commit to user
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kejadian Pneumonia
a. Pengertian Pneumonia
1 Kata Pneumonia berarti infeksi pada paru yang kebanyakan timbul
karena adanya infeksi saluran pernafasan bagian bawah akibat virus dan bakteri Shelov, 2005: 538.
2 Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang sebagian
besar disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus dan bakteri serta sejumlah penyebab noninfeksi lainnya Behrman, 2000: 883.
3 Ngastiyah 2005: 57 menuliskan Pneumonia ialah suatu radang
paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
4 Pneumonia merupakan keradangan pada parenkim paru yang
sering terjadi pada bayi dan anak balita sebagai penyakit primer maupun akibat penyakit komplikasi Hidayat; 2006: 80.
5 Hidayat 2008: 111 dalam tulisannya yang lain menyebutkan
bahwa Pneumonia merupakan peradangan pada paremkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau benda asing yang
ditandai dengan gejala nafas yang tinggi, gelisah, nafas cepat, muntah, dan batuk kering.
commit to user 8
6 Pneumonia adalah keradangan parenkim paru yang menyebabkan
asinusnya terisi cairan dan sel radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding alveoli dan rongga
interstisium Alsagraff, 2009: 122. b.
Penyebab Pneumonia Agen penyebab umum Pneumonia menurut Haws 2008: 22.
1 Virus misalnya
Herpes, Rubella, Sitomegalovirus, Adenovirus
,
Influenza, Parainfluenza
dan
Varicella
. Setengah
dari Kejadian
Pneumonia diperkirakan
disebabkan oleh virus. Apabila infeksi terjadi bersamaan dengan virus
influenza
, gangguan bisa berat hingga menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak
walaupun tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. 2
Bakteri misalnya Streptokokus grup B,
Escherichia Coli
,
Listeria
,
Mikroplasma Ureaplasma
,
Chamydia
,
Klebsiella, Pseudomonas
,
Enterobakte
r,
Staphylococcus Aureus
, dan
Treponema Pallidum
. Bakteri paling umum yang menyebabkan Pneumonia
adalah
Streptococcus Pneumonia
yang sudah ada di kerongkongan manusia yang sehat. Ketika pertahanan tubuh menurun bakteri
memperbanyak diri dan menyebabkan seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh
tubuh melalui aliran darah.
commit to user 9
3 Jamur misalnya
Candida
. Termasuk golongan ini adalah
Pneumocystitis Carinii Pneumonia
PCP yang diduga disebabkan oleh jamur. Penyakit ini bisa menyebabkan gejala berulang setelah beberapa bulan terjadi
gejala pertama, tetapi penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah dan menunda kekambuhan.
4 Penyebab lain misalnya mekonium, cairan amnion, darah, susu
formula, dan
Sindrom Loeffler
. c.
Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan MTBS tahun 2008, Kejadian Pneumonia
diklasifikasikan secara sederhana berdasarkan gejala yang ada dengan tujuan membantu para petugas kesehatan untuk menentukan tindakan
yang perlu diambil, yaitu: 1
Pneumonia Berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat: a
tanda bahaya umum seperti anak tidak bisa minum atau menetek, selalu memuntahkan semuanya, kejang, letergis, dan
tidak sadar; b
tarikan dinding dada ke dalam; c
dan stridor suara nafas bunyi
grok-grok
saat inspirasi. 2
Pneumonia, apabila terdapat gejala nafas cepat. Batasan nafas cepat sebagai berikut.
a anak usia kurang dari dua belas bulan apabila frekuensi nafas
lima puluh kali permenit atau lebih,
commit to user 10
b dan anak usia dua belas sampai dengan enam puluh bulan
apabila frekuensi nafas empat puluh kali permenit atau lebih. 3
Batuk bukan Pneumonia, apabila tidak ada tanda-tanda Pneumonia atau penyakit sangat berat.
