Lissa Utami Dewi, 2013
Evaluasi event marketing CSR “Camejasa” terhadap citra taman lalu lintas kota bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus dipenuhi, yaitu data berasal distribusi yang
normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode
yang digunakan adalah ststistik nonparametrik. Dalam Uji normalitas ini, dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi
lebih besar dari 5 atau 0,05, Uji One Sample Kolmogorov- Smirnov.
b. Uji Asumsi Heteroskedustisitas
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang
terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode yang sering digunakan adalah dengan Uji Durbin-Watson Uji
DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1.
Jika d lebih kecil dL atau lebih besar dari 4-dL maka Hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi
2. Jika d terletak antara dU dan 4-dU, maka hipotesis nol
diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi
Jika d terletak antara dL dan dU atau di antara 4-dU dan 4- dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai dU
Lissa Utami Dewi, 2013
Evaluasi event marketing CSR “Camejasa” terhadap citra taman lalu lintas kota bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang tergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang
menjelaskan. Priyatno, 2008:47.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan ,emguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Dasar analisisnya adalah bahwa jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang membentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur bergelombang, melebar
kemudian menyempit. Maka mengindikasikan telat terjadi Heteroskedastisitas. Sebaiknya jika ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Ghozali, 2005:105. d.
Uji Multikolineritas
Multikolerasi adalah situasi adanya kolerasi yang kuat antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam
analisis regresi. Apabila dalam analisi terdeksi multikolinearitas maka agka estimasi koefisien regresi yang diadapat akan mempunyai nilai
Lissa Utami Dewi, 2013
Evaluasi event marketing CSR “Camejasa” terhadap citra taman lalu lintas kota bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat menyesatkan interpretasi. Selain itu juga nilai standar error setiap koefisien regresi
dapat menjadi tidak terhingga. Dua parameter yang paling umum digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas adalah nilai Tolerance
dan Nilai VIF Variance Inflation Factor. Suatu regresi dikatakan terdeteksi multikolinearitas apabila VIF
menjauhi 1 atau nilai tolerance menjauhi 1. Menurut Nachrowi dan Usman 2006:102, multikolinearitas dianggap ada jika nilai VIF lebih
dari 5 dan menurut Singgih Santoso 2005:381, semua variabel harus memenuhi persayaratan ambang tolerance, yakni diatas 0,0001.
3.2.7.3 Rencana Pengujian Hipotesis
Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara evaluasi event
marketingX yang terdiri dari message X
1
, interaction X
2
, dan integration X
3
terhadap citra Taman Lalu Lintas Kota Bandung sebagai wisata edukasi lalu lintas.
Hi : bi ≠ 0 ;
Terdapat pengaruh yang signifikan evaluasi event marketingX yang terdiri dari message X
1
, interaction X
2
, dan integration X
3
terhadap citra Taman Lalu Lintas Kota Bandung sebagai wisata edukasi lalu lintas.
Jika t
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak dan Hi diterima
Lissa Utami Dewi, 2013 Evaluasi event marketing CSR “Camejasa” terhadap citra taman lalu lintas kota bandung.
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
150
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian regresi linear berganda yang dilaksanakan mengenai evaluasi event marketing
program CSR “CAMEJASA” terhadap citra Taman Lalu Lintas Kota Bandung sebagai wisata edukasi lalu lintas, dapat disimpulkan sebagai
berikut: 1.
Gambaran mengenai evaluasi event marketing yang dilaksanakan di Taman Lalu Lintas Kotaas Kota Bandung mendapat penilaian yang cukup baik dari pengunjung
Taman Lalu Lintas Kota Bandung yang mengikuti event “CAMEJASA”. Penilaian
tertinggi diperoleh oleh message sedangkan terendah diperoleh oleh interaction seperti dijelaskan bahwa secara keseluruhan evalauasi event marketing yang
dilaksanakan di Taman Lalu Lintas Kota Bandung sudah baik, terutama message. Message adalah faktor utama yang mempengaruhi dari suatu event marketing , hal ini
membuktikan bahwa message dari hasil pengolahan data sesuai dengan penyebaran kuesioner dalam suatu event merupakan tujuan utama dari sebuah event untuk meraih
keberhasilan dalam menyampaikan maksud dari event “CAMEJASA” tersebut.
Interaction mendapatkan penilaian terendah. Hal ini dikarenakan minat para peserta untuk berinteraksi dengan pengelola Taman Lalu Lintas Kota Bandung masih rendah
dan diharapkan dapat ditingkatkan lagi melalui menambah materi-materi yang mendukung interaksi aktif antara peserta dengan penyelenggara event.