Teknik Analisis Data ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA.
53
Hasil cut gelombang digunakan untuk analisis data dengan program MATLAB 2008a. Hasil cut tersebut digabungkan dalam satu file menjadi format
Excel Workbook .xls menggunakan Command Prompt. Masing –masing window dari
3 komponen yaitu komponen vertikal Up and Down, horizontal North-South, dan horizontal East-West yang tersimpan dalam format Excel Workbook dianalisis
menggunakan algoritma Fast Fourier Transform FFT. Setelah itu dilakukan smoothing dengan menggunakan filter smoothing Konno dan Ohmachi. Data yang
sudah difilter dianalisa dengan metode HVSR yang didapat dari akar kuadrat amplitudo spektrum Fourier horizontal North-South dan spektrum Fourier
horizontal East-West dibagi dengan spektrum Fourier vertikal, sehingga menghasilkan nilai HV untuk masing-masing window. Dari analisa HVSR diperoleh
kurva HVSR. Dari kurva tersebut diperoleh nilai frekuensi predominan dan faktor amplifikasi. Kemudian dilakukan cross check dengan merujuk pada standar yang
ditetapkan oleh SESAME European Research Project, yang berupa kriteria reliabel kurva HV dan kriteria clearpeak kurva HV.
Kriteria reliabel dari kurva HV terdiri dari 3 kriteria, yang pertama adalah nilai frekuensi predominan f
g
lebih besar dari 10 dibagi panjang window l
w
f
g
10 l
w
. Panjang window sesuai dengan jumlah sinyal tanpa noise yang dipilih pada masing-masing titik pengukuran. Kedua, jumlah siklus yang signifikan n
c
lebih besar dari 200 n
c
200. Nilai n
c
diperoleh dari hasil perkalian antara panjang window, frekuensi predominan f
g
, dan jumlah window yang dipilih untuk mencari kurva rata- rata HV antara 20 detik-50 detik n
w
. Ketiga, nilai standar deviasi σ
A
lebih kecil dari
54
2 untuk fg 0,5 Hz dan 3 untuk fg 0,5 Hz dalam batas frekuensi 0,5f
g
sampai 2f
g
. Sedangkan kriteria clearpeak memiliki 6 kriteria, yang pertama terdapat satu
frekuensi f
-
dengan nilai antara f
g
4 – f
g
yang memiliki nilai A
HV
A2. Kedua, terdapat frekuensi lain f
+
dengan nilai f
g
– 4f
g
yang memiliki nilai A
HV
A2. Ketiga, nilai amplifikasi lebih besar dari 2 A 2. Keempat, peak dari kurva standar
deviasi harus berada pada frekuensi yang sama atau masih dalam batas toleransi 5. Kelima, nilai
σ
f
f
g
lebih rendah dari batas ambang nilai threshold f
g
Ɛ, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4. Keenam,
σ
A
f
g
lebih rendah dari batas ambang nilai � f
g
, seperti yang disajikan pada Tabel 4.
Tahap berikutnya adalah mencari nilai V
s
30 melalui website resmi USGS http:earthquake.usgs.gpvhazardsappsvs30predefined.php
dan diperoleh 3 data dalam format txt, grd, dan JPG, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15. Untuk
data dalam format txt dibuka dengan menggunakan software Surfer 12 dengan mencocokkan koordinat latitude dan longitude sesuai data penelitian, sehingga
diperoleh nilai V
s
. Setelah diperoleh nilai V
s
kemudian nilai ketebalan lapisan sedimen H dapat dicari dengan persamaan 41. Selanjutnya dari persamaan Nakamura yaitu
persamaan 40, persamaan 41, dan persamaan 43 data –data parameter f
g
, A, Vs, V
b
, dan H dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks kerentanan seismik seperti persamaan 48. Dari nilai ketebalan sedimen H dan nilai indeks kerentanan seismik
55
K
g
yang diperoleh, maka dapat dibuat pemodelan mikrozonasi untuk daerah penelitian tersebut.
Tabel 4. Nilai threshold untuk keadaan stabil SESAME, 2004 Frequency range Hz
0,2 0,2-0,5
0,5-1,0 1,0-2,0
2,0 Ɛ f
g
[Hz] 0,25 f
g
0,20 f
g
0,15 f
g
0,10 f
g
0,05 f
g
θ f
g
for σ
A
f
g
3,0 2,5
2,0 1,78
1,58 Log
θ f
g
for σ
logHV
f
g
0,48 0,40
0,30 0,25
0,20
Gambar 15. Tampilan data Vs30 dari website USGS
56