Dalam pelaporannya diklasifikasikan menjadi pneumonia dan bukan pneumonia Kementerian Kesehatan Kota Surakarta, 2011.
d. Tindakan penangananKemenenterian Kesehatan RI, 2008: 02
1 Pneumonia Berat atau sakit sangat berat adalah:
a diberi dosis pertama antibiotik yang sesuai,
b dan dirujuk segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
2 Pneumonia adalah:
a diberi antibiotik yang sesuai,
b diberi pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman,
c jika batuk lebih dari tiga minggu, dirujuk untuk pemeriksaan
yang lebih lanjut, d
dinasihati waktu untuk kembali segera, e
dan kunjungan ulang dua hari. 3
Batuk bukan Pneumonia adalah: a
diberi pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman, b
jika batuk lebih dari tiga minggu, dirujuk untuk pemeriksaan yang lebih lanjut,
c dinasihati waktu kembali segera,
d dan kunjungan ulang lima hari jika keadaan tidak membaik.
commit to user 11
e. Faktor-faktor penyebab Kejadian Pneumonia pada anak balita
1 Lingkungan Rumah
Kejadian Pneumonia pada anak balita dapat disebabkan karena tinggal di rumah yang tidak sehat Misnadiarly, 2008: 45.
Menurut
World Health Organization
WHO faktor penyebab Kejadian Pneumonia pada anak balita di negara berkembang
adalah faktor Lingkungan Rumah seperti komponen rumahnya tidak ada ataupun ada tetapi kotor dan rawan kecelakaan,
dindingnya nonpermanen atau semi permanen, lantainya tanah, tidak ada jendela, tidak ada pintu tiap ruangnya, kurang
pencahayaan, kurangnya fentilasi; sarana sanitasi kurang dikarenakan tidak ada sarana air bersih, sarana pembuangan air,
Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL, sarana pembuangan sampah; perilaku penghuni yang tidak sehat yaitu tidak membuka
jendela ruangan, kebersihan rumah kurang, membuang tinja sembarangan, membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak
melakukan Menguras, Menutup, Mengubur 3M; dan tingkat kepadatan hunian, ada serangga pengganggu, terdapat kandang
ternak yang jaraknya dekat dengan rumah. Itiyani, April 2008. Sinaga 2008: 1 dalam penelitiannya yang dilakukan di
wilayah Puskesmas Sentosa Baru Kota Medan tahun 2008 menyimpulkan bahwa Lingkungan Rumah memiliki hubungan
yang signifikan dengan Kejadian Pneumonia. Hasil penelitian lain
commit to user 12
menyebutkan bahwa Lingkungan Rumah memiliki pengaruh terhadap Kejadian Pneumonia pada anak balita dengan besar risiko
5,95 kali dan 7,52 kali lebih besar Kamagi, Januari 2009. 2
Faktor ibu Dikarenakan ibu menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas
ISPA dan tingkat pendidikannya rendah Misnadiarly, 2008: 45. Penelitian Misba 2009: 516 bahwa tingkat pendidikan ibu
merupakan faktor risiko terhadap Kejadian Pneumonia pada anak balita
.
