METODE PENELITIAN 30 HASIL DAN PEMBAHASAN 43 KESIMPULAN DAN SARAN 54

4.4 Pembahasan 49 4.4.1 Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sistem Pencernaan Makanan Manusia di Kelas XI IPA-2 dengan Model Jigsaw 49 4.4.2 Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sistem Pencernaan Makanan Manusia di Kelas XI IPA-1 dengan Model Make A Match 50 4.4.3 Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Sistem Pencer naan Makanan Manusia di Kelas XI IPA-2 dengan Model Jigsaw 50 4.4.4. Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Sistem Pencer naan Makanan Manusia di Kelas XI IPA-1 dengan Model Make A Match 51 4.4.5 Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas dengan Model Jigsaw dengan Kelas Model Make A Match 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1. Kesimpulan 54 5.2. Saran 54 DAFTAR PUSTAKA 55 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw 14 Gambar 2.2 Organ-organ Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia 18 Gambar 2.3 Jenis-Jenis Gigi 20 Gambar 2.4 Letak Kelenjar Ludah di Dalam Rongga Mulut 21 Gambar 2.5. Bagian-Bagian Lambung 22 Gambar 2.6 Hati dan Pankreas 23 Gambar 2.7 Usus Halus 25 Gambar 2.8 Usus Besar Manusia dan Bagiannya 25 Gambar 3.3 Prosedur Penelitian 33 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 57 Lampiran 2. RPP Kelas Jigsaw 58 Lampiran 3. RPP Kelas Make A Match 65 Lampiran 4. Soal Instrumen Penelitian Awal 71 Lampiran 5. Kunci Jawaban 83 Lampiran 6. Soal Pretes 84 Lampiran 7. Kunci Jawaban Pretes 90 Lampiran 8. Soal Postes 91 Lampiran 9. Kunci Jawaban Postes 98 Lampiran 10. Perhitungan Validitas Butir Soal 99 Lampiran 11. Perhitungan Realibilitas Butir Soal 101 Lampiran 12. Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal 102 Lampiran 13. Perhitungan Daya Beda Soal 104 Lampiran 14. Keterangan Uji Instrumen 106 Lampiran 15. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Jigsaw 108 Lampiran 16. Rata-rata, Standart Deviasi dan Varians Nilai Pretes dan Postes Kelas Jigsaw 110 Lampiran 17. Data Hasil Pretes dan Postes Siswa Kelas MAM 112 Lampiran 18. Rata-rata, Standart Deviasi dan Varians Nilai Pretes dan Postes Kelas Make A M atch 114 Lampiran 19. Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa 116 Lampiran 20. Observasi Aktivitas Siswa Kelas Jigsaw Pertemuan I 117 Lampiran 21. Observasi Aktivitas Siswa Kelas Jigsaw Pertemuan II 119 Lampiran 22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Jigsaw 121 Lampiran 23. Observasi Aktivitas Siswa Kelas Make A Match Pada Pertemuan I 122 Lampiran 24. Observasi Aktivitas Siswa Kelas Make A Match Pada Pertemuan II 123 Lampiran 25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Jigsaw 125 Lampiran 26. Uji Normalitas 126 Lampiran 27. Uji Homogenitas 128 Lampiran 28. Uji Hipotesis 131 Lampiran 29. Dokumentasi Penelitian 133

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Indonesia, maka kegiatan proses belajar mengajar di sekolah juga harus ditingkatkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Guru yang profesional merupakan salah satu faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Untuk dapat menjadi guru profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualisasikan diri sesuai dengan kemampuan dan kaidah-kaidah guru yang profesional. Rendahnya kualitas pendidikan saat ini merupakan indikasi perlunya keberadaan guru profesional. Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru harus memiliki interest yang kuat untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan kaidah-kaidah profesionalisme guru yang dipersyaratkan. Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini bukan hanya sekedar mengajar transfer of knowleadge tetapi harus menjadi manajer dalam kegiatan belajar. Hal tersebut mengandung arti, setiap guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multimetode dan multinarasumber agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan Rusman, 2011. Mata pelajaran biologi adalah salah satu dari mata pelajaran IPA yang merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari serangkaian proses ilmiah, dimana dalam mempelajari mata pelajaran biologi diperlukan pengajaran efektif dan efesien untuk memahami setiap materi pelajaran biologi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 1 Onanrunggu, guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar. Kecenderungan penggunaan metode ceramah dapat menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar biologi. Banyak siswa yang hanya pendengar saja tanpa ada interaksi timbal balik dengan guru sehingga membuat proses belajar tersebut terasa membosankan. Beberapa siswa tidak berani bertanya ketika ada materi yang tidak dipahami, sehingga pertanyaannya yang tidak terjawab akhirnya membuat siswa tersebut tidak semangat dan kurang berminat untuk mempelajari materi selanjutnya dan akhirnya semakin banyak materi yang tidak dipahami, bahkan banyak siswa yang mengaku tidak suka mata pelajaran biologi karena suasana belajar yang monoton. Dari KKM yang ditentukan yaitu nilai 70, rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 65. Rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya disebabkan karena metode atau sistem pengajaran yang monoton tetapi juga disebabkan oleh beberapa faktor lain diantaranya: kurangnya minat membaca siswa, kurangnya variasi buku panduan yang dimiliki serta sarana dan prasarana yang sangat terbatas, adanya perbedaan daya tangkap siswa, kurangnya tenaga pendidik guru yang mengajar di sekolah sehingga banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya termasuk di sekolah tempat pelaksanaan penelitian dan masih banyak faktor lainnya. Sudjana 2009 menyatakan bahwa dalam kegiatan proses belajar mengajar, penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Pendidikan tidak berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses. Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara seimbang. Penilaian terhadap hasil belajar semata-mata tanpa menilai proses cenderung melihat faktor siswa sebagai kambing hitam kegagalan pendidikan. Padahal tidak mustahil kegagalan siswa itu disebabkan oleh lemahnya proses belajar mengajar dimana guru merupakan penanggung jawabnya.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN STAD

0 11 57

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 12

KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 17 110

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTABUMI

1 22 172

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 28

0 13 186

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 TALANGPADANG

0 6 110

STUDI PERBANDINGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS DAN TIPE MAKE A MATCH DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

1 11 105

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN STRATEGI DOMINO TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TAKENGON Yunita Fitri

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUNGAI RAYA ARTIKEL PENELITIAN

0 0 10

1 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH MTs N 2

0 0 10