commit to user 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Beton merupakan bahan struktur yang mempunyai berat jenis 2400 kgm
3
. Sehingga mempunyai berat sendiri atau beban mati struktur yang berat. Untuk
mengurangi agar berat sendiri atau beban mati struktur dari beton maka dipakai beton ringan. Menurut Tjokrodimuljo 1996, beton ringan adalah beton yang
mempunyai berat jenis kurang dari 1800 kgm
3
yaitu dengan cara membuat pori- pori atau gelembung udara yang terdapat pada agregat maupun mortar.
Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah beton dengan agregat ringan yang pembuatannnya menggunakan artificiall lightweight coarse aggregate
ALWA sebagai agregat kasarnya. semisal bloated clay, crushed bricks atau fly
ash based coarsed aggregate yang diperoleh dengan pembuatan pada rotary kiln,
batu tulis, sisa bara yang berbusa, dan batu apung Ali, et.al, 1989.
Metakaolin merupakan hasil pembakaran kaolin china clay pada suhu 450° C - 900° C. Secara umum keuntungan penggunaan metakaolin adalah karena dapat
sebagai pengisi pori-pori beton, sebagai pozzolan dan untuk percepatan proses hidrasi cemen Malhotra dan Mehta, 1996 . Tingkat campuran normal
metakaolin dalam beton berkisar antara 5 – 20 dari berat semen Sambowo, 2001
.
Metakaolin menekan reaksi alkali-silika, seperti yang terjadi pada dam di Brasil. Metakaolin mengurangi penetrasi klorida sehingga resiko terjadi korosi pada
beton yang bersentuhan langsung dengan klorida berkurang. Karena efek keuntungan pada kualitas pasta semen, metakaolin meningkatkan kuat tekan pada
umur 28 hari. Daya tahan terhadap abrasi juga meningkat dengan penggunaan metakaolin Sabir, 2001.
4
commit to user 5
Menurut Tjokrodimuljo, beton serat fiber concrete adalah bahan komposit terdiri dari beton biasa dan bahan lainnya yang berupa serat. Serat pada umumnya
berupa batang-batang dengan diameter antara 5-500 mm micro meter dan panjang sekitar 25mm-100mm. Bahan serat dapat berupa serat asbes, serat
tumbuh-tumbuhan rami, bambu, ijuk, serat plastik polypropylene, atau potongan kawat baja.
Sifat tahan api fire resistence unsur-unsur bangunan secara umum diukur dan ditetapkan menurut standar ASTM E 199. Daya tahan didefinisikan sebagai
lamanya bahan bertahan terhadap kebakaran standar sebelum titik kritis akhir pertama dicapai. Pada suhu yang sama dengan suhu yang dijumpai pada
kebakaran, kekuatan dan modulus elastisitas berkurang. Selain itu, sifat-sifat beton pada suhu tinggi dipengaruhi juga dalam batas tertentu oleh agregat.
Pengaruh agregat silikat dan agregat berbobot ringan akan memberikan pengaruh yang berbeda pada sifat-sifat beton selama kebakaran atau pasca bakar
Gustaferro,1966.
Akibat panas pada beton akan merubah komposisi kimianya, retak, lepas dan kehilangan kekuatan. Kehilangan kekuatan terjadi karena perubahan komposisi
kimia secra bertahap pada pasta semennya. Retak aiakibatkan adanya perbedaan perubahan volume antara pasta semen dengan butir-butir agregat. Mengelupasnya
bagian luar akibat perbedaan perubahan volume antara luar beton yang panas dan bagian dalam beton yang masih dingin Tjokrodimuljo, 1996.
Hansen 1976, menyebutkan terdapat sedikit peningkatan kuat tekan beton bila
dipanaskan pada temperatur 200-300°C, tetapi bila dipanaskan pada temperatur 400°C, kuat tekan menurun menjadi lebih dari 80 dari kuat tekan awal, dan
30 dari kuat tekan awal pada temperatur700° C .
Beton adalah suatu bahan komposit yang terdiri dari campuran semen, air dan agregat. Hal penting diketahui dari hasil percobaan kuat tekan beton pada suhu
pemanasan 2 0 0 ° C bukan terjadi penurunan kekuatan tekan,namun justru terjadi
commit to user 6
penguatan akibat dari fenomena perawatan yang dipercepat accelerated curingDr.ir.Amir Partowiyatmo,2 0 0 3 .
2.2. Dasar Teori