Behrman 2000: 1456 menuliskan mikroplasma merupakan salah satu penyebab ISPA yang juga dapat menyebabkan penyakit
saluran pernafasan bawah, termasuk Pneumonia sehingga ibu yang menderita ISPA menjadi salah satu faktor penyebab Kejadian
Pneumonia pada anak balita. 3
Faktor anak balita Dikarenakan status gizi anak balita rendah, status imunisasi
dasar meliputi Basil
Calmette Guerin
BCG, Difteria Pertusis Tetanus DPT ke-1, DPT ke-2, DPT ke-3, Hepatitis B ke-1,
Hepatitis B ke-2, Hepatitis B ke-3, Polio ke-1, Polio ke-2, Polio ke- 3, Polio ke-4, dan campak tidak lengkap, dan riwayat Berat Badan
Lahir Rendah BBLR Misnadiarly, 2008: 46. Salah satu upaya pencegahan Kejadian Pneumonia pada anak balita dengan memberi
makanan bergizi setiap hari, sehingga status gizinya baik Misnadiarly,2008:49. Menurut penelitian yang dilakukan Gozali
commit to user 13
November 2010 menunjukkan bahwa Kejadian Pneumonia lebih banyak terjadi pada anak balita dengan status gizi buruk yaitu
sejumlah 63, 67 persen. Pencegahan Kejadian Pneumonia pada anak balita
diperlukan perhatian lebih terhadap pemberian imunisasi dasar secara lengkap Misnadiarly, 2008: 49. Harisa 2007 dalam
penelitiannya menyatakan terdapat hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar sejumlah tujuh persen dan riwayat BBLR
sejumlah tiga persen dengan Kejadian Pneumonia. Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa ada hubungan kelengkapan imunisasi
dasar dan riwayat BBLR dengan Kejadian Pneumonia pada anak balita Rahmin, Januari 2012.
f. Bahaya yang terjadi akibat Kejadian Pneumonia
Infeksi paru-paru bisa terjadi jika satu atau lebih dari meknisme pertahanan tubuh terganggu oleh organisme. Pneumonia karena virus
dapat merusak bronkus sehingga merusak
clearance
mukosilia. Apabila kuman patogen mencapai bronkoli terminalis, cairan edema
masuk kedalam alveoli, diikuti oleh leukosit dalam jumlah banyak, kemudian makrofag akan membersihkan debris sel dan bakteri. Proses
ini bisa meluas lebih jauh lagi ke segala atau lobus yang sama, atau mungkin ke bagian lain dari paru-paru melalui cairan bronchial yang
terinfeksi. Melalui saluran limfe paru, bakteri dapat mencapai aliran darah atau pluro vicelaris Nursalam, 2005: 114.
commit to user 14
Akibat lain kejadian pneumonia adalah kecacatan yang berupa kelainan produksi antibodi,
kristik fibrosis, palatoskisis, bronkiektasi kongenital, diskinesia siliare, fistula trakeoesofagus,
kelainan
leukosit polimorfonuklear
,
neutropenia,
bertambahnya aliran darah pulmonal, atau reflek muntah kurang Behrman, 2000: 885.
2. Lingkungan Rumah
Mukono 2000: 155 rumah atau perumahan berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana yang menunjang, sehingga untuk menciptakan Lingkungan Rumah atau perumahan yang sehat diperlukan
suatu penataan tanah, ruang, prasarana dan sarana yang memenuhi kesehatan.
Lingkungan Rumah adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan kebersihan
hygiene
dan sanitasi lingkungan. Lingkungan Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor
risiko sumber penularan berbagai macam penyakit. Kondisi sanitasi perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi
penyebab penyakit saluran pernafasan diantaranya ISPA, tuberkulosis, dan Pneumonia Entjang dalam Ernawati: 2006: 20.
a. Pengertian Rumah
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia dari zaman ke zaman
mengalami perkembangan. Zaman purba manusia bertempat tinggal di
commit to user 15
goa-goa, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern
ini manusia sudah membangun rumah sebagai tempat tinggalnya secara bertingkat dan diperlengakapi dengan peralatan yang serba
modern Notoatmodjo, 2003: 146. Sejak zaman dahulu, manusia sudah mencoba mendesain
rumahnya dengan ide mereka masing-masing, berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah dengan bahan yang
berasal dari daerah setempat
local material
juga. Setelah manusia memasuki abad modern, meskipun rumah mereka dibangun dengan
bukan
local material
, tetapi kadang-kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan setempat Notoatmodjo, 2003: 147.
