Hubungan kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa

(1)

EKONOMI ORANG TUA, DAN FASILITAS BELAJAR

DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh

SEPTIANA CAHYARUM NIM: 091334040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

EKONOMI ORANG TUA, DAN FASILITAS BELAJAR

DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh

SEPTIANA CAHYARUM NIM: 091334040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR, STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA, DAN FASILITAS BELAJAR

DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul

Oleh:

SEPTIANA CAHYARUM NIM: 091334040

Telah disetujui oleh:

Pembimbing


(4)

iii

SKRIPSI

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR, STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA, DAN FASILITAS BELAJAR

DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul

Dipersiapkan dan ditulis oleh: SEPTIANA CAHYARUM

NIM: 091334040

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 26 September 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Indra Darmawan, S.E., M.Si. ... Sekretaris : Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota : Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ... Anggota : Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. ... Anggota : Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. ...

Yogyakarta, 26 September 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(5)

iv

Persembahan

Karyaku ini kupersembahkan kepada yang terkasih: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Kedua orang tuaku, Papa Fransiscus Hendri T. Dan Mama Fransisca Melany Kakakku Ignasius Oki Cahyo Utomo dan Adikku Regina Merry Maharani

Bapak Helarion Supardi dan Ibuk Theresia Suminten Henrik Tendi Yuda Kusuma

Kurcaciku “Nawang, Pipin, Herni, Evi, Bety” dan Bebeku “Keket Teman-teman seperjuangan PAK 2009


(6)

v

MOTTO

Impian setinggi langit akan percuma jika tidak

diwujudkan dalam bentuk USAHA”

“Tuhan akan selalu menyempurnakan segala usaha kita”

“Believe you can, then you will”

“Life is a choice, live what you have chosen and don’t look

back”

“Your choice is your future”


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 September 2013 Penulis,


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Septiana Cahyarum

Nomor Mahasiswa : 091334040

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR, STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempubliskannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 26 September 2013 Yang menyatakan


(9)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR, STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi kasus siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul Septiana Cahyarum

Universitas Sanata Dharma 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif signifikan antara: (1) kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar; (2) status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar; (3) fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar.

Penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2013. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan. Jumlah sampel penelitian sebanyak 135 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisis data adalah korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Kasihan kelas XI (rhitung = 0,272 > rtabel = 0,169 ; ρ = 0,001 < α = 0,05); (2) tidak ada hubungan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Kasihan kelas XI (rhitung = -0,161 < rtabel = 0,169; ρ = 0,062 > α = 0,05); (3) tidak ada hubungan signifikan antara fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Kasihan kelas XI (rhitung = 0,091< rtabel = 0,169 ; ρ = 0,293 > α = 0,05).


(10)

ix

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING DISCIPLINES, PARENT’S SOCIAL-ECONOMIC STATUS, LEARNING FACILITIES AT HOME

TOWARDS STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT

A Case Study of The Eleventh Grade Students at SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul.

Septiana Cahyarum Sanata Dharma University

2013

The aim of this study is to determine the significant positive correlation between: (1) learning disciplines towards learning achievement; (2) parent’s social-economic status towards learning achievement; (3) learning facilities at home towards learning achievement.

This research is a case study which was conducted at SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul. It was held from May to June 2013. The data were gathered by questionnaires and documentation. The population were the eleventh grade students of SMA Negeri 1 Kasihan. The samples were 135 students. Purposive Sampling was used as a sample gathering technique. The data analysis technique is Product Moment correlation.

The result show: (1) there is significant correlation between learning disciplines towards student’s learning achievement at the eleventh grade students of SMA Negeri 1 Kasihan (rcount = 0,272 > rtable = 0,169 ; ρ = 0,001 < α = 0,05); (2) there isn’t any significant correlation between parents’ social-economic status towards student’s learning achievement at the eleventh grade students of SMA Negeri 1 Kasihan (rcount = -0,161 < rtable = 0,169; ρ = 0,062 > α = 0,05); (3) there isn’t any significant correlation between learning facilities at home towards student’s learning achievement at the eleventh grade students of SMA Negeri 1 Kasihan (rcount = 0,091< rtable = 0,169; ρ = 0,293 > α = 0,05).


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR, STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di Pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada:

1. Allah Bapaku Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah mengabulkan doa-doa dan permohonanku;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Rohandi, Ph.D;

3. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si.;

4. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.;

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan-masukan dalam menyusun skripsi;


(12)

xi

6. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

8. Para dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan info selama kuliah kepada penulis;

9. Bapak Drs. H. Suharja, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian;

10.Kepada siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan yang telah meluangkan waktu mengisi kuesioner;

11.Papaku Fransiscus Hendri Tamtomo dan Mamaku Fransisca Melany yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, dukungan, doa dan materiil kepada penulis;

12.Kakakku Ignasius Oki Cahyo Utomo dan Adikku Regina Merry Maharani yang telah mendoakan, membantu, dan mendukungku selama ini;

13.Bapak Helarion Supardi dan Theresia Suminten yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis;

14.Kesayanganku, Henrik Tendi Yuda Kusuma yang menjadi tempat keluh kesahku dan tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, bantuan dan penghiburan kepada penulis;


(13)

xii

15.Kurcaciku, Nawang, Evi, Bety, Herni, Pipin dan Bebeku Keket yang menjadi tempat keluh kesah dan selalu menemaniku selama di Jogja. Keep on my heart, forever..;

16.Teman terbaikku, Punny, Kristin, Indira, Putri, Natal, dan Neni yang selalu memberikan canda tawa, doa dan dukungan kepada penulis;

17.Butet, Anas, Kak Rina yang sudah banyak memberikan kegilaan dan kehangatan selama berada di kost Gatotkaca kepada penulis;

18.Temanku yang super gila, Dika, Kodok, Papi, Resa, Mas Surya, Kang Andri yang selalu memberikan kekonyolan dan tak pernah jemu menghadirkan tawa dimanapun penulis berada;

19.Teman-teman PAK 2009 yang aku sayangi, yang selama 4 tahun ini telah memberikan cerita kebersamaan yang indah;

20.Semua pihak yang turut memberikan sumbangan pikiran, tenaga, saran dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini;

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karenanya segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis


(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5


(15)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teoritik ... 7

1. Prestasi Belajar ... 7

2. Kedisiplinan Belajar ... 9

3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 13

4. Fasilitas Belajar di Rumah ... 16

B. Kerangka Berpikir ... 17

C. Hipotesis Peneitian ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 21

D. Populasi dan Sampel ... 22

E. Variabel dan Pengukuran Penelitian ... 23

F. Teknik Pengumpulan Data ... 25

G. Instrumen Penelitian ... 26

H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 27

1. Pengujian Validitas Kuesioner ... 27

2. Pengujian Realibilitas Kuesioner ... 32


(16)

xv

1. Uji Normalitas ... 34

2. Uji Deskriptif Data ... 35

2. Uji Korelasi ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 39

A. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kasihan ... 40

B. Tujuan Pendidikan Sekolah ... 42

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan ... 42

D. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Kasihan ... 43

E. Muatan Kurikulum SMA Negeri 1 Kasihan ... 43

F. Organisasi Sekolah ... 51

G. Sumber Daya Manusia ... 57

H. Siswa ... 60

I. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah ... 61

J. Proses Belajar Mengajar ... 62

K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA Negeri 1 Kasihan ... 63

L. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah ... 64

M. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas ... 65

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Deskripsi Data... 73

B. Uji Prasyarat ... 76


(17)

xvi

D. Pembahasan ... 82

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Keterbatasan ... 88

C. Saran... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Pengembangan Indikator Variabel Kedisiplinan Belajar ... 24

Tabel III.2 Pengembangan Indikator Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 24

Tabel III.3 Pengembangan Indikator Variabel Fasilitas Belajar di Rumah ... 24

Tabel III.4 Kelompok Prestasi Belajar PAP tipe II ... 25

Tabel III.5 Skor Pernyataan Kuesioner ... 26

Tabel III.6 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Kedisiplinan Belajar ... 28

Tabel III.7 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Kedisiplinan Belajar ... 29

Tabel III.8 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 29

Tabel III.9 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 30

Tabel III.10 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Fasilitas Belajar di Rumah ... 31

Tabel III.11 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Fasilitas Belajar di Rumah ... 31

Tabel III.12 Hasil Pengujian Realibilitas Variabel ... 33

Tabel III.13 Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian ... 33

Tabel III.14 PAP Tipe II ... 36

Tabel III.15 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 38


(19)

xviii

Tabel IV.2 Muatan Mata Pelajaran Kelas XI dan XII Program IPA ... 45

Tabel IV.3 Muatan Mata Pelajaran Kelas XI dan XII Program IPS ... 45

Tabel IV.4 Keadaan Guru dan Tenaga Pendidikan ... 58

Tabel IV.5 Pendidikan Guru ... 59

Tabel IV.6 Tata Usaha Karyawan ... 59

Tabel IV.7 Jumlah Peserta Didik ... 60

Tabel IV.8 Pekerjaan Orang Tua Siswa ... 60

Tabel IV.9 Ruang Kelas dan Sarana Prasarana ... 61

Tabel IV.10 Jumlah Kelas ... 62

Tabel V.1 Perhitungan dan Interpretasi Kedisiplinan Belajar ... 74

Tabel V.2 Perhitungan dan Interpretasi Status Sosial Ekonomi Orang Tua .... 74

Tabel V.3 Perhitungan dan Interpretasi Fasilitas Belajar di Rumah ... 75

Tabel V.4 Perhitungan dan Interpretasi Prestasi Belajar ... 76

Tabel V.5 Hasil Uji Normaitas... 77

Tabel V.6 Interpretasi Hubungan Antar Variabel ... 78

Tabel V.7 Hasil Pengujian Pearson Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 79

Tabel V.8 Hasil Pengujian Pearson Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Belajar ... 80

Tabel V.9 Hasil Pengujian Pearson Fasilitas Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar ... 81


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 98

Lampiran 2 Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 101

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner ... 105

Lampiran 4 Data Penelitian ... 112

Lampiran 5 Hasil Analisis Data ... 122

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas ... 124

Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi ... 126

Lampiran 8 Tabel r ... 128


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kemajuan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Pengertian pendidikan menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan sangat penting untuk dilakukan karena pendidikan merupakan

salah satu tujuan nasional yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Seseorang yang menempuh pendidikan diukur berdasarkan tingkat prestasi yang telah dicapainya. Tingkat prestasi sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana sesuatu dapat dikuasai oleh seseorang yang sedang belajar. Prestasi belajar sendiri mempunyai pengertian sesuatu yang didapat atau dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar yang dinyatakan dengan berubahnya tingkah laku dan ketrampilan. Dalam pendidikan, belajar merupakan salah satu kegiatan pokok yang sangat berpengaruh terhadap tercapainya pendidikan yang sebenarnya. Belajar diperoleh melalui proses yang berlangsung secara terus menerus untuk mencapai prestasi yang optimal.


(22)

Prestasi belajar siswa dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor dari internal maupun eksternal. Faktor internal adalah yang berasal dari dalam diri individu tersebut, misalnya disiplin belajar, motivasi belajar, keadaan fisik seseorang. Faktor eksternal adalah yang berasal dari luar individu, misalnya fasilitas belajar, status sosial ekonomi orang tua serta lingkungan belajar.

Kedisiplinan belajar merupakan salah satu faktor yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sikap disiplin dalam belajar sangat diperlukan oleh seseorang guna mendorong dirinya untuk berusaha bertanggung jawab pada dirinya. Dengan adanya kedisiplinan belajar siswa dapat mencapai prestasi yang optimal dan dapat dikatakan berhasil dalam belajarnya.

Tidak hanya faktor dari dalam diri seseorang tetapi faktor dari luar juga sangat mendukung tercapainya prestasi belajar. Orang tua juga bertanggung jawab terhadap peningkatan dan kemajuan prestasi belajar anak-anaknya. Keluarga merupakan penopang hidup dan sebagai penuntun masa depan anak. Peran penting keluarga merupakan hal yang berpengaruh besar terhadap jiwa dan perkembangan mental untuk membentuk karakter dengan bekal pengetahuan yang dimiliki orang tua mereka. Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua


(23)

dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.

Faktor keluarga dapat berupa keadaan atau kondisi ekonomi orang tua atau keluarga siswa. Peranan ekonomi orang tua secara umum dapat dikatakan mempunyai hubungan yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa ini disebabkan proses belajar mengajar siswa membutuhkan alat-alat atau seperangkat pengajaran atau pembelajaran, di mana alat ini untuk memudahkan siswa dalam mendapatkan informasi, pengelolaan bahan pelajaran yang diperoleh dari sekolah.

Keadaan ekonomi orang tua siswa turut mendukung siswa dalam pengadaan sarana dan prasarana belajar, yang akan memudahkan dan membantu pihak sekolah untuk peningkatan proses belajar mengajar. Seperangkat pengajaran atau pembelajaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perangkat belajar mengajar seperti buku-buku pelajaran, pensil, penggaris, buku-buku Lembar Kerja Soal (LKS), penghapus, dan lain-lain. Fasilitas belajar di rumah yang mendukung menjadi salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut The Liang Gie (2002:33) untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadai antara lain tempat belajar, alat, waktu dan lain-lain. Fasilitas belajar adalah semua kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untuk memudahkan, melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar di sekolah. Fasilitas belajar sangat diperlukan supaya pembelajaran lebih efektif dan efisien yang nantinya peserta didik


(24)

dapat belajar dengan optimal sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Jadi pada prinsipnya fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang memudahkan untuk belajar. Dengan tersedianya fasilitas yang memadai diharapkan siswa akan memperoleh hasil yang baik.

Pada kenyataannya seringkali kita jumpai siswa yang mempunyai kedisiplinan belajar memiliki tingkat prestasi yang tinggi dan juga fasilitas belajar yang mendukung baik di rumah maupun disekolah turut mempengaruhi prestasi belajarnya. Status ekonomi orang tua juga mempunyai hubungan terhadap pemenuhan kebutuhan fasilitas belajar siswa. Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar, Status Ekonomi Orang Tua, dan Fasilitas Belajar di Rumah Dengan Prestasi Belajar Siswa.”

B. Identifikasi Masalah

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah pada faktor kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan fasilitas belajar di rumah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini:


(25)

1. Apakah ada hubungan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa?

2. Apakah ada hubungan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa?

3. Apakah ada hubungan signifikan antara fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Adanya hubungan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa.

2. Adanya hubungan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa.

3. Adanya hubungan signifikan antara fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Dengan adanya penelitian ini, siswa diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan belajar dengan dukungan orang tua dan fasilitas belajar yang lengkap sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.


(26)

2. Bagi orang tua/wali siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi orang tua untuk meningkatkan dukungannya kepada anak-anak mereka sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk penelitian berikutnya dan juga menambah bahan refrensi dibidang pendidikan. 4. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dan menjadi sarana untuk melatih menganalisis suatu masalah


(27)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian belajar

Menurut W.S. Winkel (2004:59) Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara konstan relatif dan berbekas. Namun tidak semua perubahan merupakan akibat langsung dari usaha belajar.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon seseorang. Stimulus sebagai input dan respon sebagai output dari proses belajar tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, dan tidak dapat menjadi dapat untuk mencapai hasil yang optimal.

b. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah dia melakukan proses belajar. Dalam Kamus Buku Besar Bahasa Indonesia, prestasi mempunyai arti sesuatu yang diandalkan


(28)

oleh usaha. Prestasi juga dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan berpikir. Ngalim Purwanto menyatakan “prestasi belajar tidak hanya meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan, namun meliputi pula aspek pembentukan watak seorang siswa.”

Hal ini dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar yang dinyatakan berubahnya pengetahuan, tingkah laku dan keterampilan. Prestasi belajar yang dicapai oleh tiap anak setelah belajar dan usaha yang diandalkan guru berupa angka-angka atau skala. Prestasi yang diperoleh siswa berupa pengetahuan.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

1) Faktor intern, yaitu suatu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar, meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologi intelegensi dan perhatian.

2) Faktor eksternal, yaitu suatu faktor yang berasal dari luar individu yang sedang belajar, meliputi faktor keluarga, suasana rumah, faktor sekolah, relasi, disiplin sekolah, faktor masyarakat, dan fasilitas belajar.


(29)

2. Kedisiplinan Belajar

a. Pengertian kedisiplinan belajar

Pembentukan satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam mengikuti, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati dan mengikuti aturan yang ada. Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.

Untuk belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektif dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain. Kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan


(30)

norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orangtua di rumah untuk mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan. Disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu norma dengan rasa tanggung jawab.

Menurut Hurlock (Suciningrum, 2011:19) indikator disiplin belajar adalah sebagai berikut.

1) Disiplin belajar di sekolah memiliki indikator sebagai berikut: a) patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah; b) persiapan belajar;

c) perhatian terhadap kegiatan pembelajaran; d) menyelesaikan tugas pada waktunya;

2) Disiplin belajar di rumah memiliki indikator sebagai berikut. a) mempunyai rencana atau jadwal;

b) belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung; c) ketaatan dan keteraturan dalam belajar;

d) perhatian terhadap materi;

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi sikap disiplin belajar siswa, sebagai berikut.


(31)

1) Keteladanan

Keteladanan orang tua sangat mempengaruhi sikap disiplin anak, sebab sikap dan tindak tanduk atau tingkah laku orang tua sangat mempengaruhi sikap dan akan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, orang tua bukanlah hanya sebagai pemberi kebutuhan anak secara materi, tapi orang tua juga adalah sebagai pemberi ilmu pengetahuan dan dituntut untuk menjadi suri tauladan bagi anaknya.

2) Kewibawaan

Orang tua yang berwibawa dapat memberi pengaruh yang positif bagi anak, hal ini sebagaimana yang tertulis dalam sebuah buku yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1983:3) bahwa kewibawaan adalah pancaran kepribadian yang menimbulkan pengaruh positif sehingga orang lain mematuhi perintah dan larangannya. Orang yang berwibawa menampakkan sikap dan nilai yang lebih unggul untuk diteladani.

3) Anak

Agar disiplin di lingkungan keluarga dapat berjalan dengan baik, maka sangat diharapkan kerjasama antar semua yang ada di rumah tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sangat diharapkan adanya kesadaran anak itu sendiri dalam


(32)

membina kedisiplinan. Anak harus menyadari kedudukannya sebagai anak yang memerlukan orang tua.

4) Hukuman dan ganjaran

Hukuman dan ganjaran, merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi perilaku. Apabila anak melakukan suatu pelanggaran atau suatu perbuatan yang tidak terpuji dan tidak mendapat teguran dari orang tua, maka akan timbul dalam diri anak tersebut suatu kebiasaan yang kurang baik.

5) Lingkungan

Faktor yang tidak kalah pentingnya dan berpengaruh terhadap disiplin adalah faktor lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Pada umumnya apabila lingkungan baik, maka akan berpengaruh terhadap perbuatan yang positif dan begitu pula sebaliknya.

Agar dapat terlaksana sikap disiplin yang diharapkan, maka ketiga lingkungan tersebut harus saling membantu, saling menolong, kerjasama, karena masalah pendidikan itu sudah sewajarnya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, dalam hal ini guru/sekolah, orang tua/keluarga dan begitu juga masyarakat yang berada di lingkungannya.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa keluarga mendidik anak dengan memberikan


(33)

kebiasaan-kebiasaan yang baik sebagai pembentukan watak yang terpuji. Sekolah mendidik anak memberikan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan si anak dengan pengajaran, dan dari masyarakat mendidik anak-anak dengan latihan-latihan praktis, berwujud keterampilan, ketabahan, keberanian, dan sebagainya yang semuanya akan dipergunakan sebagai bekal dalam kehidupannya.

