Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1080
Tabel 8. Hasil perhitungan biaya total pengendalian persediaan bahan baku ring berdasarkan system yang digunakan PT Piston Ring Indonesia Tahun 2011
Variabel 00000000000
Tahun Notasi
2011 Frekuensi x
a 12
Jumlah Pesanan kgpesanan b
25.807,39 Biaya Pemesanan kgpesanan
c 989.600,00
Biaya Penyimpanan Rpkgth d
167,00 BiayaTotal Pemesanan Rpkgth
e=a x c 11.875.200,00
Biaya Total Penyimpanan Rpkgth f=b x d
4.309.834,41 Biaya Total Persediaan Rpkgth
g =e + f 16.185.034,41
Biaya Pengendalian Persediaan bahan baku terdiri atas biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Perhitungan biaya total pengendalian persediaan bahan baku berupa Steel wire
pada PT. NT Piston Ring Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7. frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan sebesar 12 kali. Biaya total pemesanan bahan baku sebesar
Rp.11.875.200,00 dan biaya total persediaan sebesar Rp 16.185.034,41.
Pada perhitungan yang disajikan Tabel 8. Diperoleh frekuensi pembelian yang optimal pada tahun 2011 secara berturut
– turut adalah sebesar 5 kali pesanan dengan jumlah pesanan optimal sebaesar 60.582,69Kg pada tahun 2011, berbeda dengan hasil perhitungan oleh
Perusahaan yang terdapat pada Tabel ,bahwa besarnya frekuensi pembelian pada tahun 2011 secara berturut
– turut adalah 12 kali, dengan jumlah pesanan sebesar 25.807,39Kg pada tahun 2011.
Tabel 9. Hasil perhitungan biaya total pengendalian persediaan bahan baku ring berdasarkan Economic Order Quantity EOQ, PT Piston Ring Indonesia tahun 2011.
Variabel 0000000000
Tahun Notasi
2011 Frekuensi x
a 5
Jumlah Pesanan kgpesanan b
60.582,79 Biaya Pemesanan kgpesanan
c 989.600,00
Biaya Penyimpanan Rpkgth d
167,00 BiayaTotal Pemesanan Rpth
e=a x c 5.058.663,14
Biaya Total Penyimpanan Rpth f=b x d
10.117.326,28 Biaya Total Persediaan Rpth
g =e + f 15.175.989,43
2.2 Reorder point ROP
Yang dimaksud dengan Reorder Point System adalah titik tingkat persediaan, dimana pemesanan kembali harus dilakukan, model persediaan sederhana mengasumsikan bahwa
penerimaan suatu pesanan bersifat seketika, artinya model persediaan mengasumsikan bahwa setiap perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya mencapai nol, sebelum
perusahaan memesan kembali dan dengan seketika kiriman yang dipesan akan diterima. Reorder Point dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1081
Reorder Point = permintaan perhari x waktu tunggu untuk Pemesanan baru dalam hari
= d x l
Di mana d dicari dengan membagi permintaan tahunan D, dengan jumlah periode yang digunakan bisa dalam setahun, bulan dalam setahun tergantung periode yang digunakan oleh
perusahaan. = 309.688,7 Kg
12 bln = 25.807,39 Kg
Hasil penelitian yang dilakukan di PT. NT Piston Ring Indonesia, didapatkan safety stocknya sebesar 0.9 bulan dimana penggunaan rata-rata bahan baku perbulan yaitu 25.807.39
Kg, sehingga 25.807,39 Kg x 0.9 = 23.226,65 Kg, tetapi jika dihitung menurut metode Reorder Point pemesanan kembali yaitu 25.807,39 kg dan lead time pemesanan bahan baku adalah 4
bulan.
Reorder Point = Safety Stock + Penggunaan
selama Leadtime
Rop = 28.018,813 + 4 = 28.022,813 kg
Reorder point untuk bahan baku adalah 28.022,813 kg.
2.3 Safety stock Persediaan Pengamanan
Safety Stock SS adalah persediaan yang dilakukan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan barang, misalnya karena penggunaan bahan yang
lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan bahan yang dipesan. Oleh sebab itu pengadaan persediaan pengaman dimaksudkan untuk mengurangi
kerugian yang timbul karena kekurangan bahan tetapi pada saat itu diusahakan agar penyimpanan dapat ditekan serendah mungkin.
Faktor-faktor yang menentukan besarnya persediaan penyelamat yaitu : Penggunaan Bahan Baku Rata-rata Data Pemakaian Bahan Baku Material dari bulan Januari
sampai dengan Desember 2011, yaitu : Tabel 10. Penggunaan Bahan Baku selama Tahun 2011
Sumber : Dept. PPC Bahan Bak
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
ALL 26.363,4
20.995,9 24.602,6
25.459,3 24.669,0
29.022,6 Jul
Aug Sept
Okt Nov
Des 29.314,3
27.092,2 23.815,1
26.622,4 24.556,0
27.175,9
Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012 1082
Rata-rata penggunaan perbulan selama setahun adalah dalam kg 26.363,40+20.995,90+24.602,60+25.459,30+24.669,00+29.022,60+29.314,30+27.092,20+23.815,
10+26.622,40+24.556,00+27.175,90 12
X = 25.807,37 Kg
dengan deviasi standarnya adalah : = 26.363,40-25.807,39
2
+ 20.995,90-25.807,39
2
+ 24.602,60 -25.807,39
2
+ 25.459,30- 25.807,3
2
+ 24.669,00-25.807,3
2
+ 29.022,60-25.807,3
2
+ 29.314,30-25.807,3
2
+ 27.092,20-25.807,39
2
+ 23.815,10-25.807,39
2
+ 26.622,40-25.807,39
2
+ 24.556,00- 25.807,3
2 +
27.175,90-25.807,3
2
12 = 309,147.12 + 23,150,436.02 + 1,451,518.94 + 121,166.65 + 1,295,931.79 +
10,337,575.34 + 12,298,417.75 + 1,650,736.74 + 3,969,219.44 + 664,241.30 + 1,565,976.93 + 1,870,357.11
12
= 58,684,725.14 12
= 4,890,393.76 = 2.211,423 kG
Kebijakan Safety Stock di PT. NT Piston Ring Indonesia yaitu : Rata-rata penggunaan perbulan + standar deviasi
25.807,39 kg + 2.211,423 kg = 28.018,813 kg
Rata-rata penggunaan bahan baku perbulan yaitu 25.807,39 kg dengan standar deviasi 2.211,423 kg, Safety stock untuk material adalah 28.018,813 kg.
2.4 Metode Penilaian Persediaan