Hubungan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTS Ruhul Bayan Cisauk Tangerang

HUBUNGAN EKONOMI ORANG TUA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA Di MTS RUHUL BAYAN
CISAUK TANGERANG

UTAMA
JAKARTA

Oleh:
Allik Mllstikah

NIM: 104011000045

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

HUBUNGAN EKONOMI ORANG TUA DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA Di MTS RUHUL HAYAN
CISAUK TANGERANG

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Olch:
Anik Mllstilmh
NIM: 104011000045

DOSCH

Pcmbimbing

,....
Drs. H. Nllrohim, M.M.
NIP. 050046643

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMAISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Hubungan Ekonomi Orang Tua Dengan Prestasi Belajar
Siswa Di MTS Ruhut Bayan eisaul{ Tangerang telah diujikan dalam sidang
munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KegunJan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Pada tanggal 25 Agustus 2008. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Pada JUnJsan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 25 Agustus 2008

Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal

ᄋQ ーセ

Ketua JUnJsan

Dr. HAY Wibisono, MA
NIP .15023 6009
Sekretaris JUnJsan
Drs. Safiudin Shiddiq, MA
NIP. 150299477

Tanda Tangan

..

セOQ

Penguji I
Drs.H. Banadjid
NIP. 150203345
Penguji II
Drs. Safiudin Shiddiq, MA
NIP. 150299477

Mengetahui:

0ekan FITK DIN S arif Hidayatullah

|セ

I

s ada MA.
1256



LEMBARPERNYATAAN
Bismillahirrohmanirrohim
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Anik Mustikah

NIM


: 104011000045

Jurllsan

: Pendidikan Agama Islam

Fakultas

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi

: I-1ubllngan Ekonomi Orang Tlia Oengan Prestasi Belajar
Siswa Oi MTs Ruhul Bayan Cisauk Tangerang

Oengan ini saya menyatakan bahwa :
I. Skripsi ini merllpakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu
(S I) di Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gllnakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesllai dengan ketentllan yang berlakll di Universitas Islam
Negeri Syarif I-1idayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bllkan karya asli saya atau
merupakan j iplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi berdasarkan Undang-lindang yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakalta, 25 Agustus 2008

セG
. Anik Mnstikah

KATA PENGANTAR

AI-hamdulillah segala puja serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT pemberi hidayah, rahmat dan inayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
pembawa kebajikan, pendobrak kebathilan dan kebiadaban, penuntun manusia dari
kegelapan kepada cahaya terang benderang dan dari kemusyrikan kepada tauhid serta

langkahnya selalu diridhoi oleh Allah.
Kondisi yang sesulit apapun penulis mencoba untuk menyelesaikan pembuatan
skripsi ini. AI-Hamdulillah dengan usaha dan kelja keras sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan juga. Tentu saja semua adalah berkat kemurahan Allah SWT bahwa
dengan kehendak-Nya segala apapun dapat terwujudkan.
Dalam pembuatan skripsi ini, penulis begitu banyak mendapat bantuan baik moril
maupun materil dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meskipun
masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
I. Dekan, Ketua dan Sekretaris Jurusan PAl FITK UIN SyarifHidayatullah Jakarta
2. Bpk. Drs. H. Nurohim, M.M. selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya clalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.

3. Vayasan MTs Ruhul Bayan khususnya Bpk. Khaeruddin S.Ag selahl kepala
sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian skripsi sehingga sampai selesai.
4. Keclua orang tua penulis yang penulis cintai Bpk Sakat dan lbunda tercinta
Sumiatin yang telah mencurahkan segal a kasih sayang, clo'a clan usahanya yang
ticlak mungkin dapat terbalas oleh penulis. Semoga segala claya dan upaya yang

telah diberikan kepada penulis mendapat balasan clari Allah SWT. Amin Va
Rabbal alamin.
5. Kakakku tercinta Siti Nursiah dan Mas lwans yang telah memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah secara umum dan khususnya skripsi.

6. Mas Kateno tersayang yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Teman-temanku semua kelas VIII B yang telah bersama selama belajar di kampus
UIN yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
8. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak secm'a
langsung atau tidak langsung yang terlibat dalarn pernbuatan skripsi ini dan
penulis tidak akan pernah lupa akan jasa-jasa yang telah ternan-ternan berikan.

Jakarta,

Penulis,

2008

DAFTARISI


Halaman
KATAPENGANTAR.
DAFTARISI
DAFTAR TABEL
BABI

.

1

.

iii
.

v

PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah

.
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah .
C. Tujuan dan Kegunaan penelitian
.

1
6
7

BAB II KAHAN PUSTAKA KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka.....
IS
1. Pengertian Ekonomi ..
8
2. Pengertian Pendapatan dan Penerimaan
9
3. Cara-cara Menentukan Golongan Sosial
12
4. Kelas Sosial

13
5. Pengertian Prestasi Belajar............................
IS
6. Penghantar Munculnya Prestasi Belajar
17,
7. Ukuran Prestasi Be1ajar..........
19 ./
8. Tujuan Belajar.......
20
9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar.....
22
10. Evaluasi Hasil Belajar.......................
26
II. Tiadanya Persamaan Kesempatan
28
B. Kerangka Berpikir
31
C. Perumusan Hipotesis
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Variabel......
D. Definisi Konsep, Definisi Operasional, dan Kisi-kisi Instrumen
Penelitian
.
1. Definisi Konsep
2. Definisi Operasional....
3. Kisi-kisi InstrumenPenelitian........................
E. Populasi dan Sampel P"uelitian
F. Telrnik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data.................

34
34
34
35
36
37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Yayasan MTs Ruhul Bayan
1. Sejarah Singkat MTs Ruhul Bayan
2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Ruhul Bayan

41
41
42

.
..

.

33
33
33

4. Profil Sumber Daya Manusia.............................
a. Pendiri dan Pengurus
b. Tenaga Mengajar dan Administrasi..........
c. Profil Siswa Serta Sarana dan Prasarana...........
B. Deskripsi Data............................................................
C. Analisa Data...............................................................
I. Vji Realibilitas
3. Vji Normalitas ..
4. Vji Asumsi Klasik
..
5. Hasil Vji Hipotesis....
6. Pembahasan dan Tcmuan Penelitian
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran - saran
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN

.

44
44
44
47
50
54
55
56
57
60
6]

63
63

.

