Uji Heteroskedastisitas Uji Normalitas

BAB III Metode Penelitian 30 Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena gangguan pada seseorang individukelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan Uji Durbin Watson DW test. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : tidak ada autokorelasi r=0. HA : ada autokorelasi r=0. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0ddl Tidak ada autokorelasi positif No decision d l≤d≤du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dld4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4- du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak Dud4-du

3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2006:125 uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi sering terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu BAB III Metode Penelitian 31 pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang disebut Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil,sedang dan besar. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah distudentized Ghozali 2006:125-126. Dasar analisis menurut Ghozali 2006:126 : 1. Jika ada pola-pola tertentu, seperti titik-titik yang akan membentuk pola tertentu yang teratur brergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.1.4 Uji Normalitas

Menurut Ghozali 2006:147 uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. BAB III Metode Penelitian 32 Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dengan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapaat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang paling handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plotting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali 2006:147.

3.5.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial