Hubungan Antara Kemampuan Ekonomi Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa : MTs.Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tangerang

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN EKONOMI ORANG

TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

(MTs. AL-IKHWANIYAH PONDOK AREN TANGGERANG)

Oleh :

HEPI HILMAWAN NIM: 104011000100

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

DI MTs. AL-IKHWANIYAH PONDOK AREN TANGGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelajar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd. I)

Oleh

Hepi Hilmawan

NIM: 104011000100

Dosen Pembimbing

Drs. Banadjid NIP : 150 202 345

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. AL-IKHWANIYAH PONDOK AREN TANEGGERANG” telah diujikan dalam munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Januari 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 8 Januari 2009 Panitia Ujian Sidang Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, MA ………… ………... NIP: 150 236 009

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ……… NIP : 150 299 477

Penguji I

Drs. Ahmad Ghalib, M.Ag ………… ………... NIP: 150 186 609

Penguji II

Drs. Salman Tumanggor, M. Pd ... ... NIP: 150 191 161

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. DR. H. Dede Rosyada, MA NIP: 150 062 568


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2008

Hepi Hilmawan NIM: 104011000100


(5)

ABSTRAK

Hepi Hilmawan

Hubungan Antara Kemampuan Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa di MTs. Al_Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang

Perkembangan seorang anak didalam keluarga sangat ditentukan oleh kondisi situasi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya, sehingga didalam kehidupan masyarakat akan dijumpai bahwa perkembangan anak yang satu dengan yang lain akan berbeda-beda.

Keadaan social ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anaknya, misalnya keluarga yang perekonomiannya cukup menyebabkan lingkungan materil yang dihadapi oleh anak didalam keluarganya akan terpenuhi, sehingga kebutuhan anak-anak dalam usahanya untuk mencapai prestasi akan mudak diraih.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimanakah prestasi belajar siswa, apakah ada hubungan antara kemampuan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren tanggerang.

Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah deskriftif analitis, yaitu menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data dan informasi yang berkaitan dengan tema yang diteliti. Adapun dalam mengumpulkan data penulis menggunakan library Research dan Field Research.

Setelah dianalisa dengan menggunakan rumus product moment, diperoleh rxy sebesar 0,356, prestasi belajar siswa (variable Y) dipengaruhi oleh variansi kemampuan ekonomi orang tua (variable X) dan hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang.


(6)

KATA PENGATAR

Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, penulis mengucapkan puji dan syukur yang tak terhingga kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat serta Inyahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa penulis cirahkan kepada manusia pilihan, pembawa Risalah Ilahiya nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang istiqomah sampai hari kiamat.

Suka cita, senang, gembira menyelimuti hati penulis, seiring dengan selesainya penyususnan skripsi ini. Selanjutnya, dalam penyusunan skripsi ini banyak kendalah yang telah penulis hadapi, namun dengan rahmat Allah dan kerja keras serta bantuan yang berharga dari berbagai pihak, akhirnyapenilis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan niat suci dan kerendahan hati, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. A.f. Wibisono, M.A dan Sapiudin Shidiq, M.A Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Banadjid, Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyususnan skripsi ini.

4. Seluruh dosen serta staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terutama Dra. Manerah, Abdurrahman Ghazali M. Ag, Dra. Hj. Eri Rosatria M. Ag, Rusdi Jamil, serta seluruh civitas akademik yang telah memberikan sumbangsih wawasan keilmuan dan bimbingan selama penulis berada dalam perkuliahan.

5. Suhandi SM S. Pdi, Kepala Sekolah MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang, Muanah S. Ag, guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam MTs. Ai-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang dan seluruh staf MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren yang telah membantu


(7)

penulis dalam pengumpulan data sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Ucapan terima kasih tak terhingga, penulis haturkan rasa hormat dan kasih sayang kepada orang tua yang sangat penulis cintai yaitu ayahanda Usman dan ibunda Umsanah, yang telah membesarkan dan memberikan dukungan moril maupun materil serta tak henti-hentinya mendoakan penulis serta tak akan cukup kata untuk melukiskan jasa dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis, semoga Allah SWT senantiasa membalas dan memberkahi kehidupannya. Tak lupa kepada kakak dan adik penulis, terutama Uus Kusmiati S.Pdi, Eeng Kurniawan, Dewi Puspita Sari, Ade Nur Ikhsan, dan Alamsyah. 7. Guru-guru penulis: Alm. K.H. Abdurahman dan Keluarga, Syafrial

S.Ag, Nur Ibo, H. Uluan S. Ag, Ust. Romli, H. Bunyamin dan semua guru yang telah mendidik penulis sampai sekarang.

8. Sahabat-sahabat penulis: Humaidi, Amin, Nur Adha, M. Habsyi, Abdul Ghofur, Maulana Ibrahim, Sutisna, Zaenal Abidin dan seluruh Teman-teman PAI angkatan 2004. Khusus untuk “G.P Poncol The Best” yaitu Heri Haryadi, Oktofianus Sitompul, Irwanto, Heri Supriyadi, dan Nasrul Hidayat, semoga persahabatan kita akan tetap abadi selamanya.

Penulis berdoa semoga Allah SWT membalas amal baik mereka dan selalu melimpahkan rahmat dan Inayahnya atas kebaikan yang mereka lakukan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan dikemudian hari.

Jakarta, November 2008 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PEGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Perumusan Hipotesis... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Kemampuan Ekonomi... 6

2. Macam-macam Orang Tua... 8

3. Pengaruh Kemampuan Ekonomi Terhadap Keluarga ... 10

4. Pengertian Prestasi Belajar... 13

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 16

6. Keutamaan Belajar dalam Islam... 17

B. Kerangka Berfikir... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22


(9)

C Variabel Penelitian... 22

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data... 23

E. Teknik Pengolahan, Analisa dan Interpretasi Data... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren... 28

B. Deskripsi Data ... 36

C. Teknik Pengolahan Data ... 56

D. Analisa dan Interpretasi data... 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA... 62

LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 : Keadaan Guru MTs. Al-Ikhwaniyah ... 33

Tabel 2 : Keadaan Siswa/i MTs. Al-Ikhwaniyah... 35

Tabel 3 : Sarana dan Prasarana MTs. Al-Ihwaniyah ... 35

Tabel 4 : Latar Belakang Pendidikan Ayah... 37

Tabel 5 : Latar Belakang Pendidikan Ibu... 38

Tabel 6 : Pekerjaan Ayah ... 38

Tabel 7 : Pekerjaan Ibu ... 39

Tabel 8 : Selain Pekerjan tetap yang dimiliki... 49

Tabel 9 : Penghasilan Ayah... 40

Tabel 10 : Penghasilan Ibu ... 40

Tabel 11 : Penghasilan yang didapat untuk kebutuhan sehari-hari ... 41

Tabel 12 : Jumlah Pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari... 41

Tabel 13 : Pengeluaran Biaya yang paling banyak... 42

Tabel 14 : Jumlah Anak Orang Tua Siswa... 42

Tabel 15 : Jumlah Saudara Kandung yang masih Sekolah ... 43

Tabel 16 : Status Kepemilikan rumah Orang Tua ... 43

Tabel 17 : Harta Kepemilikan selain Rumah ... 44

Tabel 18 : Kendaraan yang dimiliki Orang Tua... 44

Tabel 19 : Fasilitas yang dimiliki Selain Rumah... 45

Tabel 20 : Keseharian Siswa Belajar di Rumah ... 45

Tabel 21 : Jika Keluarag Sakit dilakukan dimana ... 46

Tabel 22 : Pembayaran SPP di sekolah... 46

Tabel 23 : Orang Tua Memenuhi Buku-buku Pelajaran Siswa... 47

Tabel 24 : Orang Tua Memenuhi Peralatan Selain Buku Pelajaran ... 47

Tabel 25 : Orang Tua Memberikan Uang saku ... 48

Tabel 26 : Jumlah Uang Saku yang diberikan... 48

Tabel 27 : Cara Siswa sampai di sekolah... 49


(11)

Tabel 29 : Tabel Distribusi Kemampuan ekonomi Orang Tua ... 51 Tabel 30 : Laporan Hasil Akhir Belajar di MTs. Al-Ikhwaniyah ... 52 Tabel 31 : Tabel Distribusi Prestasi belajar siswa MTs. Al-Ikhwaniyah... 53 Tabel 32 : Skor Jawaban Hubungan Kemampuan ekonomi Orang Tua dengan

Prestasi Belajar Siswa... 54 Tabel 33 : Perhitungan untuk Memperoleh Korelasi Variabel... 55 Tabel 34 : Tabel Indeks Korelasi... 58


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenalkan kepada anak, atau dapat dikatakan bahwa seorang anak mengenal kehidupan sosial pertama-tama didalam lingkungan keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya itu menyebabkan bahwa seorang anak akan dirinya bahwa ia berfungsi sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai individu dia harus memenuhi segala kebutuhan hidupnya demi untuk kelangsungan hidupnya didunia ini. sebagai makhluk sosial ia menyesuaikan diri dengan kehidupan bersama, yaitu saling tolong menolong dan mempelajari adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat ini dan yang memperkenalkannya adalah orang tuanya, yang akhirnya dimiliki oleh anak-anak itu, sehingga dengan demikian perkembangan seorang anak didalam keluarga sangat ditentukan oleh kondisi situasi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya. Sehingga didalam kehidupan masyarakat akan kita jumpai bahwa perkembangan anak yang satu dengan yang lain akan berbeda-beda.

Pemikiran sosial dalam islam setuju dengan pemikiran sosial modern yang mengatakan bahwa keluarga itu adalah unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat didalamnya sebahagiaan besarnya bersifat hubungan-hubungan langsung. Disitulah bekembang individu dan disitulah terbentuknya tahap-tahap awal proses pemasyarakatan (socialization), dan melalui interaksi dengannya ia memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat, nilai-nilai, emosi dan sikapnya dalam hidup dan dengan itu ia memperoleh ketentraman dan ketenangan.1

Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak, misalnya keluarga yang perekonomianya cukup, menyebabkan lingkungan materil yang dihadapi oleh anak di dalam keluarganya akan lebih luas di dalam memeperkenalkan bermacam-macam kecakapan, yang mana kecakapan-kecakapan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan kalau tidak ada alat-alatnya, misalnya seorang yang berbakat seni musik tidak dapat mengembangkan bakatnya kalau tidak ada alat-alat musiknya. hubungan sosial

1

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta, PT. Al-Husna Zikra, 1995), Cet. III, h. 346


(13)

antara anak-anak dan orang tuanya itu ternyata berlainan juga coraknya, misalnya keluarga yang ekonominya cukup, hubungan orang tua dengan anaknya lebih baik sebab tidak ditekankan dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, sehingga perhatiannya dapat dicurahkan kepada anak-anak mereka.2

Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa anak-anak semenjak dilahirkan sampai menjadi manusia dewasa, orang yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab didalam masyarakat mengalami perkembangan. Baik atau buruknya hasil perkembangan anak itu terutama tergantung kepada pendidikan yang diterima anak itu dari lingkungan pendidikan yang dialaminya.

Adapun Macam-macam lingkungan pendidikan itu ialah : 1. Lingkungan keluarga

2. Lingkungan sekolah 3. Lingkungan masyarakat

Keadaan keluarga berlain pula satu sama lain, ada keluarga yang mampu, ada keluarga yang kurang mampu, ada keluarga (banyak anggota keluarga), dan ada pula yang kecil. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana yang tenang dan tentram, ada pula yang selalu gaduh, bertengkar dan sebagainya. Dengan Sendirinya keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Peranan keluarga khususnya orang tua akan sangat menentukan besarnya pengaruh proses pendidikan anak dilingkungan keluarga, dan pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah. Tingkat kepedulian sebagian orang tua dalam mendorong anaknya untuk belajar di rumah masih kurang karena faktor kemampuan ekonomi keluarga dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka masih sangat kurang, bahkan banyak oang tua yang memiliki anggapan bahwa pendidikan anaknya adalah tanggung jawab sekolah saja.

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dikatakan pendidikan pertama, karena ditempat inilah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya sebelum ia menerima pendidikan yang lainnya Dikatakan pendidikan utama karena pendidikan dari tempat ini mempunyai pengaruh yang dalam bagi kehidupan anak kelak dikemudian hari. Karena

2


(14)

perannya demikian penting itu maka orang tua harus benar-benar menyadarinya sehingga mereka dapat memerankannya sebagaimana mestinya.3

Orang tua wajib mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencari pengetahuan. Orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga harus bisa mengayomi anak-anak mereka, sebagaimana dikemukakan Aqburn yang dikutip yang oleh Abu Ahmadi bahwa keluarga berfungsi sebagai;

1. Fungsi kasih sayang 2. Fungsi ekonomi 3. Fungsi pendidikan

4. Fungsi memberikan perlindungan 5. Fungsi rekreasi

6. Fungsi status keluarga 7. Fungsi agama

Data menunjukan bahwa prestasi belajar anak di sekolah dipengaruhi oleh banyak factor, seperti factor keluarga, sekolah, masyarakat dan individu anak (misalnya IQ dan pendidikan awal anak). Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan, baik di negara maju maupun negara berkembang menunjukan bahwa pada umumnya keluarga menjadi factor dominan terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Variabel-variabel yang menentukan dalam factor keluarga tersebut, termasuk kemampuan ekonomi orang tua (tingkat pendidikan, jenis pekerjaan jumlah penghasilan), ketersediaan sarana belajar dan pemenuhan kebutuhan sarana pendidikan oleh orang tua kepada anak.

Berdasarkan pemikiran diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang kemampuan ekonomi orang tua dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa dalam bentuk karya ilmiah dengan judul; “Hubungan Antara Kemampuan Ekonomi Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang”.

3

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet. II, hal.225


(15)

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

a. Status sosial ekonomi orang tua yang diteliti adalah orang tua siswa di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang.

b. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa kelas VII dan VIII di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang yang diperoleh dari aktivitas belajar dalam kurun waktu satu semester (semester genap) tahun pelajaran 2007/2008.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dipaparkan diatas, perumusan masalah yang hendak dijadikan penelitian adalah :

a. Apakah ada hubungannya antara kemampuan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang?

b. Bagaimanakah hubungan antara kemampuan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang?

C. Perumusan Hipotesis

Untuk menguji kebenaran penelitian ini, maka penuli mengajukan Hipotesa sebagai berikut :

Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang.

Ha : Ada hubungan antara kemampuan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang.

D. Tujuan dan Kegunanan Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk memperoleh informasi tentang kondisi ekonomi orang tua siswa di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang.


(16)

b. Untuk mengungkap dan menemukan bagaimana kondisi kemampuan ekonomi orang tua siswa/i di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang dan hubungannya dengan prestasi belajar.

c. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa/i kelas VII dan VIII di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang Semester Genap Tahun Pelajaran 2007/2008.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai masukan bagi masyarakat untuk terus meningkatkan penghasilan dan pendapatan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pihak sekolah dalam mengembangkan pendidikan.

c. Dapat memberikan sumbangan dan ilmu pendidikan islam, khususnya sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang relevan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Kemampuan Ekonomi

Kata kemampuan berasal dari bahasa Inggris “competency” yang berarti

ability, capability, qualification, eligibity, readness skill, dan eduquancy. Yang artinya “kemampuan, kesanggupan, keahlian, kecakapan, memenuhi syarat, kesiapan, kepandaian, dan ketangkasan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk menentukan (memutuskan) sesuatu.4

Menurut moh. Uzer Utsman kemampuan berarti sesuatu hal yang menggambarkan kualifikasi ataupun kemampuan yang dimiliki seseorang baik yang besifat kualitatif (harta yang bergerak) maupun kuantitatif (harta tak bergerak).5

Istilah kemampuan menurut ilmu ekonomi terbagi dua yaitu mampu dan kurang mampu. Mampu ekonomi adalah pemilikan hak atas harta keuangan atau atas harta nyata, yang pada dasarnya sudah luar biasa mampu (karena warisan, keahlian atau nasib baik), sedangkan kurang mampu adalah tidak memiliki hak atas harta keuangan atau atas harta nyata serta tidak pula mempunyai penghasilan yang tentu untuk mencukupi keperluannya sehari-hari (selalu dalam kekurangan).6 Sedangkan menurut Soedjono dalam bukunya Sosiologi mengemukakan bahwa, kurang mampu diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai taraf kehidupan kelompok dan juga tidak

1 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-4, h.553

5

Moh. Uzer Utsman, Menjadi Guru Frofesional, (Bandung: PT. Remaja Rodasdakarya, 2000), Cet. Ke-15, h. 14

6


(18)

mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tertentu.7 Menurut W.J.S Purwadaminta kemampuan atau kata dasar mampu adalah sanggupnya seseorang dalam melakukan sesuatu.8

Ekonomi atau economic dalam banyak literature ekonomi disebutkan dari bahasa Yunani, yaitu kata “Oikos atau oiku” dan “nomos” yang berarti perataran rumah tangga. Dengan kata lain, pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan peri kehidupan dalam rumah tangga, tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang terdiri atas suami, istri dan anak-anaknya melainkan juga rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara dan dunia..9

Adapun pengertian ekonomi sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

a. Ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perinustrian dan perdagangan).

b. Pemanfaatan uang tenaga waktu dan sebagainya yang berharga. c. Tata kehidupan perekonomian (suatu negara).

d. Urusan keuangan rumah tangga (organisasi, negara). 10

Menurut Alfred Marshall dalam bukunya Principles of Ekonomics, yang dikutip oleh Tom Gunadi mengatakan “Ekonomi adalah studi tentang manusia sebagaimana mereka hidup dan berbuat serta berfikir dalam urusan kehidupan biasa. Selanjutnya dikatakannya, bahwa ekonomi mempelajari segi tindakan individu dan masyarakat, yaitu tindakan yangpaling erat berhubungan dengan

perolehan dan penggunaan barang-barang yang diperlukan bagi

kesejahteraan”.11

Sedangkan menurut A. Samuelson dalam bukunya Ekonomic an Introductory Analysis mengatakan Ekonomi sebagai “studi tentang bagaimana manusia dan masyarakat menentukan pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang untuk mengerjakan sumber-sumber produktif yang terbatas untuk menghasilkan berbagai komoditi pada waktunya dan mendistribusikannya untuk konsumsi,

7

Soedjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 365

8

W.J.S Purwadaminta, Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. 10, h.72

9

Iskandar Putong, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), cet. 1, h. 14

10

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustak, 1988), h. 220

11

Tom Gunadi, Sistem Perekonomian menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, (Bandung: Angkasa), h. 1


(19)

sekarang dan di hari nanti diantara orang-orang dan kelompok-kelompok masyaraka”t.12

Menurut Parsudi Suparlan dalam bukunya, “Kemiskinan di Perkotaan”, menyatakan “Kemampuan ekonomi ialah suatu standar tingkat hidup seseorang atau keluarga, yaitu adanya suatu tingkat kemampuan materi pada sejumlah atau segolongan orang dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan berdasarkan atas perbedaan kesanggupan untuk memperoleh dan memiliki kekayaan dan harta benda yang berharga. Sehingga dalam suatu masyarakat terdapat adanya ketidaksamaan kedudukan sosial diantara sesama warga masyarakat.13

Dan Penulis menyimpulkan “Kamampuan Ekonomi” adalah suatu keadaan dimana seseorang khususnya kepala keluarga mampu memenuhi semua kebutuhan dalam berbagai kehidupan baik dalam urusan rumah tangga (sandang maupun pangan) serta dalam urusan pendidikan.

2. Macam-macam Orang Tua a. Orang Tua Kandung

Telah disadari oleh banyak ahli pendidikan, bahwa pendidikan berawal dan dilakukan oleh keluarga, secara sadar atau tidak sadar keluarga lebih berperan didalamnya yaitu orang tua, yang telah merancang bentuk pengajaran dan pendidikan untuk masa depan anak-anak mereka, mulai dari bentuk pengenalan terhadap keluarga, benda dan dirinya, serta bentuk pengenalan terhadap lingkungan sekitar atau social masyarakat. Seperti ditulis oleh Amir Dain dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan, bahwa orang tua adalah orang pertama dan terutama wajib bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya.14

Secara definitive orang tua dapat diartikan sebagai orang yang melahirkan (ibu), membesarkan, merawat, mendidik serta membimbing anak-anaknya.

12

Tom Gunadi, Sistem Perekonomian menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, (Bandung: Angkasa), h. 9

13

Parsudi suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995), h. 36

14

Amir Dain Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), h.99


(20)

Orang tua dapat diartikan ibu dan ayah sebagi suami dan isteri yang melahirkan anak dan memiliki tanggungjawab keagamaan.15

Sedangkan pendapat lain yang dikemukakan Kartini Kartolo, bahwa yang dimaksud orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia dalam memikul tanggung jawab sebagi ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkan.16

Firman Allah SWT

!"# $

%&'() $

*+

#

, -

“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Q.S. At-Tahrim:6)

Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan masyarakat dan merupakan kelompok social pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Dan orang tua sebagai pemimpin keluarga haruslah menjadi penanggung jawab atas keselamatan dunia dan akhirat, maka orang tua wajib mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya, yaitu debgan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencari ilmu pengetahuan. Dalam surat at-Tahrim ayat 6 Allah SWT menegaskan kepada orang tua bahwa pendidikan keluarga harus dan merupakan kewajiban kodrati untuk memperhatian anak-anaknya serta mendidknya sejak anak itu kecil, bahkan sejak didalam kandungan.

Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa orang tua adalah ayah dan ibu kandung, dan hal ini diperkuat dalam Al-qur’an bahwa istilah orang tua mengarah kepada ayah dan ibu, seperti dalil berikut ini.

Firman Allah SWT

./01

23

456

7( 8

9:

&

7(<=' >?

@7A B$

C ()

DE=F

93()

@7

'

G H

E&

- (I

J

-K $

15

Syahmini Zaini, Prinsi-prinsip Dasar Konsepsi, Jakarta: Kalam Mulia, 1986), h.133

16


(21)

L!MN

EP

8Q( 8

9:

&9

RE=P&S

TLUG8V.9

,W-

Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepda dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapinya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu”.(Q.S.Luqman:14)

Sedangkan menurut S. Nasution dalam bukuya yang berjudul Sosiologi Pendidikan bahwa yang dimaksud orang tua adalah setiap orang yang bertanggungjawab atas penghidupan anak-anaknya, tanggung jawab tersebut meliputi: memelihara, membiayai, membimbing dan mendidik anak-anaknya dari semenjak mereka belum mengenal dirinya sendiri dan lingkungannya, dimana didalamnya juga termasuk bagaimana orang tua bertanggung jawab terhadap endidikan yang semestinya diperoleh oleh anak untuk masa depannya. 17

Jadi pada akhirnya bahwa yang dimaksud dengan Kemampuan Ekonomi Orang Tua menurut penulis adalah kedudukan orang tua dalam masyarakat berdasarkan pada pendidikan dan pekerjaan disertai dengan kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, termasuk kemampuan orang tua dalam membiayai dan menyediakan fasilitas anak sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap anak-anaknya.

b. Orang Tua Angkat

Agama Islam diturunkan dimuka bumi sebagai rahmatal lillamin, sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mencakup seluruh kehidupan baik politik, hukum, sosial dan budaya, serta masalah pengangkatan anak, orang islam dapat mengarungi kehidupan dan memecahkan setiap problem dalam kehidupan.

Keinginan untuk mempunyai anak adalah naluri manusiawi dan alami akan tetapi kadang-kadang naluri ini terbentir pada takdir ilahi, dimana kehendak mempunyai anak tidak tercapai. Akan tetapi semua kuasa ada di

17


(22)

tangan Tuhan. Apapun yang mereka usahakan apabila Tuhan tidak menghendaki, maka keinginan merekapun tidak akan terpenuhi, hingga jalan terakhir semua usaha tidak membawa hasil, maka diambil jalan dengan pengangkatan anak (adopsi).

Untuk menjadi orang tua angkat ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, yaitu:

1). berstatus kawin dan berumur minimal 25 tahun atau maksimum 45 tahun

2). selisih umur antara orang tua angkat dengan anak angkat minimal 20 tahun

3). Pada saat mengajukan permohonan pengangkatan anak sekurang-kurangnya sudah kawin 5 tahun dengan mengutamakan yang keadaanya sebagai berikut:

(a) tidak mungkin mempunyai anak (dibuktikan dengan surat keterangan dokter kebidanan/dokter ahli)

(b) belum mempunyai anak kandung

(c) mempunyai anak angkat seorang dan tidak mempunyai anak kandung

4) dalam keadaan mampu ekonomi berdasarkan surat keterangan dari pejabat yang berwenamg minimal Lurah setempat/Kepala Desa

5) Berkelakuan baik berdasarkan surat keterangan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia.

6) dalam keadaan sehat jasmani dan rohani berdasrkan surat keterangan dari dokter pemerintah.

7) mengajukan surat pernyataan bahwa pengangkatan anak semata=mata untuk kepentingan kesejahteraan anak.

8) telah berdomisili dan bekerja tetap di Indonesia sekurang-kurangnya 3 tahun berdasarkan surat keterangan dari pejabat yang berwenang serendah-rendahnya Bupati atau Walikota setempat.


(23)

9) telah memelihara dan merawat anak yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan untuk dibawah umur 3 tahun dan 1 tahun untuk anak yang berumur 3 sampai 5 tahun.18

c. Orang Tua Asuh

Orang Tua Asuh (OTA) adalah perorangan, kelompok dan lembaga / organisasi / badan yang memberikan bantuan kepada anak asuh usia sekolah dari keluarga tidak mampu agar dapat mengikuti pendidikan dasar sembilan tahun sampai tamat.

Pada dasarnya setiap warga masyarakat dapat menjadi Orang Tua Asuh, baik secara perorangan atau berkelompok maupun melalui organisasi / lembaga / badan penyelenggara program bantuan anak asuh. Kesempatan menjadi orang tua asuh tidak terbatas, baik mengenai jumlah anak yang ingin dibantu maupun lamanya pemberian bantuan. Semuanya tergantung dari kemauan dan kemampuan orang tua asuh sendiri.

