BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyebab penyakit dan kematian di negara berkembang sebagian besar masih disebabkan karena infeksi bakteri. Infeksi disebabkan oleh mikroba patogen
yang bersifat sangat dinamis dengan menyerang antibodi sehingga tubuh mudah diserang penyakit. Mikroba dapat bertahan hidup dengan berkembangbiak pada
media yang cocok Darmadi, 2008. Antibakteri dibutuhkan untuk menghambat atau membunuh bakteri tersebut sehingga faktor penyebab penyakit bisa teratasi
Pratiwi, 2008. Bakteri patogen yang sering menimbulkan penyakit diantaranya adalah
Escherichia coli dan Bacillus subtillis. Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif penyebab diare, terlebih di negara berkembang yang kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan sekitarnya. Escherichia coli menyebabkan beberapa penyakit seperti kolera, disentri, kejang perut, demam, dan dapat
menyebabkan gangguan pada ginjal Radji, 2010. Pengobatan pada infeksi menggunakan ampisilin karena memiliki spektrum luas terhadap bakteri Gram
negatif Setiabudy, 2008. Bacillus subtillis merupakan bakteri Gram positif berbentuk batang. Bacillus subtillis berperan dalam penurunan protein, pati dan
pektin didalam tubuh dan dapat mengakibatkan keracunan makanan, meningitis dan infeksi pada mata Ryan Ray, 2004.
Tingginya penyakit yang disebabkan infeksi mikroba mendorong masyarakat untuk mencari antibiotik baru. Saat ini pengobatan dengan
memanfaatkan tanaman mulai banyak dikembangkan, masyarakat meyakini bahwa pengobatan dengan tumbuhan bisa lebih poten dengan efek samping lebih
kecil dibanding obat sintesis Kusuma Muhammad, 2005. Tanaman dapat mensintesis senyawa aktif yang memiliki aktivitas biologis
seperti fenolik, terpenoid, tanin, minyak esensial, alkaloid, lektin, polipeptida, dan poliasetilen yang bisa dimanfaatkan sebagai antibiotik Cowan, 1999. Flavonoid
berperan secara langsung dengan mengganggu fungsi sel mikroorganisme dan 1
2 penghambatan siklus sel mikroba Fatmawati, 2009. Kuinon membentuk
kompleks ireversibel dengan asam amino dalam protein sehingga protein kehilangan fungsi Kazmi, et al., 1994. Kumarin merupakan senyawa fenolik
yang menghambat pertumbuhan mikroba dengan menginaktivasi enzim dan merusak dinding sel Cowan, 1999. Tanaman pacar air Impatiens balsamina L.
merupakan salah satu tanaman yang dipercaya memiliki aktivitas biologis. Tanaman pacar air banyak tumbuh di Indonesia, tanaman ini banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan obat tradisional. Penelitian Adfa 2007 menyatakan daun pacar air mengandung senyawa kumarin, kuinon, flavonoid,
steroid, triterpenoid, fenolik dan saponin. Senyawa 1,4-naftokuinon yang tersubtitusi gugus metoksi memperlihatkan aktivitas antibakteri 0,5-0,6 kali
tetrasiklin terhadap Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus Adfa, 2008. Ayu 2012 menyatakan bahwa ekstrak etanol daun pacar air menurunkan jumlah
koloni bakteri Salmonella typhi dengan konsentrasi ekstrak 1-3. Semakin tinggi konsentrasi maka daya hambat bakteri semakin tinggi. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun pacar air terhadap bakteri Bacilus subtilis dan Escherichia coli serta mengetahui golongan senyawa
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakterinya.
B. Rumusan Masalah