Pengumpulan data primer. PENDAHULUAN

imbangan air daerah penelitian dan potensi sungai Sambong untuk keperluan irigasi.

2.1. Pengumpulan data primer.

Data Primer didapat dari pengukuran langsung dilapangan berupa : 1. Data kualitas Air. 2. Perkolasi. 3. Air yang hilang disaluran Efesiensi saluran.

1. Data Kualitas Air Sungai

Analisa kualitas air sungai diperlukan untuk membantu interpretasi pengaruh pengaruh penyusupan air asin di daerah penelitian dan untuk mengetahui klasifikasi keperluan air sungai untuk irigasi.analisa Untuk menilai kualitas air sungai digunakan parameter kadar garam larut dalam air irigasi dan parameter daya hantar listrik DHL. Sampel air sungai ini hanya diambil untuk unsur-unsur yang berhubungan dengan air laut. Unsur- unsur tersebut adalah : Anion : Cl , SO ,HCO , dan CO ppm. − 4 2 − 3 − 3 2 − Kation : Na , K , Ca , dan Mg ppm. + 2 + 2 + 2 + Unsur-unsur tersebut didapatkan saat pengambilan sampel air kemudian dianalisa laboratorium. Kadar dari masing-masing unsur tersebut kemudian dikorelasikan dengan jarak sungai dari muara laut untuk mengetahui sampai sejauh mana penyusupan air asin di daerah penelitian. Penganalisisan kadar unsur yang berhubungan dengan air laut dengan menggunakan program SPSS versi 14,00. Pengukuran daya hantar listrik dilakukan secara langsung dilapangan, digunakan untuk menerangkan adanya kejadian penyusupan air asin. Metode sampling yang digunakan adalah metode random serial sampling yaitu pengukuran dilakukan dengan menentukan tempat pengambilan sampel terlebih dulu dengan mengambil interval ruang yang sama Ir. oyce Martha W dan Ir.Wanny Adidarma dalam Mengenal Dasar-Dasar Hidrologi . Pengukuran dilakukan dengan membuat enam titik tempat pengukuran daya hantar listrik pada muara Sungai Sambong. Tiap titik pengukuran berjarak kira-kira 200 meter, pada tiap jarak 200 meter diharapkan telah terjadi perubahan nilai daya hantar listrik. Alat yang digunakan untuk mengukur adalah “EC” meter yang dilengkapi dengan pengukur temperatur. Dari tiap titik pengukuran diambil satu sampel air kemudian dianalisa dilaboratorium untuk mengetahui unsur-unsur DHL dalam air sungai. 2.Perkolasi Penentuan lokasi pengukuran berdasarkan peta tanah Kecamatan Batang skala 1:50.000, peta penggunaan tanah Kecamatan Batang. Pengambilan sampel didasarkan pada jenis tanah yang ada di daerah penelitian. Banyaknya sampel yang diambil untuk setiap macam tanah didasarkan pada prosentase luas tanahnya terhadap luas tanah seluruhnya dengan memperhatikan luas daerah pengairan dari setiap saluran yang ada di daerah peneltian. Besarnya perkolasi didaerah penelitian diperoleh dengan mengadakan pengukuran langsung dilapangan yang lokasinya disawah-sawah dengan menggunakan alat cangkul, stopwacth dan penggaris. Metode pengukuran adalah dengan membuat lubang yang berpenampang bujur sangkar dengan ukuran panjang serta lebar 30 cm, kedalaman lubang dibuat ± 60 cm disesuaikan kedalaman efektif tanahnya. Pada salah satu tebing diberi penggaris untuk mengetahui besarnya penurunan muka air dimulai setelah keadaan benar-benar jenuh dengan interval waktu pencatatan tertentu. Adapun untuk menentukan sampel lokasi pengukuran perkolasi yaitu dengan menggunakan metode stratified random sampling.Apabila luas jenis tanah luas maka sampel yang diambil banyak dan apabila luas jenis tanah sempit maka sampel yang diambil sedikit. Dimana strata yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas jenis tanah, dapat dilihat pada table 1.3 dibawah ini : Tabel 1.3. Jenis Tanah Daerah Peneletian Jenis Tanah Luaskm 2 Asosiasi grumusol coklat kekelabuan dan kelabu kekuningan 3,08 Grumusol kelabu tua 3,68 Mediteran coklat 32,47 Sumber: Peta Jenis Tanah dan Peta Saluran Irigasi dan persebaran sistem irigasi. Luas jenis tanah daerah penelitian berdasarkan tabel 1.3. dibagi menjadi dua kelas yang telah ditentukan. Cara menentukan kelas luas jenis tanah daerah penelitian dengan rumus “Sturgess” yaitu : K Xr Xt Ki − = Keterangan : Ki : Kelas interval Xt : Data tertinggi Xr ; Data terendah K : jumlah kelas yang dinginkan Hasil : 3 08 , 3 47 , 32 − = Ki = 9,79 Dengan kelas interval 9,79 maka dapat diklasifikasikan luas jenis tanah daerah penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.4. Adapun cara untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil sebagai berikut : Jumlah sampel yang akan diambil = DF x Total jumlah luas jenis tanah Keterangan : DF = Degree of freedom Derajat kebebasan a Jumlah sampel di wilayah sempit 100 10 x 3,08 = 0,308 b Jumlah sampel di wilayah luas 100 10 x 32,47 = 3,247 Dari perhitungan diatas maka didapat perhitungan jumlah sampel 3,08 12,87 : wilayah sempit jumlah sampel 1 2,87- 22,79 : wilayah sedang tidak diambil sampel 22,7932,58 : wilayah luas jumlah sampel 3 Tabel 1.4. Jumlah sampel Perkolasi Daerah Penelitian Jenis tanah Klasifikasi Jumlah sampel Asosiasi grumusol coklat kekelabuan dan kelabu kekuningan Luas 1 Grumusol kelabu tua sempit 1 Mediteran coklat sempit 3 Sumber : hasil perhitungan.

3. Air yang hilang disaluran Efisiensi saluran

Besarnya air yang hilang di saluran diperlukan untuk mengetahui besarnya efisiensi penyaluran yang nantinya akan digunakan untuk menghitung kebutuhan air irigasi di seluruh daerah irigasi project water requirenment. Besar kehilangan air di saluran dapat diketahui dengan mengadakan pengukuran langsung di lapangan yang lokasi pengukuranya ditentukan berdasarkan sistem irigasi yang ada. Adapun metode yang digunakan adalah velocity area methode dengan menggunakan alat current meter. Pengukuran dilakukan pada semua saluran irigasi, dipilih ruas saluran yang terletak diantara bangunan bagi, atau dengan panjang tertentu yang dapat mewakili kondisi sepanjang saluran induksekunder, kemudian diukur debitnya dibagian hulu dengan bagian hilirnya. Rumus yang digunakan adalah : Q = A. V ………………………………………………1 Dengan V = aN + b Dimana : Q : debit saluran m 3 dt A : Luas penampang basah m 2 V : kecepatan aliran mdt N : jumlah putaran per waktu A dan b : konstanta alat

2.2. Perhitungan Imbangan air untuk irigasi