terhadap garam. 6
Di atas 6000 μ mho
salinitas berlebihan Airnya tidak cocok sama
sekali untuk irigasi. sumber : U.N Mahida, 1986
Dari tabel I dapat disimpulkan bahwa air dengan daya konduksi dibawah 250 μ
mhocm merupakan air yang sangat baik untuk irigasi. Air dalam batas antara 250 sampai 750
μ mhocm baik untuk pertumbuhan tanaman pada semua jenis tanah. Air dalam batas antara 750 sampai 2250
μ mhocm apabila digunakan pada tanah dengan penyerapan yang baik dan pelepasan garam secara moderat dapat memberikan
pertumbuhan tanaman yang memuaskan, hampir semua air irigasi yang digunakan mempunyai daya konduksi dibawah 2250
μ mhocm. Air dalam batas antara 2250 sampai 4000
μ mhocm merupakan air dengan salinitas tinggi, air ini dapat digunakan pada tanah dengan daya srap air yang baik dengan pelepasan garam secara khusus dan
tanaman yang tahan terhadap garam. Air dalam batas 4000 sampai 6000 μmhocm
merupakan air dengan salinitas sangat tinggi, dipergunakan pada tanah yang mempunyai daya serap air yang sangat tinggi dengan pelepasan garam sesering
mungkin dan pada tanaman yang sangat tahan terhadap garam. Air diatas 6000 μmhocm tidak cocok apabila digunakan untuk irigasi U.N Mahida, 1986.
1.5.2 Penelitian Sebelumnya
Sunarto, 1995 dalam Aditya, 1997 mengadakan penelitian di daerah aliran Sungai Cokroyasan, Kabupaten Purworejo yang mempunyai masalah utama intrusi air
asin di daerah muaranya. Hal ini mempengaruhi kondisi kualitas air sungai maupun kualitas air tanah di sekitar sungai.
Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jauhnya penyusupan air laut ke arah hulu serta mengetahui pengaruh
intrusi air asin terhadap kualitas air tanah untuk penggunaan sebagai air minum. Untuk penelitian ini digunakan metode penelitian pengukuran secara langsung
di lapangan yang meliputi data daya hantar listrik air sungai dan temperatur air. Untuk analisa menggunakan analisis grafis, sedangkan untuk mengetahui karakteristik kimia
air sungai digunakan analisis diagram Collin. Dari penelitian ini diketahui bahwa daya hantar listrik dimuara antara 30.000-
45.000 mikromhoscm. semakin ke arah hulu nilai daya hantar listriknya semakin stabil yaitu sekitar 200-250
μmhoscm pada jarak kurang lebih 10 km dari muara.
Dari analisa grafis didapat hubungan positif antara jarak intrusi dengan tinggi pasang surut.
Freddy Buntaran 1987, dalam Bayu Aditya, 1997 mengadakan penelitian didaerah aliran sungai Bengawan Solo yang mempunyai permasalahan intusi air asin
di daerah muara, dengan adanya intrusi air asin ini, maka air sungai yang mempunyai kadar garam tinggi akan berbahaya apabila digunakan untuk air minum dan irigasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi intrusi air asin yang terjadi dimuara, faktor- faktor yang mempengaruhi intrusi air asin dan akibatnya terhadap air
sungai untuk penggunaan air minum dan irigasi. Metode yang digunakan adalah pengukuran daya hantar listrik dilapangan dan
analisa laboratorium untuk kualitas airnya. Analisa datanya menggunakan cara matematis dan grafis.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai DHL yang semakin besar apabila semakin ke muara yaitu berkisar 2000-5000
μmhoscm dan sebaliknya ke arah hulu semakin kecil yaitu berkisar 300-400
μmhoscm. Sedangkan dari analisa grafik didapat bahwa jarak intrusi dengan pasang surut menunjukkan adanya korelasi
posistif tapi debit sungai sangat berpengaruh terhadap jauhnya intusi ke arah hulu. Untuk analisa ion cl
⎯ didapat hasil bahwa untuk air minum dan irigasi pada jarak 22 km dari muara sungai, air tidak dapat dipergunakan lagi.
