commit to user
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kejadian Pneumonia
a. Pengertian Pneumonia
1 Kata Pneumonia berarti infeksi pada paru yang kebanyakan timbul
karena  adanya  infeksi  saluran  pernafasan  bagian  bawah  akibat virus dan bakteri Shelov, 2005: 538.
2 Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang sebagian
besar  disebabkan  oleh  mikroorganisme  seperti  virus  dan  bakteri serta sejumlah penyebab noninfeksi lainnya Behrman, 2000: 883.
3 Ngastiyah  2005:  57  menuliskan  Pneumonia  ialah  suatu  radang
paru  yang  disebabkan  oleh  bermacam-macam  etiologi  seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
4 Pneumonia  merupakan  keradangan  pada  parenkim  paru  yang
sering  terjadi  pada  bayi  dan  anak  balita  sebagai  penyakit  primer maupun akibat penyakit komplikasi Hidayat; 2006: 80.
5 Hidayat  2008:  111  dalam  tulisannya  yang  lain  menyebutkan
bahwa  Pneumonia  merupakan  peradangan  pada  paremkim  paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau benda asing  yang
ditandai  dengan  gejala  nafas  yang  tinggi,  gelisah,  nafas  cepat, muntah, dan batuk kering.
commit to user 8
6 Pneumonia adalah keradangan parenkim paru  yang menyebabkan
asinusnya  terisi  cairan  dan  sel  radang,  dengan  atau  tanpa  disertai infiltrasi  sel  radang  ke  dalam  dinding  alveoli  dan  rongga
interstisium Alsagraff, 2009: 122. b.
Penyebab Pneumonia Agen penyebab umum Pneumonia menurut Haws 2008: 22.
1 Virus  misalnya
Herpes,  Rubella,  Sitomegalovirus,  Adenovirus
,
Influenza, Parainfluenza
dan
Varicella
. Setengah
dari Kejadian
Pneumonia diperkirakan
disebabkan  oleh  virus.  Apabila  infeksi  terjadi  bersamaan  dengan virus
influenza
,  gangguan  bisa  berat  hingga  menyebabkan kematian.  Virus  yang  menginfeksi  paru  akan  berkembang  biak
walaupun tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. 2
Bakteri misalnya Streptokokus grup B,
Escherichia Coli
,
Listeria
,
Mikroplasma  Ureaplasma
,
Chamydia
,
Klebsiella, Pseudomonas
,
Enterobakte
r,
Staphylococcus Aureus
, dan
Treponema Pallidum
. Bakteri  paling  umum  yang  menyebabkan  Pneumonia
adalah
Streptococcus Pneumonia
yang sudah ada di kerongkongan manusia  yang  sehat.  Ketika  pertahanan  tubuh  menurun  bakteri
memperbanyak  diri  dan  menyebabkan  seluruh  jaringan  paru dipenuhi  cairan    dan  infeksi  dengan  cepat  menyebar  ke  seluruh
tubuh melalui aliran darah.
commit to user 9
3 Jamur misalnya
Candida
. Termasuk  golongan  ini  adalah
Pneumocystitis  Carinii Pneumonia
PCP yang diduga disebabkan oleh jamur. Penyakit ini bisa  menyebabkan  gejala  berulang  setelah  beberapa  bulan  terjadi
gejala  pertama,  tetapi  penanganan  yang  cepat  dan  tepat  dapat mencegah dan menunda kekambuhan.
4 Penyebab  lain  misalnya  mekonium,  cairan  amnion,  darah,  susu
formula, dan
Sindrom Loeffler
. c.
Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan  MTBS  tahun  2008,  Kejadian  Pneumonia
diklasifikasikan secara sederhana berdasarkan gejala yang ada dengan tujuan  membantu  para  petugas  kesehatan  untuk  menentukan  tindakan
yang perlu diambil, yaitu: 1
Pneumonia Berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat: a
tanda  bahaya  umum  seperti  anak  tidak  bisa  minum  atau menetek,  selalu  memuntahkan  semuanya,  kejang,  letergis,  dan
tidak sadar; b
tarikan dinding dada ke dalam; c
dan stridor suara nafas bunyi
grok-grok
saat inspirasi. 2
Pneumonia,  apabila  terdapat  gejala  nafas  cepat.  Batasan  nafas cepat sebagai berikut.
a anak usia kurang dari dua belas bulan apabila frekuensi nafas
lima puluh kali permenit atau lebih,
commit to user 10
b dan  anak  usia  dua  belas  sampai  dengan  enam  puluh  bulan
apabila frekuensi nafas empat puluh kali permenit atau lebih. 3
Batuk bukan Pneumonia, apabila tidak ada tanda-tanda Pneumonia atau penyakit sangat berat.
Dalam  pelaporannya  diklasifikasikan  menjadi  pneumonia  dan bukan pneumonia Kementerian Kesehatan Kota Surakarta, 2011.
d. Tindakan penangananKemenenterian Kesehatan RI, 2008: 02
1 Pneumonia Berat atau sakit sangat berat adalah:
a diberi dosis pertama antibiotik yang sesuai,
b dan dirujuk segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
2 Pneumonia adalah:
a diberi antibiotik yang sesuai,
b diberi pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman,
c jika  batuk  lebih  dari  tiga  minggu,  dirujuk  untuk  pemeriksaan
yang lebih lanjut, d
dinasihati waktu untuk kembali segera, e
dan kunjungan ulang dua hari. 3
Batuk bukan Pneumonia adalah: a
diberi pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman, b
jika  batuk  lebih  dari  tiga  minggu,  dirujuk  untuk  pemeriksaan yang lebih lanjut,
c dinasihati waktu kembali segera,
d dan kunjungan ulang lima hari jika keadaan tidak membaik.
commit to user 11
e. Faktor-faktor  penyebab Kejadian Pneumonia pada  anak balita
1 Lingkungan Rumah
Kejadian  Pneumonia  pada  anak  balita    dapat  disebabkan karena tinggal di  rumah yang tidak sehat  Misnadiarly, 2008: 45.
Menurut
World  Health  Organization
WHO  faktor  penyebab Kejadian  Pneumonia  pada  anak  balita  di  negara  berkembang
adalah  faktor  Lingkungan  Rumah  seperti  komponen  rumahnya tidak  ada  ataupun  ada  tetapi  kotor  dan  rawan  kecelakaan,
dindingnya  nonpermanen  atau  semi  permanen,  lantainya  tanah, tidak  ada  jendela,  tidak  ada  pintu  tiap  ruangnya,  kurang
pencahayaan,  kurangnya  fentilasi;  sarana  sanitasi  kurang dikarenakan  tidak  ada  sarana  air  bersih,  sarana  pembuangan  air,
Saluran  Pembuangan  Air  Limbah  SPAL,  sarana  pembuangan sampah;  perilaku  penghuni  yang  tidak  sehat  yaitu  tidak  membuka
jendela  ruangan,  kebersihan  rumah  kurang,  membuang  tinja sembarangan,  membuang  sampah  tidak  pada  tempatnya,  tidak
melakukan  Menguras,  Menutup,  Mengubur  3M;  dan    tingkat kepadatan  hunian,  ada  serangga  pengganggu,  terdapat  kandang
ternak yang  jaraknya dekat dengan rumah. Itiyani, April 2008. Sinaga  2008:  1  dalam  penelitiannya  yang  dilakukan  di
wilayah  Puskesmas  Sentosa  Baru  Kota  Medan  tahun  2008 menyimpulkan  bahwa  Lingkungan  Rumah  memiliki  hubungan
yang signifikan dengan Kejadian Pneumonia. Hasil penelitian lain
commit to user 12
menyebutkan  bahwa  Lingkungan  Rumah  memiliki  pengaruh terhadap Kejadian Pneumonia pada anak balita dengan besar risiko
5,95 kali dan 7,52 kali lebih besar Kamagi, Januari 2009. 2
Faktor ibu Dikarenakan ibu menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas
ISPA dan tingkat pendidikannya rendah Misnadiarly, 2008: 45. Penelitian  Misba  2009:  516  bahwa  tingkat  pendidikan  ibu
merupakan  faktor  risiko  terhadap  Kejadian  Pneumonia  pada  anak balita
.
