Stratigrafi PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.3. Lokasi Penyelidikan

Secara geografis, wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, terletak di dalam koordinat 0°15’00’’ LU sampai 2°15’0” LU dan 98°09’00” BT sampai 100º15’10” BT. Kabupaten Tapanuli Tengah beribukota di Sibolga, dan Kabupaten Tapanuli Selatan di Padangsidempuan.

1.4. Demografi

Secara administratif Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari 8 kecamatan dengan total desa 140 dan 4 kelurahan. Luas wilayah kabupaten ini 2194,98 km² dengan jumlah penduduk sekitar 249.840 jiwa, 125.133 jiwa diantaranya pria dan 124.707 jiwa wanita. Sedangkan Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 28 kecamatan yang terbagi atas 1.233 desa dan 8 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan 1.226.155 Ha. dengan jumlah penduduk mencapai 743.732 jiwa yang terdiri dari 367.478 pria jiwa dan 124.707 jiwa wanita.

1.5. Waktu Penyelidikan

Kegiatan dilakukan selama 36 tiga puluh enam hari, termasuk perjalanan dari Bandung ke lapangan pergi - pulang. Perjalanan dinas tersebut dilaksanakan mulai dari tanggal 27 Juni sampai dengan tanggal 2 Agustus 2003.

1.6. Pelaksana

Kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Non Logam dan Logam, di daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, didukung oleh 6 enam orang personil staf Sub Direktorat Mineral Non Logam, Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral.

1.7. Penyelidik Terdahulu

J.A Aspden dkk., 1982, M.C.G. Clarke, dkk., 1982, N.M.S., Rock., dkk., 1982, dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung telah melakukan pemetaan geologi Lembar Sibolga, Lembar Pematangsiantar, dan Lembar Lubuksikaping, Sumatera, pada skala 1:250.000. Disamping itu juga HRW. Simanjuntak dkk., 1991, dari Direktorat Sumber Daya Mineral DIM Bandung, yang telah melakukan penyelidikan tinjau terhadap batumulia dan bahan galian industri di daerah Tapanuli Selatan dan Sekitarnya, Provinsi Sumatera Utara. 2. GEOLOGI UMUM Secara umum, Pulau Sumatra terjadi sejak Pra Tersier akibat tumbukan lempeng Samodra Hindia dengan Benua Asia, sehingga terbentuk busur luar deretan pulau di sebelah barat Sumatera dan busur volkanik Pegunungan Barisan yang merupakan inti P. Sumatra. Batas tumbukan itu sendiri adalah palung busur yang masih aktif sampai kini, terletak di sebelah barat busur luar. Akibat dari tumbukan itu juga terbentuk suatu cekungan luar antar busur yang membatasi antara busur luar dan busur volkanik Sumatera, serta cekungan busur belakang yang membatasi busur volkanik dan inti benua.

2.1. Stratigrafi

Formasi Bohorok Pub terutama terbentuk oleh batupasir konglomeratan pebbly mudstone, Formasi Kluet Puk terdiri dari fasies yang lebih halus. Kelompok Tapanuli Tak Teruraikan Put. Formasi Alas, terdiri atas batugamping koral yang keras dan masif, serta marmer. Kelompok Tapanuli telah mengalami proses metamorfosa regional dan kontak, sehingga seluruh litologi telah termalihkan, yaitu batusabak, argilit, sekis hijau, amfibolit, filit, batugamping marmeran dan kuarsit. Komplek Granit Sibolga menerobos Kelompok Tapanuli antara jaman Karbon Akhir sampai Perm Awal, disebut sebagai Batuan Terobosan Pra Tersier yang terdiri dari granit, diorit, granodiorit, mikrogranit, leukogranit, granit biotit dan muskovit. Pada Kala Eosen Akhir - Oligosen Awal pengendapan sedimen Formasi Sibolga: konglomerat, batupasir, batulumpur dan konglomerat. Formasi Barus yang bersifat transgresif menindih tidak selaras Formasi Sibolga pada Kala Miosen Awal – Tengah. Formasi Barus terdiri dari batupasir, batulumpur gampingan, sedikit batugamping dan konglomerat. Sedangkan di bagian timurnya, yaitu sekitar D. Toba diendapkan Formasi Peutu, yang terdiri dari batupasir, konglomerat dan batulumpur gampingan. Di sekitar daerah penelitian diendapkan formasi Batuan Sedimen Tersier Tms yang terdiri dari batupasir kuarsa, serpih berkarbon, batulanau dan konglomerat Pada Plio - Pleistosen, di Dataran Pantai Barat dan Kaki Bukit Barisan, diendapkan Formasi Tutut yang terdiri dari konglomerat, batupasir, Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 17-2 batulanau dan batulumpur. Formasi ini tak selaras diatas Formasi Barus. Kegiatan volkanisme pada era Tersier di sekitar daerah penyelidikan terjadi pada kala Miosen ditandai dengan adanya Formasi Gunungapi Tmv yang terdiri dari andesit, breksi aglomerat, basal, lava, dan batuan piroklastik. Satu seri batuan beku yang disebut Batuan Terobosan Tm, juga terjadi mengiringi kegiatan gunungapi ini, terdiri dari granodiorit, diorit, granit, mikrogranit dan leukogranit, disusul oleh Granit Haporas serta mikrodiorit dan andesit Sitaban pada Tersier Atas. Pada Kuarter, terjadi vulkanisme dengan pengendapan tufa Formasi Toba dan tersebar sangat luas, yang berkomposisi rio-dasitik. Kegiatan gunungapi menerus sampai saat ini menendapkan Batuan Gunungapi Kuarter Qv yang terdiri dari breksi, lava andesitik, tufa dasitan, riolitan dan lahar. Sedimentasi pada era Kuarter dimulai dengan pengendapan Formasi Minas Qpmi, yang terdiri dari batupasir, kerikil dan lanau. Formasi ini ditutupi secara tidak selaras oleh Formasi Sialang QPsg, yang terdiri dari tufaan danatau pasir diatome dan lanau. Formasi paling muda adalah Endapan Aluvium Qh, yang terdiri aluvium sungai, rawa dan pantai berupa lumpur, lempung, pasir, kerikil, dan kerakal yang belum terkompaksi.

2.2. Struktur Geologi