Menurut Chandra 2006: 162 rumah yang baik terdiri dari kumpulan rumah yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung
seperti sarana jalan, saluran air kotor, tempat sampah, sumber air bersih, lampu jalan, lapangan tempat bermain anak-anak, sekolah,
tempat ibadah, balai pertemuan, pusat kesehatan masyarakat, dan harus bebas banjir. Standar arsitektur bangunan terutama untuk perumahan
umum
pabrik housing
pada dasarnya ditunjukan untuk menyediakan rumah tinggal yang cukup baik dalam bentuk desain, letak, luas
ruangan, dan fasilitas lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau dapat memenuhi persyaratan rumah tinggal yang sehat
healthy
dan menyenangkan
comfortable
.
commit to user 16
b. Aspek kesehatan dari Lingkungan Rumah Mukono, 2000: 156.
1 Memenuhi kebutuhan fisiologis,
Secara fisik kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan suhu dalam rumah yang optimal, pencahayaan yang optimal, ventilasi
yang memenuhi persyaratan, dan tersedianya ruangan yang optimal untuk beraktivitas seluruh anggota keluarga.
Suhu ruangan dalam rumah yang ideal adalah delapan belas sampai dua puluh derajat celcius. Suhu ruangan tersebut
dipengaruhi oleh suhu udara luar, pergerakan udara, dan kelembaban udara ruangan. Pencahayaan harus cukup baik waktu
pagi, siang ataupun malam hari. Pagi dan siang hari pencahayaan dari sinar matahari yang cukup ke seluruh ruangan, sedangkan
pada malam hari pencahayaan ideal berasal dari penerangan listrik. Minimal pencahayaan untuk intensitas cahaya pada suatu ruangan
pada jarak 85 sentimeter di atas lantai adalah lima
foot-candle.
Ventilasi udara harus memenuhi peraturan bangunan nasional yaitu minimal seluas sepuluh persen dari luas lantai.
Akibat dari kurangnya ventilasi udara adalah akan menyebabkan penularan penyakit seperti saluran pernafasan. Perlu diperhatikan
juga kepadatan penghuni yaitu tidak kurang dari delapan meter persegi setiap orang.
commit to user 17
2 Memenuhi kebutuhan psikologis,
Kebutuhan psikologis berfungsi sebagai penjamin keleluasaan pribadi
privacy
bagi penghuni rumah. Lingkungan Rumah diatur agar memenuhi kesehatan dan keindahan sehingga penghuninya
merasa nyaman tinggal di rumah. 3
Perlindungan terhadap penularan penyakit, Upaya pencegahan penularan penyakit diperlukan saran dan
prasarana penunjang di rumah seperti sarana air bersih, sarana pembuangan air limbah, menghindari adanya campur tangan
intervensi dari serangga, hama, dan hewan termasuk ternak yang dapat menularkan penyakit.
4 Perlindungan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah.
Agar terhindar dari bahaya kecelakaan maka konstruksi rumah harus kuat dan memenuhi syarat rumah sehat.
c. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan karena memiliki pengaruh
terhadap Lingkungan Rumah Notoatmodjo, 2003: 148. 1
Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial
Maksudnya adalah apabila membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan.
2 Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
commit to user 18
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan
oleh penghuninya perlu dipertimbangkan. 3
Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan
modern. Perwujudan penerapan teknologi tepat guna, maka teknologi yang dipergunakan disesuaikan dengan pemakainya.
Segi-segi yang
merugikan kesehatan
dikurangi dan
mempertahankan segi-segi yang positif. 4
Kebijaksanaan peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut tata guna tanah
Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatur, menata dan mengatasi masalah tentang tata guna tanah yang di daerah
perkotaan sudah menjadi masalah yang besar. Sehinga, terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan misalnya kejadian sengketa
tanah. d.
Faktor Lingkungan Rumah yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia Mukono, 2000: 157.
1 Kualitas bangunan rumah meliputi kualitas bahan dan kontruksi
bangunan rumah. 2
Pemanfaatan bangunan rumah yang secara teknis memenuhi syarat kesehatan.