3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

a. Pengertian Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan fasilitas keluarga. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder (Soetjiningsih, 2004).

Pendapat Weber (Soekanto, 2003:250) mengatakan bahwa status dapat didasarkan pada kepemilikan harta kekayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua adalah kedudukan atau posisi orang tua dalam masyarakat dilihat dari tingkat pendidikannya dan peranannya (hak dan kewajiban)


(34)

dalam masyarakat dan tingkat kekayaan seperti penghasilan, harta benda dan sebagainya.

b. Pembagian kelas sosial ekonomi berdasarkan status ekonomi menurut para ahli:

1) Status ekonomi menurut Saraswati (2009) a) Tipe Kelas Atas (> Rp 2.000.000).

b) Tipe Kelas Menengah (Rp 1.000.000 -2.000.000). c) Tipe Kelas Bawah (< Rp 1.000.000)

2) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 kelas atau golongan terdiri atas:

a) Golongan sangat kaya: merupakan kelompok kecil dalam masyarakat, terdiri dari pengusaha, tuan tanah, dan bangsawan

b) Golongan kaya : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat dalam masyarakat, terdiri dari para pedagang. c) Golongan miskin : merupakan golongan terbanyak dalam

masyarakat, kebanyakan dari rakyat biasa.

3) Soerjono Soekanto (1989:214) menggolongkan status sosial yang baiasanya digunakan dalam masyarakat sebagai berikut. a) Ukuran kekayaan

Ukuran kekayaan atau kebendaan dapat dijadikan suatu ukuran, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak


(35)

termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut dapat dilihat dari bentuk rumah dan mobil pribadinya.

b) Ukuran kekuasaan

Barang siapa yang memiliki kekusaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan tertinggi. Barangsiapa yang memiliki sesuatu berharga dalam jumlah yang banyak akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang menduduki lapisan teratas dan itu sebaliknya. c) Ukuran kehormatan

Seseorang yang dilingkungan masyarakatnya disegani dan dihormati mendapat tempat teratas dalam masyarakat tersebut, ini sering terlihat dalam masyarakat tradisional biasanya mereka adalah golongan tua mereka yang pernah berjasa dalam masyarakat.

d) Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sangat penting dan dijadikan acuan untuk menempatkan seseorang di lapisan teratas. Akan tetapi, ukuran tersebut terkadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Ini dapat dilihat dalam gelar kesarjanaan yang diperolehnya dalam menempuh pendidikan.


(36)

4. Fasilitas Belajar

a. Pengertian fasilitas belajar

Alat belajar merupakan bahan atau alat apapun yang digunakan untuk membantu dan penyampaian dan penyajian materi pembelajaran. Alat ini dapat berupa alat peraga baik itu alat elektronik maupun alat lainnya yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika ditunjang dengan fasilitas yang memadai.

Maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat menunjang dan mempermudah kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang dimaksud adalah sarana pendidikan yang ada di sekolah berupa, gedung atau ruang kelas dan perabot serta peralatan pendukung di dalamnya, media pembelajaran, buku atau sumber belajar lainya.

b. Standar fasilitas belajar

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 menegaskan bahwa

1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan


(37)

lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

c. Macam-macam fasilitas yang dibutuhkan oleh anak meliputi: 1) perlengkapan sekolah;

2) kamar belajar;

3) meja dan kursi belajar; 4) penerangan;

5) sarana ke sekolah; 6) lingkungan belajar;

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar.

Kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang


(38)

telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orangtua di rumah untuk mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah dia melakukan proses belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh tiap anak setelah belajar dan usaha yang diandalkan guru berupa angka-angka atau skala.

Dalam hasil penelitian Suciningrum (2011:95) ditemukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dan prestasi belajar. Ini mengandung arti jika siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan memiliki prestasi yang lebih tinggi, demikian sebaliknya siswa yang memiliki disiplin belajar yang rendah akan cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah pula.

2. Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar.

Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan fasilitas keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder (Soetjiningsih, 2004).


(39)

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah dia melakukan proses belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh tiap anak setelah belajar dan usaha yang diandalkan guru berupa angka-angka atau skala.

Dalam hasil penelitian Sovia Dian Rosari (2011:73) ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi dengan prestasi belajar. Siswa dengan tingkat status sosial ekonomi tinggi akan memiliki prestasi yang lebih tinggi dan sebaliknya, siswa yang memiliki tingkat status sosial ekonomi rendah akan memiliki prestasi belajar yang rendah

3. Hubungan fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar.

Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika ditunjang dengan fasilitas yang memadai.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah dia melakukan proses belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh tiap anak setelah belajar dan usaha yang diandalkan guru berupa angka-angka atau skala.

Dalam hasil penelitian Dwi Yuli Susanti (2009:100) ditemukan bahwa ada hubungan yang kuat antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar akuntansi. Ini mengandung arti bahwa siswa yang memiliki fasilitas belajar memadahi akan memiliki prestasi yang lebih tinggi


(40)

dan sebaliknya, siswa yang memiliki fasilitas belajar kurang memadahi akan memiliki prestasi belajar yang rendah.

C. Hipotesis Penelitian

Dari uraian kerangka berpikir di atas maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut.

1. Ada hubungan signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa.

2. Ada hubungan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa.

3. Ada hubungan signifikan antara fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa.


(41)

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan pada obyek yang ditentukan. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang hubungan antara kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 2. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul yang beralamat di jalan Bugisan Selatan Yogyakarta.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian adalah siswa SMA kelas XI

2. Obyek Penelitian adalah Prestasi Belajar, Kedisiplinan Belajar, Status Sosial Ekonomi, dan Fasilitas Belajar di Rumah.


(42)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul. 2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi. Peneliti mengambil sampel siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul. Berdasarkan pertimbangan kemampuan, waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti, maka penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh populasi tetapi pada sebagian populasi (sampel). Diketahui keseluruhan populasi penelitian berjumlah 225 siswa maka sampel yang akan diambil berjumlah 135 (60%).

Cara atau teknik pengambilan sampel yang teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu pada penelitian ini adalah kelas XI dianggap berada pada fase stabil serta pertimbangan biaya dan waktu dalam melaksanakan penelitian.


(43)

E. Variabel dan Pengukuran Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa suatu gejala yang diteliti. Adapun variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini meliputi: 1) Variabel Kedisiplinan Belajar

2) Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua 3) Variabel Fasilitas Belajar di rumah

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat pada penelitian ini adalah Prestasi Belajar siswa kelas XI.