Behrman 2000: 1456 menuliskan mikroplasma merupakan salah satu penyebab ISPA yang juga dapat menyebabkan penyakit
saluran pernafasan bawah, termasuk Pneumonia sehingga ibu yang menderita  ISPA  menjadi  salah  satu  faktor  penyebab  Kejadian
Pneumonia pada anak balita. 3
Faktor anak balita Dikarenakan status gizi anak balita rendah, status imunisasi
dasar  meliputi  Basil
Calmette  Guerin
BCG,  Difteria  Pertusis Tetanus  DPT  ke-1,  DPT  ke-2,  DPT  ke-3,  Hepatitis  B  ke-1,
Hepatitis B ke-2, Hepatitis B ke-3, Polio ke-1, Polio ke-2, Polio ke- 3, Polio ke-4, dan campak   tidak lengkap, dan riwayat Berat Badan
Lahir  Rendah  BBLR  Misnadiarly,  2008:  46.  Salah  satu  upaya pencegahan Kejadian Pneumonia pada anak balita dengan memberi
makanan  bergizi  setiap  hari,  sehingga  status  gizinya  baik Misnadiarly,2008:49.  Menurut  penelitian  yang  dilakukan  Gozali
commit to user 13
November 2010  menunjukkan bahwa  Kejadian Pneumonia lebih banyak  terjadi  pada  anak  balita  dengan  status  gizi  buruk  yaitu
sejumlah 63, 67 persen. Pencegahan  Kejadian  Pneumonia  pada  anak  balita
diperlukan  perhatian  lebih  terhadap  pemberian  imunisasi  dasar secara  lengkap  Misnadiarly,  2008:  49.  Harisa  2007  dalam
penelitiannya  menyatakan  terdapat  hubungan  antara  kelengkapan imunisasi  dasar    sejumlah  tujuh  persen  dan  riwayat  BBLR
sejumlah tiga persen dengan Kejadian Pneumonia. Hasil penelitian lain  menyimpulkan  bahwa  ada  hubungan  kelengkapan  imunisasi
dasar  dan  riwayat  BBLR  dengan  Kejadian  Pneumonia  pada  anak balita Rahmin, Januari 2012.
f. Bahaya yang terjadi akibat Kejadian Pneumonia
Infeksi paru-paru bisa terjadi jika satu atau lebih dari meknisme pertahanan  tubuh  terganggu  oleh  organisme.  Pneumonia  karena  virus
dapat  merusak  bronkus  sehingga  merusak
clearance
mukosilia. Apabila  kuman  patogen  mencapai  bronkoli  terminalis,  cairan  edema
masuk  kedalam  alveoli,  diikuti  oleh  leukosit  dalam  jumlah  banyak, kemudian makrofag akan membersihkan debris sel dan bakteri. Proses
ini  bisa  meluas  lebih  jauh  lagi  ke  segala  atau  lobus  yang  sama,  atau mungkin  ke  bagian  lain  dari  paru-paru  melalui  cairan  bronchial  yang
terinfeksi.  Melalui  saluran  limfe  paru,  bakteri  dapat  mencapai  aliran darah atau pluro vicelaris Nursalam, 2005: 114.
commit to user 14
Akibat lain kejadian pneumonia adalah kecacatan yang berupa kelainan  produksi  antibodi,
kristik  fibrosis,  palatoskisis,  bronkiektasi kongenital,  diskinesia  siliare,  fistula  trakeoesofagus,
kelainan
leukosit  polimorfonuklear
,
neutropenia,
bertambahnya  aliran  darah pulmonal, atau reflek muntah kurang Behrman, 2000: 885.
2. Lingkungan Rumah
Mukono  2000:  155  rumah  atau  perumahan  berfungsi  sebagai lingkungan tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga yang dilengkapi
dengan  prasarana  dan  sarana  yang  menunjang,  sehingga  untuk menciptakan  Lingkungan  Rumah  atau  perumahan  yang  sehat  diperlukan
suatu  penataan  tanah,  ruang,  prasarana  dan  sarana  yang  memenuhi kesehatan.
