Tinjauan Teori HAPPY PRIMARIASARI R1111016

commit to user 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kejadian Pneumonia a. Pengertian Pneumonia 1 Kata Pneumonia berarti infeksi pada paru yang kebanyakan timbul karena adanya infeksi saluran pernafasan bagian bawah akibat virus dan bakteri Shelov, 2005: 538. 2 Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus dan bakteri serta sejumlah penyebab noninfeksi lainnya Behrman, 2000: 883. 3 Ngastiyah 2005: 57 menuliskan Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing. 4 Pneumonia merupakan keradangan pada parenkim paru yang sering terjadi pada bayi dan anak balita sebagai penyakit primer maupun akibat penyakit komplikasi Hidayat; 2006: 80. 5 Hidayat 2008: 111 dalam tulisannya yang lain menyebutkan bahwa Pneumonia merupakan peradangan pada paremkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau benda asing yang ditandai dengan gejala nafas yang tinggi, gelisah, nafas cepat, muntah, dan batuk kering. commit to user 8 6 Pneumonia adalah keradangan parenkim paru yang menyebabkan asinusnya terisi cairan dan sel radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding alveoli dan rongga interstisium Alsagraff, 2009: 122. b. Penyebab Pneumonia Agen penyebab umum Pneumonia menurut Haws 2008: 22. 1 Virus misalnya Herpes, Rubella, Sitomegalovirus, Adenovirus , Influenza, Parainfluenza dan Varicella . Setengah dari Kejadian Pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Apabila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza , gangguan bisa berat hingga menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walaupun tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. 2 Bakteri misalnya Streptokokus grup B, Escherichia Coli , Listeria , Mikroplasma Ureaplasma , Chamydia , Klebsiella, Pseudomonas , Enterobakte r, Staphylococcus Aureus , dan Treponema Pallidum . Bakteri paling umum yang menyebabkan Pneumonia adalah Streptococcus Pneumonia yang sudah ada di kerongkongan manusia yang sehat. Ketika pertahanan tubuh menurun bakteri memperbanyak diri dan menyebabkan seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. commit to user 9 3 Jamur misalnya Candida . Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia PCP yang diduga disebabkan oleh jamur. Penyakit ini bisa menyebabkan gejala berulang setelah beberapa bulan terjadi gejala pertama, tetapi penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah dan menunda kekambuhan. 4 Penyebab lain misalnya mekonium, cairan amnion, darah, susu formula, dan Sindrom Loeffler . c. Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan MTBS tahun 2008, Kejadian Pneumonia diklasifikasikan secara sederhana berdasarkan gejala yang ada dengan tujuan membantu para petugas kesehatan untuk menentukan tindakan yang perlu diambil, yaitu: 1 Pneumonia Berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat: a tanda bahaya umum seperti anak tidak bisa minum atau menetek, selalu memuntahkan semuanya, kejang, letergis, dan tidak sadar; b tarikan dinding dada ke dalam; c dan stridor suara nafas bunyi grok-grok saat inspirasi. 2 Pneumonia, apabila terdapat gejala nafas cepat. Batasan nafas cepat sebagai berikut. a anak usia kurang dari dua belas bulan apabila frekuensi nafas lima puluh kali permenit atau lebih, commit to user 10 b dan anak usia dua belas sampai dengan enam puluh bulan apabila frekuensi nafas empat puluh kali permenit atau lebih. 3 Batuk bukan Pneumonia, apabila tidak ada tanda-tanda Pneumonia atau penyakit sangat berat. Dalam pelaporannya diklasifikasikan menjadi pneumonia dan bukan pneumonia Kementerian Kesehatan Kota Surakarta, 2011. d. Tindakan penangananKemenenterian Kesehatan RI, 2008: 02 1 Pneumonia Berat atau sakit sangat berat adalah: a diberi dosis pertama antibiotik yang sesuai, b dan dirujuk segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit. 2 Pneumonia adalah: a diberi antibiotik yang sesuai, b diberi pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman, c jika batuk lebih dari tiga minggu, dirujuk untuk pemeriksaan yang lebih lanjut, d dinasihati waktu untuk kembali segera, e dan kunjungan ulang dua hari. 3 Batuk bukan Pneumonia adalah: a diberi pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman, b