Ada beberapa cara untuk menjadi orang tua asuh antara lain:

1. Dapat dilakukan langsung dengan sara menentukan sendiri calon anak asuh dan memberikan langsung kepada anak asuh. Hal ini seperti seperti yang biasa dilakukan selama ini oleh keluarga dalam masyarakat. Diharapkan data anak asuh tersebut dapat disampaikan kepada Yayasan Lembaga GN-OTA agar tidak terjadi duplikasi dalam pemberian bantuan. 2. Dapat dilakukan secara berkelompok melalui kelompok sosial masyarakat,

antara lain kelompok pengajian, arisan, paguyuban dan sebagainya. Diharapkan kelompok tersebut menyampaikan data anak asuhnya kepada Yayasan Lembaga GN-OTA setrempat agar tidak lagi terjadi tumpang tindih dalam pemberian bantuan.

3. Dapat dilakukan melalui organisasi/lembaga/badan penyelenggara program orang tua anak asuh, misalnya melalui panti asuhan, non panti atau badan social lainnya. Data anak asuh beserta orang tua asunya akan

18

Anggara, Tentang Adopsi Anak oleh Orang Tua Angkat, dari www. google.com, 18 Nopember 2006


(24)

disampaikan oleh organisasi / lembaga / badan yang bersangkutan kepada Yayasan Lembaga GN-OTA setempat.

4. Cara yang paling mudah adalah melalui Yayasan Lembaga GN-OTA dengan meknisme sebagai berikut:

a. Calon orang tua asuh datang ke Kantor Bank Rakyat Indonesia atau kesalah satu bank terdekat atau melalui ATM.

b. Calon orang tua asuh dapat menentukan :

(1) Daerah asal anak asuhnya (untuk jumlah bantuan tertentu) (2) Jumlah calon anak asuh yang akan dibantu

(3) Tingkat pendidikan calon anak asuh yang akan dibantu (4) Lamanya bantua akan diberikan

(c) Kirimkan uang bantuan kepada Yayasan Lembaga GN-OTA serta kan identitas lengkap calon anak asuh yang diisi pada waktu pengiriman uang.

(d) Selanjutnya Yayasan GN-OTA akan menyalurkan bantua yang diterima kepada anak asuh sesuai dengan permintaaan orang tua asuh. (e) Setelah bantuan diterima oleh anak asuh, Yayasan Lembaga GN-OTA

akan mengirimkan data identitas anak asuhnya.19

3. Pengaruh Kemampuan Ekonomi Terhadap Keluarga

Pada hakekatnya manusia mempunyai kecenderungan untuk tetap hidup guna mengembangkan bakat dan kehidupan sosialnya. Sebagai konsekuensinya mereka harus memenuhi kebutuhan hidupnya, baik primer maupun sekunder agar dapat hidup layak sesuai dengan harkatnya sebagai anggota masyarakat.

Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak, apabila kita perhatikan bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak didalam keluarganya itu lebih luas, ia mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat dikembangkan apabila tidak ada prasarananya. Hubungan orang tuanya hidup didalam status

19


(25)

social-ekonomi serba cukup dan kurang mengalami tekanan-tekanan fundamental seperti dalam memperoleh nafkah hidupnya yang memadai. Orang tuanya dapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam pada pendidikan anak-anaknya apabila ia tidak dibebani dengan masalah-masalah kebutuhan primer kehidupan manusia.

Faktor ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap kemajuan anak didik di sekolah. Misalnya, adanya kesulitan belajar atau kemerosotan prestasi sekolah, sehingga banyak yang tinggal kelas dan bahkan putus sekolah. Semua itu bukan hanya disebabkan oleh kebodohan dan kemalasan saja, tetapi biasanya ada sebab-sebab lain.

Untuk mengklasifikasikan kemampuan ekonomi orang tua, penulis merujuk ke UMRD (Upah Minimum Regional Daerah) Kota Tangerang.

Upah Minimum Regional

Tahun 2007 2008

Upah Minimum Regional 882,500 958,782 Rupiah Sumber Data : Direktorat Pengupahan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pola asuh keluarga kurang mampu berbeda dengan polah asuh keluarga mampu. Anak-anak yang kurang mampu banyak yang mencari uang untuk membantu ekonomi rumah tangga dengan jalan menjadi pedagang asongan, tukang semir sepatu, penjual Koran, mengamen di bis-bis kota atau melakukan pekerjaan lain di sector informal. Sedangkan anak-anak dari keluarga mampu ekonominya dapat dengan leluasa memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana dan selama mengikuti pendidikan formal memperoleh berbagai kemudahan dari orang tua mereka, seperti menggunakan mobil jemputan atau kendaraan pribadi, berbagai fasilitas yang menunjang proses belajar seperti ruang belajar yang nyaman, buku, majalah dan berbagai perlengkapan elektronik.

Betapa besar peranan kemampuan ekonomi dalam kehidupan masyarakat, rasanya tidak dapat diragukan lagi. Dengan kemampuan ekonomi orang dapat memperoleh apa yang didinginkannya. Semakin banyak uang seseorang semakin


(26)

mudah ia memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itu banyak orang yang berusaha keras mencari uang tanpa mengenal lelah.20

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan memerlukan berbagai sarana dan prasarana yang didalam hal ini, pengadaannya membutuhkan dana dan biaya yang cukup. Dengan demikian factor ekonomi keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar.

4. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Sebelum mengetahui arti prestasi belajar secara integral terlebih dahulu mengetahui arti dari prestasi dan belajar secara terpisah.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Dalam kamus popular dinyatakan bahwa prestasi adalah “apa yang telah diciptakan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan bekerja”.21

Menurut Syaiful Bahri Jamarah dalam bukunya “Prestasi Belajar Siswa dan Kompetensi Guru” yang dikutip oleh Sultan bahwa:”Prestasi adalah hasil dari sebuah kegiatan yang dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.” Selanjutnya, yang dimaksud belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.22

Menurut W.S. Winkle “hasil belajar” tidak jauh atau sama dengan “prestasi Belajar” (Performance); di dalam prestasi hasil belajar menampakkan diri, sulitlah diperoleh kepastian tentang apa yang telah dipelajari”.23

20

Zakiah Darajat, Zakat Pembersih Harta dan Jiwa, (Jakarta: Ruhamah, 1996), h.12

21

SF. Habey, Kamus Populer, (Jakarta: PT. Nurani, 1983) Cet. Ke-20, h.296

22

Sultan, “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang Diajar menggunakan LKS dan yang Tidak Menggunakan LKS pada Mata Pelajaran Biologi SMU”, dari www.google.com, 18 Juli 2008.

23


(27)

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap.

Menurut Keller, hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti bahwa besarnya usaha adalah indicator dari adanya motivasi; sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.24

Nana Sudjana menyatakan bahwa belajar adalah “suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan, dimana perubahan tersebut dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”.25

Howard L. Kingsley menyatakan “Learning is the procces by wich behavior (in the broader sense is originated or changed through practice or training”. bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).26

Surya (1997:9) dalam bukunya “Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran”

dalam Tohirin (2006) belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.27

Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psycology: The Teaching-Learning Process dalam Syah (1996) menyatakan bahwa learning a process of

24

Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. 1 h. 39

25

Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 1989), Cet. 2 h. 5

26

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), cet. 1, h. 120

27

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 8


(28)

progressive behavior adaptation (belajar adalah proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif).28

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dinyatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazim ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.29

Menurut Tirtaraharja dalam bukunya “Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar”, yang dikutip oleh Sultan bahwa “Prestasi belajar ialah taraf kemampuan actual yang bersifat terukur berupa penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dicapai siswa dari apa yang telah dipelajari disekolah”.30

Selanjutnya Mappa dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”, yang dikutip oleh Sultan bahwa “Prestasi belajar ialah hasil yang dicapai siswa dari apa yang apa yang dicapai dalam hubungannya denagan bahan yang telah dipelajariyang nampak dalam tingkah lakunya.”31

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang tampak pada terjadinya perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa hasil belajar meliputi keterampilan entelektual, keterampilan metodik, sikap mental, dan kemampuan prestasi belajar untuk menentukan keberhasilan. Penguasaan hal-hal tersebut diatas diskolah formal dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai.

Jadi menurut Penulis prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya proses belajar dalam jangka waktu tertentu.

28

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), cet. III, h. 90

29

Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h.1190

30

Sultan, “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang Diajar menggunakan LKS dan yang Tidak Menggunakan LKS pada Mata Pelajaran Biologi SMU”, dari www.google.com, 18 Juli 2008.

31

Sultan, “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang Diajar menggunakan LKS dan yang Tidak Menggunakan LKS pada Mata Pelajaran Biologi SMU”, dari www.google.com, 18 Juli 2008.


(29)

Prestasi belajar dalam bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikannya. Biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam priode tertentu.

