Perhitungan Imbangan air untuk irigasi

2.2. Perhitungan Imbangan air untuk irigasi

Dalam melakukan perhitungan air untuk irigasi untuk mengetahui potensi Sungai Sambong untuk keperluan irigasi dilaksanakan dengan cara membandingkan antara ketersediaan air irigasi dengan kebutuhan air irigasi. Dalam Perhitungan Imbangan air untuk irigasi melalui beberapa tahapan, yaitu : 1. Perhitungan kebutuhan air konsumtif bagi tanaman CWR . 2. Perhitungan kebutuhan air di petak sawah FWR . 3. Perhitungan kebutuhan air irigasi secara keseluruhan PWR .

1. Perhitungan air konsumtif bagi tanaman CWR.

Kebutuhan air konsumtif bagi tanaman CWR adalah : jumlah air dalam satu areal yang digunakan oleh tanaman untuk membangun jaringan tubuhnya, sisanya keluar melalui daun-daun.Untuk mengetahui besarnya air konsumtif diperlukan parameter evaporasi Eo dan faktor tanaman f setiap jenis tanaman dan tahap pertumbuhannya. Rumus : CWR = Eo x f ………………………………………………2 Keterangan : CWR : kebutuhan air konsumtif tanaman. Eo : evaporasi. f : faktor tanaman. Besarnya faktor tanaman dalam setiap fase pertumbuhan disesuaikan sesuai ketentuan seperti tabel dibawah ini: Tabel 1.5. Besarnya Faktor Tanaman Tanaman Masa pertumbuhan Faktor tanaman Kebutuhan air mm Padi a. garapan untuk bibit dan pemindahan bibit. b. persemaian c. pertumbuhan vegetatif d. pertumbuhan generatif e. pembuahan sampai masak 1.00 1.00 1.10 1.35 0.80 200 Sumber : Abdurachim,1974 Besarnya evaporasi dihitung dengan cara Penman. Metode ini berdasarkan atas unsur-unsur meteorologi yang telah diperhitungkan dalam bentuk tabel. Rumus : Eo = 485 . 1 94 . 59 1 + − + − a VIII VII IVxVxVI xIIxIII …………………….3 Keterangan : I : Kemiringan garis hubungan antara suhu dan tekanan uap jenuh pada suhu T mmhari. II : 0.02 + 0.48 nN n adalah lama penyinaran matahari penuh dalam 1 hari jam. N adalah penyinaran matahari maksimum. III : H top yaitu radiasi ekstraterasterial yang tiba cm 2 .hari -1 merupakan fungsi garis lintang. IV : 118 x 10 -9 2273+T 2 4 merupakan fungsi dari suhu. T 2 adalah temperatur udara pada ketinggian 2 meter diatas tanah C. V : 0,47- 0,077 √e 2 merupakan fungsi tekanan uap aktual pada ketinggian 2m. C2 adalah tekanan uap air pada ketinggian 2 meter. VI : 0,2 + 0,8 nN merupakan fungsi nN. VII : 0.458 + 0.35 0.5 . 0.54 v. V 2 : adalah kecepatan angin pada ketingian 2 meter. VIII : nilai dari e, merupakan fungsi dari temperatur udara. e = tekanan uap jenuh e 2 = tekanan uap aktual pada ketinggian 2m

2. Perhitungan kebutuhan air di petak sawah FWR.

Kebutuhan air di petak sawah adalah kebutuhan air bagi suatu unit pertanaman. rumus : FWR = CWR + P.Pg + Pj ……………………………………4 Keterangan : FWR : kebutuhan air di petak sawah. CWR : kebutuhan air konsumtif. P : perkolasi. Pg : penggenangan mmhari. Pj : penjenuhan mmhari. Besarnya penggenangan dan penjenuhan ditentukan dengan pendekatan secara agrohidrologis, dengan ketentuan penjenuhan tanah sebesar 1.2 mmhari dan penggenangan sebesar 0.8 mmhariAchmadi Partowiyoto, 1975.

3. Perhitungan air secara keseluruhan PWR.

Dalam menghitung kebutuhan air irigasi secara keseluruhan diperlukan data curah hujan efektif, efisiensi saluran dan hasil perhitungan FWR. Rumus : PWR = Esal FWR Re − …………………………………………… 5 Keterangan : PWR : kebutuhan air irigasi keseluruhan mmhari. FWR : kebutuhan air di petak sawah mmhari. Re : curah hujan efektif. Esal : efisiensi saluran . Yang dimaksud dengan curah hujan efektif ialah besarnya curah hujan selama masa tumbuh yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif Abdurrachim, 1974. Besarnya hujan efektif tiap-tiap daerah tidak sama, faktor yang mempengaruhi adalah jenis tanah dan jenis vegetasinya. Sebelum menghitung curah hujan efektif, terlebih dahulu dihitung rata- rata di daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah Poligon Theisen. Cara ini memperhitungkan luas daerah, yang diwakili oleh stasiun yang bersangkutan, untuk menghitung hujan rata-rata Poligon didapat dengan menarik sumbu terhadap garis hubung antar masing-masing stasiun Sri Harto, 1981 . Persamaan Poligon Theisen adalah : An A A AnRn R A R A P + + + + + + = .... 2 1 .... 2 2 1 1 …………………6 dimana : P = curah hujan mm A1 = luas masing-masing poligon R1-n = curah hujan masing- masing poligon mm Berdasarkan dengan ketentuan yang diberikan Prosida maka perhitungan curah hujan efektif dihitung dengan ketentuan bahwa 80 dari hujan yang jatuh merupakan hujan efektif. Untuk mengetahui total debit yang dibutuhkan pada suatu areal irigasi, maka PWR dikalikan dengan luas seluruh areal irigasi. Efisiensi saluran adalah perhitungan antara jumlah air yang sampai ke areal irigasi dengan jumlah air yang diambil dari bangunan sadap. Efisiensi saluran dipengaruhi oleh macam dan keadaan saluran pembawa seperti satuan pelapis, tingkat pemadatan tanah dan panjang saluran. Rumus : Esal = Wf Wr x 100 ……………………………………….7 Keterangan : Esal : efisiensi saluran. Wr : jumlah air yang sampai ke areal irigasi. Wf : jumlah air yang diambil dari bangunan sadap.

1.9. Tahap Pengolahan dan Analisa Data