Lingkungan  Rumah  adalah  salah  satu  faktor  yang  menentukan keadaan kebersihan
hygiene
dan sanitasi lingkungan. Lingkungan Rumah dan  lingkungan  yang  tidak  memenuhi  syarat  kesehatan  merupakan  faktor
risiko  sumber  penularan  berbagai  macam  penyakit.  Kondisi  sanitasi perumahan  yang  tidak  memenuhi  syarat  kesehatan  dapat  menjadi
penyebab penyakit saluran pernafasan diantaranya ISPA, tuberkulosis, dan Pneumonia Entjang dalam Ernawati: 2006: 20.
a. Pengertian Rumah
Rumah  adalah  salah  satu  persyaratan  pokok  bagi  kehidupan manusia.  Rumah  atau  tempat  tinggal  manusia  dari  zaman  ke  zaman
mengalami perkembangan. Zaman purba manusia  bertempat tinggal di
commit to user 15
goa-goa,  kemudian  berkembang  dengan  mendirikan  rumah  tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern
ini  manusia  sudah  membangun  rumah  sebagai  tempat  tinggalnya secara  bertingkat  dan  diperlengakapi  dengan  peralatan  yang  serba
modern Notoatmodjo, 2003: 146. Sejak  zaman  dahulu,  manusia  sudah  mencoba  mendesain
rumahnya dengan ide mereka masing-masing, berdasarkan kebudayaan masyarakat  setempat  dan  membangun  rumah  dengan  bahan  yang
berasal  dari  daerah  setempat
local  material
juga.  Setelah  manusia memasuki  abad  modern,  meskipun  rumah  mereka  dibangun  dengan
bukan
local material
, tetapi kadang-kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan setempat Notoatmodjo, 2003: 147.
Menurut  Chandra  2006:  162  rumah  yang  baik  terdiri  dari kumpulan rumah yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung
seperti  sarana  jalan,  saluran  air  kotor,  tempat  sampah,  sumber  air bersih,  lampu  jalan,  lapangan  tempat  bermain  anak-anak,  sekolah,
tempat ibadah, balai pertemuan, pusat kesehatan masyarakat, dan harus bebas  banjir.  Standar  arsitektur  bangunan  terutama  untuk  perumahan
umum
pabrik housing
pada dasarnya ditunjukan untuk menyediakan rumah  tinggal  yang  cukup  baik  dalam  bentuk  desain,  letak,  luas
ruangan,  dan  fasilitas  lainnya  agar  dapat  memenuhi  kebutuhan keluarga  atau  dapat  memenuhi  persyaratan  rumah  tinggal  yang  sehat
healthy
dan menyenangkan
comfortable
.
commit to user 16
b. Aspek kesehatan dari Lingkungan Rumah Mukono, 2000: 156.
1 Memenuhi kebutuhan fisiologis,
Secara  fisik  kebutuhan  fisiologis  meliputi  kebutuhan  suhu dalam  rumah  yang  optimal,  pencahayaan  yang  optimal,  ventilasi
yang memenuhi persyaratan, dan tersedianya ruangan yang optimal untuk beraktivitas seluruh anggota keluarga.
Suhu ruangan dalam rumah yang ideal adalah delapan belas sampai  dua  puluh  derajat  celcius.  Suhu  ruangan  tersebut
dipengaruhi  oleh  suhu  udara  luar,  pergerakan  udara,  dan kelembaban  udara  ruangan.  Pencahayaan  harus  cukup  baik  waktu
pagi,  siang  ataupun  malam  hari.  Pagi  dan  siang  hari  pencahayaan dari  sinar  matahari  yang  cukup  ke  seluruh  ruangan,  sedangkan
pada malam hari pencahayaan ideal berasal dari penerangan listrik. Minimal  pencahayaan untuk  intensitas  cahaya pada suatu ruangan
pada jarak 85 sentimeter di atas lantai adalah lima
foot-candle.
Ventilasi  udara  harus  memenuhi  peraturan  bangunan nasional  yaitu  minimal  seluas  sepuluh  persen  dari  luas  lantai.
Akibat  dari  kurangnya  ventilasi  udara  adalah  akan  menyebabkan penularan  penyakit  seperti  saluran  pernafasan.  Perlu  diperhatikan
juga  kepadatan  penghuni  yaitu  tidak  kurang  dari  delapan  meter persegi setiap orang.
commit to user 17
2 Memenuhi kebutuhan psikologis,
Kebutuhan  psikologis  berfungsi  sebagai  penjamin  keleluasaan pribadi
privacy
bagi penghuni rumah. Lingkungan Rumah diatur agar  memenuhi  kesehatan  dan  keindahan  sehingga  penghuninya
merasa nyaman tinggal di rumah. 3
Perlindungan terhadap penularan penyakit, Upaya  pencegahan  penularan  penyakit  diperlukan  saran  dan
prasarana  penunjang  di  rumah  seperti  sarana  air  bersih,  sarana pembuangan  air  limbah,  menghindari  adanya  campur  tangan
intervensi dari serangga, hama, dan hewan termasuk ternak  yang dapat menularkan penyakit.
4 Perlindungan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah.
Agar  terhindar  dari  bahaya  kecelakaan    maka  konstruksi  rumah harus kuat dan memenuhi syarat rumah sehat.
c. Faktor-faktor  yang  perlu  diperhatikan  karena  memiliki  pengaruh
terhadap Lingkungan Rumah Notoatmodjo, 2003: 148. 1
Faktor  lingkungan,  baik  lingkungan  fisik,  biologis  maupun lingkungan sosial
Maksudnya  adalah  apabila  membangun  suatu  rumah  harus memperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan.
2 Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
commit to user 18
Hal  ini  dimaksudkan  rumah  dibangun  berdasarkan  kemampuan keuangan penghuninya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan
oleh penghuninya perlu dipertimbangkan. 3
Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat Pada  dewasa  ini  teknologi  perumahan  sudah  begitu  maju  dan
modern.  Perwujudan  penerapan  teknologi  tepat  guna,  maka teknologi  yang  dipergunakan  disesuaikan  dengan  pemakainya.
Segi-segi yang
merugikan kesehatan
dikurangi dan
mempertahankan segi-segi yang positif. 4
Kebijaksanaan peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut tata guna tanah
Kebijakan  pemerintah  diperlukan  untuk  mengatur,  menata  dan mengatasi  masalah  tentang  tata  guna  tanah  yang  di  daerah
perkotaan  sudah  menjadi  masalah  yang  besar.  Sehinga,  terhindar dari  kejadian  yang  tidak  diinginkan  misalnya  kejadian  sengketa
tanah. d.
Faktor  Lingkungan  Rumah  yang  berpengaruh  terhadap  kesehatan manusia Mukono, 2000: 157.
1 Kualitas  bangunan  rumah  meliputi  kualitas  bahan  dan  kontruksi
bangunan rumah. 2
Pemanfaatan bangunan rumah yang secara teknis memenuhi syarat kesehatan.
3 Pemeliharaan bangunan akan mempengaruhi terjadinya penyakit.
commit to user 19
4 Kualitas komponen bangunan rumah seperti atap, dinding, jendela,
pintu, lantai, dan pondasi. 5
Fasilitas  kelengkapan  bangunan  rumah  seperti    sarana  air  bersih, sarana  penbuangan  air  limbah,  jamban,  sarana  pembuangan
sampah, dan pencahayaan rumah. 6
Aturan membangun dan perawatan rumah harus memenuhi syarat rumah sehat sehingga menjamin kesehatan penghuninya.
e. Efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan Mukono, 2000.
Secara  umum  akibat  pencemaran  udara  terhadap  saluran  pernafasan adalah sebagai berikut.
1 Iritasi  pada  saluran  pernafasan  yang  dapat  menyebabkan
pergerakan  silia  menjadi  lambat,  bahkan  dapat  terhenti,  sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan.
2 Peningkatan produktif  lender akibat iritasi oleh bahan pencemar.
3 Produksi  lendir  dapat  menyebabkan  penyempitan  saluran
pernafasan. 4
Kerusakan sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. 5
Pembengkakan  saluran  pernafasan  dan  merangsang  pertumbuhan sel, sehingga saluran pernafasan menjadi menyempit.
6 Pelepasan silia dan lapisan sel selaput lendir.
7 Akibat  dari  semua  hal  tersebut  di  atas  akan  menyebabkan
terjadinya  kesulitan  bernafas  sehingga  benda  asing  termasuk bakteri  atau  mikroorganisme  lain  tidak  dapat  dikeluarkan  dari
commit to user 20
saluran  pernafasan  dan  hal  ini  akan  memudahkan  terjadinya Pneumonia.
f. Hubungan  Lingkungan  Rumah  tidak  sehat  dengan  Kejadian
Pneumonia Entjang dalam Ernawati, 2006: 30. 1
Kebersihan udara Karena  terlalu  banyak  penghuninya  maka  ruangan-ruangan  akan
kekurangan  oksigen,  sehingga  menyebabkan  daya  tahan  tubuh menurun  dan  menyebabkan  terjadinya  penyakit  pernafasan  seperti
ISPA,
tuberculosis
, dan Pneumonia. 2
Memudahkan terjadinya penularan penyakit Lingkungan  Rumah  tidak  sehat  penularan  bibit  penyakit  seperti
ISPA,
tuberculosis
,  dan  Pneumonia  dari  manusia    yang  satu  ke manusia yang lainnya akan lebih mudah terjadi.
3 Fasilitas dalam rumah untuk setiap orang akan berkurang
Apabila  rumah  terlalu  sempit  maka  penggunaan  fasilitas  dalam rumah tidak maksimal.  Misalnya, walaupun kualitas  dalam rumah
baik,  tetapi  karena  jumlah  pemakain  banyak  maka  kualitasnya menjadi  berkurang.  Hal  ini  dapat  menyebabkan  peningkatan
terjadinya penularan penyakit pernafasan bahkan kulit. 4
Privacy
dari setiap anggota keluarga akan terganggu Lingkungan Rumah  yang tidak sehat menyebabkan setiap anggota
keluarga  tidak  merasa  nyaman  tinggal  di  rumah,  terutama  apabila terdapat  anak  muda  sehingga  dapat  meningkatkan  kenakalan
commit to user 21
remaja  bahkan  menyebabkan  kehidupan  rumah  tangga  yang  tidak harmonis. Di samping itu, dapat menyebabkan perkembangan jiwa
anak-anak  tidak  baik  dan  menimbulkan  masalah-masalah  sosial dalam masyarakat.
g. Kriteria rumah sehat menurut Machfoedz 2004: 81.
Kriteria minimal rumah yang sehat adalah sebagai berikut. 1
Ventilasi  yang  cukup  sehingga  aliran  udara  yang  segar  terus berlangsung.
Udara  kotor  dari  dalam  rumah  banyak  mengandung  gas korbondioksida  dan  debu  kotor,  sehingga,  udara  di  dalam  rumah
tidak boleh terlalu keras dan gerak udara
cross  ventilation
selalu lancar  karena  dapat  mengakibatkan  gangguan  pernafasan  seperti
influenza,  TBC,  dan  Pneumonia.  Luas  jendela  paling  sedikit  satu persepuluh  dari  luas  lantai  ruangan  dan  jendela  harus  bisa  dibuka
agar  aliran  udara  lancar  dan  mendapatkan  sinar  matahari  yang cukup.
2 Suhu  dalam  rumah  dapat  disesuaikan  kebutuhan  sehingga  suhu
badan dapat dipertahankan.
Cross  ventilation
mengurangi  kelembaban  dan  suhu  udara dalam ruangan. Suhu ruangan yang ideal adalah dua puluh sampai
25  derajat  celcius  dengan  kelembaban  empat  puluh  sampai  lima puluh  persen.  Menyesuaikan  suhu  dalam  rumah  untuk  membuat
commit to user 22
nyaman penghuninya dan kelembaban yang terjaga dapat terhindar dari penularan bibit penyakit.
3 Tersedia cahaya yang cukup.
Ruangan  dalam  rumah  yang  gelap  menyebabkan  ruang gerak tidak bebas dan mengganggu kesehatan penghuninya karena
lembab  dan  dapat  sebagai  tempat  hidup  serangga  seperti  tikus, kecoa,  nyamuk,  lalat,  dan  lainya.  Penerangan  yang  paling  ideal
pada  pagi  dan  siang  hari  adalah  dari  sinar  matahari,  sedangkan pada malam hari adalah dari lampu listrik.
4 Tidak terdapat serangga yang dapat menyebabkan penyakit.
Serangga  memerlukan  pengawasan  karena  mendatangkan berbagai  penyakit.  Serangga  menyebabkan  infeksi  apabila
menggigit  manusia  seperti  nyamuk.  Jenis  serangga  lain  adalah kecoa  dan  lalat  yang  sering  ditemukan  di  sekitar  rumah,  melalui
serangga  tersebut  berbagai  bibit  penyakit  dibawa  dan  sangat berbahaya  apabila  serangga  merayap  di  peralatan  dapur  dan
hinggap di makanan. 5
Terdapat  ruangan termasuk  kamar tidur, kamar  mandi, dapur dan sarana lain yang memadahi.
Rumah  yang  dilengkapi  dengan  ruangan-  ruangan  yang memadahi  sesuai  dengan  kebutuhan  adalah  sangat  penting  untuk
menjaga
privacy
penghuninya.
commit to user 23
6 Terdapat sistem pembuangan limbah yang sehat.
Limbah adalah sesuatu yang merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang dianggap tidak berguna dan harus dibuang. Sampah
yang  tidak  dikelola  dengan  baik  akan  menjadi  sarang  vektor penyakit.  Sampah  yang  mengandung  makanan  yang  disukai  lalat
dapat  mengakibatkan  perkembangbiakan  lalat  di  dalam  sampah yang  siap  menularkan  bibit  penyakit.  Begitu  juga  apabila  sampah
yang  kotor  dapat  sebagai  sarang  kecoa  dan  tikus  yang  juga  dapat menyebarkan bibit  penyakit. Sehingga,  di  rumah minimal  tersedia
Tempat  Pembuangan  sampah  Sementara  TPS  yang  kemudian dikelola dengan dibakar atau diambil oleh tukang sampah.
7 Halaman dan pekarangan rumah bersih dan teratur.
Kriteria halaman rumah yang sehat sebagai berikut. a
Bersih sehingga tidak menyebabkan debu berterbangan, b
Ada  tanaman  dan  pepohonan  yang  dapat  menyejukkan  udara dan melindungi rumah dari terik matahari,
c Dianjurkan terdapat pagar rumah yang rapi,
d dan  apabila  mungkin  diberi  kolam  kecil  dengan  air  yang
memancar sehingga dapat memberi suasana dan perasaan yang sejuk.
commit to user 24
h. Syarat rumah sehat menurut Notoatmodjo 2003: 149.
1 Bahan bangunan
a Lantai tidak berdebu sehingga tidak menjadi sarang penyakit.
b Dinding  dari  bahan  permanen  berupa  bata,  batako  dan
sejenisnya. c
Atap  terbuat  dari  genteng  bukan  dari  seng,  asbes,  ataupun rumbia.
d Lain-lain
tiang,  kaso,
dan
reng
harus  tepat  teknik penggunaannya.
2 Ventilasi  untuk  menjaga  aliran  udara  di  dalam  rumah  sehingga
terbebas  dari  bakteri-bakteri  termasuk  yang  menyebabkan Pneumonia.
a Cahaya  yang  cukup  dari  jendela  memiliki  luas  sekurang-
kurangnya lima belas persen sampai dua puluh persen dari luas lantai di dalam ruangan rumah.
b Luas bangunan rumah ideal yaitu 2,5 sampai tiga meter persegi
untuk setiap anggota keluarga. c
Rumah  sehat  memiliki  penyediaan  air  bersih,  pembuangan tinja,  pembuangan  air  limbah,  pembuangan  sampah,  cerobong
asap dapur, dan memjaga jarak kandang ternak dengan rumah.
commit to user 25
B. Kerangka Teori