Prestasi belajar dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka (kuantitatif) dan pernyataan verbal (kualitatif). Prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk angka misalnya 10, 9, 8 dan seterusnya. Sedangkan prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk pernyataan verbal misalnya, baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sebagainya.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu meruakan hasil interaksi antara berbagai factor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (factor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam membantu prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono bahwa factor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi 2 (dua), yaitu:

Faktor Internal

a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperopeh. Yang termasuk factor ini misalnya penglihatan, pendengaran sturktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

1. Faktor intelektif yang meliputi:

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

b) Factor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2. Faktor non intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. 32

32

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), cet. 1, h.130-131


(30)

Faktor eksternal

a. Faktor sosial yang terdiri atas: 1. lingkungan keluarga 2. lingkungan sekolah 3. lingkungan masyarakat 4. lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adapt istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Menurut Drs. H. M. Alisuf Sabri bahwa factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi 2 (dua), yaitu:

a. factor internal, yaitu factor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, terdiri dari:

1. Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan, kebugaran fisik, kondidi panca indra terutama penglihatan dan pendengaran.

2. Faktor kondisi psikologis siswa terdiri dari minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.

b. factor eksternal, yaitu factor-faktor yang berasal dari luar diri siswa, terdiri dari:

1. Faktor lingkungan, terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:

a) Factor lingkungan non social/alami ini seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), letak gedung sekolah.

b) Faktor lingkungan social yang terdiri atas: lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

2. Faktor instrumental, terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru, kurikulum/materi pelajaran dan strategi belajar mengajar.33

Sedangkan menurut Muhibbin Syah bahwa factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:

a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), terdiri dari:

1. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmani), meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot), kondisi organ-organ khusus siswa, seperti kesehatan indrapendengaran dan indra penglihatan.

33

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2, h. 59-60


(31)

2. Kondisi psikologis (yang bersifat rohaniah), meliputi intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), terdiri dari:

1. Faktor lingkungan social, meliputi, orang tua, masyarakat, guru, dll. 2. Faktor lingkungan non social, meliputi gedung sekolah dan letaknya, sarana dan prasarana belajara, keadaan cuaca, waktu belajar.

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.34

6. Keutamaan Belajar dalam Islam

Belajar merupakan jendela dunia. Dengan belajar orang akan menjadi pandai dan ia dapat mengetahui banyak hal, tanpa belajar orang akan bodoh tidak akan mengetahui sesuatu pun, oleh sebab itu islam amat menekankan masalah belajar.

Allah SWT. Berfirman

H$ L.

XY[

&

8Q&=

+

\

]='8^

,W-

]='8^

23

456

N3

_]='

,`-H$ L.

8Q

+

a L.b<^

,c-

\

2Y ' J

XY='dS.9

&

,-

2Y ' J

23

456

Yd9

(edf(

,&-

g

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq : 1-5) Wahyu yang pertama diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. (Surat Al-Alaq: 1-5) memberikan isyarat bahwa islam memperhatikan soal belajar (dalam konteks menuntut ilmu), sehingga implementasinya menuntut ilmu (belajar) itu wajib menurut islam. Didalam Al-qur’an banyak kita temukan kalimat seperti ya’qilun, yatafakkarun, yubsirun, yasma’un, dan sebagainya. Kalimat-kalimat diatas mengisyaratkan bahwa Al-qur’an (islam) menganjurkan agar kita menggunakan potensi-potensi atau organ-organ psiko-psikis, seperti

34

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), cet. III, h. 132


(32)

akal, indra penglihatan (mata), dan indra pendengaran (telinga) untuk melakukan kegiatan belajar.

Allah SWT berfirman

h

i

8j L(2 $

b3 k

-K

l

i

< 8mn B$

op

q V='(

dF

st.%?

o_8

8j

i

d9

8uNV 9

L

G

<^

=v8

t.H<^

w

i

h'8

d9

q

L

NxdF

,yz-

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)

Af’iddah dalam ayat diatas, menurut Quraisy Shihab berarti “daya nalar”, yaitu potensi atau kemampuan berfikir logis atau dengan perkataan lain “akal”. Berkenaan dengan potensi akal, Al-qur’an dalam surat Az-zumar ayat 9 menegaskan bahwa: “ Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Seperti disebutkan diatas, dalam islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap individu Muslim-Muslimat dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat.

Firman Allah SWT

{udH L

h

i

F B$

2YH'

.9

|5 8j +8/

D

h

8V&

K

'8V(

dF

}TL&Q82

,WW-

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-mujadalah: 11)


(33)

Disis lain Allah SWT melalui Rasulnya menganjurkan orang islam belajar hingga ke hegeri China dan memerintahkan supaya menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat, menunjukan bahwa islam memandang penting belajar.

Imam Al-Ghazali memandang bahwa belajar sangat penting serta menilai sebagai kegiatan yang terpuji. Untuk menerangkan keutamaan belajar tersebut Imam Al-Ghazali mengutip ayat Al-Qur,an. yaitu:

Firman Allah SWT

~

q ?b

K

(dV.9

L "* / 9

H

o•

D

op

='dH

L?" #

3

-€_ b

Q d

L H

i

(‚ k

} ?"ƒ

d

m…S?" † / ‡9

E&

,3

ˆ+X%* / 9

Ym

d

d‰&S

8j +

i

Td9&S

Ym '8

d9

q ˆ+?%. dŠ

,W``-

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulan bahwa belajar merupakan perbuatan yang terpuji. Disamping belajar dapat untuk menambah ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek, belajar juga dinilai sebagi ibadah kepada Allah. Orang yang belajar sungguh-sungguh disertai niat ikhlas ia akan memperoleh pahala yang banyak. Belajar juga dinilai sebagai perbuatan yang pahalanya sama dengan orang yang berjuang dijalan Allah untuk membela kebenaran agama Allah.

B. Kerangka Berfikir

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitupula dalam dunia pendidikan tidak terlepas


(34)

dari biaya, karena untuk melaksanakan pendidikan memerlukan alat-alat belajar, alat-lat belajar tersedia karena ada biaya. Pembiayaan ibarat mesin bagi sebuah mobil, demikian pula biaya bagi pendidikan. Dengan demikian ekonomi termasuk alat untuk mencapai tujuan belajar mengajar, sebagai orang tua yang bertanggung jawab melengkapi sarana belajar anak, harus memperhatikan belajar anak agar memperoleh prestasi yang tinggi.

Bagi keluarga dimana orang tua mempunyai penghasilan tinggi dengan kata lain keadaan ekonominya baik, tidak akan sulit dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari. Dengan tingkat ekonomi yang demikian mereka mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan anaknya dalam proses belajar mengajar. Dengan terpnuhinya kebutuhan tersebut maka akan menumbuhkan semangat untuk belajar serta menciptakan konsentrasi belajar pada anak, sehingga anak akan fokus perhatiannya dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini akan menyebabkan anak termotivasi untuk belajar lebih giat lagi, sehingga pada akhirnya prestasi belajar akan dapat diraih.

Lain halnya anak didik yang berasal dari orang tua yang berpenghasilan rendah atau ekonominya kurang baik, mereka akan memusatkan perhatiannya pada kebutuhan sehari-hari dari penghasilan yang diterimanya, akibatnya mungkin anak harus bekerja mencari nafkah untuk membantu orang tuanya dan akan mengganggu kegiatan belajar anak tersebut, sehingga kebanyakan ada anak kurang mampu menunjukan prestasi belajar yang kurang bagus, walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya anak didik yang serba kekurangan dan menderita akibat orang tuanya kurang mampu, justru keadaan itu menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan prestasi belajarnya meningkat.

Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan akan menjadi penghambat anak dalam belajar dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Maka factor ekonomi keluarga yang mampu akan memberikan kesempatan mencurahkan perhatian yang optimal untuk kepentingan belajar bagi anak didik, karena tidak disibukkan lagi oleh kegiatan-kegiatan lain untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari keluarga. Demikian pula bagi anak didik, ia dapat mengoptimalkan perhatian belajar karena tidak disibukan oleh ekonomi


(35)

keluarga yang memaksakan dirinya untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan keluarga.


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat atau lokasi yang penulis jadikan objek penelitian ini berlokasi di MTs. Al-Ikhwaniyah yang terletak di jalan Panti Asuhan Ceger No 73 Jurang Mangu Pondok Aren Tanggerang. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober sampai November 2008.

B. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data dan informasi yang berkaitan dengantema yang diteliti. Adapun dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan:

1. Field Research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian karena dalam penelitian ini memerlukan data-data dan fakta yang valid agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2. Library Research, yaitu suatu metode pengumpulan data berdasarkan literature buku-buku, majalh, surat kabar dan rujukan lain yang berkaitan dengan tema yang dibahas.

C. Variabel Penelitian

Yang dimaksud dengan variabel penelian adalah ojek penelitian yang bervariasi, variabel meliputi :


(37)

1. Variabel Indevendent (Variabel bebas) adalah kemampuan ekonomi orang tua siswa.

2. Variabel Devendent (Variabel terikat) adalah prestasi belajar siswa.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik manusia ataupun bukan, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Adapun populasi target dalam penulisan ini adalah seluruh siswa Mts. Al-Ikhwaniyah yang berjumlah sekitar 240 siswa, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII, yang berjumlah 173 siswa yang terdiri dari 2 (dua) kelas.