65

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi instrumen Penelitian
.
Tabel 2 Matrik Populasi dan Sampel...
.
.
Tabel 3 Interpretasi Angka Product Moment..
Tabel4 Pendiri dan Pengurus MTs Ruhul Bayan
.
Tabel5 Tenaga Mengajar dan Administrasi
.
Tabel 6 Jumlah Siswa Berdasarkan Usia
.
Tabel7 Jumlah Murid Per Kelas
.
Tabel 8 Perkembangan Jumlah Siswa
.
Tabel 9 Data Keadaan Kelas
.
Tabel 10 Data Sarana Madrasah
.
Tabe111 Perolehan Hasil Angket Variabel X
.
.
Tabel 12 Data Prestasi Belajar Siswa Variabel Y
Tabel 13 Hasil Pengujian Instrumen Pada Variabel X Validitas Variabel .....
.
Tabel 14 Uji Reliabilitas
.
Tabel 15 Uji Normalitas
Tabel 16 Hasil Uji Multikolinearitas
.
.
Tabel 17 Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 18 Uji Heteroskedatisitas
.
.
Tabel 19 Uji 1.

35
37
39

44
45
47
47
48
48
49
51
52

54
56
57
58
58
59
60

BABI
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah usaha sadar seseorang dalam mewujudkan berbagai
potensi yang ada. Dengan adanya pendidikan manusia menjadi mulia di muka
bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.
Karena pendidikan merupakan proses untuk meWluudkan berbagai prilaku yang
baik.
Scbagai mana dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal I ayat I di nyatakan bahwa: Pendidikan adalah
"usaha sadar dan rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, keeerdasan, akhlak mulia sella keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara".1
Masalah pendidikan diatur oleh undang-undang di atas. Di mana dengan
pendidikan

seseorang

melakukan

usaha

sadar

clan

terencana

untuk

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Membentuk manusia berakhlak
mulia clan bermanfaat untuk kehiclupan masyarakat.
Selain itu dengan terbentuknya lingkungan keluarga segala kebutuhan anak
terpenuhi. Sehingga terbentuk keluarga yang harmonis sesuai tujuan perkawinan.
Sebagai mana tertera dalam undang-undang perkawinan di bawah ini:
Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya suatu
perkawinan. Menurut pasal I Undang-Undang perkawinan Nomor I tahun 1974,
menjelaskan bahwa "perkawinan ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang
bahagia clan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,,2
I Abdul Raehman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. (Jakarta: Raja
Gralinda Persacla, 2006), hal. 318-319.

2

Semua manUSla ketika

melakukan perkawinan

mendambakan

dapat

membentuk keluarga. Di mana mendambakan keluarga yang sejahtera di elunia
dan akhirat..
lkatan dalam keluarga elielasarkan cinta kasih sayang orang tua kepaela
anak-anaknya. Sehingga orang tua selalu memberikan bimbingan elan pertolongan
kepaela anak-anaknya.
Menurut Alisuf Sabri bahwa: "Penelielikan elalam keluarga elilaksanakan
atas elasar cinta kasih sayang kodrati, rasa kasih sayang yang mumi, yaitu
rasa cinta kasih sayang seorang tua terhadap anak-nya. Rasa kasih sayang
inilah yang menjadi sUll1ber kekuatan serta ll1enjaeli penelorong orang tua
untuk tielak jemu-jemunya membimbing dan ll1ell1berikan pertolongan
yang dibutuhkan anak-anaknya". 3
Jaeli elapat elikatakan bahwa, keluarga ll1erupakan lingkungan sosial pertall1a
yang elikenalkan kepaela anak. Seorang anak ll1engenal kehielupan sosial pertamatama eli elalam lingkungan keluarga. Aelanya interaksi antara anggota keluarga
yang satu elengan laimlya menyebabkan anak menyadari akan elirinya bahwa ia
berfungsi sebagai indivielu elan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai inellvidu dia
harns ll1emenuhi segala kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya. Sebagai
ll1akhluk sosial ia elituntut untuk ll1enyesuaikan eliri elengan kehielupan bersama.
Melalui orang tua anak belajar tolong menolong, ll1engenal aelat istiadat, baik eli
lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Dengan elemikian lingkungan keluarga sangat penting untuk perkembangan
anak. Oi mana orang tua harus memperhatikan segala kebutuhan anak. Orang tua
harns memberikan naflcah yang cukup, mengetahui perkembangan anak dan
adanya interaksi yang baik. Seperti pernyatan sosiolog eli bawah ini.
Menurut Abu Ahmaeli bahwa:
Faktor-faktor yang sangat ll1ell1pengaruhi perkembangan anak eli
kemukakan sebagai berikut: keaelaan sosial ekonomi keluarga mempunyai
peranan terhaelap perkembangan anak-anaknya, misalnya keluarga yang
perekonomiaill1ya cukup, menyebabkan lingkungan materiil yang elihaelapi
3

AlisufSabri, limu Pendidikan... , h. 14.

3

oleh anak di dalam keluarganya akan lebih luas, sehingga ia dapat
kesempatan yang luas di dalam memperkenalkan bermacam-macam
kecakapan, yang mana kecakapan-kecakapan tersebut tidak mungkin dapat
dikembangkan kalau tidak ada alat-alatnya. Selain itu salah satu faktor
utama yang lain yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ialah
faktor keutuhan keluarga. Yang dimaksud dengan faktor keutuhan
keluarga terutama ditekankan kepada strukturnya yaitu keluarga yang
masih lengkap, acla ayah, ibu, clan anak. Di samping keutuhan keluarga
yang terbentuk struktur-struktur tersebut c1iperlukan keutuhan interaksi
hubungan antara anggota satu c1engan anggota keluarga yang lain, clan
faktor peranan keluarga terhadap perkembangan sosial anak-anak tidak
hanya terbatas kepada situasi sosial ekonominya, atau kebutuhan struktur
dan interaksinya, tetapi cara-cara dan sikap-sikap c1alam pergaulannya
memegang peranan penting di c1alam perkembangan sosial anak-anak
mereka. Jadi misalnya orang tua yang selalu bersikap otoriter, yaitu
memaksakan kehendak kepada anak-anak mereka, maim anak-anak akan
berkembang menjadi manusia pas if, tak berinisiatif, kurang percaya
kepada diri sendiri, bersifat ragu-ragu, rasa takut dan sebagainya. 4
Banyak faktor yang menjadikan seseorang c1apat mengembangkan berbagai
potensi c1iri. Orang tua adalah orang pertama clalam memberikan dukungan kepacla
anaknya, clukungan itu bisa berupa materi ataupun non materi. Dengan adanya
materi kebutuhan mareri anak bisa terpenuhi, serta perhatian orang tua

