Erik Adi Subagja, 2015 Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk
meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
two stray berbasis praktikum. Data angket minat belajar siswa dapat diolah dengan menjumlahkan seluruh skor siswa tiap aspek yang di amati,
dihitung jumlah rata-rata tiap aspek dan diubah ke dalam bentuk presentase hasil penjumlahan skor tersebut. Data angketnya menggunakan
skala Likert. Dalam penelitian ini pernyataan dalam kuisioner terdapat penyataan positif dan pernyataan negatif yang mempunyai bobot nilai
berbeda, dapat di lihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Skor Pernyataan Positif Skala Likert
Sugiyono 2008
Tabel 3.2 Skor Pernyataan Negatif Skala Likert
SS S
TS STS
1 2
3 4
Sugiyono 2008 Dengan :
SS : Sangat setuju S : Setuju
TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju
4.
Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh gambaran dilaksanakannya
penelitian. Dokumentasi
dapat dijadikan
bukti dilaksanakannya penelitian.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Penelitian ini menggunakan empat instrumen, yaitu tes, lembar observasi, angket, dan dokumentasi. Instrumen tes yang digunakan dalam
penelitian harus dapat mengukur secara tepat sasaran dan dapat dipercaya. 1.
Validitas
SS S
TS STS
4 3
2 1
Erik Adi Subagja, 2015 Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk
meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sebuah instrumen dapat digunakan dalam penelitian jika memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel. Validitas adalah tingkat
kesahihan instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen dikatakan tidak valid
jika validitasnya rendah. Instrumen dengan validitas tinggi dapat digunakan untuk penelitian. Instrumen dengan validitas rendah perlu
diperbaiki terlebih
dulu sebelum
digunakan dalam
penelitian. Penghitungan validitas menggunakan korelasi produk momen dengan
angka kasar. Rumus yang digunakan adalah:
√
...Pers. 3.1 Keterangan:
= Koefisien korelasi antara X dan Y = Skor untuk tiap butir soal
= Skor total untuk tiap butir soal = Jumlah peserta tes
Interpretasi validitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.3 berikut Arikunto, 2012 hlm. 89 :
Tabel 3.3. Tafsiran validitas instrumen Nilai r
xy
Kriteria
0,80-1,00 Sangat Tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat Rendah
2.
Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah tingkat konsistensi hasil tes. Yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang
Erik Adi Subagja, 2015 Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk
meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ajegkonsisten tidak berubah-ubah, relaif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Reliabilitas tes menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Keterangan: = Reliabilitas instrumen
= Banyaknya butir soal Interpretasi reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.4 berikut ini
Arikunto, 2012 hlm.89:
Tabel 3.4. Tafsiran reliabilitas instrumen Koefisien Korelasi
Kriteria reliabilitas
0,81
1,00 Sangat Tinggi
0,61
0,80 Tinggi
0,41
0,60 Cukup
0,21
0,40 Rendah
0,00
0,20 Sangat Rendah
3.
Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran suatu butir soal yaitu nilai yang menunjukkan seberapa mudah dan sukar suatu soal. Tingkat kesukaran akan
memberikan informasi tentang butir-butir soal yang sukar, sedang, dan mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran, digunakan persamaan:
Keterangan: P = Tingkat kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab butir soal benar
Erik Adi Subagja, 2015 Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk
meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Js = Jumlah seluruh peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran ditunjukkan oleh Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5. Klasifikasi tingkat kesukaran Nilai P
Tingkat Kesukaran
0,00 0,30
Sukar 0,30
0,70 Sedang
0,70 1,00
Mudah
4.
Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk menunjukkan perbedaan
antara siswa
berkemampuan tinggi
dengan siswa
berkemampuan rendah. Nilai daya pembeda, selanjutnya disebut sebagai indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.
Penghitungan daya pembeda menggunakan Persamaan 3.4 sebagai berikut:
Keterangan: DP = Indeks daya pembeda butir soal
Ba = Jumlah kelas atas yang menjawab benar Bb = Jumlah kelas bawah yang menjawab benar
Ja = Jumlah peserta tes kelas atas Jb = Jumlah peserta tes kelas bawah
Kriteria indeks diskriminasi disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6. Kriteria indeks diskriminasi Nilai indeks
Kriteria
DP0,00 Sangat Buruk
0,00-0,20 Buruk
0,20-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
Erik Adi Subagja, 2015 Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk
meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
0,70-1,00 Baik sekali
Untuk mengetahui kualitas instrumen tes, dilaksanakan uji coba instrumen. Uji coba instrumen tes dilakukan terhadap siswa yang sudah
belajar pesawat sederhana, yaitu siswa kelas IX. Pertimbangan waktu pelaksanaan ada di pagi hari, dipilihlah siswa kelas IX A SMPN 26
Bandung. Hasil uji coba instrumen tes pesawat sederhana mempunyai validitas item tes nilai yang bervariasi. Nilai-nilai validitas item tes adalah
rendah 3 butir soal, cukup 14 butir soal, dan tinggi 8 soal. Secara detail nilai dan kategori validitas item tes dapat dilihat pada Tabel 3.7
berikut ini:
Tabel 3.7. Nilai dan kategori validitas item tes No
Soal Validitas
Reliabilitas Daya
Pembeda Tingkat
Kesukaran
1 0,64 Tinggi
0,95 Sangat
Tinggi 0,33 Cukup
0,77Mudah 2
0,45 Cukup 0,24 Cukup
0,70 Sedang 3
0,55 Cukup 0,27 Cukup
0,80 Mudah 4
0,34 Rendah 0,33 Cukup
0,57 Sedang 5
0,51 Cukup 0,33 Cukup
0,30 Sukar 6
0,47 Cukup 0,20 Buruk
0,57 Sedang 7
0,40 Cukup 0,20 Buruk
0,63 Sedang 8
0,50 Cukup 0,27 Cukup
0,60 Sedang 9
0,27 Rendah 0,27 Cukup
0.67 Sedang 10
0,53 Cukup 0,27 Cukup
0,60 Sedang 11
0,64 Tinggi 0,33Cukup
0,50 Sedang 12
0,46 Cukup 0,27 Cukup
0,53 Sedang 13
0,72 Tinggi 0,33 Cukup
0,63 Sedang 14
0,62 Tinggi 0,26 Cukup
0,57 Sedang 15
0,56 Cukup 0,33 Cukup
0,67 Sedang
Erik Adi Subagja, 2015 Penerapan pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray berbasis praktikum untuk
meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7. Nilai dan kategori validitas item tes lanjutan No
Soal Validitas
Reliablitas Daya
Pembeda Tingkat
Kesukaran
25 0,63 Tinggi
0,95 Sangat
Tinggi 0,27 Cukup
0,40 Sedang
Tes prestasi belajar fisika siswa pada penelitian ini terdiri dari asfek mengingat C1, pemahaman C2, dan penerapan C3
Tabel 3.8 Jenjang soal tes prestasi belajar Jenjang Soal
Nomor Soal
Mengingat C1 1,2,4,5,7,14,,21,22
Memahami C2 3,6,8,9,13,15,20,23
Menerapkan C3 10,11,12,16,17,18,19,24,25
G. Teknik Pengumpulan Data