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel bebas (Independent Variable)

Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala kedisiplinan dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan ada


(44)

dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Skala kedisiplinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

1) Kedisiplinan Belajar

Tabel III.1

Pengembangan Indikator Variabel Kedisiplinan Belajar

Indikator Pernyataan

Positif Negatif 1. Mempunyai jadwal atau rencana belajar 1, 2

2. Ketaatan dan keteraturan dalam belajar 4 3

3. Persiapan belajar 5, 15

4. Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran 6, 7 8 5. Menyelesaikan tugas pada waktunya 14 9 6. Patuh dan taat terhadap tata tertib di sekolah 11 10 7. Perhatian terhadap materi 12, 13

Sumber: Menurut Hurlock (Suciningrum, 2011:19) 2) Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Tabel III.2

Pengembangan Indikator Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Indikator Pernyataan

1.Tingkat Pendidikan 1, 2 2.Tingkat Pendapatan 3, 4

3.Fasilitas Keluarga 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 Sumber: Soerjono Soekanto (1989:214)

3) Fasilitas Belajar di Rumah

Tabel III.3

Pengembangan Indikator Variabel Fasilitas Belajar di Rumah

Indikator

Pernyataan 1.Perlengkapan Sekolah 1, 2, 3, 4 2. Kamar Belajar 5, 6 3. Meja dan Kursi 7

4. Penerangan 8, 9

5. Sarana ke sekolah 10 6. Lingkungan Belajar 11 Sumber: Dwi Yuli Susanti (2009: 24-25)


(45)

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Prestasi belajar diukur berdasarkan nilai akhir siswa pada raport yang diperoleh siswa pada semester gasal. Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul menggunakan acuan yaitu Penilaian Acuan Patokan tipe II (PAP II) (Masidjo, 1995) dikelompokkan menjadi:

Tabel III.4

Kelompok Prestasi Belajar PAP Tipe II

No Nilai/skor Keterangan 1 81 – 100 Sangat Tinggi 2 66 – 85 Tinggi

3 56 -65 Cukup 4 46 – 55 Rendah

5 0 – 45 Sangat Rendah

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Kuesioner

Teknik kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden sebagai sampel untuk mendapatkan informasi dari responden.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, surat kabar dan sebagainya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan nilai raport semester gasal.


(46)

G. Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengumpulkan data, digunakan penelitian sebagai berikut.

1. Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data mengenai kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan fasilitas belajar. Langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat kuesioner sebagai berikut.

a. Menentukan indikator-indikator dalam setiap variabel. b. Membuat daftar pertanyaan

c. Membuat skoring

Alternatif jawaban kuesioner 1) Kedisiplinan belajar

Tabel III.5

Skor Pernyataan kuesioner

Jawaban Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

2) Status sosial ekonomi orang tua dan fasilitas belajar Jawaban a : skor 4

Jawaban b : skor 3 Jawaban c : skor 2 Jawaban d : skor 1


(47)

2. Nilai Raport Siswa

Peneliti menggunakan nilai raport untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang telah dicapai pada semester gasal.

H. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Muhadi, 2011:45). Uji korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu sebagai berikut:

√ Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan Y = jumlah responden

= skor total item = skor item

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikan 5%. Jika lebih besar daripada , maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan sebaliknya jika lebih besar dari maka butir pertanyaan dapat dikatakan tidak valid.


(48)

Kuesioner yang disebar sebanyak 180 dan kembali sebanyak 171. Dari 171 kuesioner diambil sebanyak 36 untuk dilakukan uji validitas. Uji validitas menggunakan sampel berjumlah N = 36, dengan derajat kebebasan sebesar 34 (dk = 36-2) sehingga didapatkan = 0,329. dapat dilihat pada kolom kolom corrected item-total correlation dengan menggunakan perhitungan SPSS 16 for Windows

sebagai berikut:

Tabel III.6

Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Kedisiplinan Belajar Butir Keterangan

1 0,537 0,329 Valid

2 0,349 0,329 Valid

3 0,341 0,329 Valid

4 0,617 0,329 Valid

5 0,429 0,329 Valid

6 0,563 0,329 Valid

7 0,492 0,329 Valid

8 0,526 0,329 Valid

9 0,307 0,329 Tidak Valid

10 0,331 0,329 Valid

11 0,560 0,329 Valid

12 0,727 0,329 Valid

13 0,544 0,329 Valid

14 0,570 0,329 Valid

15 0,046 0,329 Tidak Valid

Berdasarkan uji validitas di atas dapat diketahui besarnya untuk setiap butir pertanyaan. Pada taraf signifikan 5% diketahui dari 2 butir pertanyaan (9 dan 15) lebih kecil dari atau dapat dikatakan tidak valid. Sedangkan 13 butir


(49)

pertanyaan yang lain mempunyai lebih besar dari . Sebanyak 2 butir pertanyaan yang tidak valid dihapus/dihilangkan dan dilakukan pengujian ulang pada butir pertanyaan yang valid.

Tabel III.7

Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Kedisiplinan Belajar Butir Keterangan

1 0,574 0,329 Valid

2 0,398 0,329 Valid

3 0,375 0,329 Valid

4 0,581 0,329 Valid

5 0,371 0,329 Valid

6 0,598 0,329 Valid

7 0,519 0,329 Valid

8 0,516 0,329 Valid

10 0,355 0,329 Valid

11 0,539 0,329 Valid

12 0,724 0,329 Valid

13 0,612 0,329 Valid

14 0,552 0,329 Valid

Berdasarkan hasil pengujian ulang dapat diketahui pada keseluruhan 13 butir pertanyaan lebih besar dari dan dinyatakan semuanya valid dan dapat digunakan untuk analisis data untuk penelitian.

Tabel III.8

Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua Butir Keterangan

1 0,509 0,329 Valid

2 0,418 0,329 Valid

3 0,690 0,329 Valid

4 0,432 0,329 Valid

5 -0,131 0,329 Tidak Valid


(50)

8 0,631 0,329 Valid

9 -0,149 0,329 Tidak Valid

10 0,529 0,329 Valid

11 -0,042 0,329 Tidak Valid

12 0,549 0,329 Valid

Berdasarkan uji validitas di atas dapat diketahui besarnya untuk setiap butir pertanyaan. Pada taraf signifikan 5% diketahui dari 4 butir pertanyaan (5, 6, 9, dan 11) lebih kecil dari atau dapat dikatakan tidak valid. Sedangkan 8 butir pertanyaan yang lain mempunyai lebih besar dari . Sebanyak 4 butir pertanyaan yang tidak valid dihapus/dihilangkan dan dilakukan pengujian ulang pada butir pertanyaan yang valid.

Tabel III.9

Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua Butir Keterangan

1 0,533 0,329 Valid

2 0,448 0,329 Valid

3 0,700 0,329 Valid

4 0,486 0,329 Valid

7 0,590 0,329 Valid

8 0,649 0,329 Valid

10 0,581 0,329 Valid

12 0,536 0,329 Valid

Berdasarkan hasil pengujian ulang dapat diketahui pada keseluruhan 8 butir pertanyaan lebih besar dari dan dinyatakan semuanya valid dan dapat digunakan untuk analisis data untuk penelitian.