jika batuk lebih dari tiga minggu, dirujuk untuk pemeriksaan yang lebih lanjut, c dinasihati waktu kembali segera, d dan kunjungan ulang lima hari jika keadaan tidak membaik. commit to user 11 e. Faktor-faktor penyebab Kejadian Pneumonia pada anak balita 1 Lingkungan Rumah Kejadian Pneumonia pada anak balita dapat disebabkan karena tinggal di rumah yang tidak sehat Misnadiarly, 2008: 45. Menurut World Health Organization WHO faktor penyebab Kejadian Pneumonia pada anak balita di negara berkembang adalah faktor Lingkungan Rumah seperti komponen rumahnya tidak ada ataupun ada tetapi kotor dan rawan kecelakaan, dindingnya nonpermanen atau semi permanen, lantainya tanah, tidak ada jendela, tidak ada pintu tiap ruangnya, kurang pencahayaan, kurangnya fentilasi; sarana sanitasi kurang dikarenakan tidak ada sarana air bersih, sarana pembuangan air, Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL, sarana pembuangan sampah; perilaku penghuni yang tidak sehat yaitu tidak membuka jendela ruangan, kebersihan rumah kurang, membuang tinja sembarangan, membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak melakukan Menguras, Menutup, Mengubur 3M; dan tingkat kepadatan hunian, ada serangga pengganggu, terdapat kandang ternak yang jaraknya dekat dengan rumah. Itiyani, April 2008. Sinaga 2008: 1 dalam penelitiannya yang dilakukan di wilayah Puskesmas Sentosa Baru Kota Medan tahun 2008 menyimpulkan bahwa Lingkungan Rumah memiliki hubungan yang signifikan dengan Kejadian Pneumonia. Hasil penelitian lain commit to user 12 menyebutkan bahwa Lingkungan Rumah memiliki pengaruh terhadap Kejadian Pneumonia pada anak balita dengan besar risiko 5,95 kali dan 7,52 kali lebih besar Kamagi, Januari 2009. 2 Faktor ibu Dikarenakan ibu menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas ISPA dan tingkat pendidikannya rendah Misnadiarly, 2008: 45. Penelitian Misba 2009: 516 bahwa tingkat pendidikan ibu merupakan faktor risiko terhadap Kejadian Pneumonia pada anak balita . Behrman 2000: 1456 menuliskan mikroplasma merupakan salah satu penyebab ISPA yang juga dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan bawah, termasuk Pneumonia sehingga ibu yang menderita ISPA menjadi salah satu faktor penyebab Kejadian Pneumonia pada anak balita. 3 Faktor anak balita Dikarenakan status gizi anak balita rendah, status imunisasi dasar meliputi Basil Calmette Guerin BCG, Difteria Pertusis Tetanus DPT ke-1, DPT ke-2, DPT ke-3, Hepatitis B ke-1, Hepatitis B ke-2, Hepatitis B ke-3, Polio ke-1, Polio ke-2, Polio ke- 3, Polio ke-4, dan campak tidak lengkap, dan riwayat Berat Badan Lahir Rendah BBLR Misnadiarly, 2008: 46. Salah satu upaya pencegahan Kejadian Pneumonia pada anak balita dengan memberi makanan bergizi setiap hari, sehingga status gizinya baik Misnadiarly,2008:49. Menurut penelitian yang dilakukan Gozali commit to user 13 November 2010 menunjukkan bahwa Kejadian Pneumonia lebih banyak terjadi pada anak balita dengan status gizi buruk yaitu sejumlah 63, 67 persen. Pencegahan Kejadian Pneumonia pada anak balita diperlukan perhatian lebih terhadap pemberian imunisasi dasar secara lengkap Misnadiarly, 2008: 49. Harisa 2007 dalam penelitiannya menyatakan terdapat hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar sejumlah tujuh persen dan riwayat BBLR sejumlah tiga persen dengan Kejadian Pneumonia. Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa ada hubungan kelengkapan imunisasi dasar dan riwayat BBLR dengan Kejadian Pneumonia pada anak balita Rahmin, Januari 2012. f. Bahaya yang terjadi akibat Kejadian Pneumonia Infeksi paru-paru bisa terjadi jika satu atau lebih dari meknisme pertahanan tubuh terganggu oleh organisme. Pneumonia karena virus dapat merusak bronkus sehingga merusak clearance mukosilia. Apabila kuman patogen mencapai bronkoli terminalis, cairan edema masuk kedalam alveoli, diikuti oleh leukosit dalam jumlah banyak, kemudian makrofag akan membersihkan debris sel dan bakteri. Proses ini bisa meluas lebih jauh lagi ke segala atau lobus yang sama, atau mungkin ke bagian lain dari paru-paru melalui cairan bronchial yang terinfeksi. Melalui saluran limfe paru, bakteri dapat mencapai aliran darah atau pluro vicelaris Nursalam, 2005: 114. commit to user 14 Akibat lain kejadian pneumonia adalah kecacatan yang berupa kelainan produksi antibodi, kristik fibrosis, palatoskisis, bronkiektasi kongenital, diskinesia siliare, fistula trakeoesofagus, kelainan leukosit polimorfonuklear , neutropenia, bertambahnya aliran darah pulmonal, atau reflek muntah kurang Behrman, 2000: 885. 2. Lingkungan Rumah Mukono 2000: 155 rumah atau perumahan berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang menunjang, sehingga untuk menciptakan Lingkungan Rumah atau perumahan yang sehat diperlukan suatu penataan tanah, ruang, prasarana dan sarana yang memenuhi kesehatan. Lingkungan Rumah adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan kebersihan hygiene dan sanitasi lingkungan. Lingkungan Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko sumber penularan berbagai macam penyakit. Kondisi sanitasi perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi penyebab penyakit saluran pernafasan diantaranya ISPA, tuberkulosis, dan Pneumonia Entjang dalam Ernawati: 2006: 20. a. Pengertian Rumah Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Zaman purba manusia bertempat tinggal di commit to user 15 goa-goa, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah sebagai tempat tinggalnya secara bertingkat dan diperlengakapi dengan peralatan yang serba modern Notoatmodjo, 2003: 146. Sejak zaman dahulu, manusia sudah mencoba mendesain rumahnya dengan ide mereka masing-masing, berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah dengan bahan yang berasal dari daerah setempat local material juga. Setelah manusia memasuki abad modern, meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan local material , tetapi kadang-kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan setempat Notoatmodjo, 2003: 147. Menurut Chandra 2006: 162 rumah yang baik terdiri dari kumpulan rumah yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti sarana jalan, saluran air kotor, tempat sampah, sumber air bersih, lampu jalan, lapangan tempat bermain anak-anak, sekolah, tempat ibadah, balai pertemuan, pusat kesehatan masyarakat, dan harus bebas banjir. Standar arsitektur bangunan terutama untuk perumahan umum pabrik housing pada dasarnya ditunjukan untuk menyediakan rumah tinggal yang cukup baik dalam bentuk desain, letak, luas ruangan, dan fasilitas lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau dapat memenuhi persyaratan rumah tinggal yang sehat healthy dan menyenangkan comfortable . commit to user 16 b. Aspek kesehatan dari Lingkungan Rumah Mukono, 2000: 156. 1 Memenuhi kebutuhan fisiologis, Secara fisik kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan suhu dalam rumah yang optimal, pencahayaan yang optimal, ventilasi yang memenuhi persyaratan, dan tersedianya ruangan yang optimal untuk beraktivitas seluruh anggota keluarga. Suhu ruangan dalam rumah yang ideal adalah delapan belas sampai dua puluh derajat celcius. Suhu ruangan tersebut dipengaruhi oleh suhu udara luar, pergerakan udara, dan kelembaban udara ruangan. Pencahayaan harus cukup baik waktu pagi, siang ataupun malam hari. Pagi dan siang hari pencahayaan dari sinar matahari yang cukup ke seluruh ruangan, sedangkan pada malam hari pencahayaan ideal berasal dari penerangan listrik. Minimal pencahayaan untuk intensitas cahaya pada suatu ruangan pada jarak 85 sentimeter di atas lantai adalah lima foot-candle. Ventilasi udara harus memenuhi peraturan bangunan nasional yaitu minimal seluas sepuluh persen dari luas lantai. Akibat dari kurangnya ventilasi udara adalah akan menyebabkan penularan penyakit seperti saluran pernafasan. Perlu diperhatikan juga kepadatan penghuni yaitu tidak kurang dari delapan meter persegi setiap orang. commit to user 17 2 Memenuhi kebutuhan psikologis, Kebutuhan psikologis berfungsi sebagai penjamin keleluasaan pribadi privacy bagi penghuni rumah. Lingkungan Rumah diatur agar memenuhi kesehatan dan keindahan sehingga penghuninya merasa nyaman tinggal di rumah. 3 Perlindungan terhadap penularan penyakit, Upaya pencegahan penularan penyakit diperlukan saran dan prasarana penunjang di rumah seperti sarana air bersih, sarana pembuangan air limbah, menghindari adanya campur tangan intervensi dari serangga, hama, dan hewan termasuk ternak yang dapat menularkan penyakit. 