Adyana, 1995 Dalam penelitiannya yang berjudul “ Studi imbangan air irigasi di daerah seksi pengairan Brantas Blitar di Kabupaten Dati II Blitar Bagian Utara”
dengan tujuan menghitung ketersediaan air permukaan untuk irigasi dan menghitung imbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air irigasi.
Metode yang digunakan untuk menghitung kehilangan air di saluran dengan menggunakan inflow-outflow, evaporasi dengan cara Penman. Kebutuhan irigasi
dengan metode Abdurrachim dalam Sudibyakto 1981 yakni dengan menghitung CWR, FWR dan PWR. Hasil imbangan antara debit aliran rata-rata selama 10 tahun
1982-1992. Dengan kebutuhan irigasi pada masing-masing daerah irigasi periode 10 hari menunjukkan daerah lahan kekurangan air sebesar 6938,5 ltdt. Pada bulan
febuari kedua dan kekurangan air terkecil pada bulan agustus kedua sebesar 131,5 ltdt. Daerah irigasi Krawang kekurangan air terkecil pada bulan Agustus pertama
sebesar 18, ltdt.
Sudibyakto 1980 Dalam skripsinya yang berjudul “Imbangan Air Irigasi Daerah Pengairan Ciberas Hilir Kabupaten Cirebon Jawa Barat” bertujuan untuk
mengevaluasi imbangan air antara air yang tersedia dengan besarnya air yang digunakan untuk irigasi. Dalam mengevaluasi imbangan air di daerah ini digunakan
analisa meteorologis dengan data hujan dan data debit bendung sebagai variabel input. Untuk penggunaan air termasuk besarnya perkolasi dan kehilangan air di saluran
pembawa dimasukkan dalam variabel output. Data – data yang dibutuhkan : data hujan, data debit bendung, suhu udara, pergiliran tanaman dan jadwal tanam serta
data–data lain. Untuk menghitung kebutuhan air rumus yang digunakan adalah rumus Abdurrachim yang meliputi kebutuhan air konsumtif CWR, kebutuhan air di suatu
unit areal tanaman FWR, dan kebutuhan bagi seluruh daerah pengairan. Besar CWR dihitung dari nilai evaporasi dan dengan mengetahui faktor pertumbuhan tanaman
TC, sedangkan nilai FWR diketahui dari nilai CWR ditambah perkolasi, penjenuhan, dan penggenangan. Untuk menghitung PWR diperlukan efisiensi saluran
pembawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah penelitian terjadi kekurangan air
pada bulan Juli sampai November, sedangkan pada saluran induk Cigaruguk kekurangan air terjadi pada bulan Januari, April, Mei dan Juni. Kekurangan air
terbesar pada bulan November pada saat pengolahan tanah untuk tanaman padi. Penelitian - penelitian tersebut di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian
yang akan dilakukan yaitu kesamaan dalam tujuan sehingga metode yang digunakan dapat dijadikan acuan dalam perhitungan pada panelitian yang akan penulis lakukan.
Tabel 1.2. Penelitian sebelumnya
Penulis Topik Tujuan Metode
Penelitian Hasil
Adyana 1995
Studi imbangan
air irigasi. Menghitung
ketersediaan air
permukaan untuk irigasi
dan imbangan air
irigasi. Menghitung
CWR, FWR dan PWR.
Imbangan air antara
debit aliran rata-
rata selama 10
tahun.
Sudibyakt o
1980 Studi
imbangan air irigasi
Mengevaluas i imbangan
air untuk irigasi.
Analisa meteorologis
dengan data hujan dan
debit bendung.
Kekuranga n air
terbesar terjadi
pada bulan November
.
F.Buntaran 1987
Intrusi air asin.
Evaluasi intrusi air
asin di muara.
Pengukuran DHL dan
analisa kualitas air.
Pengaruh intrusi
mencapai 22 km.
Sunarto 1995
Pengaruh intrusi air
asin terhadap air
sungai. Mengetahui
pengaruh terhadap air
sungai. Pengukuran
DHL dan analisa
kualitas air. Pengaruh
intusi mencapai
10 km.
.
1.6. Kerangka Penelitian