Struktur Geologi Kegiatan Lapangan

batulanau dan batulumpur. Formasi ini tak selaras diatas Formasi Barus. Kegiatan volkanisme pada era Tersier di sekitar daerah penyelidikan terjadi pada kala Miosen ditandai dengan adanya Formasi Gunungapi Tmv yang terdiri dari andesit, breksi aglomerat, basal, lava, dan batuan piroklastik. Satu seri batuan beku yang disebut Batuan Terobosan Tm, juga terjadi mengiringi kegiatan gunungapi ini, terdiri dari granodiorit, diorit, granit, mikrogranit dan leukogranit, disusul oleh Granit Haporas serta mikrodiorit dan andesit Sitaban pada Tersier Atas. Pada Kuarter, terjadi vulkanisme dengan pengendapan tufa Formasi Toba dan tersebar sangat luas, yang berkomposisi rio-dasitik. Kegiatan gunungapi menerus sampai saat ini menendapkan Batuan Gunungapi Kuarter Qv yang terdiri dari breksi, lava andesitik, tufa dasitan, riolitan dan lahar. Sedimentasi pada era Kuarter dimulai dengan pengendapan Formasi Minas Qpmi, yang terdiri dari batupasir, kerikil dan lanau. Formasi ini ditutupi secara tidak selaras oleh Formasi Sialang QPsg, yang terdiri dari tufaan danatau pasir diatome dan lanau. Formasi paling muda adalah Endapan Aluvium Qh, yang terdiri aluvium sungai, rawa dan pantai berupa lumpur, lempung, pasir, kerikil, dan kerakal yang belum terkompaksi.

2.2. Struktur Geologi

Disamping sesar utama Semangko, sesar-sesar sekunder dan lipatan-lipatan berkembang di sekitarnya, termasuk di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan. Lipatan yang berkembang di daerah tersebut terjadi pada Oligo-Miosen - Plio-Plistosen, dengan arah lebih-kurang baratlaut–tenggara. Patahan yang berkembang hanya berupa sesar- sesar normal dengan arah sesar baratlaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya serta timur - barat.

2.3. Mineralisasi

Bahan galian non logam yang berkaitan dengan Kelompok Tapanuli yang terdiri dari metasedimen dan batuan metamorf lainnya, adalah : marmer, kuarsit, batusabak, filit, dan sekis. Beberapa jenis bahan galian non logam yang berkaitan dengan batuan intrusif dan vulkanik adalah granit, ganodiorit, diorit, lava andesit, tras, dan pasir tufan terdapat cukup luas di daerah penelitian dan sekitarnya. Pada beberapa tempat terdapat bahan galian felspar dan batuapung yang berasosiasi dengan pegmatit dan tuf Toba. Berbagai jenis batuan sedimen juga terkait dengan bahan galian non logam, seperti batugamping marmeran terdapat pada paparan karbonat Formasi Alas, lempung terdapat dalam banyak formasi dan hasil pelapukannya. Disamping itu juga ada Sirtu dan pasir kuarsa merupakan hasil rombakan batuan-batuan yang lebih tua terdapat pada beberapa lokasi termasuk dalam endapan aluvium sungai dan pantai.

3. KEGIATAN PENYELIDIKAN

Studi literatur dilakukan untuk menghimpun data awal, baik letak geografis, kondisi sosial- politik-ekonomi masyarakat setempat, kondisi geologi dsb.