4 Perlindungan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah. Agar terhindar dari bahaya kecelakaan maka konstruksi rumah harus kuat dan memenuhi syarat rumah sehat. c. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan karena memiliki pengaruh terhadap Lingkungan Rumah Notoatmodjo, 2003: 148. 1 Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial Maksudnya adalah apabila membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan. 2 Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat commit to user 18 Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu dipertimbangkan. 3 Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan modern. Perwujudan penerapan teknologi tepat guna, maka teknologi yang dipergunakan disesuaikan dengan pemakainya. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi dan mempertahankan segi-segi yang positif. 4 Kebijaksanaan peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut tata guna tanah Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatur, menata dan mengatasi masalah tentang tata guna tanah yang di daerah perkotaan sudah menjadi masalah yang besar. Sehinga, terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan misalnya kejadian sengketa tanah. d. Faktor Lingkungan Rumah yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia Mukono, 2000: 157. 1 Kualitas bangunan rumah meliputi kualitas bahan dan kontruksi bangunan rumah. 2 Pemanfaatan bangunan rumah yang secara teknis memenuhi syarat kesehatan. 3 Pemeliharaan bangunan akan mempengaruhi terjadinya penyakit. commit to user 19 4 Kualitas komponen bangunan rumah seperti atap, dinding, jendela, pintu, lantai, dan pondasi. 5 Fasilitas kelengkapan bangunan rumah seperti sarana air bersih, sarana penbuangan air limbah, jamban, sarana pembuangan sampah, dan pencahayaan rumah. 6 Aturan membangun dan perawatan rumah harus memenuhi syarat rumah sehat sehingga menjamin kesehatan penghuninya. e. Efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan Mukono, 2000. Secara umum akibat pencemaran udara terhadap saluran pernafasan adalah sebagai berikut. 1 Iritasi pada saluran pernafasan yang dapat menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat, bahkan dapat terhenti, sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan. 2 Peningkatan produktif lender akibat iritasi oleh bahan pencemar. 3 Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernafasan. 4 Kerusakan sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. 5 Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel, sehingga saluran pernafasan menjadi menyempit. 6 Pelepasan silia dan lapisan sel selaput lendir. 7 Akibat dari semua hal tersebut di atas akan menyebabkan terjadinya kesulitan bernafas sehingga benda asing termasuk bakteri atau mikroorganisme lain tidak dapat dikeluarkan dari commit to user 20 saluran pernafasan dan hal ini akan memudahkan terjadinya Pneumonia. f. Hubungan Lingkungan Rumah tidak sehat dengan Kejadian Pneumonia Entjang dalam Ernawati, 2006: 30. 1 Kebersihan udara Karena terlalu banyak penghuninya maka ruangan-ruangan akan kekurangan oksigen, sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan menyebabkan terjadinya penyakit pernafasan seperti ISPA, tuberculosis , dan Pneumonia. 2 Memudahkan terjadinya penularan penyakit Lingkungan Rumah tidak sehat penularan bibit penyakit seperti ISPA, tuberculosis , dan Pneumonia dari manusia yang satu ke manusia yang lainnya akan lebih mudah terjadi. 3 Fasilitas dalam rumah untuk setiap orang akan berkurang Apabila rumah terlalu sempit maka penggunaan fasilitas dalam rumah tidak maksimal. Misalnya, walaupun kualitas dalam rumah baik, tetapi karena jumlah pemakain banyak maka kualitasnya menjadi berkurang. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan terjadinya penularan penyakit pernafasan bahkan kulit. 4 Privacy dari setiap anggota keluarga akan terganggu Lingkungan Rumah yang tidak sehat menyebabkan setiap anggota keluarga tidak merasa nyaman tinggal di rumah, terutama apabila terdapat anak muda sehingga dapat meningkatkan kenakalan commit to user 21 remaja bahkan menyebabkan kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis. Di samping itu, dapat menyebabkan perkembangan jiwa anak-anak tidak baik dan menimbulkan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. g. Kriteria rumah sehat menurut Machfoedz 2004: 81. Kriteria minimal rumah yang sehat adalah sebagai berikut. 