clapat

menjaclikan anak clari segi psikologis menjacli semangat mcngembangkan
potensinya.
Dengan clemikian clukungan orang tua berupa materi clan non materi haws
seimbang. Karena dengan aclanya kescimbangan maka anak akan berkembang
secara wajar. Interaksi orang tua dan anak harus selalu berjalan baik. Sclain
interaksi, kebutuhan materi juga harus dipenuhi. Seperti yang dikcmukakan oleh
Gerungan:
Menurut Gerungan bahwa, hubungan orang tua clcngan anaknya clalam
status so,ial-ekonomi serba cukup dan kurang mengalami tekanan-tekanan
funclamental seperti dalam memperoleh nafkah hiclupnya yang memadai.
Orang tuanya dapat mencurahkan perhatian yang lebih menclalam kepada
pencliclikan anaknya apabila ia ticlak clisulitkan dengan perkara kebutuhankebutuhan primer kehiclupan manusia. Kiranya hal ini clapat clianggap
-1

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. I, h. 90-92

4

benar secara umumnya, tentulah status sosial-ekonomi ini tidak mempakan
faktor mutlak dalam perkembangan 50sial, sebab hal ini tergantung kepada
sikap-sikap orang tuanya dan bagaimana corak interaksi di dalam keluarga
itu. Walaupun status sosial-ekonomi orang tua memuaskan, tetapi apabila
mereka tidak memperhatikan didikan anaknya atau senantiasa bercekcok,
hal ini juga tidak menguntungkan perkembangan sosial anak-anaknya.
Pada akhimya, perkembangan sosial anak itu turut di tentukan pula oleh
sikap-sikap anak sendiri terhadap keadaan keluarganya. Mungkin sekali
status sosial ekonomi orang tua mencukupi, serta corak interaksi sosial di
rumah pun tidak kekurangan, namun anak itu berkembang tidak wajar.
Perkembangan sosial memang ditentukan oleh saling pengaruh dari
banyak faktor di luar dirinya dan di clalam clirinya, sehingga ticlak mudah
menentukan manakah yang menyebabkan kesulitan clalam perkembangan
sosial seseorang, yang pacla suatu saat mengalami kegagalan 5
Keaclaan ekonomi memaclai maka orang tua clapat memenuhi segala
keperluan yang clibutuhkan oleh anak-anak mereka. Seperti clalam masalah
pencliclikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Dengan clemikian anak-anak juga
merasa segala kemampuan yang climiliki tersalurkan dengan baik. Hal ini karena
tersec!ianya alat-alat bagi perkembangan mereka. Selain itu komunikasi yang baik
antara orang tua clan anak akan mempengaruhi perkembangan atau prestasinya.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh peneliti Jerman:
Peneliti Jerman Prestel, telah membanclingkan prestasi anak-anak sekolah
kelas pertama clari beberapa sekolah clasar cli Jerman Barat. Ia menghitung
angka rata-rata rapor kelas pertama dari anak-anak yang berasal clari
rumah tangga yang status sosial-ekonominya renclah, clibanclingkan clengan
angka rata-rata rapor kelas peliama anak-anak yang berasal clari keluarga
yang statusnya agak tinggi. Yang menjacli kriterium renclah tingginya
status sosial-ekonomi clalam percobaan ini antara lain ialah macam dan
tempat rumahnya, penghasilan keluarga, dan beberapa kriterium lainnya
mengenai kesejahteraan keluarga. Sebagai hasil dari percobaan ini
dikemukakan bahwa prestasi anak-anak dari keluarga yang rendah status
sosial-ekonominya pacla akhir kelas pertama lebih tinggi claripacla prestasi
anak-anak clari keluarga yang status sosial ekonominya mencukupi.

5

Gerungan, Psikologi sosial, (Bandllng: Eresco, 1988), Cet. I I, h. 182.

6

Gerungan, Psikologi Soslal..., h.t83

5

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut dapat disimpulkan
bahwa rupanya latar belakang sosial-ekonomi yang sangat tinggi, di mana anakanak sudah biasa hidup mewah sekali dan cenderung dimanja-manja oleh
lingkungan sosialnya akan menghambat prestasi belajarnya. Hal ini mempunyai
pengaruh negative terhadap perkembangan sosial anak-anak tersebut. Serta
keadaan keluarga yang rendah status sosial-ekonominya malah mendapat prestasi
tinggi. Hal ini dikarenakan anak dari keluarga status sosialnya rendah sudah
terbiasa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cepat.
Seluruh manusia membutuhkan pendidikan sebagai bekal di hari nanti. Akan
tetapi biaya pendidikan pada saat ini sangat tinggi. Oleh karena itu, orang tua
mempunyai tanggung jawab untuk perkembangan anak-anaknya. Tapi pada
kenyataan orang tua banyak yang kurang memperhatikan masalah anak-anaknya.
Misalnya dalam masalah pendidikan, anak mempunyai potensi akademik baik.
Tetapi orang tua tidak menyediakan alat-alat yang dapat menyalurkan potensinya.
Misalkan buku-buku pelajaran, alat-alat tulis, tas, sepatu, baju seragam sekolah,
dan lain sebagainya. Dikarenakan faktor ekonomi

atau penghasilan orang tua

sangat rendah. Sehingga anak tidak bisa mengembangkan keahlian yang dimiliki.
Dengan demikian, karena kebutuhan pendidikan tidak tersedia bagi anak, maIm
prestasi belajarnya di sekolah rendah.
Sedangkan bagi orang tua yang mempunyai penghasilan memadai, mereka
sangat memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Orang tua menyediakan
berbagai keperlLlan yang dibutuhkan anak, termasuk alat-alat sekolah. Sehingga
mereka

dapat

menyalurkan

berbagai

potensinya

dengan

baik

tennasLlk

prestasinya. Oleh karena itLl anak yang mempunyai orang tua berpenghasilan
cukup pada kenyataannya mendapatkan prestasi belajar tinggi.
Dari permasalahan yang muncul di dunia pendidikan yaitu orang tua dari
sosial ekonomi rendah maIm prestasi belajar anak rendah. Dan orang tua
berpenghasilan tinggi maka prestasi anak tinggi. Tetapi hal tersebut tidak mutlak

