12
a. Cuping radiasi Radiation Lobe merupakan puncak intensitas radiasi tertinggi disekitar daerah intensitas radiasi terendah.
b. Cuping utama Main Lobe merupakan cuping radiasi pada arah radiasi maksimum.
c. Cuping minor Minor Lobe merupakan cuping radiasi lainnya dari pada cuping utama.
d. Cuping sisi Side Lobe merupakan sebuah cuping radiasi dalam arah lainnya daripada arah radiasi yang dipusatkan.
Parameter-parameter pola radiasi antena tersebut diatas terlihat pada Gambar 2.9 .
Gambar 2.9 Parameter - Parameter Pola Antena Pola Daya Ternormalisasi
2.5 Jenis-jenis Antena
Beberapa jenis antena yang sering digunakan yaitu antenna isoptropis dan antena direksional.
Universitas Sumatera Utara
13
2.5.1 Antena Isoptropis
Antena isotropis merupakan sumber titik yang memancarkan daya ke segala arah dengan intensitas yang sama, seperti permukaan bola. Karena itu
dikatakan pola radiasi antena isotropis berbentuk bola. Antena ini tidak ada dalam dunia nyata dan hanya digunakan sebagai dasar untuk merancang dan
menganalisa struktur antena yang lebih kompleks [3]. Gambar 2.10 menunjukkan pola pancaran antena isotropis.
Gambar 2.10 Antena Isoptropis
2.5.2 Antena Direksional
Berdasarkan direktivitasnya, antena directional dibagi menjadi antena unidirectional dan antena omnidirectional. Antena unidiretional adalah antena
yang memancarkan dan menerima sinyal hanya dari satu arah. Sedangkan antena omnidirectional adalah antena yang memancarkan dan menerima sinyal dari
segala arah.
Universitas Sumatera Utara
14
2.5.2.1 Antena Unidirectional
Antena unidirectional memancarkan dan menerima sinyal hanya dari satu arah. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk pola radiasinya yang terarah.
Antena unidirectional mempunyai kemampuan direktivitas yang lebih dibandingkan jenis
– jenis antena lainnya. Kemampuan direktivitas ini membuat antena ini lebih banyak digunakan untuk koneksi jarak jauh.
Dengan kemampuan direktivitas ini membuat antena mampu mendengar sinyal yang relatif kecil dan mengirimkan sinyal lebih jauh. Umumnya antena
unidirectional mempunyai spesifikasi gain tinggi tetapi beamwidth kecil. Hal ini menguntungkan karena kecilnya beamwidth menyebabkan berkurangnya
derau yang masuk ke dalam antena. Semakin kecil bidang tangkapan aperture, semakin naik selektivitas antena terhadap sinyal wireless yang
berarti semakin sedikit derau yang ditangkap oleh antena tersebut [7]. Beberapa macam antena unidirectional antara lain antena Yagi-Uda, antena
parabola, antena helix, antena log-periodik, dan lain – lain [8]. Gambar 2.11
salah satu jenis antena unidirectional yaitu antena Yagi-Uda.
Gambar 2.11 Antena Yagi-Uda
Universitas Sumatera Utara
15
2.5.2.2 Antena Omnidirectional
Antena omnidirectional memancarkan dan menerima sinyal dari segala arah dengan daya yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain
antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal, dengan mengabaikan pola pancaran ke atas dan ke bawah. Dengan demikian, keuntungan
dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak dan biasanya digunakan untuk posisi pengguna yang melebar. Kesulitannya
adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi. Antena jenis ini biasanya digunakan untuk posisi pelanggan yang
melebar. Direktivitas antena omnidirectional berada dalam arah vertikal. Bentuk pola radiasi antena omnidirectional diGambarkan seperti bentuk kue donat
doughnut dengan pusat berimpit. Kebanyakan antena ini mempunyai polarisasi vertikal, meskipun tersedia juga polarisasi horizontal. Antena omnidirectional
dalam pengukuran sering digunakan sebagai pembanding terhadap antena yang lebih kompleks [7]. Contoh antena omnidirectional antara lain antena dipole,
antena Brown, antena coaxial, antena super-turnstile, antena groundplane, antena collinear, antena slotwave guide, antenna wifi dan lain
– lain [8]. Gambar 2.12 menunjukan salah satu contoh antena omnidirectional yaitu antena wifi.
Gambar 2.12 Antena Wifi
Universitas Sumatera Utara
16
2.6 Antena Array