3 Pemeliharaan bangunan akan mempengaruhi terjadinya penyakit.
commit to user 19
4 Kualitas komponen bangunan rumah seperti atap, dinding, jendela,
pintu, lantai, dan pondasi. 5
Fasilitas kelengkapan bangunan rumah seperti sarana air bersih, sarana penbuangan air limbah, jamban, sarana pembuangan
sampah, dan pencahayaan rumah. 6
Aturan membangun dan perawatan rumah harus memenuhi syarat rumah sehat sehingga menjamin kesehatan penghuninya.
e. Efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan Mukono, 2000.
Secara umum akibat pencemaran udara terhadap saluran pernafasan adalah sebagai berikut.
1 Iritasi pada saluran pernafasan yang dapat menyebabkan
pergerakan silia menjadi lambat, bahkan dapat terhenti, sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan.
2 Peningkatan produktif lender akibat iritasi oleh bahan pencemar.
3 Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran
pernafasan. 4
Kerusakan sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. 5
Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel, sehingga saluran pernafasan menjadi menyempit.
6 Pelepasan silia dan lapisan sel selaput lendir.
7 Akibat dari semua hal tersebut di atas akan menyebabkan
terjadinya kesulitan bernafas sehingga benda asing termasuk bakteri atau mikroorganisme lain tidak dapat dikeluarkan dari
commit to user 20
saluran pernafasan dan hal ini akan memudahkan terjadinya Pneumonia.
f. Hubungan Lingkungan Rumah tidak sehat dengan Kejadian
Pneumonia Entjang dalam Ernawati, 2006: 30. 1
Kebersihan udara Karena terlalu banyak penghuninya maka ruangan-ruangan akan
kekurangan oksigen, sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan menyebabkan terjadinya penyakit pernafasan seperti
ISPA,
tuberculosis
, dan Pneumonia. 2
Memudahkan terjadinya penularan penyakit Lingkungan Rumah tidak sehat penularan bibit penyakit seperti
ISPA,
tuberculosis
, dan Pneumonia dari manusia yang satu ke manusia yang lainnya akan lebih mudah terjadi.
3 Fasilitas dalam rumah untuk setiap orang akan berkurang
Apabila rumah terlalu sempit maka penggunaan fasilitas dalam rumah tidak maksimal. Misalnya, walaupun kualitas dalam rumah
baik, tetapi karena jumlah pemakain banyak maka kualitasnya menjadi berkurang. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan
terjadinya penularan penyakit pernafasan bahkan kulit. 4
Privacy
dari setiap anggota keluarga akan terganggu Lingkungan Rumah yang tidak sehat menyebabkan setiap anggota
keluarga tidak merasa nyaman tinggal di rumah, terutama apabila terdapat anak muda sehingga dapat meningkatkan kenakalan
commit to user 21
remaja bahkan menyebabkan kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis. Di samping itu, dapat menyebabkan perkembangan jiwa
anak-anak tidak baik dan menimbulkan masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
g. Kriteria rumah sehat menurut Machfoedz 2004: 81.
Kriteria minimal rumah yang sehat adalah sebagai berikut. 1
Ventilasi yang cukup sehingga aliran udara yang segar terus berlangsung.
Udara kotor dari dalam rumah banyak mengandung gas korbondioksida dan debu kotor, sehingga, udara di dalam rumah
tidak boleh terlalu keras dan gerak udara
cross ventilation
selalu lancar karena dapat mengakibatkan gangguan pernafasan seperti
influenza, TBC, dan Pneumonia. Luas jendela paling sedikit satu persepuluh dari luas lantai ruangan dan jendela harus bisa dibuka
agar aliran udara lancar dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
2 Suhu dalam rumah dapat disesuaikan kebutuhan sehingga suhu
badan dapat dipertahankan.