Sampel ialah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan metode random sampling (penarikan secara acak), yaitu dengan memilih secara acak dari kelas VII berjumlah 20 siswa dan kelas VIII berjumlah 20 siswa, jadi yang menjadi sample dalam penelitian ini berjumlah 40 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Anket (Questionnaires) adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Adapun angket yang penulis gunakan adalah bentuk angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sudah ada.35

2. Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum tentang profil lembaga yang akan diteliti, dalam hal ini adalah Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang dan untuk memperoleh gambaran

35

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2006), h 151


(38)

secara umum tentang prestasi belajar siswa di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang.

3. Dokumentasi adalah penyelididkan benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, praturan-peraturan, noutulen, rapat, catatan harian, dan sebagainya. Adapun dokumentasi dalam hal ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang keadaan orang tua siswa, keadaan guru, keaadaan sarana dan prasarana serta data tentang prestasi belajar siswa di Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang berupa nilai raport Semester Genap tahun pelajaran 2007/2008.

F. Teknik Pengolahan, Analisa, dan Interpretasi Data 1. Teknik Pengolahan data

Langkah-langkah penulis dalam mengolah data adalah sebagai berikut: a. Editing yaitu memperbaiki/mengedit data yang telah diperoleh dari

angket dan mendata ulang, jika ada pernyataan yang belum diisi. b. Coding, yaitu mengelompokan data sesuai dengan kategori.

c. Scoring, yaitu pemberian skor terhadap data angket kemampuan ekonomi orang tua.

d. Tabulating, yaitu memasukan data yang sudah diberi skor ke dalam table untuk memudahkan dalam membaca data.

2. Teknik Analisa Data

Setelah data-data dalam penulisan ini terkumpul, peneliti selanjutnya mengolah dan menganalisa data-data tersesebut untuk mengungkap pokok masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Teknik analisa data yang digunakan adalah :

a. Prosentase

Prosentase artinya data di prosentasekan setelah ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban, rumusnya adalah :


(39)

Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi N = Number of cases b. Korelasi

Tujuan dari korelasi adalah untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan antara variabel x dengan variabel y atau sebaliknya. Adapun untuk mencari angka indeks korelasi “r” dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Carl Person.36

r

xy = N XY - ( X) ( Y)

{N X2 – ( x)2 } {N Y2 – ( Y2)} Keterangan :

r

xy = Angka indeks korelasi “r” product moment N = Number of cases

XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y X = Jumlah seluruh skor X

Y = Jumlah seluruh skor Y

3. Teknik Interpretasi Data

Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan (proses komputasi) kita dapat memberikan interpretasi atau penafsiran tertentu. Dalam hubungan ini ada dua macam cara yang dapat kita tempuh, yaitu:

a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi r Product Moment dengan secara kasar (sederhana)

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancarsebagai berikut;

Indeks Korelasi “r” Product Moment

36

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 14, h.193

P = E x 100% N


(40)

b. Memberikan Interpretasi terhadap angka Indeks Korelasi “r” Product Moment, dengan jalan berkonsultasi pada table nilai “r” dengan cara : 1). Merumuskan Membuat Hipotesa alternative (Ha) dan Hipotesa

nihil atau Hipotesa nol (H0).

Hipotesa alternative (Ha) kita rumuskan sebagai berikut :”Ada (terdapat) korelasi positif atau negatif yang signifikan antara variabel X dan variable Y”.

Adapun rumusan Hipotesa nihil (H0) adalah sebagai berikut :”Tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif atau negatif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.

2). Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah kita ajukan diatas tadi dengan jalan memperbandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” ysng tercantum pada table nilai “r” Besarnya “r” Product Moment

(rxy)

Interpretasi

0,00 - 0,20

Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan variabel Y) 0,20 - 0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat

korelasi yang lemah atau rendah

0,40 - 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan

0,70 - 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90 - 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi


(41)

Product Moment (rt), dengan terlebih deahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedom (df) yang rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

Df = Degrees of freedom N = Number of cases

nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Dengan diperolehnya df maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum pada tabel nilai “r” Product Moment, baik pada taraf signifikansi 5% ataupun padan taraf signifikansi 1%.

Jika ro sama dengan atau lebih besar dari pada rt maka hipotesa alternatif (Ha) diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi positif atau negatif yang signifikan. Sebaliknya Hipotesa Nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarnya. Ini berarti Hipotesa Nihil yang menyatakan tidak adanya korelasi antara Variabel X dan Variabel Y itu salah.

Untuk mengetahui berapa persen (%) variable X memberikan kontribusi terhadap variable Y, maka dicari koefisien determinasi dengan menentukan derajat hubungan antara variabel X dan variable Y digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

r

xy : Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terbitan tahun 2007.

KD =

r

xy2 x 100% Df = N - nr


(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Mts. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang 1. Sejarah Berdirinya

Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah berdiri sejak tahun 1997. Gedung Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah berada dilingkungan Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwaniyah yang terletak di Jurang Mangu Barat Tanggerang. Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwaniyah mempunyai luas lahan bangunan kurang lebih 3000 m. Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwaniyah, sebagai lembaga pendidikan menyelenggarakan pendidikan dari pendidikan TK, SDIT, MI, MA, SMK dan Pondok Pesantren. Letak gedung sekolah berada di tengah-tengah pemukiman perumahan sehingga jauh dari kebisingan dan kesibukan kota.

Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah merupakan madrasah yang selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas dari tahun ketahun demi kemajuan madrasah tersebut. Hal ini dapat terlihat dari segi peningkatan pembangunan saranan dan prasarana madrasah.

Sejak awal berdiri hingga sekarang, Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah telah mengalami 3 (tiga) kali pergantian kepemimpinan (Kepala Madrasah), yaitu:

a. Tahun 1997-2000 dipimpin oleh Bapak Drs. Rahmat Shaleh b. Tahun 2000-2008 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Syarif Muawan c. Tahun 2008-Sekarang dipimpin oleh Bapak Suhandi SA,g


(43)

a. Visi Mts. Al-Ikhwaniyah

Visi MTs. Al-Ikhwaniyah Aren Adalah terwujud Madrasah Tsanawiyah Swasta teladan yang dapat melahirkan generasi umat dan bangsa yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat.

b. Misi MTs. Al-Ikhwaniyah

1) Menanamkan keimanan yang kokoh dan melahirkan kesadaran beribadah serta akhlak mulia dalam kehidupan.

2) Mengembangkan potensi intelektualitas emosi dan kreatifitas dalam menghadapi dinamika kehidupan kini dan masa depan. 3) Menanamkan dan mengembangkan dasar ilmu dan teknologi

sebagai bekal pendidikan berkelanjutan dan pengabdian masyarakat.

4) Mengembangkan nilai-nilai kebersamaan, kerukunan dan kesatuan sebagai pilar kemanusiaan.

3. Struktur Organisasi MTs. Al-Ikhwaniyah Struktur Organisasi

Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tanggerang

Sumber Data: Arsip MTs. Al-Ikhwaniyah

GURU-GURU

SISWA/I WAKAMAD PEMBINA OSIS KEPALA MADRASAH


(44)

Pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah:

a. Kepala Madrasah

1) Menyususun perencanaan

2) Mengorganisasikan, mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan disekolah.

3) Melaksanakan pengawasan

4) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan 5) Menentukan kebijakan

6) Mengadakan rapat 7) Mengambil keputusan

8) Mengatur proses belajar mengajar

9) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat b. Tata Usaha

1) Menyususun program Tata Usaha Sekolah 2) Mengelola keuangan sekolah

3) Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa

4) Membina dan mengembangkan kemampuan pegawai tata usaha sekolah

5) Menyususn administrasi perlengkapan sekolah 6) Menyusun penyajian data atau statistik sekolah

7) Menyususn laporan pelaksanaan kgiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala

c. Wakil Kepala Madrasah 1) Urusan Kurikulum

(a) Menyusun program pengajaran

(b)Menyususn pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran

(c) Menyususn jadwal pelaksanaan Ulangan Umum dan Ujian Akhir

(d)Menetapkan kriteria persyaratan naik atau tidak naik dan kriteria kelulusan


(45)

(e) Mengatur jadwal penerimaan buku laporan penilaian dan STTB (f) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan

pelajaran

(g) Menyususn laporan pelaksanaan pelajaran 2) Urusan Sarana dan Prasarana

(a) Menyususun rencana kebutuhan sarana dan prasarana (b)Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana (c) Mengelola pembiayaan alat-alat pengajaran

(d)Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala

d. Pembina Osis

1) Menyusun program kesiswaan atau OSIS

2) Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa atau OSIS dalamrangka menegakkan disiplin dan tata tertib serta pemilihan pengurus OSIS

3) Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi

4) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala 5) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan,

ketertiban keindahan dan kekeluargaan

6) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerima beasiswa

7) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan diluar sekolah

8) Mengatur mutasi siswa

9) Menyususn program kegiatan ekstrakurikuler

10)Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala e. Guru

1) Membuat persiapan mengajar menurut tuntunan kurikulum 2) Melaksanakan program pengajaran

