Kerangka Teori HAPPY PRIMARIASARI R1111016

commit to user 25

B. Kerangka Teori

Keterangan: : area yang diteliti : area yang tidak diteliti Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian Lingkungan Rumah a. Komponen Rumah: 1 langit-langit tidak ada, 2 dinding nonpermanen, 3 lantai tanah, 4 jendela kamar tidur tidak ada, 5 pintu kamar tidur tidak ada, 6 ventilasi kurang dari sepuluh persen luas lantai, 7 lubang asap dapur tidak ada, dan 8 pencahayaan kurang. d. Lain-lain: 1 kepadatan penghuni kurang dari delapan meter persegi setiap orang, 2 ada tikus, ada lalat lebih dari lima ekor, ada kecoa, dan ada nyamuk, dan 3 jarak kandang ternak sepuluh meter dari rumah. b. Sarana Sanitasi: 1 sarana air bersih bukan milik sendiri, 2 jamban tidak ada, 3 SPAL tidak ada, dan 4 sarana pembuangan sampah tidak ada. c. Perilaku penghuni: 1 tidak pernah membuka jendela, 2 tidak pernah membersihkan rumah dan halaman, 3 membuang tinja tidak pada tempatnya, 4 membuang sampah tidak pada tempatnya, dan 5 tidak pernah melakukan 3M. Kejadian Pneumonia commit to user 26 Berdasarkan kerangka teori di atas, Lingkungan Rumah yang tidak sehat meliputi komponen rumah dengan kriteria langit-langit tidak ada, dinding nonpermanen, lantai tanah, jendela kamar tidur tidak ada, pintu kamar tidur tidak ada, ventilasi kurang dari sepuluh persen luas lantai, lubang asap dapur tidak ada, dan pencahayaan kurang. Sarana sanitasi dengan kriteria sarana air bersih bukan milik sendiri, jamban tidak ada, SPAL tidak ada, dan sarana pembuangan sampah tidak ada. Perilaku penghuni dengan kriteria tidak pernah membuka jendela, membersihkan rumah dan halaman, membuang sampah dan tinja tidak pada tempatnya, serta tidak melakukan 3M. Kriteria lain yang berupa kepadatan penghuni kurang dari delapan meter persegi setiap orang, ada tikus, ada lalat lebih dari lima ekor, ada kecoa, dan ada nyamuk, dan jarak kandang ternak dari rumah kurang dari sepuluh meter merupakan faktor risiko Kejadian Pneumonia pada anak balita. Faktor risiko lain diantaranya dari faktor ibu dan anak balita. Faktor ibu meliputi penderita ISPA dan tingkat pendidikan rendah; sedangkan dari faktor anak balitanya adalah status gizinya buruk, status imunisasi dasarnya tidak lengkap, dan Riwayat BBLR.

C. Hipotesis