3.1. Kegiatan Lapangan

Kegiatan lapangan bertujuan untuk melakukan pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder di masing-masing wilayah Kabupaten. Terdiri dari kegiatan pengumpulan data sekunder, primer dan uji petik. Sibuluan; Kampung Mandailing, Kecamatan Lumut; serta Parlihota, Kecamatan Lumut. Metode penyelidikan Metode penyelidikan yang dilakukan dalam uji petik tersebut adalah: pengamatan lapangan, laboratorium, pengolahan data dan pembuatan laporan. 4 . H A S I L P E N Y E L I D I K A N 4 . 1 G e o l o g i D a e r a h P e n y e l i d i k a n 4.1.1. Morfologi Secara umum, morfologi di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dibagi menjadi 3 tiga satuan morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan terjal, satuan morfologi perbukitan bergelombang, serta satuan morfologi pedataran. Satuan Morfologi Perbukitan Terjal Satuan morfologi ini menempati wilayah utara dan timur Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Selatan sekitar 50 dari seluruh wilayah penyelidikan, dicirikan oleh rangkaian pegunungan yang tingginya antara 800 - 1.915 m di atas permukaan laut dan keterjalan lebih dari 40°. Aliran sungai mempunyai pola dendritik – sub dendritik, sebagian trellis karena mengikuti pola Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 17-3 patahan, dengan lembah sungai yang sempit, biasanya berbentuk V dan sebagian kecil cenderung U, menunjukkan tingkat erosi muda menuju dewasa. Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Landai Satuan morfologi perbukitan bergelombang landai ini diperkirakan menempati 30 dari seluruh daerah penyelidikan, diantara satuan morfologi perbukitan terjal dan pedataran. Satuan ini dicirikan oleh perbukitan dengan ketinggian antara 100 – 800 m dpl. dan kemiringan lereng antara 15º - 40º. Pola aliran sungai dendritik, dengan lembah berbentuk U dan setempat-setempat berbentuk V, menunjukkan tingkat erosi dewasa. Satuan ini umumnya ditempati oleh batuan vulkanik dan sedimen yang sebagian kecil merupakan. Satuan Morfologi Pedataran Di daerah penelitian, satuan morfologi ini hanya menempati sekitar 20 sepanjang pesisir pantai, termasuk Sibolga dan Pandan, yang berarah memanjang mulai dari wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah sampai ke Tapanuli Selatan. Satuan morfologi ini merupakan daerah datar atau dengan kemiringan lereng antara 0° hingga 15° dan pola aliran anyaman “braided stream” yang umum terjadi di daerah muara sungai.

4.1.2. S t r a t i g r a f i

Stratigrafi daerah penyelidikan dikompilasikan dari beberapa peta geologi yang sudah ada, yaitu Peta Geologi Lembar Lubuksikaping; Lembar Padangsidempuan, Lembar Sibolga dan Lembar Pematangsiantar, berskala 1 : 250.000. Geologi daerah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan. Sejarah geologi diawali oleh diendapkannya Kelompok Tapanuli, yang di daerah penelitian ditunjukkan oleh Formasi Kluet Puk, yang diterobos oleh Batuan Terobosan Granit Sibolga MP pada zaman Permo Karbon. Batuan Sedimen Tersier Tms diendapkan pada kala Miosen, terdiri dari batupasir kuarsa, serpih berkarbon, batulanau dan konglomerat, ditutupi oleh Formasi Gunungapi Tmv, yang terdiri dari andesit, breksi aglomerat, basal, lava, piroklastik. Kedua formasi tersebut diterobos oleh Granit Haporas Tlih yang terdiri dari felspar-granit dan kuarsa porfir, serta batuan beku Formasi Sitaban Tlis yang terdiri dari mikrodiorit dan andesit porfiritik. Sedangkan di Kabupaten Tapanuli Selatan Batuan Terobosan Tm yang terdiri dari granodiorit, diorit, granit, mikrogranit dan leukogranit ditemukan menerobos kedua formasi batuan sedimen dan batuan volkanik Tersier. Pada kala Plio-Pleistosen Formasi Tutut QTt diendapkan secara tidak selaras diatas formasi batuan sedimen dan batuan gunungapi Tersier, terdiri dari konglomerat, batupasir, batulanau dan lumpur. Kemudian pada kala Pleistosen ditutupi oleh Formasi Minas Qpmi yang terdiri dari batupasir, kerikil dan lanau, serta Formasi Sialang Qpsg yang terdiri dari tifaan danatau pasir diatome dan lanau di bagian tenggara Kabupaten Tapanuli Selatan. Kemudian terjadi kegiatan volkanik yang cukup besar dari kawah Toba, menghasilkan Tufa Toba Qvt yang tersebar cukup luas. Tuf Toba berkomposisi riodasitik dan sebagian terlaskan menjadi ignimbrit yang sangat keras, masif dan kompak. Kegiatan gunungapi ditempat lain mengendapkan Batuan Gunungapi Qv, terdiri dari breksi, lava andesitik, tufa dasitik - riolitik dan lahar. Terakhir, sedimen Endapan Aluvium Qh diendapkan sebagai endapan sungai, rawa dan pantai, terdiri dari lumpur, lempung, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah yang merupakan hasil rombakan dan disintegrasi batuan-batuan diatas yang lebih tua.

4.1.3 Struktur Geologi

Struktur geologi ditandai oleh kelurusan penyebaran batuan berarah baratlaut – tenggara, sejajar dengan arah umum Sesar Semangko dan arah umum P. Sumatra. Disamping itu sesar-sesar sekunder dan lipatan-lipatan berkembang di daerah penelitian, masing-masing berarah hampir timur - barat dan timurlaut – baratdaya pada kala Oligo-Miosen - Plio-Plistosen. Beberapa sesar normal berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya serta timur - barat.

4.2. Endapan Bahan Galan Menurut hasil pengumpulan data sekunder,