6
prestasinya. Oleh karena itu anak yang mempunyai orang tua berpenghasilan cukup
pada kenyataannya mendapatkan prestasi belajar tinggi.
Dari permasalahan yang muncul di dunia pendidikan yaitu orang tua dari sosial
ekonomi rendah maka prestasi belajar anak rendah. Dan orang tua berpenghasilan tinggi
maka prestasi anak tinggi. Tetapi hal tersebut tidak mutlak teljadi karena penelitian
terdahulu mengatakan bahwa anak dari keluarga ekonomi rendah prestasinya tinggi dari
pada anak yang status ekonomi keluarganya tinggi. Hal tersebut mllncul masalah
sehingga harllS diselesaikan dengan penelitian.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumllsan Masalah
I. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa
masalah:
a. Terdapat hubungan motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa di Mts
Rllhlll Bayan
b. Terdapat hllbllngan ekonomi orap.g tlla dengan belajar siswa di Mts Ruhul
Bayan
c. Tidak acla hubungan lingkungan sosial dengan prestasi belajar siswa di Mts
Rllhlll Bayan
d. Ticlak acla hllbllngan sikap orang tlla clengan prestasi belajar siswa di Mts
Rllhlll Bayan
e. Terclapat hllbllngan kelengkapan orang tlla dengan prestasi belajar siswa di
MTs Rllhul Bayan

II. Pembatasan Masalah
Dari icientifikasi masalah cli atas, maka penlliis membatasi penelitian ini pacla
masalah: Adakah hllbllngan antara ekonomi orang tua clengan prestasi belajar siswa cli
MTs Ruhlll Bayan

7
III. Perumllsan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: Adakah hubungan antara ekonomi keluarga
dengan prestasi belajar siswa di MTs Ruhul Bayan?

C. Tlljuan dan Kegllnaan Penelitian

1. Tujnan Penelitian
a.

Untuk memperkaya khazanah kepustakaan, ilmu pengetahuan, khuslIsnya
bagi pcnulis.

b. Untuk mengetahui kondisi ekonomi orang tua siswa di Mts Ruhul Bayan
kelas 2 serta hubungannya dengan prestasi belajar siswa.

c.

Untuk mengembangkan data ten tang ekonomi orang tua, sehingga di
pertimbangkan dalam menentukan segala kebijakan mengenai pembiayaan
pendidikan di sekolah tersebut.

2. Kegunaan Penelitian
a.

Sebagai bahan informasi bagi para peneliti yang akan

mengcmbangkan

ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan selia yang berkaitan dcngan
itu.
b.

Sebagai masukan bagi orang tua agar memberikan c1ukungan kepacla
siswa untuk meningkatkan prestasinya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Elwnomi

Ekonomi, "ekolJomic, oikolJomikos, oikolJomia dari oikos= rumah; nemein=
mengurus, mengelola). Ekonomi ilmu yang membahas: a. obyek ekonomi
sumber-sumber langka, terbatas, sementara dipih8k lain keinginan dan kebutuhan
manusia ticlak terbatas. b. kegiatan langsung menyangkut produksi, konsumsi
c1istribusi barang dan jasa dengan tujuan akhir adalah mensejahterakan masyarakat
umum. "J
llmu ekonomi itu membahas sumber-sumber langka atau terbatas sedangkan
kebutuhan manusia yang diperlukan tidak terbatas. Kegiatan produksi adalah
untuk

memenuhi

berbagai

kebutuhan,

menghidupi

clan

mensejahterakan

masyarakat pacla umumnya.
Ekonomi

adalah "ilmu mengenm

asas-asas

procluksi

clistribusi

clan

pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian dan
perclagangan), Pemanfaatan uang, tenaga, waktu, clan sebagainya yang berharga,
tata kehidupan perekonomian suatu negara"?
lacli ekonomi adalah ilmu yang membahas tentang kebutuhan manusia baik
berupa procluksi, clistribusi, barang, jasa, dengan maksud memberikan kemudahan
clan kesejahteraan masyarakat pacla umumnya.
Di bawah ini adalah dalil yang berkaitan dengan masalah perekonomian.
Dalam AI-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 275 berbunyi:
Save M. Dagull, "Kamus Besar I/mu Pengetahuan", (Jakarta: Lembaga Pengkajian
I
Kebllclayaan Nlisantara, LPKN), h. t 999.
2

Kamus Besar Bahasa Indonesia, "DEKDIKBUD", Batai Plistaka. 1988. Cet. I. h. 220.

9

iIセ

セエ

Rjセ



:rJI セ iJt\C:', \I セ



JL G ili セ l [

セN L





iセ_\
"

.....

セy

r;'; G- uセ セ[G
;'...

;"k :;..; L;)I LZM[Gセ

セI





/JI ヲセケ

0

(;II

|jiセ

ftt jNセi

J L;) セ


'"



eY- 1:'

LZ[ セ IェjR

Iセ

J:: (;11 セGjZl
j

c

JJI セj

0

LZヲN セ[

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba lidak dapal berdiri melainkan
seperii berdirinya orang yang kemasukan selan lanlaran penyakil gila. Keadaan
mereka yang demikian ilu adalah disebabkan mereka berkala, sesungguhnyajual
beli ilu sama dengan riba, padahal Allah lelah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang lelah sampai kepadanya IW'angan dari
Tuhan-nya lalu lerus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
lelah diambilnya dahulu (sebelum dalang lm'angan), dan urusannya lerserah
kepada Allah. Orang yang mengulang mengambil riba, maka orang ilu adalah
penghuni-penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. (QS. Al-Baqarah: 275)
Oalam kehiclupan manusia, banyak dari masyarakat melihat tingkat ekonomi
clan penghasilan tinggilah yang dapat memberi kebahagiaan bagi anggota
keluarga. Seperti pernyataan dari Made Piclarta di bawah ini:
Menurut Made Piclarta bahwa, pacla umumnYd orang mengatakan
kehidupan seseorang meningkat atau mcnurun selalu c1ikaitkan dengan
perekonomian orang tersebut. Meningkat atau menurunnya kehidupan
dimulai c1ari rumah yang c1imiliki, jenis kendaraan yang c1ipakai, perhiasan
atau maeam pakaian yang biasa dipakai, menu makanan sehari-hari, clan
gaya hid up. Jarang sekali orang mengkaitkan naik turunya kehidupan
dengan tingkat keclamaian hati. Kebahagiaan keluarga, kejujuran, atau
kesucian hidup seseorang, padahal kondisi batin manusia yang merupakan
suatu kchidupan 3
Jadi c1apat c1isimpulkan bahwa, kalau kehidupan manusia itu meningkat atau
menurun selalu c1ikaitkan dengan perekonomian. Oi mana hanya dilihat dari scgi
harta kekayaan yang c1ipunya bukan dilihat c1ari keclamaian hati. Menurut penulis
kehiclupan seseorang menurun atau meningkat tidak

hanya di lihat c1ari harta

kekayaan yang dimiliki. Akan tetapi faktor utamanya dari keclamaian atau
ketentraman c1alam kchidupan keluarga khususnya clan kehiclupan masyarakat
pada umumnya.