1 Ventilasi yang cukup sehingga aliran udara yang segar terus berlangsung. Udara kotor dari dalam rumah banyak mengandung gas korbondioksida dan debu kotor, sehingga, udara di dalam rumah tidak boleh terlalu keras dan gerak udara cross ventilation selalu lancar karena dapat mengakibatkan gangguan pernafasan seperti influenza, TBC, dan Pneumonia. Luas jendela paling sedikit satu persepuluh dari luas lantai ruangan dan jendela harus bisa dibuka agar aliran udara lancar dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. 2 Suhu dalam rumah dapat disesuaikan kebutuhan sehingga suhu badan dapat dipertahankan. Cross ventilation mengurangi kelembaban dan suhu udara dalam ruangan. Suhu ruangan yang ideal adalah dua puluh sampai 25 derajat celcius dengan kelembaban empat puluh sampai lima puluh persen. Menyesuaikan suhu dalam rumah untuk membuat commit to user 22 nyaman penghuninya dan kelembaban yang terjaga dapat terhindar dari penularan bibit penyakit. 3 Tersedia cahaya yang cukup. Ruangan dalam rumah yang gelap menyebabkan ruang gerak tidak bebas dan mengganggu kesehatan penghuninya karena lembab dan dapat sebagai tempat hidup serangga seperti tikus, kecoa, nyamuk, lalat, dan lainya. Penerangan yang paling ideal pada pagi dan siang hari adalah dari sinar matahari, sedangkan pada malam hari adalah dari lampu listrik. 4 Tidak terdapat serangga yang dapat menyebabkan penyakit. Serangga memerlukan pengawasan karena mendatangkan berbagai penyakit. Serangga menyebabkan infeksi apabila menggigit manusia seperti nyamuk. Jenis serangga lain adalah kecoa dan lalat yang sering ditemukan di sekitar rumah, melalui serangga tersebut berbagai bibit penyakit dibawa dan sangat berbahaya apabila serangga merayap di peralatan dapur dan hinggap di makanan. 5 Terdapat ruangan termasuk kamar tidur, kamar mandi, dapur dan sarana lain yang memadahi. Rumah yang dilengkapi dengan ruangan- ruangan yang memadahi sesuai dengan kebutuhan adalah sangat penting untuk menjaga privacy penghuninya. commit to user 23 6 Terdapat sistem pembuangan limbah yang sehat. Limbah adalah sesuatu yang merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang dianggap tidak berguna dan harus dibuang. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi sarang vektor penyakit. Sampah yang mengandung makanan yang disukai lalat dapat mengakibatkan perkembangbiakan lalat di dalam sampah yang siap menularkan bibit penyakit. Begitu juga apabila sampah yang kotor dapat sebagai sarang kecoa dan tikus yang juga dapat menyebarkan bibit penyakit. Sehingga, di rumah minimal tersedia Tempat Pembuangan sampah Sementara TPS yang kemudian dikelola dengan dibakar atau diambil oleh tukang sampah. 7 Halaman dan pekarangan rumah bersih dan teratur. Kriteria halaman rumah yang sehat sebagai berikut. a Bersih sehingga tidak menyebabkan debu berterbangan, b Ada tanaman dan pepohonan yang dapat menyejukkan udara dan melindungi rumah dari terik matahari, c Dianjurkan terdapat pagar rumah yang rapi, d dan apabila mungkin diberi kolam kecil dengan air yang memancar sehingga dapat memberi suasana dan perasaan yang sejuk. commit to user 24 h. Syarat rumah sehat menurut Notoatmodjo 2003: 149. 1 Bahan bangunan a Lantai tidak berdebu sehingga tidak menjadi sarang penyakit. b Dinding dari bahan permanen berupa bata, batako dan sejenisnya. c Atap terbuat dari genteng bukan dari seng, asbes, ataupun rumbia. d Lain-lain tiang, kaso, dan reng harus tepat teknik penggunaannya. 2 Ventilasi untuk menjaga aliran udara di dalam rumah sehingga terbebas dari bakteri-bakteri termasuk yang menyebabkan Pneumonia. a Cahaya yang cukup dari jendela memiliki luas sekurang- kurangnya lima belas persen sampai dua puluh persen dari luas lantai di dalam ruangan rumah. b Luas bangunan rumah ideal yaitu 2,5 sampai tiga meter persegi untuk setiap anggota keluarga. c Rumah sehat memiliki penyediaan air bersih, pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, cerobong asap dapur, dan memjaga jarak kandang ternak dengan rumah. commit to user 25

B. Kerangka Teori