aktifitas uterus. Respon tersebut merupakan bagian dari komponen psikologis, sehingga dapat dinyatakan bahwa faktor psikologis mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya gangguan proses persalinan Old et al, 2000.
Proses persalinan tidak hanya bersifat somatis, akan tetapi juga bersifat psikosomatis, sebab banyak elemen psikis ikut mempengaruhi kelancaran atau
kelambatan proses melahirkan bayi tersebut. Peristiwa melahirkan bayi secara simultan menimbulkan banyak ketegangan, ketakutan, kecemasan, dan emosi-
emosi penting lainnya. Pada proses melahirkan bayi pengaruh-pengaruh psikis bisa menghambat dan memperlambat proses kelahiran atau bisa juga mempercepat
kelahiran bayi, maka fungsi biologis dari reproduksi itu sangat dipengaruhi oleh kehidupan psikis dan kehidupan emosional ibu yang bersangkutan Dahro, 2012.
2.3 Nyeri
2.3.1 Definisi Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan adalah pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin
selama persalinan dan kelahiran Stright, 2004. Terdapat pernyataan yang sama dari Arifin 2008 bahwa nyeri persalinan merupakan pengalaman subyektif tentang
sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks serta penurunan janin selama persalinan.
2.3.2 Mekanisme Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan pada kala I persalinan disebabkan oleh dua hal yaitu, kontraksi rahim yang menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim
penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit akibat kontraksi myometrium. Impuls rasa nyeri pada kala I persalinan ditranmisi melalui segmen
saraf spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesori torakal bawah serta saraf simpatik lumbar atas. Saraf-saraf ini berasal dari korpus uterus dan servik. Nyeri ini mulai
dari bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha Bobak, 2004.
Nyeri akibat perubahan servik dan iskemia rahim merupakan nyeri viseral. Pada dasarnya, semua nyeri viseral dijalarkan melalui serabut saraf nyeri kecil tipe C,
sehingga hanya dapat menjalarkan rasa nyeri tipe pegal dan pedih. Nyeri viseral akibat iskemia rahim terbentuk dari produk akhir metabolik yang asam atau produk
yang dihasilkan oleh jaringan, seperti bradykinin dan enzim proteolitik atau bahan lain yang merangsang ujung saraf nyeri. Nyeri yang timbul akibat viskus spastik
dicetuskan dalam bentuk kram dengan rasa nyeri yang menghebat dan kemudian menghilang. Proses ini berlanjut secara berulang, timbulnya setiap beberapa menit
sekali. Timbulnya siklus berulang tersebut disebabkan oleh perulangan kontraksi otot polos Guyton Hall, 2007. Biasanya ibu mengalami rasa nyeri ini hanya
selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antara kontraksi Bobak, 2004.
2.3.3 Komponen Rasa Nyeri Persalinan