kelebihan dari serat bentuk lain yaitu mudah untuk dimanipulasi dalam memasukkan ke dalam adonan akrilik, kemudahan penggunaannya dalam klinik, dan mudah untuk
dipoles. Serat kaca ini dapat dipotong-potong dengan berbagai ukuran antara lain 3 mm, 4 mm, 6mm dan 8 mm.
12,27,30
Pada hasil penelitian Kanie dkk 2000 semakin kecil potongan serat kaca maka semakin merata penyebaran serat kaca pada plat resin akrilik dan kekuatan impak
semakin meningkat.
12,30
Gambar 3: Serat kaca bentuk potongan kecil
31
2.7 Kekuatan Impak
Kekuatan impak merupakan energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan dengan gaya benturan, sehingga resin akrilik sebagai basis protesa harus memiliki
kekuatan impak yang tinggi untuk mencegah terjadinya patahan.
25
Penambahan plasticizer dapat meningkatkan kekuatan impak, namun beberapa penambahan tersebut
dapat penurunkan sifat kekerasan, proporsional limit, modulus elastis dan compressive strength. Idealnya kekuatan impak harus cukup tinggi dan tidak mengorbankan sifat-
sifat lainnya. Kekuatan impak yang direkomendasikan untuk resin basis protesa berkisar 0,98 sampai 1,27 J.
1
Kekuatan impak didapat menggunakan sampel dengan ukuran tertentu diletakkan pada alat penguji kekuatan impak dengan lengan pemukul yang dapat diayun. Pemukul
tersebut kemudian diayun dan membentur sampel hingga patah, selanjutnya energi yang diserap akan tertera pada alat penguji sehingga dapat dicatat dan dilakukan perhitungan
Universitas Sumatera Utara
kekuatan impak sampel tersebut. Perhitungan kekuatan impak ini menggunakan rumus energi serap yaitu.
25
K = J A Keterangan :
K = Kekuatan Impak Jmm
2
J = Energi yang diserap Joule A = Luas penampang batang uji mm
2
Pada pengujian kekuatan impak ada dua cara pengujian yang dapat digunakan yaitu metode charpy dan metode izod. Pada metode izod sampel dijepit secara vertikal
pada salah satu ujungnya, kemudian pemukul diayunkan dari ketinggian tertentu dan akan memukul ujung yang lain. Sedangkan pada metode charpy sampel diletakkan
dengan posisi horizontal dan ujung-ujungnya ditahan oleh penahan yang bergerak 40 mm, Pemukul diayunkan dari arah belakang. Untuk penelitian ini metode yang
digunakan adalah charpy impact test dengan alat Amslerotto Walpret Werke GMBH Germany.
25
2.8 Saus Tomat
Saus tomat adalah salah satu bentuk olahan yang dihasilkan dari campuran bubur tomat atau pasta tomat atau padatan tomat yang diperoleh dari tomat yang masak
dan sering dipergunakan sebagai bahan penyedap makanan. Saus tomat telah berkembang luas di Indonesia baik yang bermerek terkenal atau yang tidak jelas
mereknya.
8
2.8.1 Komposisi Saus Tomat
Saus tomat diolah dengan berbagai campuran bumbu-bumbu, dengan atau tanpa penambahan bahan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan.
8
Universitas Sumatera Utara
Komposisi saus tomat antara lain
8,32,33
- Tomat yang sudah masak merupakan bahan utama dalam pembuatan saus tomat - Bumbu-bumbu yang terdiri dari merica, bawang putih, kayu manis, bunga pala,
garam dan gula sebagai pemantap cita rasa dari saus tomat - Bahan pengental merupakan bahan yang diperlukan untuk membuat sari buah
tomat menjadi kental pada saat pemanasan. Bahan pengental terdiri dari pengental alami seperti buah pepaya ataupun gelatin dan pengental buatan yaitu
CMC Carboxy methyl Cellulosa. - Bahan tambahan lain atau pengawet seperti asam benzoat C6H5COOH yaitu
garamnya natrium benzoat C6H5CO2 sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan asam sorbat sebagai penghambat jamur.
- Pengatur Keasaman yaitu asam asetat berfungsi untuk memberikan rasa asam, mengintensifkan penerimaan rasa-rasa lain dan juga menjaga agar pH saus tomat
menjadi tetap. Pada pembuatan saus tomat untuk bahan-bahan alaminya seperti tomat, merica,
cengkeh, bawang putih, kayu manis, dan garam jumlah dalam pencampuran disesuaikan seberapa besar hasil yang diinginkan, akan tetapi untuk bahan-bahan tambahan seperti
asam asetat, natrium benzoat, asam sorbat, dan carboxil celulosa harus sesusai dengan standar ADI Assceptable Daily Intake yang diatur oleh Menteri Kesehatan republik
Indonesia No. 722MenkesPerIX88, ini merupakan batasan agar tidak menimbulkan resiko.
32,34
Berdasarkan FPO syarat standar saus tomat yaitu 25 dari total bahan padatnya atau campuran bahan alaminya, 1 dari asam asetat dan 600-750 mgkg asam benzoat.
34
2.8.1.1 Asam Benzoat
Asam benzoat C
6
H
5
CO2 adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Asam benzoat bersifat mudah
menguap pada suhu hangat dan mudah menguap dalam uap air. Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan dalam eter. Asam benzoat merupakan asam lemah yang
Universitas Sumatera Utara
mengalami disosiasi tergantung pada pH mediumnya. Molekul yang tidak terdisosiasi mempunyai efektivitas sebagai pengawet makanan.
33
Asam benzoat merupakan bahan tambahan pangan yang bertujuan untuk mencegah atau mengahambat fermentasi, pengasaman, penguraian dan perusakan lainnya terhadap
pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
8
Jenis asam benzoat yang digunakan dalam saus tomat adalah natrium benzoat, penggunaan natrium benzoat dalam saus
untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya.
33
2.8.1.2 Asam Asetat
Asam asetat atau asam cuka CH
3
COOH adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat merupakan
salah satu asam karboksilat paling sederhana. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah yang hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H
+
dan CH3COO
-
. Asam asetat dalam industri makanan digunakan sebagai pengatur keasaman.
33
Asam asetat pekat bersifat korosif, korosif adalah sifat suatu substansi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau memperoleh dampak negatif.
31
Asam asetat encer tidak berbahaya, namun asam asetat melebihi batas yang ditetapkan oleh SNI 01-3546-
2004 tidak menimbulkan efek yaitu untuk saus tomat 0,8 – 1 bb.
8
2.8.2 Hubungan Saus Tomat Terhadap Prostodontik
Bahan-bahan tambahan yang ada dalam saus tomat ditinjau dari segi prostodontiknya dapat mempengaruhi resin akrilik bagi pemakai gigitiruan. resin akrilik atau polimetal
metakrilat dapat mengalami perubahan sifat mekanik dan dimensi polimernya.
Perubahan tersebut terjadi disebabkan karena faktor intrinsik dan ekstrinsik, faktor intrinsik yaitu terjadinya polimerisasi yang kurang sempurna dan adanya sifat menyerap
cairan. Faktor ektrinsik antara lain diet dan kebersihan rongga mulut.
5,1
Menurut Alrafidin 2008 resin akrilik di rendam dalam larutan asam asetat, asam sitrat, dan asam laktat menghasilkan perubahan warna. Hal ini terjadi akibat penyerapan
akrilik terhadap larutan asam yang mempengaruhi degradasi polimetil metakrilat.
5
Universitas Sumatera Utara
Selain mengalami perubahan warna akibat asam juga dapat mengurangi kekuatan impak resin akrilik. Asam asetat yang terkandung dalam saus tersebut mengandung ion
[H3O
-
] yang bersifat asam dan korosif, bila berkontak dangan resin akrilik akan bereaksi dengan gugus ester dari polimetil metakrilat resin akrilik.
6,33
Reaksi ini akan menyebabkan ikatan rantai polimer resin akrilik terganggu, terjadi pemisahan rantai
resin akrilik dan akhirnya menimbulkan crazing atau retakan mikro, akibat reaksi tersebut sifat fisik resin akrilik menurun dan kekuatan impaknya berkurang.
1
Universitas Sumatera Utara
2.9 Kerangka Teori
Resin Akrilik
Polimerisasi Panas
Polimerisasi Sinar Swapolimerisasi
Modifikasi untuk Menambah Kekuatan
Penambahan Penguat Logam
Penambahan Serat
Perendaman Dalam Saus Tomat
Sifat Mekanis
Transversal
Impak
Fatik Tensile
Asam Asetat dan Asam Benzoat
Asam Asetat dan Asam Benzoat Bersifat Korosif dan Dapat
Berikatan dengan Ester Resin Akrilik
Karbon Aramid
Polietilen
Kaca Resin Akrilik Polimerisasi Panas + Serat Kaca
Potongan kecil
Penyerapan Air dan Solubilitas
Batang
Potongan Kecil
Anyaman
Universitas Sumatera Utara
2.10 Kerangka Konse