(51)

Tabel III.10

Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Fasilitas Belajar di Rumah Butir Keterangan

1 0,760 0,329 Valid

2 0,663 0,329 Valid

3 0,631 0,329 Valid

4 0,357 0,329 Valid

5 0,657 0,329 Valid

6 0,200 0,329 Tidak Valid

7 0,616 0,329 Valid

8 0,183 0,329 Tidak Valid 9 0,120 0,329 Tidak Valid

10 0,558 0,329 Valid

11 0,615 0,329 Valid

Berdasarkan uji validitas di atas dapat diketahui besarnya untuk setiap butir pertanyaan. Pada taraf signifikan 5% diketahui dari 3 butir pertanyaan ( 6, 8 dan 9) lebih kecil dari atau dapat dikatakan tidak valid. Sedangkan 8 butir pertanyaan yang lain mempunyai lebih besar dari . Sebanyak 3 butir pertanyaan yang tidak valid dihapus/dihilangkan dan dilakukan pengujian ulang pada butir pertanyaan yang valid.

Tabel III.11

Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Fasilitas Belajar di Rumah Butir Keterangan

1 0,733 0,329 Valid

2 0,671 0,329 Valid

3 0,604 0,329 Valid

4 0,402 0,329 Valid

5 0,719 0,329 Valid

7 0,716 0,329 Valid

10 0,502 0,329 Valid


(52)

Berdasarkan hasil pengujian ulang dapat diketahui pada keseluruhan 8 butir pertanyaan lebih besar dari dan dinyatakan semuanya valid dan dapat digunakan untuk analisis data untuk penelitian.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Menurut Muhadi (2011:45) reliabiltas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa kalipun diambil, tetap akan sama.

Reliabilitas kuesioner ditentukan dengan cara menghitung koefisien realibilitas . Koefisien realibilitas dinyatakan dengan menggunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut:

( ) Keterangan:

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir pertanyaan = jumlah varians butir

= varians total

Pada penelitian ini, taraf signifikan yang digunakan oleh peneliti adalah 5% dengan = 0,329. Jika lebih besar


(53)

dari maka seluruh butir pertanyaan tersebut reliabel. Sebaliknya, jika lebih kecil dari maka seluruh butir pertanyaan tersebut tidak reliabel.

Tabel III.12

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel

No. Variabel Keterangan 1. Kedisiplinan belajar 0,849 0,329 Reliabel 2. Status sosial ekonomi

orang tua

0,823 0,329 Reliabel 3. Fasilitas belajar di rumah 0,871 0,329 Reliabel

Hasil uji tingkat realibilitas dari tabel di atas kemudian dibandingkan dengan tingkat keterandalan variabel penelitian yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:245):

Tabel III.13

Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian

No. Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keandalan 1. 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,6 – 0,8 Tinggi

3. 0,4 – 0,6 Cukup

4. 0,2 – 0,4 Rendah

5. 0,0 – 0,2 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil pengujian reabilitas variabel kedisiplinan belajar pada kolom Cronbach's Alpha dapat diketahui = 0,849. Oleh karena lebih besar dari ㅤatau 0,849 > 0,329 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan reliabel dengan tingkat keterandalan sangat tinggi.


(54)

Berdasarkan hasil pengujian reabilitas variabel status sosial ekonomi orang tua pada kolom Cronbach's Alpha dapat diketahui = 0,823. Oleh karena lebih besar dari atau 0,823 > 0,329 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan reliabel dengan tingkat keterandalan sangat tinggi.

Berdasarkan hasil pengujian reabilitas variabel fasilitas belajar di rumah pada kolom Cronbach's Alpha dapat diketahui = 0,871. Oleh karena lebih besar dari atau 0,871 > 0,329 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan reliabel dengan tingkat keterandalan sangat tinggi.

I. Teknik Analisis Data

Agar pengujian hipotesis dalam penelitian ini ditarik tidak menyimpang, maka diperlukan uji prasyarat. Pengujian prasyarat analisis korelasi dalam penelitian ini adalah uji normalitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari data distribusi teoritis (Ghozali, 2002 :35-36). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah dengan Kolmogorov Smirnov Test. Tujuan uji ini adalah untuk


(55)

menguji normalitas data dengan uji hipotesis. Data yang di uji normal adalah nilai residual dari semua variabel. Rumus

Kolmogorov Smirnov Test (Ghozali, 2002 : 36) sebagai berikut: | |

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal. Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan bantuan progam SPSS 16.0 For Windows.

2. Uji Deskriptif Data

Data mengenai kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi orang tua dan fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa yang telah diperoleh melalui penyebaran kuesioner tersebut akan disajikan oleh peneliti dalam bentuk tabel frekuensi, yaitu tabel yang berisi tabulasi data dari skor-skor yang diperoleh dari jumlah keseluruhan skor-skor untuk item-item pernyataan dalam kuesioner yang diperoleh dari siswa.


(56)

Selanjutnya menghitung rata-rata (mean), median,

modus, dan simpangan baku (standar deviasi) berdasarkan skor-skor data yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan bantuan progam SPSS 16.0 For Windows.

Untuk menentukan apakah prestasi belajar siswa dengan kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi orang tua dan fasilitas belajar di rumah siswa sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah atau sangat rendah, peneliti mengacu pada penilaian patokan tipe II (PAP Tipe II). Tingkat penguasaan kompetensi minimal yang merupakan passing score adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai, diberi nilai cukup untuk nilai-nilai diatas dan dibawah cukup diperhitungkan sebagai berikut:

Tabel III.14 PAP Tipe II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Keterangan

81%-100% Sangat Tinggi

66%-80% Tinggi

56%-65% Cukup

46%-55% Rendah

Dibawah 46% Sangat Rendah

3. Uji Korelasi

Pengujian ini digunakan untuk menguji dua variabel apakah ada hubungan atau tidak, dengan jenis data ordinal. Teknik analisis korelasi ini menggunakan korelasi Pearson yaitu analisis korelasi


(57)

product. Rumus korelasi product moment (Arikunto, 1984:58) sebagai berikut:

√ Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan Y = jumlah responden

= Jumlah Produk dari X dan Y = Jumlah nilai dari X

= Jumlah nilai dari Y = Jumlah X kuadrat

= Jumlah Y kuadrat

Uji koefisien korelasi Pearson dilakukan untuk menguji ke tiga hipotesis yang menyatakan hubungan antara kedisplinan belajar dengan prestasi belajar, hubungan antara status sosial ekonomi dengan prestasi belajar, hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar. Harga dikorelasikan dengan pada taraf signifikan 5%. Apabila lebih besar atau sama dengan

maka Ho ditolak, sedangkan apabila lebih kecil dari maka Ho diterima. Koefisien korelasi yang diperoleh lalu diinterpretasikan. Pedoman untuk menginterpretasikan terhadap koefisien korelasi:


(58)

Tabel III.15

Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,19 Sangat Lemah

0,20 - 0,39 Rendah

0,40 - 0,69 Sedang/Cukup 0,70 - 0,89 Kuat/Tinggi 0,90 - 1,00 Sangat Kuat/Tinggi


(59)

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

SMA N 1 Kasihan adalah sekolah yang berada di kawasan Bantul Utara, daerah perbatasan kota, tepatnya berada di Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta. Berdasarkan SK Menteri P dan K No.0292/0/78 tertanggal 2 September dan TMT 1 bulan April 1978 berdirilah SMA N 1 Tirtonirmolo (SMA N 1 Kasihan). Tujuan didirikannya sekolah ini adalah untuk menampung siswa/siswi lulusan SLTP yang berada di daerah Bantul.

Pada tanggal 1 Januari 1978 berdirilah SMA persiapan yang pengelolaannya diserahkan kepada SMA N 1 Yogyakarta. Selain itu karena saat itu kegiatan pembelajaran masih menumpang di SMA N 1Yogyakarta karena belum memiliki gedung sendiri. Pada angkatan pertama jumlah siswanya sebanyak 80 anak dan dibagi menjadi 2 kelas dengan guru tetap sebanyak 7 orang serta dibantu guru-guru dari SMA N 1 Yogyakarta.

Setelah memperoleh lokasi sendiri di jalan Bugisan Selatan, kelurahan tirtonirmolo, kecamatan Kasihan, Yogyakarta maka tanggal 11 Maret 1979 SMA persiapan mulai menempati gedung sendiri. Serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RepublikIndonesia Nomor: 035/0/1997 tanggal 7 Maret SMA negeri 1 Tirtonirmolo berubah nama menjadi SMA negeri 1 Kasihan. Nama-nama kepala sekolah yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMA Negeri Kasihan adalah sebagai berikut:


(60)

2. Drs. Sutopo Darmosasmito(1979-1981) 3. Drs. A. Sulistyo (1981-1984)

4. Drs. Soekemi (1984-1986) 5. Drs. Soemardji (1986-1987) 6. Drs. Soejadi (1987-1989)

7. Moch. Kukuh Hardjono, BA (1989-1990) 8. Drs. Samidjo (1990-1992)

9. Drs. Ig. Ramelan (1992-1993) 10. Drs. Ngabdurrochmin (1993-1995) 11. R. suhardjo, BA (1995-1997) 12. Dra. Sumarlinah (1997-2001)

13. Drs. HM. Edy Suhartoyo, MM (2001-oktober 2008) 14. Suwito, M.Pd (Oktober 2008-Februari 2009)

15. Drs. Suharja, M.Pd (Februari 2009-sekarang)

SMA Negeri 1 Kasihan dibatasi oleh perkampungan penduduk disebelah timur dan utara, sedangkan sebelah selatan dan barat dibatasi oleh jalan kampung. SMA Negeri 1 Kasihan terletak di Dusun Tegalsenggotan RT 02 Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Hingga saat ini SMA Negeri Kasihan beralamat di Jalan Bugisan Selatan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.

A. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kasihan

Visi : “Bertaqwa, Berprestasi, Berkepribadian dan Ramah Lingkungan”,


(61)

1. Bertaqwa artinya meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan mengamalkan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya sesuai dengan keyakinan agama yang dianut.

2. Berprestasi artinya memiliki keunggulan baik akademik amupun non-akademik di tingkat nasional dan global.

3. Berkepribadian artinya memiliki sikap yang baik sesuai dengan 20 nilai akhlaq mulia baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

4. Ramah lingkungan artinya memiliki sikap yang peduli terhadap lingkungan di sekitar sekolah maupun di masyarakat.

Misi : Misi sekolah adalah tindakan atau usaha untuk mewujudkan visi dengan rumusan sebagai berikut:

1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan agamanya, sehingga kehidupan beragama di sekolah dapat tercipta manusia yang agamis penuh toleransi.

2. Menumbuhkan semangat berprestasi baik akademik maupun non-akademik dengan pembinaan, pendampingan, pembimbingan, dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa sehingga dapat bersaing di tingkat nasional maupun global. 3. Membina, mendidik, mengarahkan, dan memberi contoh implementasi

20 nilai-nilai akhlaq mulia dalam kegiatan sehari-hari di sekolah sehingga siswa dapat memiliki dan menerapkan nilai-nilai akhlaq mulia dalam kehidupan sehari-hari.


(62)

4. Membina, mendidik, mengarahkan, dan memberi contoh implementasi sikap ramah lingkungan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah sehingga siswa dapat memiliki dan menerapkan sikap ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Pendidikan Sekolah

1. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas

Tujuan Sekolah Menengah Atas adalah mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, cakap, kreatif dan bertanggungjawab serta ketrampilan untuk mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan Pendidikan SMA Negeri 1 Kasihan

Tujuan SMA Negeri 1 Kasihan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan

Sistem pendidikan yang diterapkan pada SMA Negeri 1 Kasihan Bantul sejak tahun 2006 adalah system KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) bagi siswa kelas X, XI dan XII. Sistem pendidikan ini bertujuan untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang mampu membentuk


(63)

pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan non tes.

D. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Kasihan

Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Kasihan meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Pengorganisasian kelas-kelas dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas dua program, yaitu program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

E. Muatan Kurikulum SMA Negeri 1 Kasihan

Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasara dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Kelompok mata pelajaran estetika.


(64)

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 tahun 2005 Pasal 7.

1. Mata Pelajaran

Muatan Mata Pelajaran yang diberikan di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul sesuai dengan struktur kurikulum yang terdapat dalam Standar Isi.

Tabel IV.1

Muatan Mata Pelajaran Kelas X

Komponen Alokasi Waktu Smt 1 Smt 2 A.

1.

Mata Pelajaran

Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 5 5

5. Matematika 4 4

6. Fisika 3 3

7. Biologi 3 3

8. Kimia 3 3

9. Sejarah 1 1

10. Geografi 2 2

11. Ekonomi 3 3

12. Sosiologi 2 2

13. Seni Budaya a. Seni Tari b. Seni Rupa

2 2

14. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 15 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 16. Ketrampilan

a. Batik b. Wirausaha

2 2

B. Muatan Lokal

Bahasa Jawa 2 2

C. Pengembangan Diri - -


(65)

Tabel IV.2

Muatan Mata Pelajaran Kelas XI dan XII Program IPA

Komponen

Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A.

1.