3

Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. t, h. 233

10

Oleh karena itu kehidupan seseorang bukan hanya di lihat dari pendapatan
dan penerimaan. Akan tetapi harus dilihat dari Faktor lain. Dengan demikian perlu
diketahui tentang pendapatan dan penerimaan. Seperti yang dikemukan oleh
Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers di bawah ini.

2. Pengertian Pendapatan dan Penerimaan
Menurut biro pusat statistik pendapatan dan penerimaan dibedakan dalam:
a.

Pendapatan faktor yang didisribusikan

b. Transfer yang bersifat redistributif
Pendapatan golongan pertama dapat dibagi lagi menullJt sumbernya menjadi
"(1) Penghasilan sebagai gaji dan upah (2) penghasilan dari usaha sendiri dan
pekerjaan bebas, (3) penghasilan dan pernilikan harta,,4
Golongan kedua transfer redistributif, tellJtama terdiri atas "transfer
pendapatan yang tidak bersifat mengikat dan biasanya bukan merupakan irnbalan
atas penyerahan barang dan jasa atau harta rnilik".

5

Sedangkan menurut Mulyanto dan Hans-Dieter Evers clinyatakan bahwa
penclap1tan clibagi menjacli cllla, yaitu:
I. Penclapatan berupa liang adalah segal a penghasilan clari pada uang yang
sifatnya regliler clan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau
kontra prestasi sumber-sumber yang utama adalah gaji clan upah serta
lain-lain balas jasa serupa dari majikan; pendapatan bersih dari usaha
sencliri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang
dipelihara di halaman rumah, hasil investasi seperti bunga modal, tanah,
uang pensiunan, jaminan sosiai serta keuntungan sosial.
2. Sedangkan pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang
sifatnya reguler dan biasa, akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa
dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Misalnya penjualan

·1

Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers, (ed), Kemiskinan ((an Keoufuhan Pokok,

(Jakarta: Rajawali. 1986),
5

h. 92

Cet, II, h. 92

.

Mulyanto
Sumardi dan Hans-Dieter Evers, (ed.), Kemiskinan dan Kebu!uhan Pokolc.,
.

11

barang-barang yang dipakai, pInJaman uang, hasil undian, warisan,
penagihan piutang, kiriman uang, menang judi. 6
Oleh karena itu pendapatan seseorang dapat dibagi menjadi dua yaitu,
Pendapatan berupa gaji atau upah yang diperoleh dari usaha seseorang, serta
pendapatan yang diperoJeh dari penjualan barang atau jasa, seperti perolehan dari
warisan, utang piutang, menang undian dan sebagainya.
Biro pusat statistik merinci pendapatan dan pengeluaran dalam kategori
sebagai berikut:
I. Pendapatan berupa uang yaitu: (1) dari gaji dan upah yang diperoleh dari
kelja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kelja kadang-kadang.
(2) dari usaha sendiri, yang meliputi: hasil bersih dari usaha sendiri,
komisi, penjualan, kerajinan rumah. (3) hasil investasi, yakni pendapatan
yang diperoleh dari hak milik tanah dan (4) dari keuntungan sosial yakni
pendapatan yang diperoleh dari kerja sosia!.
2. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan berupa, (I) bagian
pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam: beras, pengobatan,
transportasi, perumahan, rekreasi; (2) barang yang diproduksi dan
konsumsi di rumah, antara lain: pemakaian barang yang diproduksi di
rumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan oleh rumah sendiri yang
ditempati.
3. Penerimaan yang bukan mempakan pendapatan, yaitu: penerimaan yang
bempa: pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai,
penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah atau
pemberian, warisan, menang judi.
4. Pengeluaran makanan
5. Pengeluaran perumahan
6. Pengeluaran pakaian
7. Pengeluaran barang-barang dan jasa.
8. Pengeluaran konsumsi seperti jasa-jasa pengeluaran untuk usaha dan
pengeluaran non konsumsi dan lain-lain pembayaran 7

Dari rincian biro statistik di atas pendapatan dapat disimpulkan menjadi:
pendapatan uang berasal dari uang gaji atau upah pekerjaan, pendapatan barang
dari pembayaran berbagai kebutuhan yang diperlukan, penerimaan uang dan
(, Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers, (ed.), Kemiskinan dan Kebuluhan Po/wk... ,
h.92-93
7

h. 93-94

Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers, (cd), Kemiskinan dan Kehutuhan Pokok ... ,

12

penjualan berbagai

barang.

Sedangkan pengeluaran dapat dibagi

menjadi

pengeluaran untuk pangan, tempat tinggal, sandang, barang-barang dan jasa, serta
pengeluaran konsumsi.
Dari

berbagai

pengeluaran dan pendapatan seseorang

maka banyak

masyarakat menentukan dari golongan bawah dan golongan atas. Hal ini karena
perbedaan status sosial yang terjadi di masyarakat.

3. Cara-Cara Menentulmn Golongan Sosial
Konsep tentang golongan sosial tergantung pada cara seseorang menentukan
golongan sosial itu. Adanya golongan sosial timbul karena perbedaan status
'dikalangan golongan masyarakat. Untuk menentukan stratifikasi sosial dapat
cliikuti tiga metocle yakni:
a.

Metocle obyektif, yaitu stratifikasi clitentukan berdasarkan kriteria obyektif
antara lain jumlah penclapatan, lama atau tinggi penclidikan, jenis
pekerjaan
b. Metode subyektif, dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menuru£
pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dari hirarki kedudukan
dalam masyarakat itu
c. Metode reputasi, metode ini dikembangkan oleh W. Lioyd Warner cs.
Dalam metode ini golongan sosial dirul11uskan l11enurut bagaimana
anggota masyarakat l11enel11patkan l11asing-masing dalam stratifikasi
masyarakat itu. Kesulitan penggolongan obyektif dan subyektif ialah
bahwa penggolongan itu sering tidak sesuai dengan tanggapan orang
dalam kehidupan sehari-hari yang nyata tentang golongan sosial masing.
8
masmg.
Selain itu l11etode yang digunakan untuk berbagai kriteria sosial ekonomi

dibedakan dalal11 beberapa hal. Seperti jabatan, jumlah dan sumher pendapatan,
tingkat pendidikan, agama, jenis dan luas rumah, lokasi rumah, asal keturunan,
partisipasi dalam kegiatan organisasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
status sosial seseorang. Tidak ada satu metode yang secara umum berlaku untuk
menentukan golongan sosial dalal11 berbagai masyarakat di dunia ini. Mungkin

t'

