kecerdasan emosional dengan stress kerja perawat di Instalasi Rawat Darurat IRD. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan ada hubungan negatif yang bermakna antara kecerdasan
emosional dengan stress kerja perawat di IRD RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Kemampuan untuk mengenal emosi orang lain dan kemampuan untuk mengatur emosi
diri sendiri sangat penting dalam pekerjaan pelayanan kesehatan Salovey Mayer, 1990. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, dalam hal ini manusia, cenderung
melibatkan emosi didalamnya, salah satu perwujudan pentingnya kecerdasan emosi dalam pelayanan kesehatan adalah bagaimana kemampuan kita dalam mengekspresikan perasaan
positif maupun negatif terhadap emosi pasien maupun keluarga pasien.
2.2 Perilaku Caring
2.2.1 Pengertian Caring
Caring merupakan suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukan perhatian, perasaan empati dengan orang lain,
dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan Potter Perry, 2005. Dalam keperawatan caring merupakan suatu hal yang sentral karena caring
merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepedulian dengan klien Sartika Nanda, 2011
Menurut Swanson caring merupakan suatu cara bagi perawat untuk memelihara hubungan yang bernilai dengan pasien agar mereka merasakan komitmen dan tanggung jawab
terhadap diri mereka sendiri. Hal ini dapat dilakukan melalui lima komponen proses caring diantaranya mengetahui knowing, kehadiran being with, melakukan doing for,
memampukan enabling, dan mempertahankan kepercayaan maintaining belief Swanson, 1991 dalam Watson, 2005
Berdasarkan pendapat yang diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa caring merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan untuk mendekatkan diri, mendekatkan diri dan memberi
perhatian kepada orang lain dengan tujuan menolong, berempati dan menunjukan rasa kepedulian kita dalam setiap pemberian pelayanan keperawatan.
2.2.2 Komponen Caring Menurut Watson
Menurut Watson 2007, fokus utama daripada keperawatan adalah faktor karatif yang bersumber dari perspektif humanistik yang digabungkan dengan dasar pengetahuan ilmiah dan
diuraikan menjadi 10 sepuluh faktor karatif. Kesepuluh faktor ini dapat memberikan kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan tertentu pada manusia. Maka dari itu, Watson sangat
menekankan agar kesepuluh faktor tersebut harus terwujud dalam pemberian asuhan keperawatan. Kesepuluh faktor tersebut antara lain:
1. Pendeketan humanistik dan altruistik
Pendekatan ini dipelajari dari awal kehidupan, akan tetapi sangat dipengaruhi oleh pendidikan keperawatan. Faktor ini dapat didefinisaikan sebagai kepuasan melalui
pemberian dan perpanjangan dari kesadaran diri. Perilaku caring perawat pelaksana yang menggambarkan sistem humanistik adalah dengan menghormati pasien sebagai individu
manusia. Perilaku yang menggambarkan pemberian sistem altruistik adalah dengan mendahulukan kebutuhan pasien daripada kebutuhan pribadi Watson, 1979 dalam
Tomey Alligod 2006 2.
Menanamkan kepercayaan dan harapan Faktor ini menanamkan nilai-nilai humanistik dan altruistik, memfasilitasi
pemberian pelayanan keperawatan yang holistik dan kesehatan yang positif kepada klien
pasien. Perawat berperan penting dalam membengun hubungan yang efektif antara perawat-pasien dan pencapaian kesejahteraan dengan membantu pasien meningkatkan
perilaku mencari pertolongan kesehatan, membantu memahami terapi yang diberikan dan memberi keyakinan adanya kekuatan penyembuhan. Perawat perlu mendorong pasien
agar memiliki harapan untuk dapat kembali seperti normal sehat kembali Pinto dan Spiri, 2008.
3. Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
Merupakan suatu kemampuan untuk mengakui perasaan untuk aktualisasi diri melalui penerimaan diri baik pasien maupun perawat. Seorang perawat yang memiliki
kepekaan dalam dirinya maka dia akan lebih mampu ikhlas, apa adanya dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Beberapa pasien menyatakan perawat yang ingin menyatu
dengan pasien diwujudkan dengan cara menunjukan rasa tertarik dengan apa yang dirasakan pasien Wysong Driver, 2009.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu
Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu antara pasien dan perawat merupakan hal yang paling utama dalam transpersonal caring. Hubungan
saling percaya digambarkan sebagai suatu hubungan yang memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif diantaranya kejujuran, empati, kehangatan dan
komunikasi efektif. 5.
Mendukung dan menerima ungkapan perasaan positif dan negatif
Perawat perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan pemahaman intelektual maupun emosional pada keadaan yang berbeda baik positif maupun negatif. Tujuan sikap
ini adalah untuk menciptakan hubungan yang terbuka, menghargai perasaan dan pengalaman antar perawat-pasien.
6. Menggunakan metode sistematis dalam pemecahan masalah
Perawat menggunakan proses keperawata untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah keperawatan, dan mengambil keputusan secara sistematis.
Proses keperawatan merupakan pendekatan yang digunakan memecahkan masalah secara sistematis dan terorganisir, sehingga dapat menghilagkan pandangan lama bahwa perawat
adalah asisten dokter. 7.
Meningkatkan pembelajaran dan pengajaran dalam hubungan interpersonal Konsep ini merupakan konsep terpenting dalam keperawatan yang membedakan
caring dengan curing. Dengan pembelajaran dan pengajaran memungkinkan pasien memperoleh pengetahuan dan bertanggungjawab terhadap kodisi sehat-sakitnya. Melalui
proses pembelajaran diharapkan pasien mampu melakukan perawatan mandiri, menentukan kebutuhan diri dan mendorongpertumbuhan diri pasien.
8. Menciptakan lingkungan yang suportif, protektif, perbaikan mental, fisik, sosial budaya
dan spiritual Perawat perlu mengetahui pengaruh lingkungan internal dan eksternal pasien
terhadap kondisi sehat-sakit pasien. Pengaruh lingkungan internal pasien antara lain kesehatan mentalspiritual dan dan kepercayaan sosiokultural individu, sedangkan
lingkungan eksternal meliputi kenyamanan, privasi, keamanan dan keindahan lingkungan.
9. Membantu memberi bimbingan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan pasien Perawat perlu mengenali kebutuhan biofisikal, psikofisikal, psikososial, dan
interpersonal diri perawat dan pasien. Pasien harus puas dengan kebutuhan terendah sebelum tercapai kebutuhan lebih tinggi.
10. Menghargai kekuatan eksistensial-phenomenologikal
Perawat perlu menghargai kekuatan eksistensial dan phenomenologikal yang diyakini pasien dengan tujuan memfasilitasi pencapaian pertumbuhan diri dan
kematangan jiwa pasien
2.2.3 Bentuk Pelaksanaan Caring