2.1.4 Psikologi Saat Persalinan Kala I
Perubahan psikologi dapat terjadi pada ibu dalam persalinan Kala I, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan tersebut diantaranya:
1 Perasaan tidak enak
2 Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi
3 Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah
persalinan berjalan normal 4
Menganggap persalinan sebagai cobaan 5
Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya 6
Apakah bayinya normal atau tidak 7
Apakah ia sanggup merawat bayinya 8
Ibu merasa cemas Sumarah et al, 2009. Menurut Sukarni Wahyu 2013 menyatakan bahwa pada kala I tidak jarang ibu
akan mengalami perubahan psikologi diantaranya, rasa takut, stress, ketidaknyamanan, cemas, marah-marah dan lain-lain.
2.1.5 Dukungan Saat Persalinan
Dukungan dalam persalinan dapat dilakukan oleh Ayah Pasangan, Kakek-Nenek orang tua ibu, dan saudara kandung bayi Bobak, 2012. Kakek-Nenek atau orang
tua ibu yang melahirkan dapat dilibatkan sebagai dukungan terhadap ibu yang akan menghadapi persalinan. Mereka mungkin memiliki cara untuk meredakan nyeri
ataupun meningkatkan kenyaman orang tua bayi berdasarkan pengalaman mereka. Selain itu mereka dapat menggantikan ayahpasangan ibu yang bersalin. Dukungan
dari saudara kandung bayianak yang lebih besar juga dapat dilibatkan, selain untuk
membantu persiapan anak menerima perubahan yang akan terjadi dengan kehadiran anak baru juga dapat memberi semangat pada ibu Bobak, 2013. Kehadiran suami
atau pasangan sangat dianjurkan untuk mendampingi ibu selama persalinan karena pendekatan langsung dapat mendorong komunikasi diantara pasangan sehingga
dapat mengatasi semua kekhawatiran Liu, 2007.
Chapman 1992 dalam buku Bobak 2012 menyatakan ada tiga peran yang dapat dilakukan oleh pria selama proses persalinan dan melahirkan, yakni peran sebagai
pelatih, teman satu tim, dan saksi. Sebagai pelatih suami secara aktif membantu istri selama dan sesudah kontraksi persalinan. Suami bertindak sebagai teman satu tim
akan membantu istri selama proses persalinan dan melahirkan dengan berespon terhadap permintaan istri akan dukungan fisik atau dukungan emosi atau keduanya.
Dalam berperan sebagai saksi, suami bertindak sebagai teman dan memberikan dukungan emosi dan moral serta hadir disamping istri untuk memperhatikan segala
tindakan yang diberikan kepada istri selama persalinan Bobak, 2012.
Seorang pendamping harus dilibatkan dalam persiapan pra-persalinan dan pembuatan keputusan berpartisipasi dalam menyusun rencana melahirkan serta
kemungkinan perubahan rencana jika situasi berubah. Selama persalinan, pendamping tersebut dapat terus menemani ibu berjalan-jalan dengannya jika ibu
dapat berjalan terutama di awal persalinan, mendukung keputusannya tentang pereda nyeri, dan mendorong mekanisme koping apapun yang ibu pilih Fraser et
al, 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Mukhoirotin dan Khusniyah pada tahun 2010 menunjukan bahwa ada pengaruh pendampingan suami terhadap kecemasan
ibu pada proses persalinan kala I. Dengan data yang diperoleh menunjukan bahwa sebagian besar responden mengalami penurunan kecemasan yaitu kecemasan
ringan sebanyak 4 40 responden dan tidak mengalami kecemasan sebanyak 5 50 responden. Sedangkan yang mengalami peningkatan kecemasan menjadi
cemas sedang sebanyak 1 10 responden.
2.2 Kecemasan