Cross ventilation
mengurangi kelembaban dan suhu udara dalam ruangan. Suhu ruangan yang ideal adalah dua puluh sampai
25 derajat celcius dengan kelembaban empat puluh sampai lima puluh persen. Menyesuaikan suhu dalam rumah untuk membuat
commit to user 22
nyaman penghuninya dan kelembaban yang terjaga dapat terhindar dari penularan bibit penyakit.
3 Tersedia cahaya yang cukup.
Ruangan dalam rumah yang gelap menyebabkan ruang gerak tidak bebas dan mengganggu kesehatan penghuninya karena
lembab dan dapat sebagai tempat hidup serangga seperti tikus, kecoa, nyamuk, lalat, dan lainya. Penerangan yang paling ideal
pada pagi dan siang hari adalah dari sinar matahari, sedangkan pada malam hari adalah dari lampu listrik.
4 Tidak terdapat serangga yang dapat menyebabkan penyakit.
Serangga memerlukan pengawasan karena mendatangkan berbagai penyakit. Serangga menyebabkan infeksi apabila
menggigit manusia seperti nyamuk. Jenis serangga lain adalah kecoa dan lalat yang sering ditemukan di sekitar rumah, melalui
serangga tersebut berbagai bibit penyakit dibawa dan sangat berbahaya apabila serangga merayap di peralatan dapur dan
hinggap di makanan. 5
Terdapat ruangan termasuk kamar tidur, kamar mandi, dapur dan sarana lain yang memadahi.
Rumah yang dilengkapi dengan ruangan- ruangan yang memadahi sesuai dengan kebutuhan adalah sangat penting untuk
menjaga
privacy
penghuninya.
commit to user 23
6 Terdapat sistem pembuangan limbah yang sehat.
Limbah adalah sesuatu yang merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang dianggap tidak berguna dan harus dibuang. Sampah
yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi sarang vektor penyakit. Sampah yang mengandung makanan yang disukai lalat
dapat mengakibatkan perkembangbiakan lalat di dalam sampah yang siap menularkan bibit penyakit. Begitu juga apabila sampah
yang kotor dapat sebagai sarang kecoa dan tikus yang juga dapat menyebarkan bibit penyakit. Sehingga, di rumah minimal tersedia
Tempat Pembuangan sampah Sementara TPS yang kemudian dikelola dengan dibakar atau diambil oleh tukang sampah.
7 Halaman dan pekarangan rumah bersih dan teratur.
Kriteria halaman rumah yang sehat sebagai berikut. a
Bersih sehingga tidak menyebabkan debu berterbangan, b
Ada tanaman dan pepohonan yang dapat menyejukkan udara dan melindungi rumah dari terik matahari,
c Dianjurkan terdapat pagar rumah yang rapi,
d dan apabila mungkin diberi kolam kecil dengan air yang
memancar sehingga dapat memberi suasana dan perasaan yang sejuk.
commit to user 24
h. Syarat rumah sehat menurut Notoatmodjo 2003: 149.
1 Bahan bangunan
a Lantai tidak berdebu sehingga tidak menjadi sarang penyakit.
b Dinding dari bahan permanen berupa bata, batako dan
sejenisnya. c
Atap terbuat dari genteng bukan dari seng, asbes, ataupun rumbia.
d Lain-lain
tiang, kaso,
dan
reng
harus tepat teknik penggunaannya.
2 Ventilasi untuk menjaga aliran udara di dalam rumah sehingga
terbebas dari bakteri-bakteri termasuk yang menyebabkan Pneumonia.
a Cahaya yang cukup dari jendela memiliki luas sekurang-
kurangnya lima belas persen sampai dua puluh persen dari luas lantai di dalam ruangan rumah.
b Luas bangunan rumah ideal yaitu 2,5 sampai tiga meter persegi
untuk setiap anggota keluarga. c
Rumah sehat memiliki penyediaan air bersih, pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, cerobong
asap dapur, dan memjaga jarak kandang ternak dengan rumah.
commit to user 25
B. Kerangka Teori