America SCAA, dengan kadar air biji
maksimum 12 serta memiliki warna biji hijau keabu-abuan. Sortasi akhir setelah pengolahan menghasilkan biji kopi dengan diameter lebih
besar atau sama dengan ukuran 6,5 mm atau 16 menurut standar dari SCAA.
2. Biji kopi sangrai. Biji kopi sangrai kualitas no 1, yang berasal dari biji kopi berasgreen bean mutu I yang disangrai setelah disortasi sehingga
memiliki ukuran yang seragam. Sangrai yang digunakan adalah sangrai muda, sangrai sedang dan sangrai tua.
3. Kopi bubuk. Berasal dari kopi sangrai kualitas no. 1 yang diolah menjadi bubuk kopi.
3.3.2. Profil Cita Rasa
Berdasarkan hasil pengujian mutu terhadap dua puluh sampel Kopi Arabika Kalosi yang berasal dari berbagai lahan perkebunan dan
kelompok tani yang terdapat dalam wilayah IG peta lokasi pengambilan
28 sampel pada lampiran 5 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Jember 2012, memperlihatkan bahwa Kopi Arabika Kalosi Enrekang memiliki kualitas spesialti dengan nilai hasil uji diatas 80. Kopi
Arabika Kalosi Enrekang juga memiliki berbagai aroma yang sangat khas yang terdiri dari kombinasi aroma rempah, coklat, buah-buahan, bunga ,
karamel dan lain lain. Rekapitulasi hasil pengujian mutu Kopi Arabika Kalosi Enrekang
yang dilakukan oleh Puslit Kopi dan Kakao Jember terdapat pada Lampiran 2. Hasil uji cita rasa Kopi Arabika Kalosi Enrekang oleh Puslit
Kopi dan Kakao Jember terdapat pada Lampiran 3. Cita rasa khas Kopi Arabika Kalosi Enrekang tersebut diperoleh dari
interaksi antara varietas kopi yang digunakan dengan kondisi geografis di areal pertanaman dan sistem budidaya serta sistem pengolahan biji kopi
gelondong merah yang dilakukan. Pengolahan biji kopi gelondong merah dilakukan dengan cara Olah Basah Gerbus Basah OBGB dengan hasil
akhir berupa kopi beras berwarna hijau kebu-abuan berkadar air sekitar 12 .
Kopi sangrai dan kopi bubuk dihasilkan dari biji kopi beras yang diolah dengan cara OBGB sesuai ketentuan dalam Buku Persyaratan.
Kopi yang akan disangrai di sortasi untuk mendapatkan biji kopi dengan ukuran yang seragam kemudian disangrai. Sangrai dapat dilakukan
dengan berbagai
tingkat kematangan,
sangrai muda,
sangrai menengahmedium atau sangrai tua. Kopi yang sudah disangrai
29 selanjutnya dijadikan kopi bubuk dengan menggunakan mesin pembubuk
kopi. Secara nasional pada tahun 2008, pada kontes kopi spesialti yang
diselenggarakan oleh Puslit Kopi dan Kakao Jember, Kopi Excelso, Kopi Kapal Api dan AEKI, kopi Arabika dari Enrekang dinyatakan sebagai kopi
terbaik 1 dan 2 lampiran 4
3.3.3. Jenis dan Pengelompokan Produk
Pada dasarnya Kopi Arabika Kalosi Enrekang diproduksi dalam 3 jenis, yaitu :
a. Kopi biji beras atau green bean b. Kopi sangrai
c. Kopi bubuk Meskipun demikian untuk memenuhi permintaan pasar, ketiga jenis
Kopi Arabika Kalosi Enrekang tersebut dapat pula diproduksi berdasarkan kelompok :
a. Kopi yang memiliki sertifikat lain selain IG, misalnya memiliki sertifikat Organik, Rain Forest dll.
b. Kopi dari daerah khusus, misalnya dari lokasi tertentu yang memiliki cita rasa khas sesuai hasil pengujian mutu seperti yang dilakukan oleh
Puslit Kopi dan Kako Jember c. Kopi dari varietas khusus, misalnya khusus dari varietas Tipika, Lini S
795 dsb d. Kopi pengolahan khusus, misalnya dengan proses fermentasi dengan
waktu tertentu dsb
30 e. Kopi permintaan khusus pembeli, misalnya yang memiliki ukuran biji
tertentu dsb.
3.4. Uraian Lingkungan Geografis