3) Menghadiri dan mengawasi upacara bendera 4) Menjaga keutuhan dan nama baik sekolah


(46)

f. Siswa

1) Melaksanakan kegiatan belajar dengan baik

2) Hadir dalam kegiatan belajar sesuai dengan peraturan yang ditentukan

3) Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah 4) Melaksanakan pembayaran SPP pada waktunya

4. Keadaan Guru MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren tahun 2007-2008 Tabel 1

Keadaan Guru MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tahun Pelajaran 2007/2008

No Mata

PELAJARAN Kls ROMBEL Jumlah Nama Guru Pengampu

Latar Belakang PENDIDIKAN

Lama MENGAJAR

1 Al-Qur'an Hadits 1 2 3

2 2 2

Dra. Hj. Aan Anshoriyah Dra. Hj. Aan Anshoriyah Drs. H. Syarif Muawan Mpd

S-1 S-1 S-2 3 3 11

2 Akidah Akhlak 1 2 3

2 2 2

Nur Asiyah, S.Ag Nur Asiyah, S.Ag Nur Asiyah, S.Ag

S-1 S-1 S-1 7 7 7

3 Fikih

1 2 3 2 2 2 Suhandi SM Suhandi SM Suhandi SM S-1 S-1 S-1 4 4 4

4 Sejarah Islam 1 2 3 2 2 2 Muanah, S.Ag Muanah, S.Ag Muanah, S.Ag S-1 S-1 S-1 11 11 11

5 Bahasa Arab 1 2 3

2 2 2

Asep Saefulloh, S.Ag Asep Saefulloh, S.Ag Asep Saefulloh, S.Ag

S-1 S-1 S-1 11 11 11

6 Bahasa Inggris 1 2 3 2 2 2 Syarifuddin, S.Pd Syarifuddin, S.Pd Ponijah, S.Pd S-1 S-1 S-1 2 2 7

7 IPS 1 2

3 2 2 2 Arfah, S.Ag Arfah, S.Ag Arfah, S.Ag S-1 S-1 S-1 8 8 8

8 Matematika 1 2 3 2 2 2 Nurhadi, S.Ag Nurhadi, S.Ag Elis Suryati, S.Pd

S-1 S-1 S-1 3 3 2

9 IPA 1 2

3 2 2 2 Imas Sobariyah Syafridah, S.Pd Imas Sobariyah S-1 S-1 S-1 2 1 2

10 PKN 1 2

3 2 2 2 Ust. Aminuddin Ust. Aminuddin Ust. Aminuddin S-1 S-1 S-1 1 1 1


(47)

Sumber Data: Arsip MTs. Al-Ikhwaniyah

5. Keadaan Siswa MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren

Anak didik merupakan salah satu factor yang sangat penting didalam proses belajar mengajar, sebab anak didik merupakan subyek yang mendukung keberhasilan pendidikan disamping faktor penunjang lainnya. Dalam pendidikan Islam anak didik dipandang sebagai anak yang tumbuh dan sedang berkembang, baik secara fisik maupun secara psikologi untuk mencapai tujuan pendidikan melalui lembaga pendidikan. Anak didik merupakan anak yang belum dewasa yang memerlukan orang lain untuk menjdikannya dewasa.

Murid-murid MTs. Al-Ikhwaniyah berasal dari daerah sekitar Tanggerang, ada juga pendatang. Sedangkan latar belakang sosial ekonomi merakapun bermacam-macam, yaitu ada siswa yang berasal dari keluarga pedagang, pegawai negeri, buruh dan lain-lain.

Mengenai siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tahun Ajaran 2007/2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2

Keadaan siswa/I MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tahun 2007/2008

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

TAHUN PELAJARAN

L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah

Jumlah

2007/2008 48 47 95 42 35 78 30 37 67 240

11 Bahasa Indonesia 1 2 3 2 2 2 Rohidin,. S.Ag Rohidin,. S.Ag Rohidin,. S.Ag S-1 S-1 S-1 11 11 11

12 PENJASKES 1 2 3

2 2 2

M. Amin, S.Ag M. Amin, S.Ag M. Amin, S.Ag

S-1 S-1 S-1 11 11 11

13 TIK 1 2

3 2 2 2 Amin, S.Pdi Amin, S.Pdi Amin, S.Pdi S-1 S-1 S-1 1 1 1

14 Seni Budaya 1 2 3 2 2 2 Arif Maulana Arif Maulana Arif Maulana S-1 S-1 S-1 1 1 1

15 Mulok 1 2

3 2 2 2 Nawiri, S.Ag Nawiri, S.Ag Nawiri, S.Ag S-1 S-1 S-1 11 11 11


(48)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah setiap tahunnya makin meningkat. Melihat hal tersebut dapat dibuktikan bahwasanya masyarakat makin percaya untuk menyekolahkan putra putrinya disekolah agama ini.

6. Sarana dan prasarana MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tabel 3

Sarana dan Prasarana yang dimiliki MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tahun 2007/2008

No Jenis / Nama Jumlah

1 Gedung Sekolah 2 Lantai 2 Ruang Belajar 6 Ruang 3 Ruang Guru 1 Ruang 4 Ruang Tata Uaha 1 Ruang 5 Ruang Perpustakaan 1 Ruang 6 Ruang Kesenian 1 Ruang 7 Ruan Laboratorium Komputer 1 Ruang 8 Ruang Osis & Pramuka 1 Ruang

9 Masjid 1 Ruang

10 Koperasi 1 Ruang 11 Poliklinik 1 Ruang 12 Kantin 1 Ruang 13 Lapangan Olah raga 5 Ruang 14 Wartel 1 Ruang 15 Toilet 6 Ruang

Peran sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan sangat dibutuhkan sekali demi menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang efektif.

Secara umum gedung Madrasah MTs. Al-Ikhwaniyah Pondok Aren ini terdiri dari beberapa ruangan diantaranya; 6 (enam)ruang kelas, 3 (tiga) Ruang kantor (ruang kantor, ruang guru, dan ruang tata usaha), 1 (satu) ruang perpustakaan dan lain sebagainya.

Ruang belajar dilengkapi dengan perlengkapan belajar mengajar seperti kursi, meja tulis, white board, sepidol, penghapus dan lain sebaginya. Ruang kantor


(49)

dilengkapi dengan alat kantor, data pegawai yang memuat nama-nama guru, latar belakang pendidikannya dan tentang siswa. Dalam ruangan ini terdapat pula papan jadwal pelajaran.

Dari sarana dan prasarana yang dimiliki tampaknya Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhwaniyah Pondok Aren sudah dapat dikatakan cukup baik dalam menunjang berjalannya suatu proses belajar mengajar.

B. Deskripsi Data

Penelitian yang dilakukan penulis adalah tentang kemampuan orang tua dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Ikhwaniyah yang terletak di jalan Panti Asuhan Ceger No 73 Jurang Mangu Pondok Aren Tanggerang, yang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober sampai 22 November 2008 telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk menjawab dan memecahkan permasalahan dalam pembahasan skripsi ini.

Dalam penelitian yang berjudul hubungan antara kemampuan ekonomimorang tua dengan prestasi belajar siswa di Mts. Al-Ikwaniyah Pondik Aren, terdapat dua variable yaitu:

1. Variable Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan ekonomi orang tua siswa. Data tersebut penulis peroleh dari hasil penyebaran angket kepada 40 siswa/i yang terdiri dari 24 pertanyaan yang mengarah kepadea hal-hal yang mempunyai hubungan dengan kemampuan ekonomi orang tua siswa.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam hal ini adalah prestasi belajar. Data-data tersebut penulis peroleh dari nilai rata-rata raport smester II siswa/i MTs.Al-Ikhwaniyah Pondok Aren yang menjadi sampel penelitian ini.

Setelah data kemampuan orang tua siswa melalui hasil angket diperoleh, maka kemudian data tersebut dideskripsikan kedalam bentuk tabel deskriptif dengan menggunakan rumus:

P = F x 100% N


(50)

Prosentase frekuensi jawaban responden dari hasil angket dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA Tabel 4

Latar Belakang Pendidikan Ayah

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 40 orang siswa, 4 (10%) Orang tua (Ayah) siswa berpendidikan Perguruan Tinggi, 19 (48%) berpendidikan Sekolah Menengah Atas, 11 (27%) berpendidikan Sekolah Menengah Pertama, 6 (15%) berpendidikan Sekolah Dasar. Dari hasil jawaban diatas dapat dikatakan bahwa sebagian besar (48%) orang tua siswa berlatar belakang pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Tabel5

Latar Belakang Pendidikan Ibu

Kategori f %

a. Perguruan Tinggi 4 10

b. SMA 19 48

c. SMP 11 27

d. SD 6 15

Jumlah 40 100 %

Kategori f %

a. Perguruan Tinggi 1 2

b. SMA 8 20

c. SMP 12 30

d. SD 19 48


(51)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 1 (2%) orang tua siswa (Ibu) berlatar belakang pendidkan Perguruan Tinggi, 8 (20%) berpendidikan Sekolah Menengah Atas, 12 (30%) berpendidikan Sekolah Menengah Pertama, 19 (48%) berpendidikan Sekolah Dasar, dari hasil jawaban diatas menunjukan bahwa sebagian besar (48%) orang tua siswa (Ibu) berpendidikan Sekolah Dasar.