Nasution. Sosioloei Pendidikan. (Jakarta: Bllmi aksar3. 1995), f:ef T h ')f)-?7

13

Juga tidak ada kriteria sama yang berlaku bagi masyarakat. Rumah bagus,
pendapatan banyak bagi orang desa be1um tentu dianggap rumah bagus atau
pendapatan banyak bagi orang kota.
Selain itu dalam menganalisis masyarakat Warner menemukan enam
golongan yakni "golongan upper-upper, lower-upper, upper-middle,
lower-middle, upper-lower, lower-lower". Jadi dapat dibedakan golongan
atas, menengah, dan bawah sehingga terdapat enam golongan. Besar tiap
kelompok tidak sama, biasanya golongan paling atas kecil jumlah
anggotanya, misalnya terdiri atas keturunan feodal kaya raya, yang sangat
dihonnati, sedangkan golongan rendah pada umumnya besar jumlahnya
dan lazim disebut orang kebanyakan 9
Oi sekitar kehidupan masyarakat banyak sekali penyebutan golongan sosial
diantaranya golongan masyarakat atas, menengah, dan bawah. 8 iasanya yang
tergolong

masyarakat tingkat

atas adalah orang-orang golongan

ningrat,

sedangkan dari golongan menengah ditempati oleh orang-orang kebanyakan yaitu
tingkat sedang-sedang saja, dan untuk golongan bawah ditempati oleh orangorang yang dari segi ekonominya sangat kekurangan.
Selain dari penyebutan status sosial atau golongan masyarakat, ada juga
yang menyebutnya dengan kelas sosial yaitu kedudukan seseorang dalam
lingkungan keluarga atau masyarakat.

4. Kelas Sosial (Social Class)
Kelas sosial merupakan kedudukan seseorang atau keluarga dalam suatu
lapisan masyarakat, di mana kedudukan itu diketahuinya secara sadar serta diakui
oleh masyarakat umum.
Beberapa pakar berpendapat mengenai kelas sosial, yaitu sebagai berikut:
a. Mayer, mengartikan "keJas sosial sebagai lapisan masyarakat
berdasarkan unsur-unsur ekonomi. Jadi keJas sosial mendudukan
individu-individu dan keluarga dalam posisi ekonomi yang sama".IO

9

Nasution, Sosiologi Pendidikan.,., h. 28

10 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan suatu anahsi.S' .':.osiologi tentang berbagai
problem pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipla, 2000), Cel. I, h. 42

14

Jadi dapat diartikan kelas ekonomi adalah di mana ditempatkannya
seseorang dalam lapisan masyarakat sesuai ekonomi dan pendapatan

yang

diperolehnya.
b. Menurut P.A. Sorokin ada tiga kelas yang saling berhubungan yaitu:
I. "Kelas berdasarkan ekonomi
2. Kelas berdasarkan politik
3. Kelas berdasarkan pekerjaan"ll
Dalam kehidupan manusia kelas berdasarkan ekonomi itu ada hubungannya
dengan kelas berdasarkan politik dan kelas berdasarkan pekerjaan. Hubungannya
berasal dari ruang lingkup yang digeluti.
c.

Menurut Max Weber ada tiga tipe kelas, yaitu:
I. Property class, ialah status kelas bagi para anggota yang ditentukan
kepemilikan alat perlengkapan hidup
oleh perbedaan 、セャ。ュ
(properti) atau kepemilikan tanah dan barang-barang.
2. Acquistion class, situasi kelas untuk anggota-anggota e1itentukan
oleh kesempatan untuk menggunakan kecakapannya.
3. Social class, ialah kelas berdasarkan kedudukannya dalam
. 1. 12
masyara kat atau sosm

Ada juga tipe-tipe kelas dalam lingkungan masyarakat yaitu tipe kelas
berelasarkan

perlengkapan

kesempatan

dalam

barang

menggunakan

yang

e1imiliki,

kecakapan

dan

tipe

kelas

berelasarkan

tipe

kelas

berdasarkan

sangat

menentukan

keeludukan sosial e1alam masyarakat.
Dengan

demikian,

peranan

ekonomi

keluarga

perkembangan kepribadian anak, sehingga anak akan memperoleh penghidupan
layak dan mampu mengembangkan berbagai potensi-potensi yang sudah aela
e1alam e1irinya. Hal ini juga harus dielukung dengan adanya perhatian orang tua
atau kelompok keluarga lain. Yaitu terdapat komunikasi yang baik e1alam
hubungan sosialisasi dengan keluarga Iainnya. Karena tanpa aela e1ukungan dari

11

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikon suatu analisis sosi%gi fen lang berbagai

problem pendidikan ... , h. 43
12

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan suahl analisi.... sosiologi rentang herbagai

prob/enl pendidikan ... , h. 43

15

keluarga potensi-potensi yang ada dalam pribadi anak bisa terhambat yaitu tidak
dapat mencapai tujuan yang maksimal. Keluarga yang mempunyai kelebihan
dalam faktor ekonomi segala kebutuhan anak terpenuhi. Akan tetapi sosialisasi
atau komunikasi dalam keluarga tidak baik, maka hal itu juga akan menghambat
perkembangan anak dalam meraih cita-citanya, begitu juga sebaliknya.
Setelah mengetahui berbagai teori yang berkaitan dengan ekonomi, sebagai
variabel X. Selanjutnya penulis membahas mengenai prestasi belajar, sebagai
variabel Y.

5. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum mengetahui pengertian prestasi maka harus tahu dahulu pengertian
belajar.

Belajar adalah "modifikasi

atau

memperteguh

kelakuan

melalui

pengalaman (learning is detlned as the modification ar strengthening of behavior
through experiencing)".
lvlenurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Basil belajar itu bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuall. Selain itu
pengertian lain bahwa "belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungannya. 13
ladi dapat clisimpulkan belajar adalah suatu proses dalam melakukan sebuah
perubahall pada diri seseorang. Serta proses clalam menclapatkan pengetahllall baik
pengetahllan kognitif, afektif, clan psikomotorik.
Setelah mengetahui pengertian belajar maka dapat diketahui pengertian
dari prestasi, prestasi belajar menurut pengertian kamlls besar bahasa
Indonesia
aclalah "hasil yang telah dicapai (clari yang telah
dikerjakan/clilakukan), clalam bidang akademik=hasil pelajaran yang
diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya
clitentukan melalui pengukuran dan penilaian. Dalam belajar=penguasan
pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran

13

Oemar Hamalik, Proses Be/ajar Mengojor, (Jakarta: Bumi Aksara, 2(05), Cet. Y, h.

16

Jazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
a

,,14

ouru .

Oleh karena itu prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah
meJakukan proses belajar mengajar, dan biasanya ditentukan dengan penilaian
hasil tes serta ditulis pada buku rapor.
Menurut Nana Sujana apa yang dicapai oJeh siswa dalam buku Tohirin
adaJah "setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar, tentang
apa yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yang
menyebutkan dengan istilah hasil beJajar, pencapaian prestasi belajar adalah hasil
belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik".15
Dengan demikian, hasil belajar siswa tersebut mencakup pada tiga ranah
yaitu, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Di bawah ini akan dijelaskan lebih
lanjut.
I. Tipe prestasi belajar bidang kognitif
Tipe-tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup:

tipe prestasi

pengetahuan hafalan materi, tipe prestasi belajar pemahaman menangkap
makna atau arti suatu konsep. tipe prestasi belajar penerapan suatu
konsep/memecahkan masalah baru, tipe prestasi belajar anaJisis atau nalar,
tipe prestasi belajar sintesis/mampu menyatukan sebuah unsur menjadi
satu kesatuan, tipe prestasi belajar evaJuasi, di mana seseorang mampu
menilai suatu permasalahan.
2. Tipe prestasi belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nil ai, tingkatan bidang afektif
sebagai tujuan dan tipe prestasi belajar mencakup:

14

Kamus Besar Bahasa Indonsia, DEPDIKBUD. Balai Puslaka, 1988, Cel. t. h. 700.

15 Tahirin, Psikologi pembelajaran Pendidikan Agama islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 20(6), h. 151

17

Pertmna, kepekaan dalam menenma rangsangan dari luar yang datang
pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala.

Kedua, memberi respon terhadap masalah yang ada.
Ketiga, memberikan penilaian terhadap suatll masalah.
Keempat, pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi.
Kelima, keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki akan mempengaruhi
kebribadian seseorang.
3. Tipe prestasi psikomotorik
Tipe prestasi belajar bidang psikomotorik bisa dalam bentllk keterampilan
(skill), dan kemampuan bertindak seseorang, yaitll keaktifan yang ada
pada diri siswa.
Oalam kegiatan belajar mengajar seseorang harus mencapai prestasi belajar
secara keselumhan. Oi mana prestasi belajar mencakup pada tiga tipe yaitu,
prestasi pengetahuan, sikap dan nilai serta prest'lsi keterampilan.
Setelah mengetahui tipe-tipe prestasi yang hanls dicapai oleh siswa ketika
melakukan

proses

belajar mengajar,

maka

harus

mengetahui

penghantar

ll111nculnya prestasi belajar. Oi ll1ana prestasi belajar akan mllncul ketika adanya
hal-hal yang bisa membangkitkan semangat seseorang ketika melakukan usaha.

6. Penghantar Munculnya Prestasi Belajar
Berdasarkan pengalaman banyak sekolah sekiranya dapat dipahami bahwa
penghantar muncllinya prestasi bertalian erat dengan hal-hal sebagai berikut,
yaitll:" potensi diposisikan sebagai aCllan, memberikan reward dan punishment,
bersinergi dalam pemberdayaan, memberlakukan sistem organik, dan terciptanya
rasa keadilan".16

16

116

Nursisto, Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah, (Insan Cendekia, 2002), Cet. I, h.

18

a.

Potensi sebagai acuan
Sekolah adalah tempat berkumpul begitu banyak potensi guru, kepala
sekolah, dan pegawai tata usaha sudah meliputi berbagai aspek
kehidupan. Mereka melakukan kerja sama satu dengan yang lainnya.
Dalam lingkungan sekolah, bila berbagai potensi ada di dalamnya,
sebuah harapan adalah ditunggunya berbagai prestasi yang dimiliki
masing-masing orang. Oleh karena itu antara prestasi dan potensi pada
hakikatnya sulit untuk dipisahkan, hal tersebut seperti dua mata uang
yang menyatu.

b. Memberi reward dan punishment
Ganjaran dan hukuman harus diberikan kepac!a semua warga sekolah
tanpa pilih kasih, ganjaran dan hukuman dikaitkan dengan prestasi kerja
yang dia lakukan. Artinya, kalau ada tenaga kerja yang benar-benar rajin
bekerja, entah dia guru atau pegawai haruslah diberi penghargaan. Kalau
sebaliknya yang terjadi tanpa boleh pilih-pilih. perlakuan adil harus
dilakukan. Sistem reward dan punishment akan mendorong semua orang
eli lingkungan kerja untuk berlomba-Iomba tampil berprestasi dan
mempunyai semangat melakukan pekerjaan, sehingga penyakit malas
sudah tidak ada lagi.
c.

Bersinergi dalam pemberdayaan
Bersinergi dalam pemberdayaan sekolah menjadi sangat penting. Sebab
yang mungkin dapat dirintis oleh sekolah untuk mewujudkan prestasinya
adalah dalam bidang sangat luas. Di mana lembaga atau instansi
mengadakan kerja sarna dengan masyarakat luas. Secara prinsip sekolah
harus mampu melihat pada semua bidang dan alternative pemberdayaan
yang bisa di tempuh harus dilakukan demi mengembangkan wawasan
keunggulan yang dimiliki setiap sekolah.

19

d. Sistem organik
Sistem organik adalah sebuah sistem yang menganggap bahwa semua
bagian di dalam organisasi sekolah semuanya adalah penting. Dengan
sistem organik dimaksudkan bahwa dalam lingkungan sekolah pada
dasarnya tidak ada satu peran yang paling dominan, melainkan
semuanya penting, Bukan hanya kepala sekolah dianggap penting.
Melainkan sampai tukang sapu dan penjaga malam semuanya penting,
Sehingga semua anggota yang ada di dalam lembaga mempunyai tugas
rnaslng-masing.

