Mikrozonasi ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA.

41

L. Daerah penelitian

a. Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul terletak antara 07 ° 44’04”-08 ° 00’27” Lintang Selatan dan 110 ° 12’34”-110 ° 31’08” Bujur Timur dengan luas wilayah 506,85 km 2 15,90 dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Bantulkab, 2016. Kabupaten Bantul merupakan wilayah yang memiliki berbagai potensi masalah. Hal itu terjadi karena wilayah Kabupaten Bantul secara strukural diapit oleh bukit patahan pada bagian barat dan bagian timur, wilayah yang berada pada apitan bukit patahan disebut graben, dimana graben terbentuk dari proses diatrofisme tektonisme yang dipengaruhi oleh aktivitas gunung Merapi dan gunung api tua, sehingga Kabupaten Bantul rentan terhadap gempabumi. Secara umum Kabupaten Bantul tersusun dari tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan endapan. Berdasarkan sifat-sifat batuannya dapat diperinci menjadi tujuh formasi, yaitu Formasi Yogyakarta 46, Formasi Sentolo 18, Formasi Sambipitu 3, Formasi Nglanggran 24, Formasi Wonosari 8, dan gumuk pasir 1 Bantulkab, 2016. Daerah penelitian yang berada di Kabupaten Bantul masuk ke dalam Kecamatan Imogiri dan Kecamatan Dlingo dengan penyusun batuannya adalah formasi Nglanggran, formasi Sambipitu, dan formasi Wonosari. b. Kabupaten Gunungkidul Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan ibukotanya Wonosari. Hampir seluruh wilayah Gunungkidul 42 berupa dataran tinggi, luas wilayahnya 1.485,36 km 2 dan terletak antara 110’21- 110’50 Bujur Timur dan 7’46-8’09 Lintang Selatan bpkp, 2016. Menurut Van Bemmelen 1949, wilayah Kabupaten Gunungkidul secara regional termasuk ke dalam zona fisiografi Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian Barat. Zona fisiografi tersebut terbagi menjadi empat sub zona yaitu Pegunungan Baturagung, Pegunungan Masif, Plato Wonosari, dan Karst Gunung Sewu. Untuk wilayah yang menjadi objek penelitian yaitu Kecamatan Playen dan Kecamatan Panggang, masing-masing berada pada Sub Zona Plato Wonosari dan Karst Gunung Sewu, dimana Sub Zona Fisiografi Plato Wonosari meliputi Kecamatan Wonosari, Playen, Paliyan, Semanu, dan Karangmojo. Morfologinya berupa dataran tinggi dengan ketinggian berkisar 50-300 meter dan kelerengan 0-8. Sedangkan daerah- daerah yang masuk ke dalam Sub Zona Karst Gunung Sewu adalah Kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, dan Girisubo. Secara umum morfologinya berupa bukit-bukit kecil dan cekungan antar bukit dengan ketinggian berkisar 0-400 meter dan kelerengan 8- 40. Batuan yang tersingkap di Kabupaten Gunungkidul berumur Eosen akhir hingga Miosen awal yang mana penyusun batuan dasarnya adalah formasi Gamping Wungkal, formasi Kebobutak, formasi Mandalika, formasi Semilir, formasi Nglanggeran, formasi Sambipitu, formasi Wuni, dan formasi Oyo, sedangkan lapisan atas diendapkan formasi Wonosari dan formasi Kepek Lesmana, 2013. Berdasarkan litologi, daerah penelitian termasuk dalam formasi Wonosari yang membentuk