Tabel 6 Pekerjaan Ayah

Dari table diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 5 (12%) Pekerjaan orang tua siswa (Ayah) sebagai Pegawai Negeri, 8 (20%) bekerja sebagai Karyawan, 15 (38%) bekerja sebagai Wiraswasta, 12 (30%) bekerja sebagai Pekerjaan Tidak Tetap. Dari Jawaban diatas menunjukan bahwa sebagian besar (38%) pekerjaan orang tua siswa (Ayah) bekerja sebagai Wiraswasta.

Tabel 7 Pekerjaan Ibu

Kategori f %

a. Pegawai Negeri 5 12

b. Karyawan 8 20

c. Wiraswasta 15 38 d. Pekerjaan Tidak Tetap 12 30

Jumlah 40 100 %

Kategori f %

a. Pegawai Negeri 0 0 b. Wiraswasta 7 17

c. Buruh 0 0

d. Ibu Rumah Tangga 33 83


(52)

Dari table diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 0 (0%) Pekerjaan orang tua siswa (Ibu) sebagai Pegawai Negeri, 7 (17%) bekerja sebagai Wiraswasta, 0 (0%) bekerja sebagai Buruh, 33 (83%) bekerja sebagai Ibu Tumah Tangga. Dari Jawaban diatas menunjukan bahwa sebagian besar (83%) pekerjaan orang tua siswa (Ibu) hanya sebagai Ibu Tumah Tangga.

Tabel 8

Selain Pekerjaan Tetap yang dimiliki

Dari table diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 4 (10%) orang tua siswa mempunyai pekerjaan sambilan, 7 (17%) kadang-kadang mempunyai pekerjaan sambilan, 6 (6%) jarang sekali mempunyai pekerjaan sambilan, 23 (58%) Tidak mempunyai pekerjaan sambilan. Dan dari Jawaban diatas menunjukan bahwa sebagian besar (58%) orang tua tidak mempunyai pekerjaan sambilan.

Tabel 9 Penghasilan Bapak

Kategori f %

a. Ya, Mempunyai 4 10 b. Kadang-kadang 7 17 c. Jarang sekali 6 6 d. Tidak ada 23 58

Jumlah 40 100 %

Kategori f %

a. Antara Rp. 1.500.000-Rp 2.000.000 6 15 b. Antara Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000 7 17 c. Antara Rp. 500.000-Rp. 1.000.000 13 33 d. Kurang dari Rp. 500.000 14 35


(1)

Lampiran 4

Daftar Score Angket Kamampuan Ekonomi Orang Tua Responden

ITEM

NO NAMA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 JUMLAH 1 AR 3 2 3 1 1 3 3 3 4 4 2 3 1 2 1 3 3 3 4 4 2 4 3 3 63 2 AIM 2 1 1 3 4 1 1 3 2 4 3 2 4 2 1 4 2 1 3 2 2 3 4 1 56 3 BS 3 1 3 1 2 3 1 1 2 4 3 3 2 2 3 4 2 1 3 2 4 3 4 4 53 4 ES 2 4 1 3 1 1 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 4 1 3 2 4 3 1 3 61 5 HF 3 1 1 1 4 1 1 4 2 3 2 4 4 3 4 3 2 1 4 4 4 4 2 1 63 6 MY 4 2 4 1 1 4 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 63 7 N 2 3 2 1 1 2 1 3 1 4 2 4 4 1 1 3 1 2 4 2 3 4 3 3 57 8 PH 3 1 3 3 1 3 3 3 1 4 2 3 4 1 1 3 1 2 3 3 3 3 4 1 59 9 RK 4 2 4 1 1 4 1 3 1 4 2 2 4 1 1 4 1 2 3 3 4 3 4 2 57 10 SH 3 2 2 1 3 2 1 2 4 2 1 3 2 1 1 4 1 1 2 2 4 4 2 1 51 11 A 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 4 4 1 3 4 1 3 2 3 4 4 3 3 50 12 BR 2 2 2 1 4 2 1 4 1 2 3 3 4 1 3 3 3 1 3 3 4 4 2 1 59 13 IF 3 1 3 1 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 4 3 3 2 4 64 14 MAF 1 3 2 1 3 3 1 2 1 2 2 2 4 3 3 3 2 1 3 4 3 2 2 1 54 15 RA 3 1 1 3 1 3 1 2 3 4 2 2 4 2 2 3 3 1 3 4 3 4 2 2 59 16 S 3 2 2 1 1 1 2 3 1 4 2 3 4 3 3 3 1 1 3 4 3 4 2 4 58 17 SA 3 2 1 1 2 1 1 2 2 4 2 4 4 3 3 3 1 3 4 3 3 3 2 3 58 18 W 4 3 4 1 3 4 1 4 2 4 1 2 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 2 4 65 19 YF 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 1 2 4 3 4 3 3 3 54 20 Z 4 2 4 1 1 4 1 2 1 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 1 3 55


(2)

21 AN 1 1 1 3 1 1 1 4 1 4 2 3 4 3 3 4 1 1 1 2 4 3 1 3 54 22 AS 3 1 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 4 4 4 66 23 EY 3 1 2 1 1 2 1 3 2 4 2 4 4 1 3 4 2 1 4 4 3 3 2 1 54 24 IH 2 2 1 1 4 1 1 2 1 2 2 3 4 1 3 3 4 2 2 4 2 4 2 1 54 25 L 1 3 1 3 1 1 1 2 1 4 1 3 1 1 3 4 3 1 3 3 4 3 2 2 53 26 MJ 2 1 2 1 2 2 1 1 1 4 2 4 1 1 4 4 1 1 4 4 3 4 3 3 56 27 NH 2 3 2 1 3 3 1 4 2 2 1 3 4 1 1 4 1 2 3 2 3 4 2 3 57 28 SK 3 1 2 1 1 4 1 3 1 4 2 3 4 3 2 4 2 2 3 4 4 4 1 1 60 29 W 3 1 4 1 1 4 1 3 2 2 1 2 4 2 3 4 2 2 4 3 3 4 4 1 61 30 YP 3 1 2 1 3 2 4 3 1 4 2 2 4 2 3 4 2 3 4 2 4 4 2 1 61 31 AS 1 1 3 1 1 2 1 2 4 4 2 1 4 1 2 4 2 2 4 3 3 4 2 1 55 32 DP 1 1 2 1 2 2 1 3 1 4 3 1 4 1 3 4 2 2 4 3 3 4 3 1 56 33 K 3 3 3 1 3 4 1 3 2 2 2 1 4 2 3 4 2 1 4 4 3 4 3 2 63 34 MR 3 2 2 1 1 1 2 2 1 4 2 1 4 2 3 4 2 2 4 3 2 4 2 2 55 35 NH 1 1 2 1 1 2 3 3 2 2 2 4 4 3 1 4 2 2 3 3 3 4 2 1 56 36 SA 3 1 3 1 1 3 1 2 1 4 2 1 4 1 3 4 2 2 2 3 4 4 2 1 56 37 V 2 2 3 1 1 2 1 3 2 2 3 1 4 1 3 4 2 2 4 3 3 4 2 1 46 38 WA 2 2 1 1 4 1 1 3 4 4 2 1 4 1 3 4 3 2 4 3 3 4 1 1 59 39 YA 1 3 1 1 1 1 2 2 1 4 2 1 4 1 3 4 3 2 4 3 3 4 2 1 54 40 YM 3 1 2 1 1 1 2 3 2 2 3 4 1 1 2 2 3 2 2 3 3 4 1 3 52


(3)

(4)

Nukilan Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Person untuk berbagai df

Banyak Variabel yang dikorelasikan 2

Harga "r" pada taraf signifikansi Df (Degrees of

Freedom) atau db (Derajat Bebas)

5% 1%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 0,997 0,950 0,878 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396 0,388 0,381 0,374 0,367 0,361 0,355 1,000 0,990 0,959 0,917 0,874 0,834 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,549 0,537 0,526 0,515 0,505 0,496 0,487 0,478 0,470 0,463 0,456


(5)

*Dinukil dari Hendri E. Garrett, Ststistics in Pshicologi and Education, (New York: Longmans, Green and co), hlm. 437-439, dengan penyesuaian seperlunya; sesuai dengan kebutuhan variable yang dikorelasikan hanya dibatasi 2 buah 30 35 40 45 50 60 70 80 90 100 125 150 200 300 400 500 1000 0,349 0,325 0,304 0,288 0,273 0,250 0,232 0,217 0,205 0,195 0,147 0,159 0,138 0,113 0,098 0,088 0,062 0,449 0,418 0,393 0,372 0,354 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208 0,181 0,148 0,128 0,115 0,081


(6)