e, Terciptanya rasa keadilan
Rasa keadilan biasanya tcrkait dengan dua hal yaitu, berkenaan dengan
materi dan berkenaan dengan penentuan persona yang didudukkan dalam
suatu tim. Baik yang tergolong untuk kepentingan besar maupun keci!.
lIntuk menciptakan rasa keadilan itu beberapa langkah yang bisa
dilakukan ialah sebagai berikut:
I, Deskripsikan dengan jelas semua peran yang dilakukan oleh guru
dan semua karyawan di sekolah
2, Melakukan pembagian materi secara proposional
3. Dalam pembagian harus melibatkan orang-orang yang bijaksana
4, Dalam

hal

non materi

dudukan

persona

yang

mempunayal

kompetensi sehingga diharapkan dapat membawa kemajuan sekolah
di hari depan
5, Hindarkan persona tertentu yang terkesan dominan
6. Adanya kaderisasi
7. Melaksanakan musyawarah sebelum mengambil keputusan
Setelah mengetahui beberapa hal yang berkaitan tentang penghantar
munculnya prestasi, Kemudian penulis ingin membahas mengenai norma ukuran
orestasi,

20

7. Ukuran Prestasi Belajar
Ada beberapa alternatif norma pengukuran prestasi belajar sebagai implikasi
keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara
norma-norma pengukuran menurut Tohirin adalah:

°

Pertama, norma skala angka dari sampai 10
Kedua, norma skala angka dari 0 sampai 100
Ketiga, norma skala angka dari 0,0 sampai 4,0
Keempat, norma skala huruf dari A sampai E
Angka terendah yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar
(passing grade) skala 0 sampai 10 adalah 5 atau 6, sedang untuk skala
sampai lOO adalah 55 atau 60, untuk skala 0,0 sampai 4,0 aclalah 1,0 atau
l,2, dan untuk skala huruf adalah D.
Apabila siswa dalam ujian clapat menjawab atau menyelesaikaan lebih dari
separuh clari soal-soal ujian (tugas-tugas) di anggap telah memenuhi syarat
target
minimal
keberhasilan belajar.
Namun
clemikian perlu
clipel1imbangkan oleh para guru atau sekolah tertentu, penetapan passing
gracle yang lebih tinggi misalnya 70 atau 75 untuk pelajar-pelajar inti (core
subject).
Dewasa ini telah terjadi peningkatan ukuran terenclah keberhasilan belajar
siswa. Siwa yang berhasil menyelesaikan soal-soal l.ljian sebanyak 75%
sampai 80% clari seluruh soal-soal, clianggap memenuhi stanclar kelulusan.
Peningkatan ukuran seperti itu akan menentukan grade sekolah atau
maclrasah tertentu. l ?

°

Berclasarkan norma-norma ukuran cli atas, ticlak acla keharusan bagi para
guru untuk menggunakan satu norma secara kaku. Norma-norma ukuran mana
pun bisa c1igunakan sebagai acuan dalam memberikan ukuran terhadap prestasi
belajar siswa sepanjang sesuai aturan yang c1itetapkan oleh lembaga berwenang.
Dengan aclanya penghantar munculnya prestasi belajar serta ukuran prestasi
yang telah c1itentukan maka suatu lembaga pencliclikan muclah dalam mengukur
prestasi peserta diclik. Selain itu tujuan belajar siswa akan terorganisir secara baik
dalam mencerclaskan peselta cliclik.

17

Tohirin Psikn/ofJi Pe.mhelaiaran Pendidikan A !!att/a islam .... h. 1.59-160

21

8. Tujuan Belajar
Belajar Menurut Alisuf Sabri adalah "suatu aktifitas yang bertujuan. Tujuan
belajar ada yang benar-benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari
oleh orang belajar Tujuan belajar itu erat kaitannya dengan perubahan atau
pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar positif dapat dicapai secara
efektifhanya mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah"I8
Tujuan belajar adalah untuk perubahan tingkah laku pada diri orang yang
belajar. Dengan adanya kegiatan beiajar mengajar seseorang akan mengalami
perubahan baik dari segi fisik atau psikologi. Sehingga yang sebelumnya masih
minim dengan pengetahuan setelah masuk sekolah semakin matang clan clewasa
l11enerima berbagai pengetahuan yang diberikan.
Menurut Winarno Surachmacl dalam buku Alisuf Sabri, tujuan belajar di
sekolah clitujukan untuk mencapai:
a) "Pengumpuian pengetahuan
b) Penanal11an konsep dan kecekatan atau keterampilan
c) Pembentukan sikap clan perbuatan"I9
Tujuan belajar tersebut dalam dunia pencliclikan sekarang lebih dikenal
clengan tujuan penclidikan menumt taksonol11i bloom. Yaitu tujuan belajar siswa
cliarahkan untuk mencapai ketiga ranah: kognitif, afektif clan psikomotorik, yaitu
pengetahuan, sikap, dan keteral11pilan yang dapat digunakan untuk kehiclupan
masa clepan.
Tujuan belajar "kognitif untuk memperoleh pengetahuan faktalingatan,
pemahaman, aplikasi, kemampuan berfikir anal isis, sintesis dan evaluasi. Tujuan
belajar

afektif untuk

memperoleh

sikap,

apreSIaSI,

karakterisasi.

Tujuan

psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan
keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal dan non verbal,,20

" Alisu[ Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedomau Hum Jaya. 1996), eel. I, h. 58
19

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ... , h. 58

20

A11,C:llf ゥイィセs

Psikn/ofIi Pendidikan

h_ 59

22

Semua tujuan belajar yang diinginkan adalah untuk membentuk pribadipribadi anak didik menjadi manusia bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Sehingga bekal yang diperoleh dari bangku sekolah dapat digunakan untuk
kepentingan-kepentingan sosia!.
Dalam dunia pendidikan segal a sesuatu mempunyai tujuan, termasuk
kegiatan belajar mengajar. Dntuk mencapai tujuan belajar mengajar pasti ada
faktor-faktor pendukung dan yang menghambat. Oleh karena itu dalam kajian
pustaka perlu untuk dibahas.

9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di
sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
I. "Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiridari
faktor lingkungan dan faktor instrumental
2. Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa, berupa
faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa" 21
Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah
berasal dari luar diri siswa yaitu pengaruh dari Jingkungan sekitar. Selain itu ada
pula faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu terkait dengan proses belajar
mengajar yang berJangsung dilingkungan sekolah. Seperti media belajar, keadaan
guru mengajar dl!.
a) Faktor-faktor lingkungan
Faktor Jingkungan siswa dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor
lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial, yang termasuk
faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti: keadaan suhu,
kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung
sekolah, dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud
manusia dan presentasinya termasuk budayanya akan mempengamhi
proses dan hasil belajar siswa.
b) Faktor instmmental
Faktor instmmental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, saranalalat
pengajaran, media pengajaran, gum dan kurikulum/materi pelajaran serta

21 A li