Mata Pelajaran

Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 5 5 4 4

5. Matematika 4 4 5 5

6. Fisika 5 5 5 5

7. Kimia 6 6 6 6

8. Biologi 5 5 5 5

9. Sejarah 1 1 1 1

10. Seni Budaya a. Seni Tari b. Seni Rupa

2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan 2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan

Komunikasi 2 2 2 2

13. Ketrampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal

Bahasa Jawa 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri - - - -

Jumlah 43 43 43 43

Tabel IV.3

Muatan Mata Pelajaran Kelas XI dan XII Program IPS

Komponen

Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A.

1.

Mata Pelajaran

Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4


(66)

6. Sejarah 3 3 3 3

7. Geografi 5 5 5 5

8. Ekonomi 7 7 7 7

9. Sosiologi 3 3 3 3

10. Seni Budaya a. Seni Tari b. Seni Rupa

2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan 2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan

Komunikasi 2 2 2 2

13. Ketrampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal

Bahasa Jawa 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri - - - -

Jumlah 43 43 43 43

2.Muatan Lokal

Untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, maka SMAN 1 Kasihan memilih muatan lokal yang berkaitan budaya tersebut yaitu Bahasa Jawa. Dalam muatan lokal ini akan dikembangkan pengetahuan dan ketrampilan budaya Jawa yaitu Bahasa Jawa.

3.Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah keiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi SMA Negeri 1 Kasihan Bantul. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui :


(67)

a. Kegiatan Pelayanan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik.

b. Kegiatan Pengembangan Pribadi dan Kreatifitas Siswa

dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakulikuler, yang mencangkup kegiatan :

1) Keagamaan ( Bintaqsis, Rohani Kristen, Katolik dan Hindu ) 2) Keolahragaan ( Basket, Sepakbola, Taekwondo )

3) Kepemimpinan ( Latihan Dasar Kepemimpinan siswa / LDK, Paskibraka, Palang Merah Remaja, Pramuka )

4) Seni ( Karawitan, Paduan Suara, Cheerleaders ) 5) Komputer

6) Kelompok ilmiah remaja, kelompok majalah kreasi 7) Bahasa korea

8) Tirto English Club (ETC)

Setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih jenis ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul.Segala aktifitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan ekstrakulikuler dibawah pembinaan dan pengawasan guru pembina yang telah mendapat tugas dari Kepala Sekolah.

4.Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar yang diatur di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul dengan menggunakan Sistem Paket yaitu sistem penylenggaraan program


(68)

pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada SMA Negeri 1 Kasihan Bantul. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul berlangsung selama 45 menit.

Pemanfaatan alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur sebanyak maksimum 60% dari jumlah alokasi waktu tatap muka per mata pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran.

5.Ketuntasan Belajar

SMA Negeri 1 Kasihan Bantul menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya


(69)

pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran adalah 75 tetapi untuk mata pelajaran bahasa inggris kriteria ketuntasan minimalnya adalah 76. Dari data yang ada SMA Negeri 1 Kasihan Bantul meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara bertahap dan terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal yaitu 100.

6. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan

a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.

b. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.

d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

e. Menghargai keberadaan agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.

f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.

h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.


(70)

i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

j. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.

k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial. l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. m.Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. o. Mengapresiasi karya seni dan budaya.

p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.

q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan.

r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.

s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.

t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.

u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis.

v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.


(71)

w.Mengetahui pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.

7. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran

Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran:

a. Agama dan Akhlak Mulia;

b. Kewarganegaraan dan Kepribadian; c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; d. Estetika;

e. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.

F. Organisasi Sekolah

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah pejabat sekolah yang bertanggung jawab atas segala kegiatan yang diadakan sekolah. Kepala sekolah sebagai pejabat fungsional dari Departemen Pendidikan Nasional bertindak sebagai pemimpin sekolah dengan tugas sebagai berikut:

a. Manager

Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah mengarahkan seluruh warga sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

b. Administrator

Kepala sekolah bertugas sebagai pelaksana tata laksana sekolah agar berjalan lancar. Selain itu kepala sekolah juga bertanggung jawab


(72)

atas pelaksanaan kurikulum dan perkembangan administrasi sekolah serta penerima dan pelaksana intruksi dari atasan.

c. Supervisor

Kepala sekolah bertugas sebagai pengawas, pembimbing guru dan karyawan agar dapat meningkatkan kompetensi masing-masing personil sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

1) Merencanakan, menyusun, membimbing dan mengawasi kegiatan-kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. 2) Mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan unit

kerja yang ada di sekolah.

3) Menjalin hubungan dan kerja sama dengan orang tua siswa, lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah, masyarakat pada umumnya serta mendayagunakan sumber-sumber potensi pemerintah.

4) Melaporkan pelaksnaan dan hasil semua kegiatan kepada atasannya dalam rangka pengendalian dan pengawasan kebijakan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah.

2. Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepla sekolah adalah guru yang ditetapkan sebagai pemantau kepala sekolah dengan persetujuan atsan langsung kepla sekolah yang bersangkutan. Secara garis besar wakil kepala sekolah bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan


(73)

mewakili kepala sekolah untuk tugas-tugas ke luar dan ke dalam bila kepala sekolah berhalangan hadir untuk hal-hal tertentu.

Untuk memperlancar tugas-tugas tersebut, wakil kepala sekolah dibagi atas beberapa bidang, yaitu:

a. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Wakil kepala sekolah bidang kurikulum mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

1) Menyusun program pengajaran. 2) Menyusun pembagian tugas guru. 3) Menyusun jadwal pelajaran. 4) Menyusun jadwal evaluasi belajar.

5) Menyusun pelaksanaan jadwal Ujian Akhir Nasional.

6) Menyusun kriteria persyaratan naik atau tida naik, serta lulus atau tidak lulus.

7) Menyusun jadwal penerimaan buku laporan pendidikan (rapor dan penerimaan STTB)

8) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program suatu pelajaran.

9) Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala. b. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam bidang berikut:


(1)

LAMPIRAN 8

TABEL r


(2)

129

TABEL R

Pada Sig.0,05 (Two Tail)

N r N r N r N r N r N r

1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138 2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137 3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137 4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137 5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136 6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136 7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136 8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135 9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135 10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135 11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134 12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134 13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134 14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134 15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133 16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133 17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133 18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132 19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132 20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132 21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131 22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131 23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131 24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131 25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13 26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13 27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13 28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129 29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129 30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129 31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129 32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128 33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128

34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128 35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127 36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127 37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127 38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127 39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126 40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

LAMPIRAN 9

SURAT IJIN DAN KETERANGAN

SUDAH PENELITIAN


(4)

131

SURAT IJIN DAN KETERANGAN SUDAH PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI